Anda di halaman 1dari 24

MASALAH GANGGUAN PADA

KESEHATAN REPRODUKSI DAN


UPAYA PENANGGULANGAN

Oleh
Fransisca Nusanumba Ero, S.Si.T, MPH
Disampaikan pada Kuliah Kesehatan
Reproduksi
INFERTILITAS (KETIDAKSUBURAN)
Infertilitas adalah ketidakmampuan wanita
mewujudkan konsepsi, hamil, hingga melahirkan
bayi atau ketidakmampuan laki-laki untuk
menghamili wanita.
Infertilitas adalah kesulitan untuk memperoleh
keturunan pada pasangan yang tidak
menggunakan kontrasepsi dan melakukan
hubungan senggama secara teratur.
JENIS INFERTILITAS
1. Infertilitas primer
Pasangan tidak pernah mengalami konsepsi meskipun
mereka melakukan hubungan seksual secara teratur (2-3
kali seminggu) selama paling sedikit 12 bulan tanpa
proteksi/tanpa menggunakan alat kontrasepsi

2. Infertilitas sekunder
Pasangan sebelumnya mengalami konsepsi, tetapi
kemudian tidak mampu konsepsi lagi meskipun mereka
melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa proteksi
selama 12 bulan.
ETIOLOGI INFERTILITAS
Di negara berkembang:
Faktor penyebab infertilitas pada laki-laki = 40%

Faktor penyebab infertilitas pada wanita = 40%

Faktor penyebab infertilitas karena kedua

pasangan atau penyebab yang belum diketahui


pada sekitar 20% .
Di negara maju:
Banyak wanita dan laki-laki yang mengidap infeksi
traktus genitalis yang ditularkan secara seksual.
Faktor Penyebab Infertilitas pada
Wanita
1. Penyumbatan kedua tuba
Saluran telur berfungsi dalam proses kehamilan sebagai:
Tempat saluran spermatozoa dan ovum,
Tempat terjadinya konsepsi,
Tempat tumbuh dan berkembangnya hasil konsepsi
menuju rahim, untuk dapat bernidasi.
Perlengketan, penyempitan dan pembuntuan saluran
pasangan infertil

2. Gangguan ovulasi
Gangguan yang berhubungan dengan ovulasi otomatis
akan mengganggu pengeluaran sel telur dari ovarium
gangguan proses konsepsi
3. Masalah serviks
Bentuk serviks yang abnormal (retrofleksi)
sulitnya spermatozoa masuk kedalam saluran telur
sulit terjadi proses konsepsi.
Polip (tumor jinak), stenosis, non histole mucus
(kualitas lendir mulut rahim jelek)
4. Masalah vagina (vaginismus, vaginistis dan lain-
lain)
5.Rahim (mioma, endometritis, endometriosis,
uterus bicornis, arculatus, prolaps rahim)
6. Ovarium
Tumor, kista, gangguan menstruasi (amenore,
oligomenore dengan atau tanpa ovulasi)
7. Masalah endokrin
Gangguan sistem hormonal wanita dan dapat
disertai kelainan bawaan, gangguan pelepasan sel
telur, gangguan pada korpus luteum, gangguan
implantasi hasil konsepsi dalam rahim,
hiper/hipotiroid.
8. Faktor lain
Prolaktinemia (tumor pada hipofisis)
Faktor Penyebab Infertilitas pada
Pria

1. Varikokel ( Pembuluh darah menuju buah zakar


terlalu besar), jumlah dan kemampuan gerak
spermatozoa berkurang yang berarti mengurangi
kemampuannya untuk menimbulkan kehamilan
2. Hipospadia ( Muara saluran kencing letaknya
abnormal), antara lain pada permukaan buah zakar
3. Ejakulasi retrograd ( Ejakulasi dimana air mani
masuk ke dalam kandung kemih)
4. Buah zakar tidak turun
5. Kegagalan testikuler
Buah zakar atrofi atau buah zakar tidak turun
6. Kegagalan fungsional
Kemampuan ereksi kurang, kelainan pembentukan
spermatozoa, gangguan pada sperma
Faktor lainnya
Penyakit Menular Seksual (PMS) tanpa pengobatan yang
memadai
Kebiasaan merokok
Kebiasaan minum-minuman keras
Penggunaan NAPZA
Infeksi Saluran Reproduksi (ISR)
Pengelolaan Infertilitas
1)Pasangan suami isteri harus dipandang sebagai
satu kesatuan biologis
2)Kekurangan salah satu dari mereka akan dapat
diatasi oleh yang lainnya sehingga kehamilan dapat
berlangsung
3) Pasangan suami isteri sebaiknya dapat mengikuti
pemeriksaan yang telah dijadwalkan
4)Suami dilakukan pemeriksaan fisik umum, fisik
khusus dan analisis sperma
Langkah pemeriksaan infertilitas
dilakukan sebagai berikut
1)Anamnesa
Keharmonisan keluarga, lamanya menikah, hubungan
seksual yang dilakukan (frekuensi, tingkat kepuasan,
teknik hubungan seksual), apakah masing-masing pernah
menikah dan pernah mempunyai anak, kesuburan (PMS,
pengalaman operasi, merokok, minum-minuman keras,
mengkonsumsi obat medis atau non medis)
2)Pemeriksaan fisik
Tekanan darah, nadi, suhu tubuh, dan juga dilakukan foto
toraks pada keduanya
3)Pemeriksaan laboratorium
Umum : dilakukan pemeriksaan laboratorium dasar secara rutin
(darah, urine lengkap, fungsi hepar dan ginjal, gula
darah)
Khusus :
Suami
Pemeriksaan dan analisis sperma
Syaratnya:
Tidak berhubungan selama 3-5 hari,

Bahan yang ditampung harus mencapai lab dalam waktu 30 menit - 1 jam,

Pemeriksaan setelah ejakulasi 2 jam di lab.

Jumlah spermatozoa minimal 20 juta. Pemeriksaan dilakukan


untuk mengetahui volume, viscositas, bau, rupa, fruktosa,
kemampuan menggumpal dan mencair kembali dari sperma.
Isteri
- Pemeriksaan dalam
Diharapkan mendapat gambaran alat kelamin
wanita secara umum, yaitu liang senggama,
kelainan mulut rahim, kelainan rahim,
pemeriksaan sonde untuk menentukan dalamnya
rahim, kelainan fungsi alat reproduksi (perlekatan
dengan sekitarnya, adanya tumor di ovarium, arah
mulut rahim abnormal, sehingga dinasihatkan
tentang teknik hubungan seksual).
- Pemeriksaan terhadap ovulasi
Dengan pemeriksaan suhu basal badan
(Progesteron yang dikeluarkan oleh korpus
luteum dapat meningkatkan suhu basal badan
yang diukur segera setelah membuka mata,
kapan sebenarnya terjadi ovulasi apakah saat
suhu basal rendah atau meningkat masih
belum jelas, biasanya saat ovulasi suhu badan
bifasik)
Uji lendir serviks dan sitologi vagina

Dilakukan untuk mempelajari pengaruh

progesteron dan estrogen pada lendir serviks dan

vagina. Lendir serviks menjelang ovulasi menjadi

lebih jernih, daya membenang bertambah.

- Biopsi lapisan dalam rahim (endometrium)

- Pemeriksaan terhadap saluran telur (Gangguan

fungsi saluran telur akan menyebabkan pasangan

infertilitas, gangguan perjalanan hasil konsepsi

dapat menimbulkan kehamilan diluar kandungan)


Pemeriksaan untuk menentukan potensi tuba fallopii

dengan cara, antara lain:

Pertubasi (pemeriksaan dengan memasukan gas CO2

kedalam mulut rahim, rahim dan selanjutnya kedalam

saluran tuba)

Hidrotubasi (memasukan cairan kombinasi antibiotik,

preparat kortison dan aqua steril dalam jumlah 15 - 20cc

melalui mulut rahim menuju rahim selanjutnya ke tuba

fallopii)

Histerosalpingografi (pemeriksaan dengan memasukan

bahan kontras ke dalam rahim dan selanjutnya ke tuba


- Pemeriksaan khusus lainnya
Histeroskopi
Pemeriksaan dengan menggunakan alat optik
kedalam rahim untuk mendapat keterangan
tentang mulut rahim, saluran telur, dan
rahim(normal, edema, tersumbat oleh kelainan
dalam rahim)tentang lapisan dalam rahim (karena
pengaruh hormon, terdapat mioma, polip) dan
keterangan lain yang diperlukan.
Lanjutan...
Laparoskopi

Pemeriksaan dengan memasukan alat optik ke dalam

ruang abdomen untuk mendapatkan keterangan

tentang keadaan indung telur (besarnya dan situasi

permukaan, adanya folikel graff, korpus

luteum/korpus albican, bentuk abnormal yang

dijumpai), keadaan tuba fallopii, keadaan

peritoneum, rahim dan sekitarnya, pengambilan

cairan peritoneum untuk pemeriksaan sitologi


Ultrasonografi (USG)
Sangat penting terutama vaginal ultrasonografi untuk
mendapatkan gambaran lebih jelas situasi anatomi alat
kelamin bagian dalam mengikuti tumbuh kembang folikel
graff yang matang, penuntun aspirasi ovum pada folikel
graff untuk bayi tabung. USG vaginal didahului pemberian
pengobatan klomifen sitrat/obat perangsang indung telur
Pemeriksaan uji pasca senggama
Untuk mengetahui kemampuan tembus spermatozoa
menyerbu lendir serviks, pemeriksaan jumlah spermatooa,
hal ini dilakukan saat masa ovulasi hari ke 12, 13, 14
menstruasi
Pemeriksaan hormonal
Untuk mengetahui tentang hipofise dan ovarial
aksis, hormon yang diperiksa FSH, LH, estrogen,
progesteron dan prolaktin.

Seluruh pemeriksaan diharapkan selesai dalam


waktu
tiga siklus.
Penatalaksanaan Pasangan Infertil
1. Penyebab idiopatik
Setelah dilakukan pemeriksaan semuanya baik,
tetapi pasangan tersebut belum juga hamil, faktor
yang diperkirakan antara lain adalah stress karena
tidak hamil misalnya karena dikejar makin tuanya
umur.
Masalah alergi, biasanya masalah yang kompleks,
masing-masing pasangan biasanya berpisah secara
baik-baik dan dengan pasangan baru menjadi hamil
Keyakinan terhadap Tuhan disamping berobat,
juga harus disertai doa yang tulus agar dikaruniai
2. Faktor hormonal
Bervariasi, tergantung gangguan hormonnya,
gangguan pada proses ovulasi diinduksi ovulasi
dengan klomifen sitrat dan lainnya, tingginya
prolaktin diobati dengan bromokriptin atau parlodel,
gangguan kurangnya progesteron dapat diobati
dengan progesteron atau sejenisnya
3. Kelainan tuba
Infertil diobati dengan bedah rekonstruksi tuba,
kegagalan fungsi tuba dapat diselesaikan dengan
rekayasa canggih (bayi tabung)
4. Bila semua usaha yang telah diupayakan
gagal, maka bersabarlah dan ikhlas dengan
segala ketetapanNya dan jika menginginkan
untuk mengadopsi anak, maka sebaiknya
dipikirkan baik-baik terlebih dahulu, bagaimana
hukumnya secara agama, peraturan hukum yang
berlaku maupun adat/norma di masyarakat.
Pencegahan
Infertilitas seringkali disebabkan oleh penyakit menular seksual, karena
itu dianjurkan untuk menjalani perilaku seksual yang aman guna
meminimalkan resiko kemandulan di masa yang akan datang. Penyakit
menular seksual yang paling sering menyebabkan kemandulan adalah
gonore dan klamidia. Kedua penyakit ini pada awalnya mungkin tidak
menunjukkan gejala dan gejala baru timbul setelah terjadinya penyakit
peradangan panggul atau salpingitis. Peradangan menyebabkan
pembentukan jaringan parut pada tuba falopii lalu terjadi penurunan
kesuburan, kemandulan absolut atau kehamilan di luar kandungan.

Anda mungkin juga menyukai