Anda di halaman 1dari 46

INFEKSI NOSOKOMIAL

dr. Yuanita Ayu Anugrahini


KRITERIA INFEKSI NOSOKOMIAL
1. Waktu mulai dirawat tidak didapatkan tanda
klinik infeksi dan tidak sedang dalam masa
inkubasi infeksi tertentu.
2. Infeksi timbul min 72 jam sejak mulai dirawat.
3. Infeksi terjadi pada pasien dengan masa
perawatan lebih lama dari waktu inkubasi
infeksi tersebut.
4. Infeksi terjadi setelah pasien pulang dan dapat
dibuktikan berasal dari rumah sakit.
5. Infeksi terjadi pada neonatus yang didapatkan
dari ibunya pada saat persalinan atau selama
perawatan di rumah sakit.
Infeksi Nosokomial dapat berasal dari :

- Dokter / Perawat Sakit /


Carrier
- Penderita lain Sakit / Carrier
- Penderita sendiri Flora
normal tubuh
- Lingkungan Alat / Bahan
tercemar,
Ruangan
Faktor-faktor yang
menentukan terjadinya
Infeksi Nosokomial :

- Susceptibility penderita
terhadap infeksi
- Besarnya paparan mikroba
- Cara pemaparan mikroba
KERENTANAN PENDERITA TERHADAP INFEKSI
Pasien yang Immunocompromised : adalah
o.s. yang sangat rentan terhadap infeksi,
karena :
Penyakit dengan penurunan daya tahan
tubuh (a.l. AIDS)
Obat-obatan : O.s. yang menggunakan obat
anticancer,imunosupresan
immaturity : bayi lahir prematur yang daya
tahan tubuhnya rendah sebab sistim imun
yang belum tumbuh sempurna.
Stress : menurunkan daya tahan dan respon
imun
Antibiotic-resistant strains
Penggunaan anti biotik berspektrum luas dan
Jenis mikroba penyebab Infeksi
Nosokomial :
- Bakteri Gram negatif yang
sering :
- Pseudomonas aeruginosa
- Acinetobacter baumanni
- Klebsiella pneumoniae ESBL
- Escherichia coli ESBL
- Enterobacter spp.
- Proteus spp.
- Serratia spp.
- Legionella pneumophila
- Bakteri Gram positif yang sering :

- Methicillin Resistant Staphylococcus


aureus (MRSA)
- Methicillin Resistant Staphylococcus
epidermidis (MRSE)
- Vancomycin Resistant Enterococcus
(VRE)

- Virus : Hepatitis B, Hepatitis C, HIV


- Jamur : Candida spp. , Aspergillus spp.
- Parasit : Malaria
Infeksi Nosokomial dapat
terjadi dengan cara :

- Infeksi silang (Cross infection):


Dokter/Perawat/ Penderita lain
- Infeksi endogen
(Autoinfection/Self infection):
Penderita sendiri
- Infeksi lingkungan (Environment
infection): Alat tercemar /
Ruangan
ANGKA KEJADIAN INFEKSI
NOSOKOMIAL (IN)
3 - 10% dari seluruh penderita yang dirawat di
RS menjadi korban IN
dan 90% IN disebabkan oleh Bakteri,
selebihnya oleh virus, jamur atau oleh protozoa
Distribusi IN :
1. ISK 41 %
2. Infeksi luka operasi 20 %
3. Infeksi traktus respiratorius 16 %
4. Bakterimia 6 %
5. Infeksi kulit 6%
6. Lain lain 11 %
ISK ( INF. SAL. KENCING)
jenis infeksi nosokomial yang sangat sering
terjadi
dapat terjadi di saluran ginjal (ureter),kandung
kemih (bladder), atau saluran kencing bagian
luar (uretra)
Bakteri utama penyebab ISK adalah bakteri
Escherichia coli (E. Coli)
Wanita lebih rentan karena uretra wanita lebih
pendek sehingga bakteri ini lebih mudah
menjangkaunya
Infeksi nosokomial traktus urinarius sering terjadi
karena pemasangan kateter t.u yg dipasang
lama
Urethral Catheter
INFEKSI LUKA OPERASI (ILO)
Adl infeksi yang terjadi pada 30 hari post operasi
jika tidak menggunakan implan atau dalam 1
tahun jika terdapat implan dan infeksi tersebut
memang tampak berhubungan dengan operasi
dan melibatkan suatu bagian anatomi tertentu
pada tempat insisi yang dibuka atau
dimanipulasi pada saat operasi dengan
setidaknya terdapat salah satu tanda :
1.Keluar cairan purulen dari drain organ dalam
2.Didapat isolasi bakteri dari organ dalam
3.Ditemukan abses
4.Dinyatakan infeksi oleh ahli bedah atau dokter.
ILO dapat terjadi karena :
- flora normal tubuh penderita dari infeksi di
tempat lain
- Kontaminasi dari ruang operasi atau
kontaminasi setelah operasi
Pencegahan ILO harus dilakukan, karena jika
tidak, akan mengakibakan semakin lamanya
rawat inap, peningkatan biaya pengobatan,
terdapat resiko kecacatan dan kematian,
dan dapat mengakibatkan tuntutan pasien
Extensive Surgery
Abdominal Drain
INFEKSI TRAKTUS
RESPIRTORIUS
Infeksi saluran napas berdasarkan wilayah
infeksinya terbagi menjadiinfeksi saluran
napas atasdaninfeksi saluran napas
bawah.
Infeksi saluran napas atas meliputi rhinitis,
sinusitis, faringitis, laringitis, epiglotitis,
tonsilitis, otitis.
Infeksi saluran napas bawah meliputi
infeksi pada bronkhus, alveoli seperti
bronkhitis, bronkhiolitis, pneumonia
Infeksi saluran napas atas bila tidak diatasi
dengan baik dapat berkembang menyebabkan
infeksi saluran nafas bawah.
Infeksi saluran nafas atas yang perlu
penanganan dengan baik karena bahaya
komplikasi adalah otitis, sinusitis, dan faringitis
Infeksi nosokomial traktus respiratorius terjadi
karena a.l tindakan aspirasi sekret
oropharyngeal, (pd penderita tidak sadar),
intubasi endotracheal, trakeostomi,
penggunaan alat bantu pernafasan
Tracheostomy
BAKTERIMIA
adalah keadaan dimana terdapatnya
bakteri yang mampu hidup dalam
aliran darah secara sementara, hilang
timbul atau menetap
Berbahaya karena bisa mengakibatkan
sepsis angka kematian tinggi
Dapat terjadi pada terapi
intravenous ; tindakan diagnosis misal
kateterisasi jantung
Intravenous Catheter
PENGENDALIAN INFEKSI
NOSOKOMIAL
Tiga hal yg penting ada dlm RS :
1. Sistem Surveilan Yang Mantap
Surveilan suatu penyakit adalah
tindakan pengamatan yang
sistematik dan dilakukan terus
menerus terhadap penyakit tersebut
yang terjadi pada suatu populasi
tertentu dengan tujuan untuk dapat
melakukan pencegahan dan
pengendalian
2. Peraturan Yang Jelas Dan Tegas
Serta Dapat Dilaksanakan
. Merupakan standar yang harus
dijalankan setelah dimengerti
semua petugas
. Meliputi standar diagnosis ataupun
standar pelaksanaan tugas
. Tujuan untuk mengurangi risiko
terjadinya infeksi
3. Program Pendidikan Yang Terus Menerus
Bagi Semua Petugas Rumah Sakit
. Tujuan Mengembalikan sikap mental yang benar
dalam merawat penderita
. Pengendalian infeksi nosokomial bukanlah
ditentukan oleh peralatan yang canggih (dengan
harga yang mahal) ataupun dengan pemakaian
antibiotika yang berlebihan (mahal dan bahaya
resistensi), melainkan ditentukan oleh
kesempurnaan setiap petugas dalam
melaksanakan perawatan yang benar untuk
penderitanya.
Pemakaian antibiotik profilaksis yang
sesuai
Menurunkan resiko infeksi post op :
Rawatan pre-operatif sesingkat mungkin
Terapi peny.dasar sebelum operasi (misalnya
ISK pre reseksi prostat)
Tehnik operasi yg baik (pembedahan yg
sesingkat mungkin)
Debridement jaringan mati dan nekrose
dgnbaik, draenase yg adekwat, suplay darah
yg cukup agar mekanisme pertahanan tubuh
optimal.
PERAN BIDAN DALAM PENANGGULANGAN INFEKSI
NOSOKOMIAL

Saat Menolong Persalinan dan Nifas


menggunakan Standar kewaspadaan terhadap
infeksi (UNIVERSAL PRECAUTION) :
1. Cuci Tangan
.Setelah menyentuh darah, cairan tubuh,
sekresi, ekskresi dan bahan terkontaminasi
Segera setelah melepas sarung tangan
Di antara sentuhan dengan pasien
2. Sarung Tangan
.Bila kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi,
dan bahan yang terkontaminasi
.Bila kontak dengan selaput lendir dan kulit
terluka
3.Masker, Kaca Mata, Masker Muka
Mengantisipasi bila terkena, melindungi selaput lendir
mata, hidung, dan mulut saat kontak dengan darah dan
cairan tubuh
4.Baju Pelindung
.Lindungi kulit dari kontak dengan darah dan cairan tubuh
.Cegah pakaian tercemar selama tindakan klinik yang
dapat berkontak langsung dengan darah atau cairan
tubuh
5.Kain
.Tangani kain tercemar, cegah dari sentuhan kulit/selaput
lendir
. Jangan melakukan prabilas kain yang tercemar di area
perawatan pasien
6. Peralatan Perawatan Pasien
. Tangani peralatan yang tercemar dengan baik
untuk mencegah kontak langsung dengan
kulit atau selaput lendir dan mencegah
kontaminasi pada pakaian dan lingkungan
. Cuci peralatan bekas pakai sebelum
digunakan kembali
7. Pembersihan Lingkungan
Perawatan rutin, pembersihan dan desinfeksi
peralatan dan perlengkapan dalam ruang
perawatan pasien
8. Instrumen Tajam
. Hindari memasang kembali penutup jarum bekas
. Hindari melepas jarum bekas dari semprit habis pakai
. Hindari membengkokkan, mematahkan atau
memanipulasi jarum bekas dengan tangan
. Masukkan instrument tajam ke dalam tempat yang
tidak tembus tusukan
9. Resusitasi Pasien
. Usahakan gunakan kantong resusitasi atau alat
ventilasi yang lain untuk menghindari kontak langsung
mulut dalam resusitasi mulut ke mulut
10. Penempatan Pasien
Tempatkan pasien yang mengontaminasi lingkungan
dalam ruang pribadi / isolasi
Cara Pencegahan IN Melalui
Alat
Harus ada waktu yang teratur untuk
membersihkan dinding, lantai,
tempat tidur, pintu, jendela, tirai,
kamar mandi, dan alat-alat medis
yang telah dipakai berkali-kali.
Sterilisasi alat
Cara Pencegahan IN Melalui
Udara/ Lingkungan
Usahakan adanya pemakaian penyaring
udara, terutama bagi penderita dengan
status imun yang rendah atau bagi penderita
yang dapat menyebarkan penyakit melalui
udara
Kamar dengan pengaturan udara yang baik
akan lebih banyak menurunkan resiko
terjadinya penularan tuberkulosis
Rumah sakit harus membangun suatu fasilitas
penyaring air dan menjaga kebersihan
pemrosesan serta filternya untuk
mencegahan terjadinya pertumbuhan bakteri
Permukaan toilet harus selalu bersih dan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai