Keluarga adalah sel kehidupan masyarakat, atau masyarakat kecil. Hidup berkeluarga ini
merupakan panggilan Allah juga karena ikut melaksanakan perintah untuk beranak cucu dan
memenuhi bumi ini [Kej 1:26-28]. Keluarga harus menjadi cerminan dalam hidup dan perutusan
Gereja untuk selalu bersatu dengan Kristus, sehingga keluarga sering disebut sebagai Gereja
Kecil.
Upaya Imam atau Gembala untuk memeriksa kelayakan [licit] dan keansahan [valid] agar
tidak ada halangan nikah yang memberatkan sebelum berkeluarga adalah proses kanonik.
Persekutuan hidup dan cinta pasangan harus mencakup seluruh aspek kehidupan yang
dilandasi cinta, yaitu penyerahan:
1. jiwa
: membangun komitmen cinta yang saling menerima, melengkapi dan memperkaya.
2. raga
: menyerahkan raga dalam persetubuhan sebagai lambang cinta mereka.
3. spiritual : pasrah kepada Tuhan dalam semangat iman yang sama sebagai dasar hidupnya.
Komunikasi sendiriberasal dari kata communicare [Latin], yang artinya membagi sesuatu
untuk seseorang, memberikan sebagian kepada seseorang, bertukaran / tukar-menukar.
Komunikasi dua arah ini tidak semata-mata mengungkapkan pendapatnya berdasarkan yang
ada di pikiran atau kepala saja. Tetapi juga harus disadari sebagai komunikasi yang sifatnya
dari hati ke hati. Sehingga dapat tercipta suasana saling pengertian, saling memahami, dan
saling menghangatkan relasi.
3. Bahasa Tubuh
Sapaan, pandangan, senyuman, belaian tangan, rangkulan, dsbnya adalah bahasa tubuh yang
berguna untuk mengakrabkan dan memungkinkan terjadinya relasi yang mesra.
4. Hubungan Seks
Komunikasi yang tertinggi karena pasangan saling menyerahkan jiwa dan raganya. Hal ini
menandakan kesatuan ungkapan cinta yang mendalam melalui persetubuhan. Bila relasi
semakin akrab, ada cinta yang mendalam, hubungan seks akan terasa indah dan
menyenangkan.
Komunikasi yang baik untuk bisa terjadi saling pemahaman dan penerimaan dalam keluarga harus
ada:
1. kesediaan mendengarkan.
2. keterbukaan.
3. sikap saling percaya.
2.
3.
1.
HIDUP SELIBAT
Selain berkeluarga, Gereja juga memiliki panggilan hidup untuk selibat karena ingin menyerahkan
hidupnya secara utuh kepada Yesus. Panggilan ini ditandai dengan pengucapan 3 kaul, yaitu:
1. kemiskinan
merupakan perintah Yesus untuk tidak bergantung pada harta, bahkan karena burung di udara bias
makan, dan bunga bakung juga bisa berpakaian [Mat 6:26-28].
2. ketaatan
kaum selibat memiliki 2 ketaatan, yaitu ketaatan religius dan apostolic. Ketaatan religius adalah
ketaatan kepada pemimpin atau pembesar dari komunitas biaranya. Sedangkan ketaatan apostolik
adalah ketaatan untuk menjalankan tugas kerasulan dalam mewartakan Kerajaan Allah ke seluruh
dunia.
3. kesucian [keperawanan]
menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Kristus sehingga meninggalkan segala-galanya, termasuk
hidup berkeluarga.
BERKARYA / BERPROFESI
Pekerjaan dianggap sebagai perwujudan peran serta manusia dalam karya Allah, mengembangkan dan
menyempurnakan kehidupan, demi terciptanya kesejahteraan / keselamatan manusia. Oleh karena itu
pekerjaan adalah sebuah panggilan hidup.