Contoh Soal:
Rumah Sakit Indonesia Sehat (swasta) tahun 2016 memiliki omzet lebih dari 50M dengan
penghasilan sebesar Rp2.870.000.000,00. Rincian penghasilan yang diperoleh sebagai
berikut:
Penghasilan usaha : Rp2.500.000.000,00
Hibah : Rp 300.000.000,00
Bantuan/sumbangan : Rp 50.000.000,00
Penghasilan bunga deposito : Rp 20.000.000,00
Biaya-biaya yang dikeluarkan RS Indonesia Sehat secara keseluruhan untuk tahun 2016
sebesar Rp2.150.000.000. Dengan rincian biaya tersebut terdiri dari:
a. Biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan ( Pasal 6 ayat 1 UU nomor 36 tahun 2008) dan SE -
34/PJ.4/1995 Jo SE - 39/PJ.4/1995) = Rp200.000.000,00
b. Biaya bunga= Rp 50.000.000
c. Subsidi kepada pasien kurang mampu= Rp 100.000.000
Hitunglah Pajak penghasilan Rumah Sakit tersebut !
Jawab:
Besarnya PPh Badan terutang yang harus dibayar RS:
1. Total Penghasilan RS Rp 2.870.000.000,00
2. Penghasilan bukan objek pajak
- Hibah Rp 300.000.000,00
- Bantuan/sumbangan Rp 50.000.000,00 +
Total Penghasilan bukan objek pajak (a) Rp 350.000.000,00
3. PKP Final (bunga deposito) (b) Rp 20.000.000,00 +
Total (a+b) Rp (370.000.000,00)
4. Penghasilan bruto Rp 2.500.000.000,00
5. Total pengeluaran Rp 2.150.000.000,00
6. Koreksi fiskal:
- Beban bunga atas Rp (50.000.000,00)
pinjaman yang didepositokan
7. Biaya yang boleh dikurangkan Rp2.100.000.000,00
8. Selisih lebih/kurang Rp 400.000.000,00
9. Penghasilan Kena Pajak Rp 400.000.000,00
10. PPh Badan Terutan Pasal 17: 25% x Rp400.000.000 Rp 100.000.000,00
Contoh Soal:
Rumah Sakit Indonesia Sehat mempunyai unit instalasi farmasi/apotik, bulan September
2016 melakukan penyerahan (penjualan) obat dengan transaksi sebagai berikut:
1) Depot obat untuk pasien rawat inap = Rp 600.000.000.
2) Apotik untuk pasien rawat jalan sebesar = Rp 400.000.000.
3) Apotik untuk pembeli umum = Rp 500.000.000.
Berapa PPN terutang yang harus dibayar Rumah Sakit tersebut?
Jawab:
PPN yang harus dibayar oleh Rumah Sakit Indonesia Sehat adalah:
Transaksi yang dikenai PPN adalah transaksi nomor 2 dan 3, maka:
PPN terutang September = 2% x (Rp 400.000.000 + Rp 500.000.000)
= 2% x Rp 900.000.000
= Rp 18.000.000
Disetorkan menggunakan SSP ke Bank paling lambat pada tanggal 15 Oktober 2016
Dilaporkan lewat SPT Masa PPN paling lambat tanggal 20 Oktober 2016
b. Swasta
Dokter Yusuf (Pegawai swasta) menerima uang komisi yang berasal dari Kementerian
Kesehatan sebesar Rp16.000.000,-. Berapa PPh Pasal 21 yang terutang dan harus
dipotong oleh pemberi kerja?
Jawab:
5% x (50% x Rp16.000.000,-) = Rp400.000,-
Catatan:
Pada kasus ini Dokter Yusuf wajib menerima bukti potong PPh Pasal 21 dari
Kemenkes dan wajib menghitung kembali penghasilan tersebut dalam SPT Tahunan
PPh-nya.
Sumber:
Seri PPh - Pajak Penghasilan Bagi Dokter.
http://www.pajak.go.id/content/seri-pph-pajak-penghasilan-bagi-dokter
Penghitungan PPh 21 atas Dokter
http://ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=44
Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE - 34/PJ.4/1995
http://www.pajakonline.com/engine/peraturan/view.php?
id=92f54963fc39a9d87c2253186808ea61