PEMBIMBING :
DR. INDAH WATY MUCHLIS, SP.AN
DR. INDRA NUR HIDAYAT, SP.AN
DR. FERRY HAMDANY, SP.AN
DR.APRILINA,SP.AN
Nadi : 90 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,6oC
KEPALA
Mata : Konjungtiva tidak anemis
Sclera : Ikterik (-)
Mallampati score : 1
Buka mulut : > 3 cm
LEHER
JVP : meningkat
Pergerakan dan ekstensi tidak terbatas
THORAX
Paru
Inspeksi : Bentuk dan gerak simetris
Auskultasi : VBS kanan sama dengan kiri, tidak ada
suara tambahan seperti ronki dan wheezing
Jantung
Cembung
Ekstremitas
6. RENCANA TINDAKAN
Sectio Caesaria
PRA ANESTESI
Pra Anestesi Umum
G2P1A0 Gravida 35-36 Minggu
Diagnosa dengan PEB + Decomp Cordis
Pernafasan Terkontrol
Posisi Supine
Cairan RL
Masuk : Preoperative : RL 200 ml
Keluar : Durante-Operatif: RL700 ml
Perdarahan: 400 cc
Monitoring Tindakan Sectio Caesaria
Pukul Tindakan TD Nadi SpO2
11.30 Pasien masuk kamar operasi dibaringkan di meja operasi dengan 160/70 80 100%
posisi supine
Diinjeksi IV
1. Ondansentron 4 mg
2. Dexamethasone 10 mg
3. Vopicain 0,50%
Diberikan agen berupa O2 2 liter.
Setelah induksi pasien merasa kebas dan berat dikedua tungkai ,
Monitoring KU pasien per 10 menit.
11.50 140/80 83 100%
12.30 Bayi lahir dgn jenis kelamin Laki, BB: 2600, PB:46, A/S:8/9. 110/60 75 100%
Injeksi: Oksitosin 10 IU,Metergin 200 mcg
4. Kesadaran =2
Nassal Canule 2 5. Warna kulit = 2
Ltr/mnt
PEMBAHASAN
KASUS TEORI
Keluhan : pasien
hamil 35-36 minggu, Banyak hal yang harus diperhatikan
sudah merasakan dalam melakukan tindakan anestesi
pada wanita hamil yang akan
mules, dan keluar air melakukan persalinan. Karena
dalam melakukan tindakan anestesi
ketuban, pandangan harus memperhatikan teknik
anestesi yang akan dipakai demi
kabur (-), sakit kepala menjaga keselamatan ibu, bayi,
(+), nyeri ulu hati (-), serta kehamilan itu sendiri.
operasi
Teori:
Opoid sintetik lemah, bekerja di sentral
Dosis 50-100 mg /6-7 jam
ANESTESI REGIONAL
2. Anestesi Epidural
A. SPINAL ANESTESI
Tindakan anestesi untuk menghambat
penghantaran sinyal nyeri dengan cara
memberikan obat anestesi lokal ke dalam ruang
subarachnoid, biasanya anestesi spinal dilakukan
untuk pembedahan pada daerah yang diinervasi
oleh cabang Th.4 (papila mammae kebawah)
ANESTESI SPINAL
KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Teknik anestesi sederhana 1. Insiden hipotensi mengkat
2. Induksi Cepat 2. Mual dan muntah
3. fetal terpapar obat minimal 3. Postdural puncture
sehingga kejadian depresi headache
janin dihindari
4. Pasien sadar
5. Resiko aspirasi berkurang
OBAT ANESTESI LOKAL UNTUK BEDAH
SESAR
1. Lidocain 1-5 % (dosis 7-10mg/kgBB)
2. Bupivacain 0,25-0,75 % (dosis 1-
2mg/kgBB
KOMPLIKASI
Hipotensi, batuk kering yang persisten,
mual muntah, nyeri kepala setelah
operasi, retansi urine dan kerusakan saraf
B. EPIDURAL ANESTESI
Tindakan anestesi untuk menghambat
penghantaran sinyal nyeri dengan cara
memberikan obat anestesi lokal ke
dalam ruang epidural dengan
menggunakan jarum khusus.
ANESTESI EPIDURAL
KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Digunakan pada operasi yg 1. Teknik anestesi sulit
lama
2. Insiden hipotensi minimal 2. Onset lambat
3. fetal terpapar obat minimal 3. Membutuhkan jumlah obat
sehingga kejadian depresi anestesi lokal yang lebih
janin dihindari banyak
4. Pasien sadar 4. Postdural puncture
headache
5. Resiko aspirasi berkurang
KOMPLIKASI
Kejang, dan henti jantung (cardiac arrest).
KESIMPULAN
Anestesi epidural memungkinkan ibu untuk tetap sadar pada
saat kelahiran dan mendengar suara tangisan dari bayinya,
sehingga teknik anestesi tersebut menjadi pilihan para ibu hamil
dan dokter.