Anda di halaman 1dari 29

PRESENTASI KASUS

FRAKTUR MONTEGGIA
Disusun Oleh:
Adlina Karimina NH
Rosita Sholekha
Agustina Tri P. D
Bagus Ridho S
Rida Aswin M
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. NW
Usia : 44 th
Alamat : Baledono Rt 07 Rw 06 Purworejo
Jenis kelamin : Perempuan
Tgl masuk RS : 20 Februari 2017
ANAMNESIS

Keluhan Utama
Post jatuh dari sepeda
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Orthopedi tanggal 20-02-2017 dengan keluhan
nyeri pada lengan bagian kiri bawah. Keluhan tersebut dirasakan sejak
pasien habis terjatuh saat menaiki sepeda ontel, waktu kejadian pasien
dalam keadaan sadar. Waktu kejadian pasien terpleset dan jatuh
terduduk dan beusaha menahan dengan tangan kiri. Setelah kejadian
pasien mengeluh lengan kiri bawah terasa nyeri, bengkak dan sulit
digerakkan.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Tidak ada riwayat mengeluh sakit tulang sebelumnya.
Riwayat HT (+)
Riwayat Penyakit Keluarga :
HT (-), DM (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Status Umum
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : Compos mentis
Vital Sign : T : 120/70 mmHg R : 20 x/menit
N : 84 x/menit S : Afebris
Kepala : Simetris, mesochepal, rambut hitam dan tidak ada hematom
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (+/+),
reflek cahaya (+/+)
Hidung : Deviasi septum (-), discharge (-)
Telinga : Simetris, discharge (-/-)
Mulut : Lidah tidak kotor, faring tidak hiperemis
Leher : JVP tidak meningkat, tidak ada pembesaran kelenjar limfonodi
Thorax : Jantung : S1 > S2, reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru : Suara Dasar : Vesikuler, Suara Tambahan : Ronchi (-) Wheezing
(-)
Abdomen :
Inspeksi : Datar, tidak tampak gambaran usus
Palpasi : Hepar tidak teraba Lien tidak teraba
Perkusi : Tympani di seluruh lapangan abdomen
Auskultasi : Bising usus (+) normal.

Ekstremitas :
Superior : Lihat status lokalis
Inferior : gerakan akif pasif dalambatas normal
Status Lokalis

Regio antebachii Sinistra


Look : Tak tampak luka, oedem (+), deformitas (+)
Feel : Nyeri tekan setempat (+), krepitasi (+)
Move : Gerakan aktif dan pasif terhambat, sakit bila digerakkan,
gangguan persarafan tidak ada
PEMBAHASAN
Gejala Klinis
Manifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas,
pemendekan ektremitas, krepitus, pembengkakan lokal, dan
perubahan warna yang dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
-Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang
diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk
bidai alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar
fragmen tulang.
-Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tidak dapat digunakan dan
cenderung bergerak secara alamiah (gerakan luar biasa). Pergeseran
fragmen pada fraktur lengan dan tungkai menyebabkan deformitas
(terlihat maupun teraba) ektremitas yang bisa diketahui dengan
membandingkannya dengan ektremitas normal. Ekstremitas tidak
dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot tergantung
pada integritasnya tulang tempat melekatnya otot.

-Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang
sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat di atas dan bawah
tempat fraktur. Fragmen sering saling melengkapi satu sama lain
sampai 2,5 sampai 5 cm (1 sampai 2 inci).

-Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik


tulang dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara
fragmen satu dengan lainnya. Uji krepitus dapat mengakibatkan
kerusakan jaringan lunak yang lebih berat.

-Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi


sebagai akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur.
Tanda ini biasa terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah
cedera.

-Tidak semua tanda dan gejala tersebut terdapat pada setiap


fraktur. Kebanyakan justru tidak ada pada fraktur linear atau fisur
atau fraktur impaksi (permukaan patahan saling terdesak satu
sama lain).
--Diagnosis fraktur bergantung pada gejala, tanda fisik, dan
pemeriksaan sinar-x pasien. Biasanya pasien mengeluhkan
mengalami cedera pada daerah tersebut.

Penatalaksanaan
Menghilangkan rasa nyeri
Nyeri yang timbul pada fraktur bukan karena frakturnya sendiri, namun
karena terluka jaringan disekitar tulang yang patah tersebut. Untuk
mengurangi nyeri tersebut, dapat diberikan obat penghilang rasa nyeri
dan juga dengan tehnik imobilisasi (tidak menggerakkan daerah yang
fraktur). Tehnik imobilisasi dapat dicapai dengan cara pemasangan bidai
atau gips.
Bidai dan gips tidak dapat mempertahankan posisi dalam waktu yang
lama. Untuk itu diperlukan lagi tehnik yang lebih mantap seperti
pemasangan traksi kontinyu, fiksasi eksternal, atau fiksasi internal
tergantung dari jenis frakturnya sendiri.

Penanganan Konservatif
-Prinsipnya dengan melakukan traksi ke distal dan kembalikan posisi
tangan berubah akibat rotasi
-Posisi tangan dalam arah benar dilihat letak garis patahnya
- 1/3 proksimal posisi fragmen proksimal dalam supinasi untuk dapat
kesegarisan fragmen distal supinasi
1/3 tengah posisi radius netral maka posisi distal netral
1/3 distal radius pronasi maka posisi seluruh lengan pronasi, setelah
itu dilakukan immobilisasi dengan gips atas siku.
DIFERENTIAL DIAGNOSIS

Fraktur Radius ulna sinistra, komplit displaced :


Tedapat riwayat trauma
Nyeri yang sangat pada gerakan aktif maupun pasif
Tedapat pembengkakan
Deformitas (+), pemendekan (+)

Fraktur radius ulna sinistra, inkomplit :


Dapat disingkirkan karena pada pasien ini tidak ada gejala fraktur
inkomplit yaitu : tidak ada tanda nyeri sekali, gerakan aktif pasif masih
dapat dilakukan walaupun nyeri.
Fraktur radius ulna sinistra, komplit undisplaced.
Tidak terdapat tanda-tanda pemendekan tulang sedangkan pada kasus ini
terdapat tanda-tanda pemendekan tulang
Dislokasi siku :
Tidak terdapat gejala : rasa sendi yang keluar.
Akan tetapi terdapat gejala dislokasi yang lain yang berupa :
Riwayat trauma
Nyeri yang sangat
Gerak terbatas.
Colles fraktur
Tidak ada tanda dinner fork deformity
Fraktur Smith
adalah fraktur dari radius bagian distal yang lokasinya - 1 inch dari ujung distal
radius dengan pergeseran fragmen distal ke depan (volar) dan ke atas disertai
pergeseran ulna bagian distal ke belakang (dorsal).
Fraktur Galeazzi
adalah fraktur radius distal disertai dislokasi atau subluksasi sendi radioulnar
distal.
Fraktur Monteggia
adalah fraktur ulna sepertiga proksimal disertai dislokasi ke anterior dari
kapitulum radius
Klasifikasi Bado:
Fraktur 1/3 tengah / proksimal ulna dengan angulasi anterior
disertai dislokasi anterior kaput radius
Fraktur 1/3 tengah / proksimal ulna dengan angulasi posterior
disertai dislokasi posteriorkaput radii dan fraktur kaput radii
Fraktur ulna distal processus coracoideus dengan dislokasi lateral
kaput radii
Fraktur ulna 1/3 tengah / proksimal ulna dengan dislokasi anterior
kaput radii dan fraktur 1/3 proksimal radii di bawah tuberositas
bicipitalis
Fraktur Monteggia paling tepat digunakan untuk merujuk terhadap dislokasi dari sendi
radioulnar proksimal yang berhubungan dengan fraktur lengan bawah. Cedera ini
relatif jarang terjadi, kurang dari 5% dari semua fraktur lengan bawah. Fraktur pada
ulna biasanya dapat terlihat baik secara klinis maupun radiologis lengan dan siku.
Tipe I : fraktur proksimal ulna dengan angulasi anterior disertai dislokasi anterior
kaput radius.
Tipe II : fraktur proksimal ulna dengan angulasi posterior disertai dislokasi posterior
kaput radii dan fraktur kaput radii.
Tipe III : dislokasi lateral atau anterolateral dari caput radii disertai fraktur metafise
ulna.
Tipe IV : dislokasi anterior dari caput radii disertai fraktur radius dan ulna.
Pasien dengan fraktur Monteggia disertai dengan pembengkakan siku, deformitas,
krepitasi, dan nyeri bila siku digerakkan, terutama bila supinasi dan pronasi. (Koval
Kenneth J, Zuckerman Joseph D. 2006. Handbook of Fractures 3rd Edition.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins)
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
DIAGNOSIS

Fraktur Radius Ulna Sinistra 1/3 distal


PENATALAKSANAAN

ORIF
Reposisi dislokasi radius sinistra
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai