suami isteri untuk mengatur akibat- akibat perkawinannya terhadap harta kekayaan mereka SYARAT-SYARAT PERJANJIAN KAWIN
Dibuat pada waktu, atau sebelum perkawinan
dilangusngkan. Dalam bentuk tertulis yang disahkan oleh Pegawai Pencatat. Isi perjanjian tidak melanggar batas-batas hukum, agama dan kesusilaan. Mulai berlaku sejak perkawinan dilangsungkan. Selama perkawinan berlangsung perjanjian tidak dapat dirubah. Perjanjian dimuat dalam akta perkawinan. Isi perjanjian kawin
Asas/peraturan yang ditentukan dalam
BW, bahwa kedua belah pihak (suami isteri) dapat bebas dalam menentukan isi perjanjian kawin yang dibuatnya. FAKTOR KETENTUAN ISI PERJANJIAN
Tidak bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum.
Tidak menyimpang dari : - hak yang timbul dari kekuasaan suami, misal, untuk menetukan tenpat kediaman. - hak yang timbul dari kekuasaan orang tua, misal, mengambil keputusan untuk mengurus kekayaan anak-anaknya. - hak-hak yang ditentukan oleh UU. Tidak membuat janji yang mengandung pelepasan hak atas harta peninggalan orang yang menurunkannya. Tidak dibuat janji, jika pihak lain akan memikul hutang lebih dari pada bagiannya (Psl. 142 BW).