Anda di halaman 1dari 26

ANESTESI PADA

OBSTETRI

PEMBIMBING :
DR. INDAH WATY MUCHLIS, SP.AN
DR. FERRY HAMDANY, SP.AN
DR. INDRA NUR HIDAYAT, SP.AN

REFERAT By : Sari Rezeki ( 611 11 019 )


PENDAHULUAN
Seksio sesarea adalah pembedahan
untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding perut dan dinding
uterus.
Anestesi mengurangi rasa sakit
Teknik anestesi yang digunakan :
1. Anestesi Umum
2. Anestesi Regional
PROBLEM
PERUBAHAN FISIOLOGI IBU HAMIL
PENGARUH OBAT PADA JANIN
PENGARUH MANIPULASI BEDAH
SESAR
PRINSIP ANESTESI
OBSTETRI
Selamatkan ibu
Sifat anelgetik yang cukup kuat
Tidak menyebabkan trauma psikis
terhadap ibu
Toksisitas rendah aman terhadap ibu dan
bayi
Tidak mendepresi janin
Relaksasi otot tercapai tanpa relaksasi
Rahim
PERUBAHAN FISIOLOGIS IBU HAMIL

1. Sistem Kardiovaskuler
2. Sistem Respirasi
3. Sistem Gastrointestinal
4. Sistem Saraf Pusat
1. Perubahan Sistem
Kardiovaskuler
Cardiac output dan stroke volume =
nadi
Jumlah eritrosit hanya 25 % sehingga
menyebabkan dilutional anemia of
pregnancy
Supine Hypotensive Syndrome = Arto-
Caval Compression
2. Perubahan Sistem
Respirasi
Penurunan FRC dan peningkatan
konsumsi oksigen 20%
Kebutuhan oksigen meningkat, tetapi
cadangan oksigen turun, hal ini
berakibat desaturasi atau angka
kejadian hipoksia dapat lebih cepat
terjadi
3. Perubahan
Gastrointestinal
Pengosongan isi lambung terlambat (12-
18 jam)
Melemahkan otot spincter esofagus =
resiko aspirasi paru
4. Perubahan Sistem Saraf
Pusat
Sensitifit
as Aktifitas progesteron
meningkat.
anestesi
inhalasi
meningk
Sensitifit
at
as Pelebaran vena-vena
epidural pada
anestesi kehamilan
regional menyebabkan ruang
subarakhnoid dan
meningk ruang epidural
menjadi lebih sempit.
at
TEKNIK ANESTESI OBSTETRI
1. Anestesi Umum
2. Anestesi Regional
a. Anestesi Spinal
b. Anestesi Epidural
1. ANESTESI UMUM
Anestesi yang dilakukan dengan
menggunakan obat-obatan anestesi
inhalasi maupun intravena.

Indikasi :
1) Gawat janin.

2) Ada kontraindikasi atau keberatan

terhadap anestesia regional.


3) Diperlukan keadaan relaksasi uterus.
ANESTESI UMUM
KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Pengendalian jalan nafas 1. Pasien tidak sadar
dan pernafasan optimal
2. Induksi Cepat 2. Potensi intubasi sulit dan
gagal = penyebab utama
mortalitas dan morbiditas
maternal
3. Risiko hipotensi dan 3. Resiko aspirasi lebih besar
instabilitas kardiovaskular
lebih rendah.
4. Dapat dilakukan pada 4. Depresi janin akibat
koagulopati, perdarahan dan pengaruh obat narkotik
sepsis (kontra indikasi
anestesi regional)
Agen Anestesi Umum
Yang ideal adalah intravena - inhalasi dengan intubasi, hal ini
mengurangi kemungkinan terjadinya aspirasi. Setelah bayi
lahir dapat diberikan narkotik intravena.

a. Ketamin dengan dosis 1 -1.5 mg/kgBB dilanjutkan agen


inhalasi dengan masker setelah anak lahir.
b. Ketamin dengan dosis 1 - 1.5 mg/kgBB dan ditambahkan
suksinil cholin 1 mg/kgBB dan dilakukan intubasi, dan setelah
anak lahir, obat anestesi inhalasi baru diberikan, misalkan eter,
ethrane atau isoflurane.
c. Pentothal dengan dosis 3 mg - 5 mg/kgBB ditambah suksinil
cholin 1 mg/kgBB dilanjutkan dengan N2O / O2 , setelah anak
lahir dilanjutkan dengan eter, ethrane atau isoflurane
Cont..
Obat induksi: pentotal 4mg/kg, Ketamin
1-1.5 mg/kg, Etomidate 0.3 mg/kg,
propofol 2-2.5 mg/kg.
N2O menembus plasenta dengan cepat
dan berikan dengan konsentrasi tidak
melebihi 50
Enfluran, isofluran, sevofluran, desfluran
dapat digunakan sebagai anestetika
untuk bedah sesar.
2. ANESTESI REGIONAL

Anestesi regional adalah anestesi lokal


dengan menyuntikan obat anestesi
disekitar saraf sehingga area yang
dipersarafi teranestesi.
Terbagi menjadi :

1. Anestesi Spinal (per abdominam/SC)

2. Anestesi Epidural (per vaginam)


A. SPINAL ANESTESI
Tindakan anestesi untuk menghambat
penghantaran sinyal nyeri dengan cara
memberikan obat anestesi lokal ke dalam ruang
subarachnoid, biasanya anestesi spinal dilakukan
untuk pembedahan pada daerah yang diinervasi
oleh cabang Th.4 (papila mammae kebawah)
ANESTESI SPINAL
KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Teknik anestesi sederhana 1. Insiden hipotensi mengkat
2. Induksi Cepat 2. Mual dan muntah
3. fetal terpapar obat minimal 3. Postdural puncture
sehingga kejadian depresi headache
janin dihindari
4. Pasien sadar
5. Resiko aspirasi berkurang
OBAT ANESTESI LOKAL UNTUK BEDAH
SESAR
1. Lidocain 1-5 % (dosis 7-10mg/kgBB)
2. Bupivacain 0,25-0,75 % (dosis 1-
2mg/kgBB

KOMPLIKASI
Hipotensi, batuk kering yang persisten,
mual muntah, nyeri kepala setelah
operasi, retansi urine dan kerusakan saraf
B. EPIDURAL ANESTESI
Tindakan anestesi untuk menghambat
penghantaran sinyal nyeri dengan cara
memberikan obat anestesi lokal ke
dalam ruang epidural dengan
menggunakan jarum khusus.
ANESTESI EPIDURAL
KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Digunakan pada operasi yg 1. Teknik anestesi sulit
lama
2. Insiden hipotensi minimal 2. Onset lambat
3. fetal terpapar obat minimal 3. Membutuhkan jumlah obat
sehingga kejadian depresi anestesi lokal yang lebih
janin dihindari banyak
4. Pasien sadar 4. Postdural puncture
headache
5. Resiko aspirasi berkurang
KOMPLIKASI
Kejang, dan henti jantung (cardiac arrest).
KESIMPULAN
Perubahan fisiologis kehamilan akan mempengaruhi
teknik anestesi yang akan digunakan.
Anestesi regional (spinal atau epidural) dengan
teknik yang sederhana, cepat, ibu tetap sadar,
bahaya aspirasi minimal, namun sering
menimbulkan mual muntah, bahaya hipotensi lebih
besar, serta timbul sakit kepala pasca bedah.
Anestesi umum dengan teknik yang cepat, baik bagi
ibu yang takut, serba terkendali dan bahaya
hipotensi tidak ada, namun kerugian yang
ditimbulkan kemungkinan aspirasi lebih besar,
pengaturan jalan napas sering mengalami kesulitan,
serta kemungkinan depresi pada janin lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Latief, Said, A. Suryadi, Kartini, Dachlan, M. Raswan. Petunjuk praktis anestesiologi. Edisi
Kedua. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2007.
Susilowati D, Leksana E, Harahap MS. Anestesi Obstetri. In: Anestesiologi. Semarang: IDSAI.
2010; 20: 331 336.
Cunningham FG, Leveno, Kenneth. J., Bloom, Steven L., et al. Williams Obstetrics. 22 ed.
New York: The McGraw-Hill Companies; 2007.
Santos AC, Braveman, Ferne R., Finster, Mieczyslaw. Obstetric anesthesia. In: Barash PG,
Cullen, Bruce F.,Stoelting, Robert K., editor. Clinical Anesthesia. 5th ed. New York: Lippincott
Williams & Wilkins; 2006.
Wargahadibrata AH. Anestesiologi. Bandung: SAGA; 2008.
Rolf AS, Valerie AA. Analgesia and anesthesia in pregnancy. In: Berghella V et al. Obstetric
Evidence Based Guidelines. United Kingdom: Informa; 2007.
Morgan GE, Jr., Mikhail, Maged S., Murray, Michael J. Clinical anesthesiology. 4th ed. New
York: The McGraw-Hill Companies; Lange Medical Book ; 2007.
Primatika AD, Marwoto, Sutiyono D. Teknik Anestesi Spinal dan Epidural. In: Anestesiologi.
Semarang: IDSAI; 2010; 19: 325 330.
Soenarto, Ratna. Buku Ajar Anestesiologi. Jakarta : Departemen Anestesiologi dan Intensive
Care, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ RS Cipto Mangunkusumo : 2012.
Evers AS, Crowder, C. Michael., Balser, Jeffrey R. General Anesthetics. In: Brunton LL, Lazo,
John S., Parker, Keith L. Goodman & Gilman's The Pharmacological Basis of Theurapeutics.
11 ed. New York: The McGraw-Hill; 2006.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai