Anda di halaman 1dari 8

Analisis Kebijakan

Reklamasi Pantai Utara


Jakarta
Pengertian Reklamasi
Undang-Undang nomor 27 tahun 2007 tentang
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil,
mengungkapkan bahwa reklamasi adalah kegiatan yang
dilakukan dalam rangka meningkatkan manfaat sumber
daya lahan yang ditinjau dari sudut lingkungan dan
sosial ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan
lahan atau drainase.
Reklamasi pantai dapat diartikan sebagai usaha
pembentukan lahan baru baik yang menyatu dengan
wilayah pantai atau pun yang terpisah dari pantai
dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau
drainase dalam rangka meningkatkan manfaat sumber
Ringkasan Kasus Reklamasi

PT Harapan Indah mereklamasi kawasan Pantai Pluit selebar 400 meter untuk
pemukiman mewah Pantai Mutiara
1980- PT Pembangunan Jaya melakukan reklamasi kawasan Ancol sisi utara untuk
kawasan industri dan rekreasi

an
Reklamasi hutan bakau Kapuk menjadi permukiman mewah Pantai Indah Kapuk
Reklamasi daerah industri, yaitu Kawasan Berikat Marunda
Presiden Soeharto mengeluarkan Keppres No 52 Tahun 1995 tentang reklamasi
Pantai Utara Jakarta dan Perda No. 8 Tahun 1995
1995 Keputusan ini menabrak RUTR Jakarta 1985-2005 yang tidak menyebutkan adanya
rencana reklamasi
Ringkasan Kasus Reklamasi
Terbit SK Menteri Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 2003
tentang Ketidaklayakan Rencana Kegiatan Reklamasi dan
2003 Revitalisasi Pantai Utara.

Gugatan oleh 6 pengembang ke PTUN dengan alasan telah


2007 melengkapi syarat reklamasi, PTUN memenangkannya.

Kementerian Lingkungan Hidup mengajukan kasasi ke MA,


2009 dan dinyatakan reklamasi menyalahi amdal.
Ringkasan Kasus Reklamasi

MA mengeluarkan putusan baru (No. 12/PK/TUN/2011) yang


menyatakan, reklamasi di Pantai Jakarta legal dengan syarat
dibuat kajian amdal terbaru dan kajian lingkungan hidup
2011 strategis (KLHS)

Presiden SBY menerbitkan Perpres No 122 Tahun 2012 yang


menyetujui praktik pengaplingan wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil di Teluk Jakarta.

2012 Disahkan Perda DKI Jakarta No.1 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah 2030 mengubah Perda No. 8 Tahun1995.
Ringkasan Kasus Reklamasi
Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Gubernur Fauzi Bowo
kembali mengukuhkan rencana reklamasi.
Surat Keputusan Gubernur DKI Nomor 2238 Tahun 2013 keluar

2014 pada Desember 2014 dengan pemberian izin reklamasi Pulau G


kepada PT Muara Wisesa Samudra.

Gubernur DKI Ahok menerbitkan izin pelaksanaan Reklamasi


Pulau F, I, dan K
Persiapan tahap awal pengembangna pulau O, P, dan Q yang

2015 akan diintegrasikan dengan Pulau N untuk pembangunan Port of


Jakarta
Ringkasan Kasus Reklamasi
OTT oleh KPK terhadap M.Sanusi (angoota DPRD
DKI Jakarta) disusul penetapan tersangka
terhadap Presiden Drektur Agung Podomoro Land
selaku holding grup PT.Muara Wisesa pemegang
Izin Reklamasi Pulau G.
Proyek reklamasi terhenti di masa Rizal Ramli
menjabat sebagai Menko Kemaritiman.

2016 Jokowi mereshuffle kabinet dan mengganti Rizal


Ramli dengan Luhut Binsar Pandjaitan, di tangan
Luhut proyek reklamasi kembali berjalan.
Ringkasan Kasus Reklamasi
PTUN mencabut izin
reklamasi Pulau F, I, dan
K
Kita tunggu kebijakan
2017 gubernur baru DKI
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai