Anda di halaman 1dari 18

JOURNAL READING

THYROID STORM IN A PATIENT WITH TRAUMA


A CHALLENGING DIAGNOSIS FOR THE
EMERGENCY PHYSICIAN: CASE REPORT AND
LITERATURE REVIEW

PEMBIMBING
dr. Albert Linardy Sp.B

OLEH:
Husni Mubarok

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN-SMF ILMU PENYAKIT BEDAH RSUD
BANGIL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA
KUSUMA SURABAYA 2017
Pendahuluan

Badai tiroid merupakan suatu keadaan darurat dalam bidang


endokrin dan masih menjadi sebuah tantangan dalam diagnostik
dan terapi. Hal ini dapat terjadi dari berbagai faktor, termasuk
infeksi, pembedahan, penyakit akut, dan jarang pada kasus
trauma. Diagnosa badai tiroid pada pasien trauma sulit karena di
tegakkan karena dokter lebih berfokus pada pengelolaan cedera
lebih tampak. Manifestasi dari badai tiroid, seperti takikardi atau
gangguan kesadaran, bisa dianggap sebagai bagian dari trauma.
pemeriksaan fisik yang cermat dari riwayat pasien dan
kewaspadaan faktor risiko badai tiroid yang terkait dengan trauma
dapat mengurangi tingkat kesalahan diagnosis
Kasus
Seorang pengendara sepeda motor laki-laki 32 tahun,
menggunakan helm, dibawa ke Instalasi Gawat Darurat setelah
kecelakaan lalu lintas di jalan. Pasien datang setelah 30 menit
terjadinya kecelakaan, pasien mengalami gelisah parah dan
diaphoresis. Selama pemeriksaan primer survey , pasien
tampak dyspnea, tingkat pernapasan 35 napas / menit, detak
jantung dari 155 denyut / menit, dan tekanan darah 138/94 mm
Hg. Glasgow Coma Scale skor pasien adalah sebagai berikut:
mata, 4; verbal, 2; dan motor, 4 (GCS : 424).
Ukuran Pupil pasien dalam batas normal, simetris kanan kiri
dan reflek cahaya positif . Tampak luka lecet yang beberapat di
wajah dan keempat anggota badan, dan deformitas ekstremitas
bawah kanan. Pada pemeriksaan Radiografi ditemukan patah
tertutup pada distal tibia dan fibula kanan
Kemudian pasien diberikan 1 L cairan kristaloid secara
intravena tapi belum ada respon. Dengan adanya kesan
bahwa perdarahan akibat trauma, maka seluruh tubuh
pasien dilakukan CT scan, tetapi tidak ada kelainan dari
kepala, tulang belakang leher, dada, atau perut.
Ketika pasien kembali dari Radiologi ke ruang
resusitasi, pasien menjadi semakin gelisah, tampak
takipnea dan takikardi, sampai akhirnya mencapai detak
jantung 178 denyut / menit, tekanan darah 181/81 mm Hg,
dan suhu 38,4 C dari telinga.
Karena pasien gelisah dan takipnea bertambah parah,
pasien diintubasi dengan tabung endotrakeal untuk
perlindungan jalan napas. Sebuah rontgen dada dilakukan
setelah intubasi, mengungkapkan tampak pelebaran
pembuluh darah di hilus dengan gambaran seperti sayap
kupu-kupu bilateral, kesan seperti edema paru.
Setelah serangkaian pemeriksaan dan manajemen
klinis,. keluarganya mengungkapkan bahwa pasien telah
didiagnosis dengan tirotoksikosis sejak 1 tahun
sebelumnya, tetapi pasien menolak menggunakan obat
apapun atau pemeriksaan lebih lanjut.
Beberapa minggu sebelumnya, pasien mulai mengeluh
tentang diare ringan, palpitasi, mudah gelisah, dan tidak
kuat panas.
Ultrasonography mengungkapkan gondok difus dengan
peningkatan vaskularisasi tapi tidak ada lebam. Badai tiroid
ditegakkan menggunakan Burch dan Wartofsky skor (Tabel
1): pasien memiliki skor 85 (suhu = 15, delirium = 20, diare
= 10, takikardia = 25, edema paru = 15)
Tes fungsi tiroid awal mengungkapkan data sebagai
berikut (nilai normal dalam kurung): tiroksin (T4) tingkat
bebas dari 8.56 ng / dL (0,8-2 ng / dL), thyroid-stimulating
hormone (TSH) tingkat <0,03 mIU / mL ( 0,25-5,0 mIU /
mL), dan total tingkat triiodothyronine (T3) dari 491,39 ng /
dL (100-190 ng / dL).
Setelah pengobatan dengan propylthiouracil,
propranolol, hidrokortison, dan larutan senyawa yodium,
status klinis pasien membaik secara bertahap
Diskusi
Badai tiroid, yang terjadi pada sekitar 1-10% dari pasien
rawat inap dengan tirotoksikos, dan telah menjadi
tantangan diagnostik dan terapi dalam praktek klinis sejak
pertama kali ditemukan pada tahun 1926.
Meskipun patogenesis yang tepat dari badai tiroid tidak
dapat ditentukan secara pasti, berbagai faktor pencetus,
yaitu infeksi, trauma utama, pembedahan, partus,
ketoasidosis diabetikum, kecelakaan vaskuler, ketidak
patuhan dengan obat tiroid, paparan yodium dan stres
emosional di akui menjadi penyebab dari badai tiroid
Gejala badai tiroid, yang meliputi gangguan kesadaran,
takikardia, dan hipertensi, mungkin membingungkan dokter
ketika pasien datang dengan trauma.
Setelah review singkat literatur, kami menemukan 22
artikel yang melaporkan kasus badai pasca trauma tiroid,
yang pertama kali dijelaskan oleh Jacobs pada tahun 1979
Manifestasi klinis
Gejala yang paling umum dari pasien dengan badai
tiroid pasca trauma yang takikardia (96%), diikuti oleh
demam (80%) dan gangguan kesadaran (52%).
Kirteria diagnostik throid storm menurut Burch dan
Wartofsky

DISFUNGSI TERMOREGULASI : SUHU C Skor


37,2- 37,7 5
37,8-38,2 10
38,3-38,8 15
38,9-39,4 20
39,4-39,9 25
>40.0 30
DISFUNGSI SISTEM SARAF PUSAT Skor
Tidak ada 0
Ringan : agitasi 10
Sedang : derilium, ganggua psikis, extrem 20
letargi
Berat : kejang, koma 30

DISFUNGSI GASTROINTESTINAL DAN LIVER Skor


Tidak ada 0
Sedang : diare, mual muntah, nyeri perut 10
Berat : ikterus tak dapat dijelaskan 20
Faktor pencetus Skor
Ada 0
Tidak ada 10

DISFUNGSI CARDIOVASKULAR : DETAK Skor


JANTUNG /MENIT
99-109 5
110-119 10
120-129 15
130-139 20
>140 25
DISFUNGSI CARDIOVASKULAR : GAGAL Skor
JANTUNG
Tidak ada 0
Ringan : bengkak pada kaki 5
Sedang : ronki 10
Berat : edem paru-paru 15

DISFUNGSI CARDIOVASKULAR : ARITMIA Skor


ada 0
tidak ada 10

Menurut Burch dan Wartofsky : Skor 45 atau lebih besar


sangat menjurus ke badai tiroid, skor 25-44 mendukung diagnosis
badai tiroid, dan skor <25 tidak mungkin untuk menunjukkan
badai tiroid.
Terapi
Pengobatan paling sering dipilih adalah thioamides (95%),
b-blocker seperti propranolol atau esmolol (90%),
kortikosteroid (40%), yodium (30%), dan digoxin (20%).
intervensi bedah dengan tiroidektomi dilakukan pada 3
pasien (13%), yang semuanya memiliki cedera langsung
pada kelenjar tiroid.
Manajemen medis badai tiroid mempunyai tiga tujuan:
menghambat sintesis dan pelepasan hormon tiroid
menghambat efek perifer hormon tiroid, dan
meningkatkan hormon tiroid klirens
Outcome pengobatan badai tiroid post trauma
Hasil pengobatan dilaporkan untuk 25 kasus. Dua puluh
satu pasien (84%) memiliki perbaikan gejala, 3 (12%)
mengalami gejala sisa neurologis, dan satu (4%)
meninggal karena kanker tiroid dengan beberapa
metastasis tulang belakang dan gagal pernafasan.
Kesimpulan
Trauma merupakan penyebab dari badai tiroid yang jarang,
dan diagnosis badai tiroid mungkin sulit karena tumpang tindih
banyak temuan klinis antara tirotoksikosis (takikardia,
perubahan status mental, sakit perut) dan trauma hipovolemik.
Dokter harus selalu mempertimbangkan diagnosis badai tiroid
jika pasien memiliki riwayat hipertiroidisme dan trauma dengan
tingkat keparahan menengah.
Sistem penilaian dan data laboratorium dapat membantu
untuk mendiagnosa dan memantau hasil pengobatan.
intervensi bedah diindikasikan untuk pasien yang gagal
pengobatan atau mereka yang cedera kelenjar tiroid langsung.
hasilnya biasanya cukup baik dengan manajemen yang tepat
Tabel Ringkasan Gejala Badai Thyroid Setelah Trauma

Takikardi 24 (96)%

Demam 20 (80)%
Perubahan kesadaran 13 (52)%

Gangguan gastrointestinal 6 (24)%

Gagal jantung 6 (24)%

Atrial fibrilasi 4 (16)%


Disfungsi berbagai macam organ 2 (8)%
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai