Anda di halaman 1dari 22

FISIOLOGI OTOT

RANGKA
OLEH :
Dr. Fahmi Muhammad, SpB
OTOT RANGKA
A. Organisasi.
1. Terdiri dari serabut-serabut yang
tersusun dalam berkas yang disebut
fasikel.
2. Terbungus oleh jaringan ikat fibrosa :
a.Epimisium
b.Perimisium
c.Endomisium
STRUKTUR OTOT RANGKA
B. ORGANISASI MIKROSKOPIK
SERABUT OTOT RANGKA
1.Miofibril : unit kontraktif yang mengalami
spesialisasi
2.Setiap miofibril terdiri dari : miofilamen
tebal yang tersusun dari protein miosin dan
miofilamen tipis yang tersusun dari protein
aktin. 2 protein tambahan pada miofilamen
tipis adalah : tropomiosin dan troponin.
3.Pemitaan ditentuan berdasarkan susunan
miofilamen :

a. Pita A yang lebih gelap.


b. Pita I yang lebih terang.
c. Garis Z
d. Zona H
e. Garis M
f. Sarkomer
C. MEKANISME INTERAKSI AKTIN MIOSIN
1. Hipotesis Sliding Filament
a.Selama kontrasi, panjang miofilamen aktin dan
miosin tetap sama tetapi saling
bersilangan,sehingga memperbesar tumpang
tindih antar filamen
b.Filamen aktin kemudian menyusup untuk
memanjang ke dalam pita A,
c.Panjang Sarkomer memendek saat kontraksi
d.Pemendekan sarkomer akan memperpendek
serabut otot individual dan keseluruhan otot.
MEANISME GERAK OTOT
2. Dasar Molekular Untuk Kontraksi
a.Molekul Miosin terbentuk dari dua rantai protein
berat dan dua pasang rantai ringan. Bagian rantai
yang berat terpilin membentuk crossbridge.
Setiap crossbridge memiliki sisi pengikat aktin, sisi
pengikat ATP dan aktivitas ATPase.

b. Molekul Aktin tersusun dari tiga protein :F-Aktin


fibrosa, molekul Tropomiosin, molekul Troponin.
c. Jika tidak ada Calsium, tropomiosin dan troponin
mencegah terjadinya ikatan antara aktin dan
miosin.

d. Jika ada Calsium, maka interaksi troponin-


tropomiosin memungkinkan terjadinya hubungan
antara aktin dan miosin.
D. KONTRAKSI SECARA KIMIA
1. Di awal siklus kontraksi, ATP berikatan dengan
kepala miosin disisi enzim yang menghidrolisis,
ATPase.

2. ATPase memecah ATP menjadi ADP dan fosfat


anorganik. Keduanya tetap melekat di kepala
miosin (ATP ADP + P +energi)

3. Energi yang dilepas melalui preoses hidrolisis


mengaktivasi kepala miosin untuk siap mengikat
aktin.
4.Ion-ion Calsium yang telah dilepas retikulum
sarkoplasma berikatan dengan troponin yang
melekat pada tropomiosin dan aktin.

5.Sisi pengikat miosin pada aktin kemudian terbuka


memudahkan terjadinya perlekatan pada sisi
pengikat aktin di kepala miosin

6.Saat pengikatan, ADP dan fosfat anorganik dilepas


dari kepala miosin dan kepala miosin bergerak dan
berputar ke arah yang berlawanan untuk menarik
filamen aktin yang melekat menuju pita H, disebut
Power Stroke kepala miosin.
7.Kepala miosin tetap terikat kuat pada aktin sampai
sebuah molekul baru ATP melekat padanya dan
melemahkan ikatan antara aktin dan miosin.

8.Kepala miosin terlepas dari aktin, dan siap untuk


melekat pada aktin disisi baru, berputar, dan
embali menarik untuk mengulangi siklus.

9.Siklus tersebut terjadi dalam ribuan kepala miosin


selama masih ada stimulasi saraf, dan jumlah ion
Calsium serta ATP mencukupi.
9. Siklus tersebut terjadi dalam ribuan kepala
miosin selama masih ada stimulasi saraf, dan
jumlah ion Calsium serta ATP mencukupi.

10. Relaksasi otot terjadi saat stimulasi saraf


berhenti dan ion Calsium tidak lagi dilepas.
Ion Calsium ditransfer kembali ke retikulum
sarkoplasma dengan pompa Calsium dalam
membran retikulum sarkoplasma.
E. SUMBER ENERGI UNTUK KONTRAKSI

Karena ATP yang tersimpan dalam otot biasanya


akan habis setelah sepuluh kali kontraksi, maka ATP
harus dibentuk kembali untuk kelangsungan
aktivitas otot melalui sumber lain.

1.Kreatin fosfat (CP), merupakan sumber energi yang


langsung tersedia untuk memperbaharui ATP dari
ADP (CP+ADPATP+kreatin)
CP memungkinkan kontraksi otot tetap berlangsung
saat ATP tambahan dibentuk melalui metabolisme
glukosa secara anaerob dan aerob.

2. Reaksi anaerob (jalur glikolisis)


a.Otot dapat berkontraksi secara singkat tanpa
memakai oksigen dengan menggunakan ATP yang
dihasilkan melalui glikolisis anaerob.
b.Glikolisis tidak memerlukan oksigen dan mengubah 1
molekul glukosa menjadi 2 molekul asam piruvat.
c. Glikolisis anaerob berlangsung cepat tetapi tidak
efisien karena hanya menghasilkan 2 molekul ATP
permolekul glukosa.
Pembentuan asam Laktat dalam Glikolisis Anaerob

1. Tanpa oksigen,m asam piriuvat diubah menjadi


asam laktat.

2. Jika aktivitas yang dilakukan sedang dan singkat,


persediaan oksigen yang adekuat akan menghalangi
akumulasi asam laktat.

3. Asam laktat berdifusi ke luar otot dan dibawa ke


hati untuk disintesis ulang menjadi glukosa.
3. REAKSI AEROB (MEMAKAI OKSIGEN)

a. Saat aktivitas berlangsung, asam piruvat


yang terbentuk melalui glikolisis anaerob
mengalir ke mitokondria sarkoplasma untu
masuk ke dalam siklus asam sitrat.
b. Jika ada oksigen, glukosa terurai dengan
sempurna menjadi CO2, air dan energi
(ATP).
c. Reaksi aerob berlangsung lambat tetapi
efisien, menghasilkan energi sampai 36 mol
ATP permol glukosa.
4. Oxygen debt
Saat terjadi aktivitas berat yang singkat,
penguraian ATP berlangsung cepat sehingga
simpanan energi anaerob menjadi cepat habis.
Sistem respiratorik dan pembuluh darah tidak dapat
menghantar cukup oksigen ke otot untuk
membentuk ATP melalui reaksi aerob.

a. Asam laktat terakumulasi, mengubah PH dan


menyebabkan keletihan serta nyeri otot.
b. Oksigen ekstra yang harus dihirup setelah aktivitas
berat disebut Oxygen debt.

c. Volume oksigen yang dihirup tetap berada diatas


volume normal sampai semua asam laktat
dikeluarkan, baik dioksidasi ulang menjadi asam
piruvat di otot atau disintesis ulang menjadi
glukosa di hati
F. KONTRAKSI ISOMETRIK DAN
ISOTONIK
A. Kontraksi Isometrik : kontraksi yang terjadi
saat otot membentuk daya atau tegangan
tanpa harus memendek untuk memindahan
suatu beban. Tegangan yang terbentuk dalam
otot-otot postural berfungsi untuk
mempertahanan kepala tetap tegak dan
tubuh tetap berdiri merupakan contoh
kontraksi isometrik.
B. Kontraksi Isotonik : kontraksi yang terjadi saat
otot memendek untuk mengangkat atau
memindahkan sesuatu beban. Otot-otot dalam
tubuh dapat berkontraksi secara isometrik atau
isotonik.
Sebagian besar kontraksi merupakan kombinasi
kedua jenis kontraksi tersebut. Berjalan atau
berlari memakai keduanya.
G.HIPERTROFI DAN ATROFI
1. Hipertrofi otot : atau pembesaran otot,
merupakan hasil aktivitas muskular yang kuat
dan berulang. Jumlah serabut tidak
bertambah, tetapi ada peningkatan diameter
dan panjang serabut yang berkaitan dengan
peningkatan unsur-unsur filamen.

2.Atrofi otot : kebalikan dari hipertrofi. Jika


suatu otot tidak dipakai, maka otot tersebut
akan mengecil dan digantikan jaringan fibrosa
dan lemak.Contoh pada pasien stroke terjadi
disuse atrofi.

Anda mungkin juga menyukai