Anda di halaman 1dari 30

LESI KELAINAN

INFLAMATORI Sharon Nathania


Tirtadinata
LICHENOID REACTION
Lesi yang identik dengan lesi liken planus tetapi disebabkan
oleh pemakaian obat-obatan

Bila pemakaian obat dihentikan, maka lesi akan hilang

Obat-obatan yang dapat menginduksi adalah obat


antihipertensi, antibiotik, antiparasit, antiartritis, obat
antihiperglikemia, dan lain-lain
Anamnesis harus lengkap sehingga diketahui riwayat
pemakaian obat pada pasien

Penatalaksanaannya adalah mengganti jenis obat


Menurut Burkett, berdasarkan etiologi dan
tampakan histologis, reaksi likenoid terbagi
menjadi empat:

Lichen planus
Lichenoid contact reactions
Lichenoid drug eruptions
Lichenoid reactions of graft-versus-host disease (GVHD)

Untuk membedakan keempat jenis lesi diatas


diperlukan pemeriksaan histopatologis.
LICHEN PLANUS

Etiologi :

Belum jelas diketahui. Namun sejumlah penelitian


menemukan bahwa penyakit ini sangat berkaitan dengan
sistem imun seseorang.

Hal ini didukung adanya karakteristik histopatologis


berupa temuan limfosit T yang menginfiltrasi lapisan
subepitel lesi, makrofag, dan sel basal yang mengalami
degenerasi (liquefaction degeneration).
Epidemiologi

OLP merupakan penyakit non-infeksius mukosa oral


yang palin umum ditemukan
Dalam beberapa literatur ditemukan prefalensi dari OLP
bervariasi antara 0,5-2,2%
Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa tampakan
lesi OLP sangat mudah untuk diabaikan karena hanya
tampak seperti lesi minor
Rata-rata penderita OLP adalah usia sekitar 55 tahun
Wanita memiliki prefalensi yang lebih tinggi dibanding
pria

Gejala Klinis :
OLP pada umumnya berupa red-white lesions,
yang disebabkan antara beberapa hal:

Reticulum
Papula-papula
Plaque-like
Bulosa
Eritematus
Ulser
LESI PUTIH
Retikular
Tipe ini merupakan tipe yang paling sering ditemukan.
Biasanya mengenai mukosa bukal dan cenderung
asimtomatik. Gambarannya berupa garis putih atau
striae yang simetris bilateral (Wickhams Striae).
Papule
Tipe ini jarang ditemukan. Gambarannya berupa papul
putih kecil (0,5-1 mm) dengan striae yang halus
disekitar lesi.
Plaque-like
Tipe ini biasanya menyerang bagian dorsal lidah
dan mukosa bukal. Gambarannya mirip dengan
leukoplakia, plak putih yang homogen, tetapi
adanya striae dan pemeriksaan histologis dapat
membedakannya.
LESI MERAH
Red atrhopic areas (Erythematous)
Gambarannya berupa lesi merah yang difus. Tipe ini
biasanya bersamaan denga tipe lainnya. Sebagai
contoh terdapat garis putih/strae (retikular) dengan
dasar yang eritem.
Erosi/ulcer
Gambarannya berupa erosi yang irregular dan sakit.
Tipe ini dan atrophic merupakan tipe yang paling sering
berubah menjadi keganasan.
Bulosa
Gambarannya berupa bullae yang berukuran
milimeter hingga sentimeter dan mudah pecah.
Akibatnya bisa menimbulkan ulcer dan nyeri.
MANIFESTASI KLINIS
Pasien biasanya mengeluh bahwa
mulutnya sensitive dengan pasta
gigi, asam, alkohol, makanan pedas,
dan makanan asin
Rasa sakit, terasa terbakar, kasar,
dan lesi pada mulut juga merupakan
keluhan yang biasa dirasakan pasien

Lesi pada OLP biasanya mengenai


mukosa bukal, dorsal lidah, dan
ginggiva

OLP mempunyai lesi yang simetris


dan bilateral.
DIAGNOSIS
Pada anamnesa perlu diperhatikan faktor risiko dan keluhan yang
dirasakan
OLP lebih sering pada perempuan dengan usia > 40 tahun biasanya
didapati komorbid dengan penyakit hati autoimun, hepatitis C, dan
kolitis useratif.
Bila ditemukan pada daerah oral, perlu dilakukan juga pemeriksaan
ekstraoral, seperti kulit, kuku, kulit kepala, dan permukaan mukosa
lainnya seperti esofagus, laringeal, kojungtiva,dan genitalia.

DIAGNOSIS BANDING
Drug
induced
"lichenoid"
Discoid /
Mucous reactions
Systemic
Membrane
lupus
Pemphigoi
erythemat
d
osus
Hairy Non
Leukoplaki specific
a ulceration

Leukoplakia Candidosis
HISTOPATOLOGI
Pada
pemeriksa Area dengan hiperkeretosis atau
giperparakeratosis, sering disertai
an penebalan lapisan sel granuler dan
tampakan saw-toothed pada daerah
histopatolo retepeg
gis OLP, Liquefaction degeneration, atau
tampakan nekrosis pada sel basal
ditemukan Dibawah membrane basal akan
tampakan tampak pita eosinofil yeng
merepresentasikan protein fibrin
antara menutupi lamina propia.
lain:
PERAWATAN

Terapi pada OLP betujuan untuk


menghilangkan eritema dan ulserasi
mukosal, gejala serta menurunkan
resiko terkena kanker oral.
Terapi medikamentosa
Psoralen with ultaviolet light A (
PUVA)
TERAPI MEDIKOMENTOSA
Terapi medikomentosa pada OLP ditujukan untuk OLP jenis
atrofik (eritematous), erosif ( ulseratif), dan bulllous
(blistering) atau OLP simptomatik

Terapi medikamentosa adalah terapi yang paling sering


digunakan untuk mengobati OLP

Jenis obat yang biasa digunakan adalah obat topikal dan


sistemik.
Obat obat
yang
digunakan Kostikosteroid
dalam Imunosupresan
terapi OLP
dan tersedia Retinoid
dalam imunomodulator
bentuk
topikal :
Steroid topikal

Steroid topikal merupakan terapi yang paling


efektif pada OLP. Jenis sediaan yang bisa dipakai
adalah gel, pasta, atau solutio. Steroid yang
digunakan :

Triamcinolone acetonide 0,1% suspensi


Fluocinolone acetonide 0,1% orabase - paling efektif
Clobetasol propionate 0,05% pasta
Retinoid topikal

Retinoid merupakan hasil metabolik dari vitamin


A. Retionid berfungsi sebagai anti keratinisasi
dan imunomodulator. Penggunaan retionid
dinilai berguna apabila pengobatan OLP gagal
dengan pengobatan menggunakan steroid
topikal.

Isotretinoin gel 0,1%


Imunosupresif topikal
Topical cyclosporine A (CSA) bisa digunakan untuk
pengobatan pada OLP. CSA didapati bisa menjadi pilihan
terapi pada OLP, efek samping dari penggunaan CSA
adalah transient burning mouth sensation. Walaupun
masih ditemukan beberapa perdebatan tentang efektivitis
penggunaan CSA dalam terapi OLP.

Analgetik
Analgetik digunakan sebagai terapi simptomatik.
Diphenhydramine elixir sebagai obat kumur dan xylocaine
gel bisa digunakan selama pengobatan berlangsung.
PSORALEN WITH ULTAVIOLET
LIGHT A ( PUVA)
Pada terapi ini, sinar ultraviolet A yang
digunakan menggunakan panjang gelombang
320 400nm setelah dilakukan injeksi psoralen

Pemakaian terapi PUVA pada pasien OLP dinilai


kurang baik karena bisa menyebakan naiknya
resiko karsinoma sel skuamosa. Maka dari itu,
terapi ini jarang digunakan
LICHENOID CONTACT
REACTIONS
LCR dianggap jenis reaksi hipersensitivitas
tertunda terhadap kandungan yang berasal dari
bahan tambalan terutama amalgam.
Gambaran klinis LCR lesi muncul sebagai lesi
putih dan/atau eritematosa, biasanya
berhubungan dengan striae (kelainan garis-garis
karena peregangan mukosa) putih halus.
Reaksi lichenoid yang berkontak dengan komposit
juga telah dilihat pada sisi mukosa bibir atas dan
bawah. Kebanyakan tipe reaksi lichenoid ini
sembuh dengan klorheksidin.
DRUG INDUCED
LICHENOID REACTION
Drug-induced lichenoid reactions adalah lesi mukosa
oral yang memiliki karakteristik klinis dan
histopatologi yang sama dengan lichen planus, dan
yang berhubungan dengan penggunaan obat-obatan
dan sembuh setelah penggunaan obat-obatan
tersebut.
Gambaran Klinis
Lesi biasanya unilateral dan tampak
pola reaksi ulser. Karakteristik ini tidak
konsisten dan tidak berguna dalam
LICHENOID REACTIONS OF GRAFT-
VERSUS-HOST DISEASE (GVHD)
Penyakit graft versus host kronis atau GVHD kronis terjadi
pada 15-50% pasien yang berhasil melakukan
transplantasi
GVHD dapat didefinisikan sebagai penyakit yang terjadi
100 hari paska transplantasi,umumnya sebagai transisi
dari GVHD akut
Penyebab utama penyakit GVHD yaitu transplantasi sel
allogenik yang hematopoetik, bahkan transplantasi
autologus juga memiliki kemungkinan terjadinya GVHD

Pada GVHD, jaringan yang ditransplantasikan berusaha


menolak jaringan host
Sulit dibedakan dengan lesi pada
oral lichen planus, di mana pada
Gambar lesi ini juga terdapat tipe
retikular, eritema dan ulseratif
an Tetapi lesi lichenoid memilikiciri
Klinis khas yaitu melibatkan daerah
yang lebih luas pada mukosa
rongga mulut
THANKYOU
Burkets Oral Medicine 12th ed

Anda mungkin juga menyukai