Anda di halaman 1dari 14

REKLAMASI LAHAN

BERORGANIK RENDAH

Anggota :
Pradsindra Amyrtha ()
Theodora Lie Diaz.A (155060401111046)
Rizki Dwi Rachmasari ()
M. Lukman Khabib ()
PENDAHULUAN
Definisi
Reklamasi
Reklamasi berasal dari kosa kata dalam Bahasa
Inggris, to reclaim yang artinya memperbaiki
sesuatu yang rusak. Secara spesifik dalam Kamus
Bahasa Inggris - Indonesia Departemen
Pendidikan Nasional, disebutkan arti reclaim
sebagai menjadikan tanah (from the sea).
Tujuan Manfaat

Untuk menjadikan Aspek Tata Guna


kawasan yang rusak Lahan
atau belum Dari aspek tata ruang,
termanfaatkan suatu wilayah tertentu
menjadi suatu perlu direklamasi agar
kawasan baru yang dapat berdaya dan
lebih baik dan memiliki hasil guna.
bermanfaat.
Definisi Lahan Berorganik
Rendah

Lahan kritis merupakan bentuk


atau keragaan (performance)
sumber daya lahan yang mengalami
kemunduran produktivitas
(degradasi) akibat proses kerusakan
yang disebabkan oleh berbagai
sumber penyebab.
Macam-macam Tanah Berorganik
Rendah
1. Tanah Grumusol : Tanah grumusol terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan tuffa
vulkanik. Kandungan organic di dalamnya rendah karena dari batuan kapur jadi
dapat disimpulkan tanah ini tidak subur dan tidak cocok untuk ditanami
tanaman.
Karakteristik : Tekstur tanahnya kering dan mudah pecah terutama saat musim
kemarau dan memiliki warna hitam. Ph yang dimiliki netral hingga alkalis. Tanah
ini biasanya berada di permukaan yang tidak lebih dari 300 meter dari
permukaan laut dan memiliki bentuk topografi datar hingga bergelombang.
Perubahan suhu pada daerah yang terdapat tanah grumusol sangat nyata
ketika panas dan hujan.

2. Tanah Podsol : Tanah podsol memiliki berbagai campuran tekstur mulai pasir
hingga bebatuan kecil.
Karakteristik : Ciri-ciri dari tanah podsol antara lain tidak memiliki perkembangan
profil, warnanya kuning hingga kuning keabuan serta memiliki tekstur pasir
hingga lempung. Kandungan organiknya sangat rendah karena terbentuk dari
curah hujan yang tinggi tapi suhunya rendah.

3. Tanah Regosol : Proses terbentuknya : dari endapan abu vulkanis baru yang
LANDASAN TEORI
Karakteristik Lahan Berorganik Rendah
Sifat Fisik

1. Warna tanah
warna tanah pada lahan organic rendah lebih terang dari pada lahan organic, karena
semakin gelap warna tanah maka parameter kesuburan tanah tersebut semakin
tinggi.

2. Tekstur Tanah
lahan organic rendah tekstur tanah lebih ke arah fraksi kasar sehingga membuat tanah
sulit untuk ditanami.

3. Volume tanah dan Ruang pori


pada lahan organic rendah bobot volume tanah semakin tinggi sedangkan total ruang
porinya semakin rendah.

4. Laju Infiltrasi
pada lahan organic rendah laju infiltrasinya lambat karena lahan organic rendah
memiliki bulk density yang tinggi.

5. Permeabilitas Tanah
lahan organic rendah permeabilitas tanahnya rendah dikarenakan total ruang pori yang
rendah pada lahan organic rendah
Sifat Kimia

1. pH Tanah
pH tanah pada lahan organic umumnya bersifat netral. Sedangkan
organic rendah umumnya dibawah 6 atau diatas 8, sehingga pH
lahan organic rendah umumnya besifat asam atau basa.

2. C- Organik Tanah dan N- Total Tanah


pada lahan organic rendah C-organik dan N-total cenderung
rendah.

3. P- Tersedia Tanah
Peningkatan P-tersedia sejalan dengan kenaikan pH. Sehingga
pada lahan organic rendah, semakin tinggi pH pada tanah atau
semakin masam tanah maka P- Tersedia pada tanah juga akan
semakin tinggi.

4. K- Tukar Tanah
Ketersediaan K tukar tanah juga sejalan dengan pH tanah, karena
faktor yang mempengaruhi ketersediaan kalium di dalam tanah
Sifat Biologi

1. Jumlah mikroorganisme tanah


lahan organic rendah jumlah mikroorganisme tanahnya sedikit.

2. Jumlah Produksi CO2


Sehingga pada lahan organic rendah jumlah produksi CO2nya sedikit, karena
aktivitas mikroorganisme pada lahan organic rendah sedikit.

3. Populasi Cacing Tanah


Subowo (2012) menyatakan bahwa buangan padat (casting) cacing tanah
mempunyai indeks stabilitas agregat, pH, KTK, K, dan lobang yang dibuat
cacing tanah mampu memasukkan air kedalam tanah dengan volume yang
besar. Dengan peningkatan laju infiltrasi, maka laju aliran permukaan dan
erosi tanah menjadi berkurang. Besarnya populasi cacing tanah berpengaruh
terhadap laju infiltrasi dengan lobang yang dibuat cacing tanah dapat
meresapkan air, dan hasil pencernaannya dapat meningkatkan pH tanah dan K-
tuka rtanah.
Hubungan karakteristik lahan Organik
Rendah terhadap Pertanian
Rendahnya kandungan bahan organik ini disebabkan pengelolaan lahan yang belum

berbasis konservasi dengan memanfaatkan potensi sumber bahan organik yang ada.

Bahan organik mempunyai peran penting yaitu menentukan kualitas tanah untuk

kelestarian produksi pertanian melalui pengaruhnya pada sifat fisika, kimia, dan biologi

tanah. Oleh karenanya peningkatan kandungan bahan organik tanah seharusnya

merupakan prioritas untuk peningkatan kualitas tanah dan untuk penyimpanan karbon.

Langkah ini dapat dilakukan dengan mempertahankan sisa panen dan

mengaplikasikannya sebagai kompos, mengurangi intensitas pengolahan lahan,

meningkatkan kemampuan menyimpan air, pendekatan pola tanam dengan rotasi

tanaman, penerapan sistem agroforestri, pendekatan lebih lanjut dengan mengamati

kondisi biofisik dan kondisi sosial masyarakat.


Permasalahan Lahan Berorganik
Rendah
1. Kehilangan unsur hara dan zat organik didaerah perakaran

2. Terkumpulnya garam didaerah perakaran (salinisasi)


sehingga menyebabkan pH yang luar biasa rendah

3. Terkumpulnya atau terungkapnya unsur atau senyawa


dalam tanah yang merupakan racun bagi tanaman

4. Penjenuhan tanah oleh air (waterlogging )

5. Erosi dan sedimentasi

6. Kerusakan lahan dapat terjadi secara alami atau oleh


aktivitas manusia.
TEKNOLOGI
Metode teknis

Pengelolaan Air

Metode kimia

Pemberian Pupuk

Pemberian Kapur

Penggunaan Mulsa

Metode Biologi

Pemanafaatan cacing tanah


TAHAPAN PERENCANAAN
Pengelolaan Air

Pemanenan air dapat dilakukan dengan menampung air hujan atau aliran permukaan

pada tempat penampungan sementara atau permanen, untuk digunakan mengairi

tanaman (Subagyono et al. 2004). Oleh karena itu, pemanenan air selain berfungsi

menyediakan air irigasi pada musim kemarau, juga dapat mengurangi risiko banjir

pada musim hujan. Teknologi ini bermanfaat untuk lahan yang tidak mempunyai

jaringan irigasi atau sumber air bawah permukaan (ground water). Di daerah arid dan

semiarid banyak dipraktekkan teknik modifikasi mikrorelief seperti pematang

setengah lingkar (halfmoon dykes), rorak, sistem gulud menurut kontur, gulud

berblok, dan lain-lain.

Pemberian Kapur

Pemberian kapur dilakukan hanya pada kondisi tanah yang asam, dan pada musim

kemarau. Tekaran kapur di tentukan berdasarkan analisa tanah (Dierolf dalam

Santoso dan Sofyan 2005). Setelah takaran sudah ditentukan, kapur ditabur diatas

permukaan tanah yang akan diolah. Ditunggu sampa beeberapa hari, diamkan
Pemberian Pupuk

Pupuk organic juga penting untuk memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Lahan beorganik rendah akan

mampu menyediakan air dan hara yang cukup bagi tanaman bila struktur tanahnya baik sehingga

mendukung peningkatan efisiensi pemupukan. Pupuk ditabur menyeluruh kepermukaan lahan yang akan

diolah, diamkan dalam waktu yang cukup lama agar tanah asli bercampur dengan pupuk. Ditunggu sampai

pupuk bercampur dengan tanah, sekitar sebulan. Setelah itu dilakukan pemberian mulsa.

Pemberian Mulsa

Yang digunakan dalam tahapan perencanaan ini ialah mulsa sisa tanaman. Mulsa ini terdiri dari bahan

organik sisa tanaman (jerami padi, batang jagung), pangkasan dari tanaman pagar, daun-daun dan ranting

tanaman. Bahan tersebut disebarkan secara merata di atas permukaan tanah setebal 2-5 cm sehingga

permukaan tanah tertutup sempurna. Selain itu, sisa tanaman dapat menarik binatang tanah (seperti cacing),

karena kelembaban tanah yang tinggi dan tersedianya bahan organic sebagai makanan cacing. Adanya

cacing dan bahan organik akan membantu memperbaiki struktur tanah, sehingga tidak perlu dilakukan

pemberian cacing tanah secara langsung atau sengaja.


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai