Disampaikan Pada:
Musrenbang Rencana Kerja Pembangunan Daerah
Prov. Kalimantan Timur
OUTLINE
Hubungan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Dae
Hubungan Keuangan Antara Pusat dan Daerah
Kebijakan Dana Transfer Ke Daerah dan Dana Desa
Kebijakan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Arah Kebijakan Transfer Ke daerah ke Depan
HUBUNGAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL DAN
DAERAH
3
DASAR HUKUM PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN
M1. Mewujudkan keamanan nasional yang C1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi
mampu menjaga kedaulatan wilayah, segenap bangsa dan memberikan rasa aman
menopang kemandirian ekonomi dengan pada seluruh warga negara
mengamankan sumber daya maritim, dan C2. Membangun tata kelola pemerintahan yang
mencerminkan kepribadian Indonesia bersih, efektif, demokratis dan terpercaya
sebagai negara kepulauan. C3. Membangun Indonesia dari pinggiran
M2. Mewujudkan masyarakat maju, dengan memperkuat daerah-daerah dan
berkeseimbangan dan demokratis desa dalam kerangka negara kesatuan
berlandaskan Negara Hukum. C4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan
M3. Mewujudkan politik luar negeri bebas reformasi sistem dan penegakan hukum yang
aktif dan memperkuat jati diri sebagai bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya
negara maritim C5. Meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia
M4. Mewujudkan kualitas hidup manusia C6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya
Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera saing di pasar internasional
M5. Mewujudkan Indonesia yang berdaya C7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
saing menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi
M6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara domestik
maritim yang mandiri, maju, kuat, dan C8. Melakukan revolusi karakter bangsa
berbasiskan kepentingan nasional C9. Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat
M7. Mewujudkan masyarakat yang restorasi sosial indonesia
berkepribadian dalam kebudayaan
6
Relevansi Kebijakan HKPD Dengan
Program Kabinet Kerja Jokowi (Nawacita
Jokowi-JK)
7
Sinergi Kebijakan Fiskal Nasional dan
Daerah
Interrelasi Kebijakan
Kebijakan fiskal daerah
Makro
harus sejalan dan
mendukung dengan
keempat kebijakan makro
Kebijaka Kebijakan
nasional.
n Fiskal Moneter
Seluruh kebijakan makro,
terutama Kebijakan Fiskal
mempengaruhi Kebijakan
Transfer ke Daerah Kebijakan
Kebijaka
Neraca
Pembayar
n Sektor
an Riil
8
HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA
PUSAT DAN DAERAH
9
Cakupan Hubungan Keuangan Pusat
dan Daerah
11
UU No.22 /1999
Otonomi Percontohan UU No.25 /1999 Memperkuat Otonomi
12
KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH
DAN DANA DESA
13
Kebijakan Umum Transfer ke Daerah
Dana
Dana Bagi
Bagi Hasil
Hasil
Dana
Dana Bagi
Bagi Hasil
Hasil Dana
Dana Transfer
Transfer Dana
Dana
ke
ke Daerah
Daerah Dana DBH
Perimbangan
Perimbangan Dana Alokasi
Alokasi Umum
Umum
Dana
Dana Alokasi
Alokasi Umum
Umum DBH Pajak Pajak
DBH
DBH PBB
PBB
Dana
Dana Perimbangan
Perimbangan DBH
DBH PBB
PBB Dana
Dana Alokasi
Alokasi Khusus
Khusus
Dana
Dana Alokasi
Alokasi Khusus
Khusus DBH
DBH PPh
PPh
DBH
DBH PPh
PPh Dana
Dana Otsus
Otsus PAPUA
PAPUA
Dana
Dana Otsus
Otsus PAPUA
PAPUA DBH
Dana
Dana Otsus
Otsus PAPUA
PAPUA BRT
BRT DBH CHT
CHT
DBH
DBH CHT
CHT
Dana
Dana Otsus
Otsus PAPUA
PAPUA BRT
BRT
DANA Dana
Dana Otsus
Otsus Dana
Dana Otsus
Otsus ACEH
ACEH
Dana
Dana Dana
TRANSFER Dana Otsus
Otsus ACEH
ACEH TRANSFER KE
Otsus
Otsus DBH SDA
KE DAERAH DAERAH DAN Dana
Dana Inf.
Inf. Otsus
Otsus Papua
Papua
Dana
Dana Infras
Infras Otsus
Otsus Papua
Papua
DBH SDA DESA Kehutanan
Kehutanan
Dana
Dana Inf.
Inf. Otsus
Otsus PaBarat
PaBarat
Dana
Dana Infras
Infras Otsus
Otsus PaBarat
PaBarat Kehutanan
Kehutanan
Dana
Dana Pertum
Pertum
Pertum Keistimewaan
Keistimewaan
Dana
Dana Keistimewaan
Keistimewaan DIY
DIY Pertum Perikanan
Perikanan
DI
DI Yogyakarta
Yogyakarta
Perikanan
Perikanan Migas
Migas
Dana Tamb
Tamb Penghasilan
Penghasilan Guru
Guru
Dana Otsus
Otsus &
& Tamb
Tamb Penghasilan
Penghasilan Guru
Guru Migas
Migas
Penyesuaian
Penyesuaian Panas
Panas Bumi
Bumi
Tunjangan
Tunjangan Profesi
Profesi Guru
Guru
Tunjangan
Tunjangan Profesi
Profesi Guru
Guru Panas
Panas Bumi
Bumi
Dana
Dana Bantuan
Bantuan Op
Op Sekolah
Sekolah
Bantuan Transfer Lainnya
Transfer Lainnya
Bantuan Op
Op Sekolah
Sekolah
Dana
Dana Dana
Dana Insentif
Insentif Daerah
Daerah
Penyesuaian
Penyesuaian Dana
Dana Insentif
Insentif Daerah
Daerah
Dana
Dana Desa
Desa Dana
Dana P2D2
P2D2
Dana
Dana P2D2
P2D2
15
Dalam Miliar
Rupiah
2014 2015 PERUBAHAN
16
1. Menetapkan perkiraan alokasi DBH secara tepat
waktu sesuai dengan rencana penerimaan
berdasarkan potensi daerah penghasil sebagai dasar
penyaluran.
2. Menyalurkan alokasi DBH berdasarkan rencana
penerimaan untuk menjamin kepastian jumlah dan
waktu.
3. Menyempurnakan sistem penganggaran dan
pelaksanaan atas PNBP yang dibagihasilkan ke
daerah.
4. Melakukan perhitungan kurang bayar/lebih bayar
DBH dengan memperhitungkan penyaluran tersebut
berdasarkan realisasi penerimaan.
5. Mempercepat penyelesaian penghitungan
PNBP SDA yang belum dibagihasilkan.
17
KEBIJAKAN DAU 2015
18
Bobot Penghitungan Kapasitas Fiskal Dinaikkan Untuk
Mengalokasikan
DAU yang Lebih Besar Bagi Daerah yang Kapasitasnya Rendah
2014 2015
BOBOT VARIABEL
PROVINSI KAB/KOTA PROVINSI KAB/KOTA
ALOKASI DASAR 40% 49% 40% 49%
CELAH FISKAL 60% 51% 60% 51%
VARIABEL KEBUTUHAN
FISKAL
- INDEKS JUMLAH
PENDUDUK 30% 30% 30% 30%
- INDEKS LUAS WILAYAH 14% 13% 14% 13%
(LUAS LAUT) 35% 40% 35% 40%
- INDEKS IKK 27% 28% 27% 28%
- INDEKS IPM 15% 15% 17% 17%
- INDEKS PDRB /cap 14% 14% 12% 12%
20
Kebijakan Afirmasi DAK dalam APBN 2015
Affirmative policy kepada 196 daerah tertinggal dan/atau daerah
perbatasan yang berkemampuan keuangan relatif rendah, melalui:
1.Pemberian alokasi DAK Tambahan bagi daerah tertinggal dan
perbatasan yang berkemampuan keuangan relatif rendah, yang
diperuntukan bagi DAK Bidang Infrastruktur Dasar, yaitu:
Infrastruktur Transportasi (sub bidang jalan dan sub bidang transportasi
perdesaan);
Infrastruktur Sanitasi dan Air Minum; dan
Infrastruktur Irigasi.
2. Dana Pendamping untuk DAK Tambahan diatur berdasarkan
kemampuan keuangan daerah, yaitu:
Kemampuan Keuangan Daerah Rendah Sekali, diwajibkan menyediakan
dana pendamping paling sedikit 0% (nol persen);
Kemampuan Keuangan Daerah Rendah, diwajibkan menyediakan dana
pendamping paling sedikit 1% (satu persen); dan
Kemampuan Keuangan Daerah Sedang, diwajibkan menyediakan dana
pendamping paling sedikit 2% (dua persen).
21
KEBIJAKAN DAK DALAM APBN-P 2015
Dalam rangka mendukung pendanaan atas berbagai urusan
pemerintahan dan penyelenggaran layanan publik yang telah diserahkan
kepada daerah, maka salah satu mekanisme pendanaan yang tepat
untuk mendukung program prioritas nasional adalah melalui DAK.
Untuk itu dalam APBN-P 2015, dialokasikan DAK Tambahan:
Untuk mengakomodasi berbagai program/kegiatan yang mendukung
prioritas Kabinet Kerja (Kedaulatan Pangan, Revitalisasi Pasar
Tradisional, Peningkatan Layanan Kesehatan, dan Peningkatan
Konektivitas antar Wilayah), dialokasikan DAK Tambahan Pendukung
Program Prioritas Kabinet Kerja (P3K2) pada TA 2015;
Untuk mengakomodasi berbagai usulan daerah yang disampaikan
melalui DPR-RI dan disetujui oleh DPR-RI.
DAK Tambahan dialokasikan pada bidang:
1) Bidang Infrastruktur Irigasi
2) Bidang Pertanian
3) Bidang Sarana Perdagangan
4) Bidang Kesehatan, dan
5) Bidang Transportasi/jalan
Pagu DAK Tambahan dalam APBN-P 2015 disepakati sebesar Rp23
Triliun.
22
Tunjangan Guru PNSD melalui
Transfer ke Daerah
Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNSD
1.Tunjangan Profesi diberikan kepada Guru Pegawai Negeri Sipil
Daerah (PNSD) yang telah memiliki sertifikat pendidik dan
memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2.Tunjangan Profesi Guru PNSD diberikan sebesar 1 (satu) kali
gaji pokok PNS yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan
Tunjangan peraturan perundang-undangan, tidak termasuk untuk bulan
Guru PNSD ke-13.
23
Kebijakan
Bantuan Operasional Sekolah TA 2015
1.Dana BOS dialokasikan dalam APBN untuk meringankan
beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan
dasar yang lebih bermutu.
2.Dana BOS dialokasikan untuk SD/SDLB dan SMP/SMPLB
serta digunakan untuk:
Biaya non personalia bagi satuan pendidikan dasar, dan
Mendanai beberapa kegiatan lain sesuai petunjuk teknis
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
3.Dana BOS merupakan pelengkap dari kewajiban daerah
untuk menyediakan anggaran pendidikan dan bukan
merupakan pengganti BOS Daerah (BOSDA).
4.Perhitungan Kebutuhan Alokasi Dana BOS diusulkan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
5.Dana BOS disalurkan dari rekening kas negara ke
rekening kas umum daerah provinsi untuk selanjutnya
diteruskan ke sekolah dengan mekanisme hibah.
24
Dana Insentif Daerah (DID)
Dana Insentif Daerah dialokasikan kepada Provinsi, Kabupaten dan Kota untuk melaksanakan
fungsi pendidikan dengan mempertimbangkan kriteria kinerja tertentu, yang terdiri dari kriteria
kinerja utama, kriteria kinerja keuangan, kriteria kinerja pendidikan, kriteria kinerja ekonomi dan
kesejahteraan, dan batas minimum kelulusan kinerja.
25
Peta Sebaran Desa Per Provinsi
Aceh Gorontal
Kepri Kaltara Sulut Malut
6474 o
275 447 1490 1063
Sumu 657
t Sulten
PaBar
5389 g
1628
1839
Lampung
2435 Jumlah
Desa
Banten Jabar Jateng DIY Jatim Bali NTB NTT
5319 7809 392 7723 636 995 2950
74.093
1238 (Kemendagri)
26
KEBIJAKAN UMUM DANA DESA
27
PENGALOKASIAN DANA DESA DALAM
APBN 2015
(BERDASARKAN PP 60/2014)
Keterangan:
Jumlah Penduduk adalah Jumlah Penduduk kabupaten/kota (sumber BPS)
Jumlah Penduduk Miskin adalah Jumlah Penduduk Miskin kabupaten/kota (sumber BPS)
Luas Wilayah adalah Luas Wilayah kabupaten/kota (sumber Kemendagri dan BIG)
IKK adalah IKK kabupaten/kota (sumber BPS) 28
PENGALOKASIAN DANA DESA DALAM
APBNP 2015 (BERDASARKAN REVISI PP
60/2014)
MENTERI KEUANGAN BUPATI/WALIKOTA
APBN
DANA DESA DANA DESA
PER KAB/KOTA PER DESA
90%
10 % 90% 10 %
Alokasi
Formula Alokasi Dasar Formula
Dasar
Transfer
ke Daerah 25% x Jumlah 25% x Jumlah
Penduduk Desa Penduduk Desa
35% x Jumlah 35% x Jumlah
Penduduk Miskin Penduduk Miskin
Desa Desa
10% x Luas 10% x Luas
Dana Wilayah Desa Wilayah Desa
Desa
30% x IKK 30% x IKG
Keterangan:
Jumlah Penduduk adalah Jumlah Penduduk Desa pada kabupaten/kota (sumber BPS)
Jumlah Penduduk Miskin adalah Jumlah Penduduk Miskin Desa pada kabupaten/kota (sumber BPS)
Luas Wilayah adalah Luas Wilayah Desa pada kabupaten/kota (sumber Kemendagri dan BPS)
IKK adalah IKK kabupaten/kota (sumber BPS) 29
KEBIJAKAN DANA DESA DALAM APBN-P 2015
1. Sejalan dengan visi Pemerintah untuk Membangun Indonesia dari Pinggiran dalam
kerangka NKRI, perlu dialokasikan dana yang lebih besar untuk memperkuat
pembangunan daerah dan desa.
2. Dalam rangka memenuhi ketentuan UU 6/2014, yakni anggaran Dana Desa dari APBN
sebesar 10% dari dan diluar dana transfer ke daerah secara bertahap, Pemerintah sedang
menyiapkan Road Map Dana Desa.
3. Sesuai roadmap Dana Desa, dalam APBNP tahun 2015 diusulkan tambahan anggaran
dana desa sebesar Rp11.700,0 miliar, sehingga total dana desa dalam APBNP 2015
sebesar Rp20.766,2 miliar.
4. Anggaran Dana Desa tersebut akan dialokasikan melalui mekanisme sebagai berikut:
a. Alokasi dari Pusat ke kab/kota (ditetapkan dalam Perpres Rincian APBN)
b. Alokasi dari kab/kota ke desa (ditetapkan dalam Peraturan Kepala Daerah)
5. Untuk menghindari ketimpangan alokasi Dana Desa untuk setiap kab/kota dan setiap
desa, penghitungan alokasi dana desa akan dilakukan berdasarkan:
a. alokasi yang dibagi secara merata; dan
b. alokasi yang dibagi berdasarkan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah,
dan tingkat kesulitan geografis.
30
PENYALURAN DANA DESA
PEMERINTAH PUSAT
(Mekanisme Transfer APBN)
1 2 3
5 4
PEMERINTAH KAB/KOTA
(Mekanisme Transfer APBD)
31
MEKANISME DAN
JADWAL PENYALURAN DANA DESA
TAHAPAN PENYALURAN DD
KETERANGAN/
URAIAN
PERSYARATAN
TAHAP I TAHAP 2 TAHAP 3
Persyaratan:
Penyaluran Dana
Perda APBD thn berjalan;
Desa dari Minggu II Minggu II
Minggu II Bulan April Perkada ttg tata cara pembagian dan
PUSAT KE Bulan Agustus Bulan Oktober
penetapan Dana Desa setiap desa ; dan
KAB./KOTA
Laporan realisasi thn sebelumnya.
Persyaratan:
Penyaluran Dana 7 hari kerja setelah
7 hari kerja setelah 7 hari kerja setelah Tahap I: Penyampaian APB Desa;
Desa dari KAB / diterima di Kas
diterima di Kas Daerah diterima di Kas Daerah Tahap II: Laporan penggunaan
KOTA KE DESA Daerah
semester sebelumnya.
Menteri Keuangan selaku BUN akan menyalurkan Dana Desa dari Rekening Kas Umum
Negara (RKUN) ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) untuk alokasi per Kab/Kota;
Mekanisme penyaluran dari RKUN ke RKUD sesuai mekanisme APBN untuk Transfer
ke Daerah;
Selanjutnya Bupati/Walikota selaku BUD akan menyalurkan alokasi Dana Desa setiap
Desa dari RKUD ke Rekening Kas Desa.
Mekanisme penyaluran dari RKUD ke Rekening Desa sesuai mekanisme Transfer
dalam APBD.
32
Roadmap Dana
Dana Desa (DD): Dana Desa (DD):
Rp103.791,1M Rp111.840,2 M
Rata-rata DD per Desa: Rata-rata DD per
Desa
Dana Desa (DD):
Rp81.184,3M Rp 1.400,8 juta Desa:
Rata-rata DD per Desa: ADD: Rp 1.509,5 juta
Dana Desa (DD): Rp1.095,7 juta Rp55.939,8M ADD:
Rp47.684,7 M ADD: Bagi Hasil PDRD: Rp60.278,0 M
Rata-rata DD per Desa: Rp42.285,9M Rp5.680,1M Bagi Hasil PDRD:
Dana Desa (DD):
Rp643,6 juta Bagi Hasil PDRD: TOTAL= Rp165.411,1M Rp6.384,6M
Rp20.766,2 M
ADD: Rp4.975,9 M Rata2 perdesa: TOTAL=
Rata-rata DD per
Rp37.564,4 M TOTAL= Rp128.446,3M Rp2.232,5 juta Rp178.502,8 M
Desa:
Bagi Hasil PDRD: Rata2 perdesa: Rata2 perdesa:
Rp 280,3 juta
Rp4.270,3 M Rp1.733,6 juta Rp2.409,2 juta
ADD:
TOTAL= Rp89.519,4M
Rp34.236,6 M
Rata2 perdesa:
Bagi Hasil PDRD:
Rp1.208,2 juta
Rp4.109,3 M
TOTAL= Rp59.112,1
M
Rata2 perdesa: Penggunaan:
-Sesuai kewenangan hak asal usul
Rp797,8 juta Penggunaan:
dan kewenangan lokal berskala
-Sesuai kewenangan hak asal
desa
usul dan kewenangan lokal
-Open menu dg prioritas utk
berskala desa
-Open menu dg prioritas utk mendukung program pembangunan
Penggunaan:
Penggunaan: & pemberdayaan masyarakat desa
-Sesuai kewenangan hak mendukung program
-Sesuai kewenangan hak asal melalui pembangunan infrastruktur
asal usul dan kewenangan pembangunan &
usul dan kewenangan lokal dasar desa
lokal berskala desa pemberdayaan masyarakat
Penggunaan: berskala desa -Tdk dapat digunakan utk
-Sesuai kewenangan hak asal usul dan -Open menu dg prioritas utk desa melalui pembangunan
-Open menu dg prioritas utk penghasilan tetap Kades dan
kewenangan lokal berskala desa mendukung program mendukung program infrastruktur dasar desa
-Tdk dapat digunakan utk Perangkat Desa
-Open menu dg prioritas utk mendukung pembangunan & pemberdayaan pembangunan &
program pembangunan & pemberdayaan pemberdayaan masyarakat penghasilan tetap Kades dan Perencanaan:
masyarakat desa melalui
masyarakat desa melalui pembangunan pembangunan infrastruktur dasar desa melalui pembangunan Perangkat Desa -APBDes
infrastruktur dasar desa desa infrastruktur dasar desa -RKP Des
Perencanaan:
-Tdk dapat digunakan utk penghasilan -melalui pembangunan -Tdk dapat digunakan utk -RPJM Des
-APBDes
tetap Kades dan Perangkat Desa infrastruktur dasar Desa penghasilan tetap Kades dan -RKP Des Pedoman Pelaksanaan;
Perencanaan: -Tdk dapat digunakan utk Perangkat Desa -RPJM Des Pendampingan;
-APBDes penghasilan tetap Kades dan Pengembangan Database:
Perangkat Desa Perencanaan: Pedoman Pelaksanaan;
-RKP Des Target Keberhasilan
Pedoman Pelaksanaan; -APBDes Pendampingan;
Perencanaan:
Pendampingan; -APBDes -RKP Des Pengembangan Database:
Pengembangan Database -RKP Des -RPJM Des Target Keberhasilan
Target Keberhasilan -RPJM Des Jumlah Desa
33
74.093
33
KEBIJAKAN DANA
DEKONSENTRASI DAN TUGAS
PEMBANTUAN
PRINSIP DASAR PENDANAAN
35
TUJUAN REKOMENDASI
36
REKOMENDASI TAHUN 2015
37
REKOMENDASI TAHUN 2015
38
ARAH KEBIJAKAN TRANSFER KE
DEPAN
Dasar Penyusunan Kebijakan Transfer
TA.2016
40
Kebijakan Strategis Transfer ke Daerah dan
Dana Desa TA.2016
43
ARAH KEBIJAKAN HKPD KE DEPAN
(1)
(DRAFT REVISI UU 33/2004)
47
Terima Kasih
Kementerian Keuangan
Jl. DR Wahidin No. 1, Gd. Radius Prawiro
Jakarta Pusat, Indonesia, 10710
Telp. +6221-3509442
Fax. +6221-3509443
Website : http://www. djpk.depkeu.go.id
PROFIL KEUANGAN, EKONOMI
DAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
49
STRUKTUR APBD PROVINSI/KAB/KOTA SE-INDONESIA DAN
SE-PROV. KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2010 - 2015
Keterangan:
Keterangan:
-Tahun
-Tahun 2010
2010 2013
2013 :: Data
Data realisasi
realisasi APBD
APBD
--Tahun
Tahun 2014
2014 2015
2015 :: Data
Data APBD
APBD
50
STRUKTUR PENDAPATAN PROVINSI/KAB/KOTA SE-
INDONESIA DAN SE-KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2010 -
2015 Struktur pendapatan
daerah secara nasional
masih didominasi oleh
dana perimbangan
(transfer ke daerah).
51
PERANANAN PAD TERHADAP PENDAPATAN DAERAH
PROVINSI/KAB/KOTA SE-INDONESIA TAHUN 2010
2015
Secara Nasional, peranan PAD
dalam pendapatan daerah
relatif masih rendah meskipun
terus meningkat, dari 18,1%
tahun 2010 menjadi 25% pada
tahun 2015.
53
PERANAN DANA PERIMBANGAN TERHADAP
PENDAPATAN DAERAH YANG SEMAKIN MENURUN
Secara
Secara Nasional,
Nasional, peranan
peranan
dana
dana perimbangan
perimbangan
terhadap
terhadap pendapatan
pendapatan
daerah
daerah terus
terus mengalami
mengalami
penurunan
penurunan dari
dari 68,3%
68,3%
tahun
tahun 2010
2010 menjadi
menjadi
55,3%
55,3% pada
pada tahun
tahun 2015.
2015.
Peranan
Peranan dana
dana
perimbangan
perimbangan terhadap
terhadap
pendapatan
pendapatan daerah
daerah di di
provinsi/kab/kota
provinsi/kab/kota se
se
Kaltim
Kaltim juga
juga mengalami
mengalami
penurunan
penurunan daridari 75,6%
75,6%
pada
pada tahun
tahun 2010
2010 menjadi
menjadi
63,6%
63,6% pada
pada tahun
tahun 2015.
2015.
54
LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI
55
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
56
PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
di Kalimantan Timur menurun dari
semula 11,14% pada tahun 2011
menjadi 7,95% pada tahun 2013.
57