RUMAH SAKIT
S AFIRA AYU CENDEKIA
S ALSABILA HANIF RAHARJO
S HADDAM ARRAHMAN SITORUS
S HAFARINA DEWI KUSUMA
S HERLY AMRI ILYASHA
SIFAT DAN KARAKTERISTIK RUMAH SAKIT
2
SISTEM PENGELOMPOKAN RUMAH SAKIT
3
KOMPONEN UTAMA RUMAH SAKIT
4
SIKLUS AKTIVITAS RUMAH SAKIT
Menyelenggarakan pemeriksaan,
pengobatan, dan perawatan kepada
umum
5
JENIS ANGGARAN RUMAH SAKIT
Anggaran Anggaran
Modal Anggaran Kas Pelaksanaan
6
AKUNTANSI PADA RUMAH SAKIT
Cash Basis
8
KARAKTERISTIK KUALITAS INFORMASI
9
Akuntansi Dana di Rumah Sakit
1
Ruang Lingkup Akuntansi Rumah Sakit
2
CONTENTS
Dana-Dana dalam Akuntansi Dana Rumah Sakit
3
Laporan Keuangan Rumah Sakit
4
Akuntansi Dana di Rumah Sakit
11
12
Ruang Lingkup Akuntansi Rumah Sakit
1 4
Piutang Utang Jangka Panjang
2 5
Investasi Saldo Dana
3 6
14
Laporan Keuangan Rumah Sakit
Aktiva bersih
terikat permanen
Aktiva bersih
terikat temporer
Aktiva bersih
tidak terikat
Laporan Keuangan Rumah Sakit
17
18
Catatan Atas Laporan Keuangan
Dana Umum
20
Piutang 2.600.000
Pendapatan Jasa Pasien 2.600.000
Penyesuaian Kontraktual 240.000
Piutang 240.000
21
Selama tahun 2016, Dana untuk tujuan Khusus dari Rumah Sakit Impian
mencatat pendapatan senilai Rp 66.000 dari investasi dengan
menggunakan aktiva dalam dana tersebut, dan mencatat sumbangan dari
sponsor/ donor senilai Rp 115.000. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:
28
Selama tahun 2016 Dana Terikat Waktu dari Rumah Sakit Impian
mengakui piutang senilai Rp 12.000 yang langsung ditransfer ke
Dana Umum. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:
30
Dana Penggantian dan Pengembangan Fasilitas
Standar
1
Pelayanan 2
3
4
5
Tarif Layanan Rumah Sakit
Kontinuitas dan
pengembangan Asas keadilan dan
layanan Daya beli masyarakat kepatutan Kompetisi yang sehat
PENGELOLAAN KEUANGAN
Rumah Sakit Sebagai BLU
1 2 3 4
Aktiva, kewajiban dan aktiva Yaitu, penghasilan, beban dan Mencakup arus kaS dari Antara lain; sifat dan jumlah
bersih kerugian dan perubahan dalam aktivitas operasi, aktivitas pembatasan permanen atau
aktiva bersih investasi dan aktivitas temporer dan perubahan
pendanaan klasifikasi aktiva bersih
Dalam hal konsolidasi laporan keuangan rumah sakit pemerintah daerah
dengan laporan keuangan kementerian negara/lembaga, maka rumah
sakit pemerintah daerah sebagai BLU/BLUD mengembangkan sub
sistem akuntansi keuangan yang menghasilkan Laporan Keuangan
sesuai dengan SAP
Laporan Operasional 1
Neraca 2
Rumah sakit sebagai BLU: TINJAUAN DARI ASPEK TEKNIS
KEUANGAN
Obyek Pajak, yang menjadi obyek pajak adalah semua penghasilan yang
diterima atau diperoleh sesuai dengan ketentuan dalam UU no 17 tahun 2000,
antara lain:
Sebuah rumah sakit pada umumnya dapat dikelola oleh pemerintah maupun
swasta. Bagi rumah sakit Pemerintah tidak perlu melaporkan PPh 25 (SPT
Masa) maupun PPh 29 (SPT Tahunan) karena rumah sakit pemerintah bukan
merupakan subyek pajak. Adapun kategori sebagai rumah sakit pemerintah
harus memenuhi hal-hal sebagai berikut yaitu :
Dibentuk berdasar peraturan perundang-undangan yang berlaku,
Dibiayai dengan dana yang bersumber APBN dan APBD,
Penerimaan lembaga tersebut dimasukkan dalam anggaran,
Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional Negara
Dengan demikian karena selain RSU/RSUD yang mendapatkan pembiayaan
dari luar APBN/APBD atau tidak seluruh penerimaan dan pembiayaan tercatat
dalam APBN/APBD, maka kewajiban menghitung pajak sendiri (PPh 25/29)
disamakan dengan badan swasta lain.
Sama halnya baik
rumah sakit pemerintah
maupun swasta memiliki
kewajiban sebagai
pemungut pajak PPh pasal
21, 23, 26,dan pasal 4 ayat
1
(2) berkaitan dengan
aktivitas pembayaran gaji,
h o n o r, j a s a , s e w a ,
dll kepada karyawan dan
pihak ketiga. Berkaitan
2
dengan transaksi yang
berhubungan dengan Pph
21 di rumah sakit
disamping pengenaan PPh
Pasal 21 atas karyawan
3
non dokter dan
d o k t e r, t e r d a p a t k e t e n t u a n
khusus bagi rumah sakit,
y a i t u : Te n a g a d o k t e r
berdasar status hubungan
4
kerja digolongkan menjadi:
5
Sesuai dengan Surat Edaran No. SE-06/PJ.52/2000 tentang Pajak
Pertambahan Nilai atas penggantian obat Rumah Sakit menyebutkan bahwa
Rumah Sakit bila tidak ada apotiknya hanya ada instalasi farmasi kalau ada
penyerahan obat untuk rawat jalan harus dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak. Dan dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan No.
251/KMK.03/2002, Keputusan Menteri Keuangan No. 253/KMK.03/2002 dan
diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 402/KMK.03/2002 maka
Surat Edaran No. SE-06/PJ.52/2000 dinyatakan tidak berlaku sehingga Rumah
Sakit yang ada Instalasi Farmasinya yang menyerahkan obat-obatan pada
pasien rawat jalan harus memungut PPN 10%.