ILMU-ILMU SOSIAL
Oleh
I. Rochimin,
M.Pd
SUBSTANSI PEMBELAJARAN TEORI
ILMU-ILMU SOSIAL
Mata kuliah ini mengajarkan berbagai konsep
dasar dan teori-teori ilmu sosial terutama
yang terkait dengan perspektif sosiologi,
antropologi, politik, ekonomi, psikologi sosial,
hukum, administrasi publik, dan
pengembangannya (prospek)
POKOK BAHASAN
1. Daftar Bacaan (Referensi)
2. Konsep dan Teori
3. Memahami Teori Ilmu-Ilmu Sosial
4. Awal Sejarah Perkembangan Teori Ilmu-Ilmu
Sosial
5. Dasar Pengamatan Ilmu-Ilmu Sosial
6. Permasalahan Sosial
7. Kategorisasi Teori Ilmu-Ilmu Sosial
8. Sifat Hubungan Antar Teori Ilmu-Ilmu Sosial
9. Persyaratan Studi Teori Ilmu-Ilmu Sosial
10. Perspektif Perkembangan Teori Ilmu-Ilmu
Sosial
11. Anatomi dan Jenis Teori Ilmu Sosial
12. Paradigma Ilmu Sosial
13. Peta Teori Ilmu-Ilmu Sosial
14. Pertanyaan Besar Teori Ilmu-Ilmu Sosial, tbk
DAFTAR BACAAN
(Referensi)
Agger, Ben, 2007, Teori Sosial Kritis: Kritik,
Penerapan dan Implikasinya, Yogyakarta,
Kreasi Wacana.
Baert, Patrick, 1998, Social Theory in the
Twentieth Century, Cambridge, Polity Press.
Beilharz, Peter,2002, Teori-Teori Sosial:
Observasi Kritis terhadap Para Filosof
Terkemuka, Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Campbell, Tom, 1994, Tujuh Teori Sosial,
Sketsa, Penilaian, Perbandingan,
Yogyakarta, Kanisius.
Craib, Ian, 1986, Teori-Teori Sosial Modern:
Dari Parson Sampai Habermas, Jakarta,
Rajawali.
Delanty, Gerard, 1999, Social Theory in a
Changing World, Conception of
Modernity, Cambridge, Polity Press.
Doyle, Paul Johnson, 1986, Teori Sosiologi
Klasik Dan Modern, (Robert MZ Lawang,
penterjemah), Jilid 1,2, Jakarta, Gramedia.
Effendi, Sofian, dkk, 1996, Membangun
Martabat Manusia: Peranan Ilmu-Ilmu
Sosial Dalam Pembangunan, Yogyakarta,
Gadjah Mada University Press.
Giddens, Anthony, 2009, Problematika Utama
dalam Teori Sosial, Yogyakarta, Pustaka
Pelajar.
Hardiman, F.Budi,1993, Menuju Masyarakat
Komunikatif, Ilmu, Masyarakat, Politik
dan Postmodernisme menurut Jurgen
Habermas, Yogyakarta, Kanius.
Hoogvelt, Ankie MM, 1995, Sosiologi
Masyarakat Sedang Berkembang,
(Alimandan, Penyadur), Jakarta, Rajawali.
Jackson, Stevi dan Jackie Jones, 2009, Teori-
Teori Feminis Kontemporer, Yogyakarta,
Jalasutra.
Jones, Pip, 2009, Pengantar Teori-Teori Sosial,
Jakarta, Yayasan Obor Indonesia
Kuhn, Thomas,S, 2000, The Structure of
Scientific Revolutions: Peran Paradigma
Dalam Revolusi Sains, Bandung, Remaja
Rosda Karya .
Lechte, John, 2001, 50 Filsuf Kontemporer:
Dari Strukturalisme sampai
Postmodernitas, Yogyakarta, Kanisius.
Polanyi, Michael, 1996, Segi Tak Terungkap
Ilmu Pengetahuan, Jakarta, Gramedia
Pustaka Utama .
Ritzer, George, 2002, Sosiologi Ilmu
Pengetahuan Berparadigma Ganda,
(Alimandan:Penyadur), Cetakan ketiga, Jakarta,
Rajawali .
------------------,2003, Teori Sosial Post Modern,
Yogyakarta, Kreasi Wacana.
Salim, Agus, 2001, Teori dan Paradigma
Sanderson, Stephen.K, 2000, Makro Sosiologi:
Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas
Sosial, Jakarta, RajaGrafindo Persada.
Sindhunata, 1983, Dilema Usaha Manusia
Rasional, Jakarta, Gramedia
Soedjatmoko, 1984, Dimensi Manusia dalam
Pembangunan, Jakarta, LP3ES
Supardan, Dadang, 2008, Pengantar Ilmu
Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan
Struktural, Jakarta, Bumi Aksara.
Suryono, Agus,2004, Pengantar Teori
Pembangunan, Malang, Universitas Negeri
Malang, UM Press.
------------,2006, Ekonomi Politik
Pembangunan dalam Perspektif Teori Ilmu
Sosial, Malang, UM Press.
Turner, Bryan, 2000, Teori-Teori Sosiologi:
Modernitas-Postmodernitas, Yogyakarta,
Pustaka Pelajar .
Veeger, KJ, 1990, Realita Sosial, Refleksi
Filsafat Sosial Atas Hubungan Individu
Masyarakat Dalam Cakrawala Sejarah
Sosiologi, Jakarta,Gramedia Pustaka Utama .
Wallace, Walter,L,1990, Metoda Logika Ilmu
Sosial, Jakarta, Bumi Aksara.
Waters, Malcolm, 1994, Modern Sociological
Theory, London-New Delhi, Sage Publications,
Thousand Oaks . tbk
KONSEP DAN TEORI
PENDAHULUAN
BERTEORI SOSIAL DIAWALI DENGAN
KEMAMPUAN UNTUK MENGERTI DAN
MEMAHAMI KONSEP-KONSEP SOSIAL
TEORI SOSIAL MERUPAKAN GABUNGAN
ATAU KUMPULAN DARI KONSEP-KONSEP
SOSIAL YANG TELAH DIUJI KEBENARANNYA
SECARA UMUM (OBYEKTIF, METODOLOGIS)
DAN MEMILIKI SIFAT GENERALISASI
BELAJAR TEORI SOSIAL BERBEDA DENGAN
PRAKTEK TEORI SOSIAL (AKTUALISASI
REAKTUALISASI)
KONSEP TEORI METODOLOGI
APA ITU KONSEP ?
MERUPAKAN GAMBARAN (WACANA) ABSTRAK
DARI FENOMENA ALAMI DAN FENOMENA
SOSIAL
WACANA FENOMENA ALAMI, MELAHIRKAN
ALIRAN POSITIVISTIK NATURALISTIK
(NATURAL LAW)
WACANA FENOMENA SOSIAL, MELAHIRKAN
ALIRAN HUMANISTIK KULTURALISTIK (SOCIAL
LAW)
KONSEP
Fenomena alami, berkaitan dengan: posisi
dan lokasi wilayah/geografi, kondisi
sumberdaya alam, kondisi kependudukan
(SDM) disebut Trigatra/Sikayamampu
Fenomena sosial, berkait dengan: peristiwa
ideologi, peristiwa politik, peristiwa ekonomi,
peristiwa sosial, peristiwa budaya, dan
peristiwa pertahanan dan keamanan
masyarakat (IPOLEKSOSBUDHANKAM)
Ilmu sosial merupakan kajian-kajian yang
banyak berkaitan dengan fenomena-
fenomena sosial (konsep sosial) yang disebut
dengan aspek kemasyarakatan (Pancagatra)
KONSEP-KONSEP DASAR DALAM
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL :
1. Realita atau fenomena 16. Kekuasaan dan otoritas sosial
sosial 17. Integrasi/solidaritas sosial
2. Individu dan masyarakat 18. Konflik sosial
3. Interaksi sosial 19. Sikap dan perilaku sosial
4. Proses sosial 20. Penyimpangan/Patologi sosial
5. Kategori sosial 21. Nilai dan norma sosial
6. Kolektivitas sosial 22. Sosialisasi dan akulturasi
7. Kelompok sosial 23. Sistem sosial
8. Posisi/kedudukan sosial 24. Organisasi sosial
9. Peran sosial 25. Harmonisasi/Tertib sosial
10. Fungsi sosial
11. Status sosial
12. Struktur sosial
13. Kebudayaan
14. Lembaga/Pranata sosial
15. Stratifikasi sosial
FUNGSI KONSEP DALAM TEORI
SOSIAL
Memberi pengertian dan pemahaman
ttg sesuatu (kognitif dan afektif atau
understanding)
Memberikan penjelasan atau
keterangan ttg sesuatu (explanasi)
Menilai suatu kondisi obyek sosial
(evaluatif)
Dapat memberitahu ttg sesuatu
(informatif dan komunikatif)
Menghasilkan suatu istilah yang sifatnya
praktis dan sederhana (pragmatis)
TUJUAN KONSEP DALAM TEORI
SOSIAL
Sebagai reduksi atau refleksi dari peristiwa,
realita, gejala atau fenomena sosial yang
berisikan data dan fakta-fakta sosial
Untuk merumuskan kesepakatan
(komitmen) definisi, pengertian, istilah,
kata-kata, kalimat atau label-label dari
fenomena sosial sebagai konsep-konsep
sosial
Untuk merumuskan simbol-simbol,
kategorisasi, mitos, formula/dalil, dan kode-
kode (morse) sebagai hasil konstruksi
kelompok tertentu yang sifatnya lebih halus
daripada peristiwa dan konsep-konsep
sosial yang dirumuskan sebelumnya
MANFAAT KONSEP
Dengan konsep, manusia dapat
berkomunikasi dengan manusia lain dan
bahkan dengan machluk lain, karena adanya
kesamaan pemahaman (mutual
understanding) dan kesamaan pemaknaan
(mutual meaning)
KONSEP-KONSEP DASAR DALAM
ILMU SOSIAL :
16. Kekuasaan dan otoritas sosial
1. Realita atau fenomena
17. Integrasi/solidaritas sosial
sosial
18. Konflik sosial
2. Individu dan masyarakat
19. Sikap dan perilaku sosial
3. Interaksi sosial
20. Penyimpangan/Patologi sosial
4. Proses sosial
21. Nilai dan norma sosial
5. Kategori sosial
22. Sosialisasi dan akulturasi
6. Kolektivitas sosial
23. Sistem sosial
7. Kelompok sosial
24. Organisasi sosial
8. Posisi/kedudukan sosial
25. Harmonisasi/Tertib sosial
9. Peran sosial
26. Perubahan Sosial
10. Fungsi sosial
11. Status sosial
12. Struktur sosial
13. Kebudayaan
14. Lembaga/Pranata sosial
15. Stratifikasi sosial
PROSES KONSEP KE TEORI
Halus KODE
(Askripsi, Morse)
FORMULA
(dalil, rumus, stikma)
MITOS
(legenda, cerita)
SIMBOL (Bahasa)
KATAGORISASI (Teoritisasi)
REALITA
E N
M O
P N
FENOMENA/PERISTIWA
I
R E
I KONSEP M
S P
I
TEORI R
I
S
METODOLOGI
Peristiwa/Fenomena/Realita/Gejala
(kualitatif)
Fokus
Uji Hipotesis (kuantitatif)
Definisi operasional
MEMAHAMI
TEORI ILMU-ILMU
SOSIAL
MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER,
SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI,
GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN
AAHTEORI !!
KANKER GIGI DAN RONGGA MULUT
UNSUR-UNSUR TEORI
(Tom Campbell, 1994)
ILMU-ILMU
SOSIAL Ilmu Teori Ekonomi
(UMUM) Ekonomi A-Z
Teori Sosiologi
Sosiologi A-Z
TEORI-TEORI ILMU
SOSIAL
TEORI ILMU
POLITIK/ADM Teori A - Z
(KHUSUS)
TEORI ILMU
EKONOMI Teori A - Z
(KHUSUS)
TEORI
Teori A - Z
SOSIOLOGI
(KHUSUS)
TEORI
Serangkaian asumsi, konsep, konstrak,
definisi dan proposisi untuk menerangkan
suatu fenomena sosial dan alami secara
sistematis dengan cara merumuskan
hubungan antar konsep
Gabungan dari konsep-konsep yang telah
diuji kebenarannya secara sistematis dan
metodologis sehingga memiliki sifat
obyektif (generalisasi) sebagai
kesepakatan dunia akademis
Teori adalah alat untuk memahami
kenyataan atau realitas sosial
Teori sebagai alat untuk menyatakan
hubungan sistematik antara fenomena
atau gejala yang hendak diteliti
Teori selalu lahir dari kenyataan dan
selalu diuji pula di dalam kenyataan
Teori merupakan hasil kesepakatan
masyarakat akademis sebagai perspektif
etik (agenda akademis)
Teori memberikan pola bagi interpretasi
data
Teori menghubungkan satu studi dengan
studi lainnya
Teori menyajikan kerangka sehingga
konsep dan variabel memiliki arti dan
makna penting
Teori memungkinkan interpretasi makna
yang lebih besar (siap pakai) daripada hasil
temuan yang diperoleh dari penelitian
(kegunaan laten/hidden)
PERSOALAN POKOK
TEORI SOSIAL
GRAND THEORY
(Analisis Menyeluruh)
I
CASE/SUBSTANTIVE/
III IDEOGRAFIS THEORY
(Analisis Kasus/Isu dari Fakta Empiris)
PAHAM TEORI SOSIAL DALAM PRAKTEK
IDEALISME
TEORI
PRAGMATISME
UTOPIANISME
METODOLOGI
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Linear
Proses
Kesinambungan (kontinuum)
Kemiskinan Struktural
Kemiskinan
Natural MALAS
MISKIN
Kemiskinan Kultural
DASAR-DASAR
PENGAMATAN
ILMU-ILMU SOSIAL
DASAR PENGAMATAN
ILMU-ILMU SOSIAL
DEDUKTIF
INDUKTIF
Dunia Empiris/ Empirical World:
Dunia manusia di mana bisa dilakukan pengamatan, baik dengan indera atau
peralatan yang dibuat manusia (The worlds susceptible to observation)
Sains berkembang oleh:
Proses pengamatan manusia
secara sistematis & terus-
menerus akan sesuatu yang
dialami atau disaksikan dlm
kehidupannya.
Sains mengandung 2 hal pokok:
UNDERSTANDING
RESEARCH
EXPLANATION
PREDICTION
THEORY
THEORY EMPIRIC
EMPIRIC
CONTROL
MASALAH SOSIAL
Sesuatu yang menimbulkan pertanyaan 5 W
+ 1 H (what, why, who, where, when, how)
Sesuatu yang mengandung keragu-raguan
dan ketidak pastian dalam kehidupan
masyarakat (anomie)
Suatu kesenjangan (gap) antara sesuatu
yang seharusnya (das sollen, teori) dengan
sesuatu yang senyatanya (das sein, empiris)
Adanya kesenjangan (gap) antara teori sosial
dan praktek teori sosial
Adanya sesuatu yang dianggap masih kurang
(dis-distribution)
Adanya ketidakseimbangan (dis-equity/dis-
balance)
Adanya sesuatu yang dianggap tidak
cocok/tidak relevan (defesiensi)
Sesuatu yang tidak layak (veasible), dianggap
layak dan dipakai terus
Masalah sosial ada yang bisa terpecahkan
dan ada pula yang tidak bisa terpecahkan
(social connatus)
Dalam penelitian sosial, permasalahan sosial
(social problems) dapat dirumuskan secara
teoritis, empiris, dan normatif
MASALAH SOSIAL
(UMUM)
Kemiskinan
Keadilan Sosial
Pemerataan
Penataan Kelembagaan
Demokrasi
Hak Azasi Manusia
Supremasi dan Penegakan Hukum
Lingkungan Hidup
Ketidak percayaan Sosial (social
distrust) dan Kebohongan Publik (public
lie)
Penyalahgunaan Obat Terlarang
(psikotropika)
Persamaan gender (egalitarian)
Kebebasan (the freedom)
Pemberdayaan SDM (empowerment)
Terorisme dan Separatisme
Aborsi dan Prostitusi
Pornografi dan Pornoaksi
Konflik Peradaban (civilization conflict)
Kebebasan Informasi Publik (KIP)
MASALAH SOSIAL (KHUSUS)
1.Tingginya jumlah pengangguran
2.Kesenjangan pembangunan
3.Rendahnya kualitas SDM ((Pendidikan)
4.Menurunnya kualitas SDA
5.Rendahnya penegakan hukum dan keadilan
6.Rendahnya kualitas pelayanan kepada publik
7.Belum optimalnya fungsi kelembagaan
8.Ancaman separatisme dan terorisme
9.Tingginya tingkat kejahatan/kriminalitas/korupsi
(konvensional, transnasional)
10. Rendahnya kemampuan Hankam
11. Kekerasan atas nama agama
PERNYATAAN MASALAH
(Problem Statement)
OPERASIONALISASI
Dijawab dengan asumsi, MASALAH
Proposisi, hipotesa, dan teori (Problem Operationalization)
PERAN ILMU SOSIAL DALAM
PEMECAHAN MASALAH SOSIAL
MENGAJUKAN
Proses dimulai lagi REKOMENDASI
PEMECAHAN MASALAH
MEMBERIKAN PENJELASAN
DAN MENDORONG MEMPELAJARI HALANGAN
SARAN-SARAN YANG MUNGKIN TERJADI
KEGIATAN
MENANGGULANGI MASALAH
KATEGORISASI TEORI
ILMU-ILMU SOSIAL
ILMU PENGETAHUAN
(SCIENTIFIC)
Ilmu Antropologi
Kesehatan
Masyarakat INDIVIDU,
MASYARAKAT,
DAN
KEBUDAYAAN
Ilmu Politik
Sejarah
1. Teori Diskriptif
2. Teori Pre-skriptif
3. Teori Normatif
4. Teori Asumtif
5. Teori Instrumental
6. Teori Hubungan Manusia (Human Relation)
7. Teori Pengambilan Keputusan (decesion
making)
8. Teori Perilaku (Behavior)
9. Teori Sistem (Integral Comprehensive)
10. Teori Kontingensi (Mixed Theory), dan
11. Teori Diskriptif - Eksplanatori
KETERANGAN
1. Teori diskriptif menggambarkan apa-apa
yang nyata-nyata terjadi dilapangan
(memotret apa adanya)
2. Teori pre-skriptif menggambarkan
perubahan-perubahan untuk melakukan
pembaharuan, koreksi dan perbaikan suatu
proses teori dan fenomena tertentu
3. Teori normatif pada dasarnya
mempersoalkan peranan suatu
kebijaksanaan/ perundang-undangan/
peraturan tertentu.
4. Teori asumtif lebih memusatkan perhatian
pada usaha-usaha untuk memperbaiki suatu
praktek dengan memahami hakekat suatu
fenomena yang terjadi dalam lingkungannya
5. Teori instrumental bermaksud untuk
melakukan konseptualisasi mengenai cara-
cara memperbaiki suatu teknis sehingga
dapat dibuat sebagai sasaran yang lebih
realistik (tools of analysis)
6. Teori hubungan manusia (human
relation theory) menitik beratkan bahwa
norma-norma sosial merupakan faktor
kunci dalam menentukan sikap, perilaku
dan tindakan seseorang terutama dalam
lingkungan kerja
7. Teori pengambilan keputusan
(decesion making theory) lebih
mengkonsentrasikan diri pada analisa
proses pengambilan keputusan, apakah
mempergunakan model statistik, model
optimasi, model informasi, model simulasi,
model liniar programming, model critical
path scheduling, model inventory, model
site location, ataukah model resources
allocation, dan sebagainya (catatan : pada
beberapa fakultas dan program training
sudah merupakan mata pelajaran
8. Teori perilaku (behavior theory) orientasi
yang dikembangkan adalah efesiensi dan
sasaran dengan cara mengintegrasikan
komponen-komponen anggota organisasi,
struktur dan prosesnya. Dengan kata lain teori
perilaku lebih memahami pentingnya aspek
dan faktor manusia sebagai alat utama untuk
mencapai tujuan organisasi ( catatan : teori
perilaku ini juga sudah merupakan mata
kuliah tersendiri sebagai mata kuliah perilaku
organisasi)
9. Teori sistem merupakan suatu cara
pendekatan yang memandang bahwa setiap
fenomena mempunyai berbagai komponen
yang saling berinteraksi satu sama lain agar
dapat bertahan hidup (survival). Dalam sistem
memiliki beberapa unsur sistem antara lain :
unsur lingkungan, unsur masukan (input),
unsur pengelola (konversi/throught put), unsur
keluaran (out put/product), unsur efek atau
unsur akibat (consequences), dan unsur
umpan balik (feed back)
10. Teori kontingensi sebagai perkembangan
dari teori sistem yang dipersamakan dengan
pendekatan situasional yang mengakui
adanya dinamika dan kompleksitas antar
hubungan (interaksi sosial)
11. Teori deskriptif eksplanatori
menjelaskan keaneka ragaman isi yang
terkandung dalam fenomena lingkungan
nyata (cenderung ke metode content analysis,
discourse analysis, framing analysis).
SIFAT HUBUNGAN ANTAR
TEORI
ILMU-ILMU SOSIAL
PERBEDAAN ANTAR TEORI
ILMU-ILMU SOSIAL
Terletak pada dimensi atau sudut pandang yang
digunakannya dalam memahami, menelaah dan
mencermati masyarakat itu secara khusus, misal:
1. Ilmu Ekonomi mencoba memahami kehidupan
Masalah
Masalah
Logik
Deterministik
Umum
Hemat
Spesifik
Dapat dibuktikan secara empirik
Antar subyek (replikasi)
Terbuka bagi adanya perubahan
PENDEKATAN
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
PENDEKATAN INTERPRETATIF :
Manusia sebagai subyek interpretatif
dalam pembentukan dunia (konsep) sosial
dengan melalui proses empathi
Pendekatan ini cenderung statusquo,
karena mengabaikan rekonsiliasi antara
tindakan manusia dengan kenyataan sosial
PENDEKATAN POSITIVISTIK :
Manusia sebagai obyek perspektif hukum
kausal
Dunia (konsep) sosial terbentuk melalui
hukum-hukum sosial yang memiliki
kekuatan sendiri dan bekerja dengan
caranya sendiri terlepas dari kehendak
PENDEKATAN KRITIS :
Menawarkan perubahan yang bersifat
partisipatoris
Seluruh anggota masyarakat terlibat
secara aktif untuk menentukan siapa
mereka, apa yang mereka inginkan, dan
bagaimana memenuhi keinginanya, dan
bukan elit manusia yang menentukan arah
tindakan manusia
Teori dialektika Hegel: these + antithese =
synthese; teks + konteks = aktualisasi
RUANG LINGKUP
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Teori Ilmu Sosial pada hakikatnya berbicara
tentang objek yang sama yaitu masyarakat
(kumpulan individu yang bertempat tinggal
pada suatu wilayah, dalam waktu yang relatif
lama dan terus menerus)
Kumpulan individu ini mempunyai
karakteristik tersendiri yang dapat dibedakan
dengan kumpulan individu dan masyarakat
yang lain
FOKUS TEORI ILMU-ILMU
SOSIAL
1. Mengkaji, memahami, meneliti, dan
menemukan makna tentang: Persamaan
dan perbedaan antara satu masyarakat
dengan masyarakat yang lainnya
2. Interaksi dalam masyarakat, yakni:
interaksi individu dengan individu,
individu dengan kelompok, individu
dengan organisasi, kelompok dengan
kelompok, kelompok dengan organisasi,
dan organisasi dengan organisasi lain
3. Pikiran, gagasan (ide), dan lembaga-
lembaga sosial dalam masyarakat
4. Sistem dan Struktur sosial yang muncul
sebagai akibat dari perbedaan nilai dan
norma, serta pemilikan atas barang-
barang
dan jasa yang dianggap bernilai
5. Kerjasama, persaingan, konflik dan
kompromi
yang timbul sebagai akibat dari usaha-
usaha
memperebutkan nilai-nilai yang
dianggap
bermanfaat dan menguntungkan
6. Perubahan sosial: baik dalam artian
perubahan pikiran, gagasan, struktur
sosial
JENIS TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
BERCORAK LIBERAL (BEBAS NILAI):
dikarenakan ia tidak berusaha
mempromosikan suatu cita-cita sosial,
nilai-nilai kebajikan tertentu, dan bersifat
netral (taken for granted)
BERCORAK PERFEKSIONIS (TERIKAT NILAI):
berusaha mencari wahana dari cita-cita
mengenai kebajikan, bersifat partisipan,
memperhatikan dan menghargai nilai-nilai
objek yang diamati bahkan menjadikannya
sebagai subjek/aktor (Contoh: teori
Marxisme yang mencita-citakan
masyarakat tanpa kelas, dan teori
feminisme yang mencita-citakan
PERSPEKTIF PERKEMBANGAN
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BISA BERKEMBANG
DENGAN BAIK
JIKA PROFESIONALISME MENJADI PROSES DAN
TUJUANNYA DAN TIDAK TEROBSESI OLEH MARKET
ORIENTED DAN POLITISASI
TIGA PERSPEKTIF TEORI SOSIAL
(Ignas Kleden, 1987)
Sumber: Patrick Baert, 1998, Social Theory in The Twentieth Century,Cambridge, Polity Press.
ANATOMI
DAN
JENIS TEORI ILMU SOSIAL
ANATOMI TEORI
SOSIAL
KLASIK: teori perkembangan/ kemajuan
(Comte), teori siklus perubahan budaya
(Sorokin), teori integrasi/solidaritas sosial
(Durkheim), teori konflik/ pertentangan
kelas (Marx), teori rasionalitas (Weber),
teori interaksi (Simmel), teori konstruksi
sosial (Berger)
MODERN: teori fenomenologi (Weber),
teori interaksionisme simbolik (Mead), teori
dramaturgi (Goffman), teori
etnometodologi (Garfinkel), teori
pertukaran sosial (Homans), teori
fungsional (Parson), teori fungsionalisme-
struktural (Merton), teori neo-
KONTEMPORER: teori hegemoni (Gramsci),
teori strukturasi (Giddens), teori pilihan
rasional (Elster), teori konflik (Dahrendorf),
teori post-modernism (Bourdieu, Michel
Foucault, Derrida), teori kritis (Jurgen
Habermas)
KARAKTERISTIK TEORI
KONTEMPORER
Teori kontemporer menjelaskan
hubungan (aksi dan interrelasi) antara
struktur dan agensi
Kelompok kontemporer (strukturasionis)
tidak memandang struktur dan agensi
sebagai dua hal yang dikotomis
sehingga menghasilkan dualisme
struktur; melainkan dua hal tersebut
saling berhubungan secara dialektis
dan kontinuum sehingga menghasilkan
dualitas struktur
Aktor atau agensi menurut pandangan
aliran ini adalah partisipan yang aktif dalam
mengkonstruksi kehidupan sosial, setidak-
tidaknya menjadi tuan atas nasibnya
sendiri. Setiap tindakan manusia selalu
mempunyai tujuan
Artinya bahwa aktor secara rutin dan
diam-diam memonitor apa yang sedang ia
lakukan, sebagaimana reaksi orang
terhadap tindakannya dan lingkungan
dimana ia melakukan aktivitas tersebut
Sedangkan struktur, selain dapat
membatasi aktivitas manusia (constraining)
tetapi juga memberikan kebebasan
bertindak (enabling) kepada manusia
Dualitas struktur melihat kekuasaan
sosial sebagai simuka janus (the janus face
of power) yang berfungsi sebagai alat
analisis kehidupan sosial yang penting,
terutama mengenai hubungan antara
tindakan manusia dan struktur.
JENIS TEORI SOSIAL
TEORI SOSIAL MAKRO: teori fungsional,
teori struktural , teori equilibrium, teori konflik
TEORI SOSIAL MIKRO: teori fenomenologi,
teori interaksionisme simbolik, teori
etnometodologi, dan teori dramaturgi
PARADIGMA
(ILMU) SOSIAL
PARADIGMA
Sebagai suatu cara pandang terhadap
suatu persoalan yang didalamnya
terdapat sejumlah asumsi tertentu, teori
tertentu, metodologi tertentu, model
tertentu, dan solusi tertentu
Setiap paradigma diandaikan otonom,
mandiri dan terpisah dengan paradigma
yang lain (memiliki jargon, simbul dan
konsep sendiri-sendiri), sehingga
paradigma pada hakekatnya tidak dapat
disatukan (apalagi disamakan), tetapi
hanya bisa dibandingkan sebagai studi
komparatif
PERKEMBANGAN PARADIGMA SOSIAL
Dalam diskursus ilmu-ilmu sosial kajian
paradigma sebagai aliran utama pada
umumnya dikaitkan dengan persoalan
tingkah laku sosial, kehidupan, dan
perubahan sosial dalam masyarakat
Misalnya: bermula dari penelitian dan
penulisan pemikir-pemikir sosial klasik
seperti Karl Marx, Emile Durkheim dan Max
Weber, sampai dengan perkembangan
pemikiran teoritis di zaman modern dan
kontemporari seperti Karl Manheim, C.
Wright Mills, Erving Goffman, Gramsci,
Habermas, Foucault yang membentuk
pelbagai aliran dan usaha mengintegrasikan
pelbagai aliran pemikiran teoritis