HERLINA RAHMA O. (3335140243) EDIBLE FILM Edible film(packaging) adalah suatu lapisan yang terbuat dari bahan- bahan yang dapat dikonsumsi dan dibentuk di atas komponen makanan (coating) atau diletakkan diantara komponen makanan (film) yang berfungsi sebagai penghalang transfer massa seperti kelembaban, oksigen, lipid, dan zat terlarut, dan atau sebagai pembawa bahan makanan aditif, serta meningkatkan kemudahan penanganan makanan (Krochta, 1992). Perbedaan antara edible coating dan edible film adalah coating diaplikasikan dan dibentuk secara langsung pada permukaan bahan pangan, sementara film adalah lapisan tipis yang diaplikasikan setelah sebelumnya dicetak dalam bentuk lembaran (Guilbert et al.1996). Beberapa keunggulan edible film dibandingkan dengan bahan pengemas lain yaitu (Nisperos-Carriedo,dkk., 1992; Park,dkk., 1994; Sothornvit dan Krochta, 2000 Dalam Sonti,2003): 1.Meningkatkan retensi warna, asam, gula , dan komponen flavor 2.Mengurangi kehilangan berat 3.Mempertahankan kualitas saat pengiriman dan penyimpanan 4.Mengurangi kerusakan akibat penyimpanan 5.Memperpanjang umur simpan 6.Mengurangi penggunaan pengemas sintetik Bahan penyusun edible film dibagi menjadi tiga kategori yaitu hidrokoloid (protein dan karbohdrat), lemak,dan komposit dari dua atau tiga bahan (Yulianti dan Ginting, 2012). 3. Plasticizer 1. Hidrokoloid Komponen yang cukup besar dalam Hidrokoloid yang digunakan pembuatan edible film adalah plasticizer. dalam pembuatan edible film Plasticizer adalah bahan organik dengan berupa protein atau polisakarida. Bahan dasar protein dapat berasal berat molekul rendah yang ditambahkan dari jagung, kedele, wheat gluten, dengan maksud untuk memperlemah kasein, kolagen, gelatin, corn zein, kekuatan polimer (Ward and protein susu dan protein ikan. Hadley,1993),sekaligus meningkatkan Polisakarida yang digunakan dalam fleksibilitas dan ekstensibilitas polimer pembuatan edible film adalah selulosa dan turunannya, pati dan (Ferry, 1980) Beberapa jenis Plasticizer turunannya, pektin, ekstrak yang sering digunakan dalam pembuatan ganggang laut (alginate, karagenan, edible film adalah gliserol dan sorbitol. agar), gum (gum arab dan gum karaya), xanthan, chitosan dan lain- 2. Lipida lain. Lemak yang umum digunakan dalam pembuatan edible film adalah lilin alami (besswax, carnauba wax, paraffin wax), asli gliserol, asam lemak (asam oleat dan asam laurat), serta emulsifier. PEMBUATAN EDIBLE FILM Pembuatan edible film berbasis pati dilakukan dengan mencampur pati alami maupun pati termodifikasi dengan bahan-bahan tambahan seperti plasticizer, minyak (lipida), dan bahan lainnya, termasuk bahan aktif/anti- mikroba. Penambahan gliserol membuat film lebih mudah dicetak karena gliserol berfungsi sebagai plasticizer. Selain dapat mengurangi kerapuhan, plasticizer mampu meningkatkan fleksibilitas dan ketahanan film, terutama jika disimpan pada suhu rendah (Kester dan Fennema 1989). Selain gliserol, ke dalam formula edible film perlu ditambahkan minyak untuk memperbaiki hidrofobisitas agar film tidak terlalu lengket. Bahan tambahan lain yang dapat ditambahkan untuk memperbaiki karakteristik edible film adalah antioksidan,antipencoklatan, atau bahan pengawet seperti natrium benzoat atau bahan aktif nutrasetika, flavor, dan pewarna (Baldwin et al.1996; Lee et al. 2003). Proses produksi edible film berbasis pati sagu dengan penambahan antimikroba dimulai dengan mendispersikan pati dengan akuades, kemudian dipanaskan dan ditambahkan bahan aditif seperti plasticizer atau lipida. Pemanasan dilanjutkan sampai bahan tergelatinisasi, kemudian suhu diturunkan lalu ditambahkan bahan antimikroba (Miskiyah et al. 2009). Aplikasi pada bahan umumnya dilakukan dengan pencelupan, pelapisan (wrapping) atau penyemprotan,selanjutnya bahan dikeringanginkan dan disimpan. Proses pelapisan untuk mendapatkan bentuk lapisan film dilakukan dengan perataan pada permukaan plat kaca atau teflon berbentuk persegi kemudian gas dihilangkan (degassing) lalu dikeringkan. Untuk edible film berbasis pati, pengeringan dilakukan pada suhu 50C selama 24 jam, sedangkan untuk edible film berbasis kitosan dibiarkan pada suhu kamar selama 72 jam (Stanescu et al.2011).