Komplikasi varicella
Herpes zooster
Infeksi sekunder
Ensefalitis
1. Herpes zoster
Herpes zooster: reaktivasi virus yang terjadi
setelah infeksi primer varicella zoster menyerang
ganglion saraf (sepanjang dermatom)
Etiologi : imunitas menurun
immunocompromised (HIV/AIDS)
kurang istirahat
obat immunosupresan)
Gejala klinis : nyeri neuropatik
1. Herpes zoster
Pustul (keruh
berisi nanah)
2. Infeksi sekunder
(mekanisme)
Pustul
(bernanah) lesi Vesikel pecah
lebih dalam Memudahkan
(stratum basal)
terbentuk
infeksi sekunder
scar erosi dan lesi
(berbekas)
3. Ensefalitis
Ensefalitis : peradangan pada
jaringan otak
Etiologi : infeksi mikroorganisme
(varicella zoster menyerang otak
Varicella
akibat immunocompromised) zoster virus
3. Ensefalitis
Ensephaliti
s
Mekanisme ensefalitis :
Varicella yang dorman di ganglion
sensorik transmigrasi menuju sistem
saraf pusat (otak) melalui pembuluh
darah/limfe (KGB)
PROGNOSIS KASUS
Prognosis : dubia ad malam
Terjadi pada orang dewasa (22
tahun)
Plenting disertai nanah (komplikasi
infeksi sekunder)
Resiko terkena herpes zoster lebih
besar
Bergantung dari sistem imun pasien
PROGNOSIS VARICELLA
Bergantung dari :
Usia
Imunitas pasien
(baik self limited disease)
Immunocompromised: prognosis buruk
Higiene pasien
Gizi (nutrisi pasien)
Prognosis
Pada anak-anak sehat, prognosis varisela lebih
baik dibandingkan orang dewasa. Pada
neonatus dan anak yang menderita leukemia,
imunodefisiensi, sering menimbulkan
komplikasi sehingga angka kematian
meningkat. Pada neonatus kematian umumnya
disebabkan karena gagal napas akut,
sedangkan pada anak dengan degenerasi
maligna dan immunodefisiensi tanpa vaksinasi
atau pengobatan antivirus, kematian biasanya
disebabkan oleh komplikasinya. Komplikasi
tersering yang menyebabkan kematian adalah
pneumonia dan ensefalitis.