Anda di halaman 1dari 11

EPILEPSI

Kelompok 2 :
1. Annisha Putri
2. Ida Yuliani
3. Indri Pangesti
4. Maylasari Dewi
5. Nurul Khotimah
6. Sulthon
DEFINISI
Epilepsi adalah cetusan listrik lokal pada substansia
grisea otak yang terjadi sewaktu waktu, mendadak,
dan sangat cepat yang dapat mengakibatkan
serangan penurunan kesadaran, perubahan fungsi
motorik atau sensorik, perilaku atau emosional yang
intermiten dan stereotipik.
KLASIFIKASI EPILEPSI
Berdasarkan tanda klinik dan data EEG, kejang dibagi menjadi:
kejang umum (generalized seizure) : jika aktivasi terjadi pd
kedua hemisfere otak secara bersama-sama
kejang parsial/focal : jika dimulai dari daerah tertentu dari
otak

Kejang umum terbagi atas:


Tonic-clonic convulsion = grand mal merupakan bentuk
paling banyak terjadi pasien tiba-tiba jatuh, kejang, nafas
terengah-engah, keluar air liur bisa terjadi sianosis, ngompol,
atau menggigit lidah terjadi beberapa menit, kemudian
diikuti lemah, kebingungan, sakit kepala atau tidur
Nonconvulsive SE
NCSE dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu
absence SE dan complex partial SE. Perbedaan
2 tipe ini sangat penting dalam tatalaksana,
etiologi, dan prognosis; focal motor SE
mempunyai prognosis lebih buruk.
Simple Partial SE
Secara definisi, simple partial SE terdiri dari
kejang yang terlokalisasi pada area korteks
serebri dan tidak menyebabkan perubahan
kesadaran. Berbeda dengan convulsive SE,
simple partial SE tidak dihubungkan dengan
mortalitas dan morbiditas yang tinggi.
PATOFISIOLOGI
MENIFESTASI KLINIK
SE dihubungkan dengan perubahan fi siologis sistemik hasil
peningkatan kebutuhan metabolik akibat kejang berulang dan
perubahan autonom termasuk takikardi, aritmia, hipotensi, dilatasi
pupil, dan hipertermia.
Perubahan sistemik termasuk hipoksia, hiperkapnia, hipoglikemia,
asidosis metabolik, dan gangguan elektrolit memerlukan
intervensi medis.
Kehilangan autoregulasi serebral dan kerusakan neuron dimulai
setelah 30 menit aktivitas kejang yang terus menerus.
SE tonik-klonik mempunyai 2 fase
sebagai berikut:
Fase 1: Kompensasi
Selama fase ini, metabolisme serebral meningkat, tetapi mekanisme
fisiologis cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik, dan jaringan
otak terlindungi dari hipoksia atau kerusakan metabolisme. Perubahan
fisiologis utama terkait dengan mening kat nya aliran darah dan
metabolisme otak, aktivitas otonom, dan perubahan kardiovaskuler.
Fase 2: Dekompensasi
Selama fase ini, tuntutan metabolik serebral sangat meningkat dan
tidak dapat sepenuhnya tercukupi, sehingga me nyebabkan hipoksia
dan perubahan meta bolik sistemik. Perubahan autonom tetap
berlangsung dan fungsi kardiorespirasi dapat gagal mempertahankan
homeostasis
PENGOBATAN
PENYELESAIAN KASUS
Ny.NS :
Usia : 52 tahun

Berat badan : 65 kg
Tinggi badan :157 cm

Keluhan utama MRS: kejang yang sering berulang


Keterangan lain : tidak meminum obat secara teratur beberapa hari
terakhir
Riwayat penyakit terdahulu : Diabetes militus ( 5 tahun), epilepsi (2
tahun).
Riwayat pengobatan : glikazide 1-1/2-0 dan metformin 3 x 500 mg,
karbamazepin 2 x 200 mg
Hasil lab : GDA 315 mg/dL (normal = <200 mg/dL)
Terapi :
pasien diterapi dengan diazepam iv, namun tetap kejang.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai