Anda di halaman 1dari 61

VIROLOGI

dr. Yuanita Ayu Anugrahini


PENDAHULUAN
Ilmu tentang Virus Virologi.
Virus (bahasa latin) = racun.
Hampir semua virus dapat menimbulkan
penyakit pada organisme lain.
Virologi berkembang setelah penemuan
Iwanowsky (1892).
Ukuran virus<Riketsia<Bakteri
SEJARAH PENEMUAN

D. Iwanowsky (1892) dan M. Beijerinck


(1899) adalah ilmuwan yang menemukan
virus penyakit mozaik daun tembakau.
W.M. Stanley (1935) ilmuwan Amerika
berhasil mengkristalkan virus penyebab
penyakit mozaik daun tembakau (virus
TMV).
1898 Loeffler & Frosch menemukan virus
Foot and Mooth Desease
Twort (Inggris/1915) & DHerelle
(Perancis/1917) menemukan
Bacteriophage.
Edward Jenner menemukan vaksinasi
cowfox.
VIRUS

Virus : mikroorganisme yang sedemikian


kecilnya hanya dapat dilihat dengan
mikroskop elektron
Dapat melewati pori-pori saringan yang tidak
memungkinkan lewatnya bakteri
Hanya dapat memperbanyak diri di dalam sel-
sel hidup (hewan, tumbuh-tumbuhan, atau
mikroorganisme lain) Parasit intraseluler
obligat
Tidak mempunyai perlengkapan
metabolik sendiri
Tidak mampu membangkitkan energi
atau mensintesis protein
Mempunyai informasi genetis untuk
bereproduksi dan untuk mengambil
alih sistem pembangkit energi dan
pembuat protein sel inangnya
Bahan genetis virus adalah DNA atau
RNA (tidak kedua-duanya) diselubungi
oleh protein Capsid
CIRI-CIRI VIRUS

1. Lebih kecil dari Riketsia


2. Dapat melalui saringan yang menahan
bakteri
3. Hanya dapat dilihat dengan mikroskop
elektron
4. Obligate parasit
5. Hanya hidup pada sel hidup
RESISTENSI
Virus umumnya tidak peka terhadap
antibiotik
Virus dalam keadaan kering lebih tahan
panas dari pada virus inspektif
Virus cepat rusak oleh cahaya langsung
Suasana Alklali lebih mudah membunuh
virus (NaOH2 ,CaOH)
Garam logam berat, senyawaan chlorida
efektif untuk membunuh virus
Dibanding bakteri, virus lebih tahan terhadap
pengaruh luar
Pemanasan 60C mati dalam 30 menit
bakteri mati hanya 5-10 menit
Dapat bertahan hidup walau suhu -60C, tetapi
virulensi (keganasan) hilang pada -40C
Bila virus telah masuk dalam satu sel, maka virus
lain yang sejenis tidak dapat memasuki sel
tersebut (Interference Phenomenon)
Morfologi Virus : bervariasi, batang, filamen,
bulat, seperti spermatozoa mempunyai ekor dan
kepala yang tipis
Canari pox 260 310 m Virus paling besar
Hacmophilus influenza 300 m
FMD virus (PMK) 22 m virus yang paling kecil
STRUKTUR VIRUS

Tubuhnya masih belum dapat disebut sebagai


sel, hanya tersusun dari selubung protein di
bagian luar dan asam nukleat (ARN & ADN) di
bagian dalamnya
PARTIKEL
Berdasarkan asam nukleat yang terdapat pada
virus, kita mengenal virus ADN dan virus ARN.
Virus hanya dapat berkembang biak
(bereplikasi) pada medium yang hidup
(embrio, jaringan hewan, jaringan
tumbuhan).
Bahan-bahan yang diperlukan untuk
membentuk bagian tubuh virus baru,
berasal dari sitoplasma sel yang
diinfeksi
Partikel Virus ada 2 :
Bagian Dalam,
tersusun atas Kapsid
(Protein) dan
Selubung lipoprotein
(tidak semua virus
memiliki).
Bagian Luar,
tersusun atas
Molekul asam
nukleat dan berbagai
protein
PENYAKIT KARENA VIRUS
a) Penyebab penyakit pada hewan

1. Virus rabies, menyerang selaput otak pada


hewan (anjing, kucing, kera)
2. Virus NCD (New Castle Disease), menyerang
unggas terutama ayam.
3. Virus mulut dan kuku, menyerang mulut, kuku,
jari kaki, dan putting susu hewan ternak besar
(sapi, domba).
b) Penyebab penyakit pada tumbuhan

1. CVPD (Citrus vein phloem


degeneration), menyerang jaringan floem
pada pohon jeruk.
2. PYDV (Potato yellow dwarf virus),
menyerang tanaman kentang
3. TMV (Tobacco mosaic virus),
menyebabkan bercak-bercak kuning
pada daun tembakau.
4. Virus tungro, menyerang tanaman
padi
5. Virus Cacar daun cengkeh,
menyerang daun tanaman cengkeh
C) Penyebab penyakit pada manusia

1. Virus herpes, menyebabkan lesi-lesi pada


alat kelamin pria/ wanita
2. Virus DHF, menyebabkan penyakit DB
3. Virus Trakom, menyebabkan penyakit trakom
yang ditandai dengan bintik-bintik merah
pada selaput mata.
4. Virus hepatitis, menyebabkan radang hati.
5. Virus cacar, menyebabkan penyakit cacar
6. Virus ebola, menyerang organ hati, ginjal,
dan limpa.
7. Virus Influenza, menyebabkan penyakit
influenza.
8. Virus Poliomielitis, menyebabkan penyakit
polio yang menyerng system saraf.
9. Adenovirus, menyerang system pernapasan
10. HIV (Human immunodeficiency virus),
menyerang sel darah putih dan
menyebabkan AIDS
d) Penyebab penyakit pada bakteri

Bakteriofage, menyerang bakteri


KLASIFIKASI VIRUS

1. Sesuai dengan macam induk semang yang


diinfeksi, misal hewan/ manusia,
tumbuhan, bakteri. Virus ini termasuk Ordo
Virales
2. Sesuai dengan ukuran menurut determinasi
elektron mikroskopik kuantitatif centrifuge
3. Sesuai dengan jaringan yang biasa diserang
(hanya terdapat pada group virus mamalia)
Berdasarkan jenis sel inang yang diinfeksi,
virus dibagi menjadi 4, yaitu :

Virus hewan
Virus Tumbuhan
Virus Manusia
Virus bakteri
Berdasarkan jenis materi genetika, virus di
bagi menjadi 2, yaitu :

Virus DNA (ex: bakteriofage, adenovirus,


virus herpes)
Virus RNA (ex: HIV, virus reo, virus polio,
virus influenza )
A. Virus DNA B. Virus RNA
1. Poliomyelitis,
1. Virus kanker Hepatitis A
2. Hepatitis 2. Encephalitis, yellow
3. Varicella, Herpes fever
genitalis 3. AIDS
4. Smallpox (Varicella), 4. Mumps, Morbili
Cowpox (Vaccinia) 5. Demam Berdarah
6. Common cold
7. Encephalitis
8. Influenza
9. Rabies
3B
Morfologi Virus : bervariasi, batang, filamen,
bulat, seperti spermatozoa mempunyai ekor
dan kepala yang tipis.
Canari pox 260 310 m Virus paling besar
Hacmophilus influenza 300 m
FMD virus (PMK) 22 m (virus yang paling
kecil)
BACTERIOPHAGE

Bacteriophage digunakan untuk mempelajari


dan mengidentifikasi virus, karena lebih
sederhana dan mudah dimengerti.
Bacteriophage ditemukan oleh Twort (1915)
dari Inggris dan DHerelle (1917), dari
Perancis.
Bacteriophage hanya mengandung DNA.
Bacteriophage terdiri 2 bagian :
Bagian luar : kapsul yg terdiri dari protein tidak
aktif. Dalam kapsul terdapat DNA yg
merupakan pusat aktivitas.
Bagian ekor: bagian ujungnya bermuatan listrik

RECEPTOR
Receptor merupakan tempat menempel pada
receptor bakteri yang diserang.
REPRODUKSI BACTERIOPHAGE

Virus dapat bereproduksi dengan membutuhkan


sel inang.
Daur reproduksi virus ada 2, yaitu litik dan
lisogenik.
Virus yang melangsungkan daur litik disebut
virus virulen.
Daur Litik
Tahapan :
1. Adsorbsi, yaitu melekatnya fag/ virus ke dinding
bakteri melalui ekornya (belum masuk).
2. Penetrasi, yaitu penyuntikan DNA virus/ fag ke
dalam sel bakteri.
3. Replikasi/ Sintesa, yaitu DNA pembawa
informasi genetika diperlukan bagi sintesa
partikel virus baru. DNA fag/ virus akan
mengambil alih metabolisme sel inang.
4. Perakitan, yaitu semua bagian virus
terbentuk dengan lengkap. DNA fag dan
selubung protein dirakit menjadi fag yang
lengkap.
5. Pelepasan fag/ lisis, yaitu dinding sel bakteri
akan dilapisi.
Daur Lisogenik

Virus yang melakukan daur lisogenik disebut


virus temperal.
Daur lisogenik terdapat 4 tahapan :
1. Adsorbsi, yaitu melekatnya fag/ virus ke dinding
bakteri melalui ekornya (belum masuk).
2. Penetrasi, yaitu penyuntikan DNA virus/ fag ke
dalam sel bakteri.
3. Penggabungan/ penyisipan, yaitu materi
genetika virus menyusup ke DNA sel inang
membentuk provirus.
4. Pembelahan, yaitu provirus mengalami
replikasi yang mengikuti pembelahan diri sel
inang. Setiap saat sel inang membelah dan
provirus ditransfer ke setiap anakan sel inang.
Jika berhasil maka provirus
REPRODUKSI BACTERIOPHAGE

Fase I : setiap bakteri mempunyai


bacteriophage tertentu, bacteriophage yang
telah menempel pada dinding bakteri
mengadakan pemboran, Bila sudah
terdapat saluran maka DNA akan meluncur
masuk kedalam sitoplasma, sedangkan
capsul tetap tertinggal di luar menjadi
kepompong kosong dan lama-lama terlepas
dari bakteri
Fase II : DNA atau phage hilang lenyap
mengadakan fusi dengan sitoplasma dan menuju
ke pusat kebakaan. Waktu mulai masuknya
phage kemudian menghilang disebut periode
laten atau fase eclipse.
Fase III : setelah beberap saat menghilang,
muncul phage-paghe baru dalam sitoplasma.
Phage-phage ini membuat capsul sendiri. Setelah
lengkap menjadi bacteriophage baru maka
bakteri menjadi lisis dan bacteriophage keluar
Reproduksi bacteriophage diperoleh dari
penelitian fage-fage E. coli.
Escherichia coli mempunyai 7 strain virus yaitu
T1 T7.
Tidak selamanya bacteriophage yang
menginfeksi bakteri menimbulkan lisis pada
bakteri, hal ini disebabkan oleh :
1. Bacteriphage yang telah temperate (kehilangan
virulensinya)
2. Sel bakteri yang telah tua
3. Adanya mutasi kebakaan
Prophage : phage (DNA) yang telah masuk
sitoplasma dan tidak mampu mengadakan lisis.
INDUKSI :
Bila bakteri terkena ultraviolet maka kondisi
bakteri menjadi lemah, dalam keadaan
demikian maka prophage mendapat induksi
yang tadinya lemah menjadi patogen dan
memperbanyak diri, bakteri menjadi lisis dan
bakteriophage baru akan keluar
TRANSDUKSI:
Virus dapat masuk kedalam material kebaqaan,
seolah-olah menjadi bagian dari material
kebaqaan dari bakteri dan dapat dipindah-
pindahkan kepada keturunannya.
Disamping itu bakteriophage mendapat
beberapa bagian dari material kebaqaan kuman
yang dapat dipindahkan ke kuman lain.
Contoh : bakteriophage dari kuman non motil
masuk kedalam kuman yang motil maka kuman
yang tadinya motil menjadi non motil atau
sebaliknya
Cara penularan dan pencegahan penyakit yang disebabkan virus

Virus bersifat menular. Penularan itu bisa


terjadi melalui beberapa cara. Ada yang
penularannya langsung dari penderita ke orang
yang sehat melalui kontak langsung atau
peralatan yang digunakan, adapula yang
penularannya melalui saluran pernapasan dan
vektor binatang.
Pencegahan :
1. Cara pencegahan alami yng dilakukan zat
anti bodi.
2. Cara pencegahan buatan melalui
pemberian vaksin kepada orang yang sehat
untuk merangsang pembentukan zat
antibody.
3. Rumah dibangun sedemikian rupa agar
sinar ultraviolet matahari dapat langsung
masuk kedalam rumah dan menonaktifkan
virus.
POLIOMYELITIS
Ukuran virus 25-30 milimikron
Nucleic acidnya adalah RNA
Dibanding virus lain, virus ini lebih tahan terhadap
pengaruh fisik ataupun kimia
Tahan terhadap pH asam lambung dan tahan
hidup lama pada suhu rendah
Virus polio ada 3 jenis :
- Type I (type brunhilde)
- Type II (type lansing)
- Type III ( type leon)
Virus ini banyak terrdapat dalam feses
Pada manusia menimbulkan penyakit
poliomyelitis (lumpuh pada anak-anak)
Virus menular melalui
- makanan/ minuman yg terkontaminasi
- droplet infeksi
Masa inkubasi 4-35 hr
Ada 3 jenis sindrom poliomyelitis :
Abortive poliomyelitis
Nonparalytic poliomyelitis
Paralytic poliomyelitis
Gejala penyakit muncul perlahan
Abortive poliomyelitis merupakan jenis plg
banyak
Gejala : demam, malaise, sakit kepala,
tenggorokan kering, konstipasi, kadang-kadang
muntah flu like syndrom
Gejala Nonparalytic poliomyelitis :
- gejala meningitis, sakit kepala, kaku kuduk dan
punggung sembuh, tidak ada gejala
neurologis
Paralytic poliomyelitis kadang tidak didahului
abortive poliomyelitis
Gejala datang secara mendadak dan berat
Menimbulkan kelumpuhan otot, yg sering otot
kaki atau lengan, biasanya hanya sebelah
Pada kasus berat menimbulkan kematian karena
kelumpuhan otot pernafasan
Persentase 20 : 100.000 penderita
Bahan untuk pemeriksaan laboratorium :
Cairan serebrospinalis
Darah
Feses (rectal swab)
Tes serologis pada darah
Isolasi virus dari feses penderita
Pencegahan : vaksinasi, peningkatan hygiene
pribadi dan sanitasi lingkungan
Vaksin polio ada 2 :
- salk vaccine vaksin mati, diberikan lewat
suntikan
- sabin vaccine vaksin hidup,sudah
dilemahkan, diberikan per oral
RUBELLA (GERMAN MEASLES)
Disebabkan Togavirus yang sangat menular
Masa inkubasi 2-3 minggu
Menular melalui :
- kontak langsung
- kontak tidak langsung lewat benda-benda yang
terkontaminasi sekret hidung px
- droplet infeksi
Gejala :
- pembengkakan KGB leher
- pilek
- exanthema pd kulit sembuh dalam 2-3 hari
Setelah sembuh akan kebal seumur hidup
Rubella merupakan penyakit berbahaya bagi ibu hamil
infeksi pada trimester I menyebabkan kerusakan
jaringan pd bayi
- keguguran
- lahir mati
- lahir dengan cacat bawaan berupa kerusakan otak,
mental retardasi, tuli, katarak kongenital, cacat
jantung bawaan, splenomegali atau hepatomegali
Bahan pemeriksaan laboratorium
- Apusan tenggorokan isolasi virus
- Darah tes serologis
Pencegahan : menghindari penularan dan
vaksinasi
MUMPS (Parotitis)
Disebabkan oleh Myxovirus
Penularan melalui droplet infeksi
Masa inkubasi 16-18 hari
Sangat menular sehingga sering menimbulkan
wabah
Gejala :
- demam, sakit kepala, anorexia, nyeri otot
- pembengkakan kelanjar parotis (klj.ludah bawah
kuping)
- daerah parotis, kulit agak merah, nyeri tekan, dan
bag.bawah daun telinga agak terangkat
Kelenjar parotis yg terkena biasanya dua-duanya
Sering menyerang anak umur 8-10 tahun
Bila menyerang orang dewasa, laki-laki dapat
menimbulkan orchitis (radang testis)
kemandulan
20-30% pria dewasa terkena mumps menjadi
mandul
Kemandulan pd wanita jarang terjadi
Orang dewasa biasanya tertular dari anak-anak
Bahan pemeriksaan laboratorium :
- Apusan tenggorokan
- Darah
Pencegahan : menghindari penularan dan
vaksinasi
Pada org dewasa yg terkena mumps diberikan
pengobatan dengan serum antivirus mumps
untuk mencegah kemandulan
HERPES SIMPLEX
Infeksi karena virus herpes dapat menyerang
kulit, selaput lendir, mata dan sistem syaraf
Penularan : kontak langsung pada kulit, luka
atau pada selaput lendir
Sifat khas HSV : menetap pada ganglion syaraf
sensoris yang mensyarafi daerah yg terinfeksi,
sehingga kambuhnya sering di tempat yg sama
Kambuhnya karena adanya penyakit demam,
terkena sinar matahari yg berlebihan, stress
HSV tersebar luas di seluruh dunia
Ada 2 type :
- HSV type I menyerang kulit, selaput lendir
mulut, traktus respiratorius dan SSP
- HSV type II menyerang alat genital
Gejala type I : ginggivostomatitis herpetik akut,
herpes labialis, encephalitis herpes
Gejala type II : herpes genitalis dan herpes
neonatal
Herpes neonatal dapat bervariassi dari
subklinik, lokal atau menyeluruh yg berakibat
fatal
S.C digunakan pd wanita hamil dengan lesi-lesi
herpes genitalis dan harus dilakukan sebelum
pecah ketuban menghindari penularan dari
jalan lahir
Penularan pada bayi baru lahir dapat berasal
dari personil RS
Bahan pemeriksaan laboratorium :
- diambil dari lesi-lesi herpetik
- apusan tenggorok
- saliva
- apusan genitalia (penis, cervix, vulva, vagina)
Pencegahan
- pria atau wanita yang menderita herpes
genitalis jangan melakukan hubungan kelamin
- ibu hamil yang mempunyai lesi herpes genitalis
melahirkan secara S.C sebelum ketuban pecah
- Pecegahan infeksi nosokomial :
- personil RS mematuhi aturan kesehatan
(cuci tangan, pakai masker, pakaian steril)
- bayi yang menderita herpes dipisah dari
bayi lainnya
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai