Anda di halaman 1dari 71

(Fraktur Humerus Dextra

1/3 Proximal)

Putri Indah Wulandari


01.209.5984
FK Unissula
IDENTITAS
Nama : Bapak H
Jenis Kelamin : Laki-laki
usia : 27 tahun
Alamat : Asrama Yonif 411
Salatiga
Pekerjaan : Tentara, Pratu
Agama : Islam
Nomer RM : 088561
Tgl masuk RS : 12-6-2013
Bangsal : Edelweiss
ANAMNESIS
A. Keluhan Utama : nyeri pada lengan atas kanan
B. Keluhan Tambahan : ibu jari tangan kiri tidak bisa digerakan
C. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien post KLL pada tanggal 12-06-2013 sekitar pukul 23.30 WIB ,
datang ke IGD RST dr. Soedjono Magelang tanggal 13-06-2013 pukul
10.55 WIB dengan keluhan nyeri pada lengan atas sebelah kanan. Pasien
mengenakan sepeda motor, Pasien tertabrak motor dan pasien ingin
menghindari sepeda motor tersebut, sehingga pasien terjatuh ke sebalah
kanan dan menabrak trotoar jalan. Kemungkinan lengan kanan pasien
terbentur trotoar jalan.. Saat kejadian pasien sempat tidak sadar dalam
beberapa saat sehingga pasien tidak dapat mengingat posisi pasien saat
terjatuh.
Setelah kejadian pasien mengeluh lengan atas sebelah kanan
terasa nyeri dan sulit digerakkan. Terdapat fraktur terbuka pada lengan
atas sebelah kanan 1/3 proksimal . luka dalam keadaan relatif kotor dan
sudah terpasang elastic band dan bidai di lengan atas sebelah kanan. dan
juga luka lecet pada ibu jari sebelah kanan. Pasien tidak mengeluh pusing,
mual dan muntah.
ANAMNESIS
D. Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Asma : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Alergi Obat dan Makanan : disangkal

E. Riwayat Penyakit Keluarga :


Riwayat DM : disangkal
Riwayat Asma : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
Riwayat Alergi Obat dan Makanan : disangkal
ANAMNESIS

F. Riwayat Pribadi, Sosial dan Ekonomi

Pasien tinggal bersama istri dan satu anak laki-laki.


Pekerjaan pasien sebagai tentara. Biaya
pengobatan ditanggung oleh Askes dinas.
PEMERIKSAAN FISIK

Primary Survey

A : tidak ada gangguan jalan napas


B : RR 20 x/menit
C : TD : 110/70 mmHg, N : 76 x/menit, akral
hangat, capp refill < 2
D : GCS 15 (E4M6V5), pupil isokor 3mm/3mm
E : suhu 37 C, terdapat jejas pada lengan
atas sebelah kanan. Tidak ditemukan jejas di tempat
lain

Secondary Survey

Keadaan Umum : tampak lemah


Kesadaran/GCS : Compos Mentis / GCS 15 (E4M6V5)
Vital Sign :T : 110/70 mmHg
N : 76 x/menit
R : 20 x/menit
t : 37 C
PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis

1. Kepala
Mata : Conjunctiva Anemis -/-, Sklera Ikterik -/-, pupil
isokor 3mm/3mm, Refleks Cahaya +/+
Telinga : Discharge (-)
Hidung : Discharge (-)
Mulut dan gigi : Kering pada bibir (-), pucat (-),
sianosis (-)

2. Leher

Thyroid : tidak mengalami pembesaran,


Limfe : tidak mengalami pembesaran
Deviasi trakea :-
Kaku kuduk :-
PEMERIKSAAN FISIK
3. Thorax
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba tak kuat
angkat
Perkusi : Batas kanan ICS V
LS dextra
Batas atas ICS II LPS sinistra
Batas pinggang ICS III LPS sinistra
Batas kiri ICS V 2 cm ke medial LMC sinistra
Auskultasi : irama reguler, bising (-), BJ I
BJ II (+)
PEMERIKSAAN FISIK

Paru

Inspeksi : Simetris, ketinggalan gerak


(-), retraksi otot bantu (-)
Palpasi : Sterm fremitus kanan = kiri,

ketinggalan gerak (-)


Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru
kanan dan kiri
Auskultasi : Suara dasar : vesikuler
Suara tambahan : -
PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar
dan lien tak teraba

Genetalia : dbn
PEMERIKSAAN FISIK

Ekstremitas :

Superior Inferior
Warna Sawo matang Sawo matang
Edema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Capp refill <2/<2 <2/<2
PEMERIKSAAN FISIK

B. Status Lokalis
Regio Brachii Dextra
Look : luka robek dengan keadaan
relatif kotor, bone expose (+), swelling
(+), hematom (+), false movement (+),
deformitas (+).
Feel : nyeri tekan (+), krepitasi (+),
pulsasi (+), akral hangat (+), sensasi
(+), capp refill (< 2)
Move : gerakan aktif dan pasif
terhambat

PP TGL 13-06-2013

RADIOLOGI terdapat diskontinuitas tulang (fraktur)


os humerus 1/3 proximal komplit
dengan garis fraktur obliq dan
alignment jelek displacement ke lateral.

A : Alignment dan Aposisi dislokasi


B : Bone (terdapat fraktur os humerus
dextra 1/3 proximal komplit dengan
garis fraktur obliq .
C : Cartilago
S : Soft tissue (kerusakan moderat
dari soft tissue)
PEMERIKSAAN LABOLATORIUM

Hematologi

Hb : 10,8 g / dl (11-16,5 g/dl)

Ht : 39,8 % (36.8-48.8 %)
Eritrosit : 4,61 juta / l (3,58-5,58 juta / l)

MCV : 86.4 fl (80.8-99 fl)

MCH : 27,9 pg (26,8-32,8 pg)


MCHC : 32,4 g / dl (32.8,5-36.8 g/dl)

Leukosit : 5.900 / l (4,8-10 ribu / l)

Trombosit : 72.000 / l (150-450 ribu / l)


PEMERIKSAAN LABOLATORIUM
TANGGAL 13-06-2013
Kimia Klinik

GDS : 113 mg / dl (70-115mg/dl)

Ureum : 28 mg / dl (0-50 mg/dl)

Creatinin : 1,1 mg / dl (0-1,3 mg/dl)

SGOT : 44 U / l (3-35 mg/dl)

SGPT : 26 U / l (8-41mg/dl)
PEMERIKSAAN FISIK
ASSESMENT
Open fraktur humerus 1/3 proximal dextra. Observasi
CKR ,dislokasi manus sinistra digiti I

PLANNING
Wound toilet, hecting situasi, pemberian RL 20 tpm,
injeksi ATS, injeksi gentamicin 2x50 mg, inj Ketorolac
3x1 amp, injkalnex 3x500 mg, inj ceftriaxon 2x1..
Setelah itu pasien dilakukan dilakukan operasi ORIF
humerus serta dilakukan debridement.
PEMERIKSAAN FISIK
MONITORING DAN EDUKASI
Monitoring
Keadaan umum, tanda vital, perbaikan tanda dan gejala, pola
makan, hasil pemeriksaan penunjang, kondisi luka operasi,
perbaikan movement.

Edukasi
Penjelasan mengenai penyakit dan prognosisnya, minum obat
teratur, makanan tinggi protein, vitamin dan mineral, menjaga
kebersihan luka, cukup istirahat, tenangkan pikiran dan
menahan emosi..

PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
Kamis, 13-06-2013
Pelaksaanaan Operasi ORIF Humerus
+ debridement (13-06-2013)
Pelaksaanaan Operasi ORIF Humerus
+ debridement (13-06-2013)
Pelaksaanaan Operasi ORIF Humerus
+ debridement (13-06-2013)
INSTRUKSI POST OPP
Instruksi Post Op
Infus RL 20-30 tpm
Transfusi RBC
Inj. Ketorolac 3x30 mg
Ceftriaxone 2x1 g
Gentamicin 2x50 gr
Kalnek 3x50 gr
X Foto Post Op Brachii Dextra AP-
Lateral
Jumat , 14-06-2013

S : nyeri (+), pusing (-), mual (-), muntah (-), BAB (N),
BAK (N), pasien tidak bisa flexi extensi ibu jari kanan
dan kiri.
Os. Humerus
1. Epiphysis Proximal
CAPUT HUMERI bersendi dg CAVITAS GLENOIDALIS
scapula ART. HUMERI
Caput humeri ke lateral menyempit COLLUM
ANATOMICUM
COLLUM CHIRURGICUM (sering terjadi fraktur)
Terdpt 2 tonjolan :
TUBERCULUM MAJUS (DI LATERAL) insersio dari
M. Supraspinatus, M. infraspinatus, M. Teres minor
TUBERCULUM MINUS (DI MEDIAL) dilekati M.
subscapularis
Antara 2 tonjolan tsb terdpt SULCUS
INTERTUBERCULARIS (SULCUS MUSCULUS
BICAPITIS) dilalui o/ tendo m. biceps brachii caput
longum & cab. a. circumflexa humeri anterior
Tuberculum majus ke distal melanjut sebagai CRISTA
TUBERCULI MAJOR (insersio M. Pectoralis major)
Tuberculum Minus ke distal melanjut sbg CRISTA
TUBERCULI MINOR (dilekati M. Latissimus dorsi & M.
teres major)
FOTO RONTGEN
POST OPP

Kesan RO Post Op :

Fraktur complete os
humerus dextra 1/3
proximal dalam fixasi 1 buah
plat dan 4 buah screw

Kedudukan baik
Sabtu , 15-06-2013

S : nyeri (), pusing (-), mual (-), muntah (-), BAB (N),
BAK (N), pasien tidak bisa flexi extensi ibu jari kanan
dan kiri.
Minggu , 16-06-2013

S : nyeri (), pusing (-), mual (-), muntah (-), BAB (N),
BAK (N), pasien tidak bisa flexi extensi ibu jari kanan
dan kiri.
senin , 17-06-2013

Dilakukan traksi untuk reduksi manus sinistra digiti I,


karena ada dislokasi.
S : nyeri (), pusing (-), mual (-), muntah (-), BAB (N),
selasa , 18-06-2013

S : nyeri (), pusing (-), mual (-), muntah (-), BAB (N),
BAK (N), pasien tidak bisa flexi extensi ibu jari kanan.
O : SG : dbn (TD : 120/70 mmHg)
SL :
Rabu , 19-06-2013

S : nyeri (), pusing (-), mual (-), muntah (-), BAB (N),
BAK (N), pasien tidak bisa flexi extensi ibu jari kanan.
O : SG : dbn (TD : 10/90 mmHg)
Kamis , 20-06-2013

S : nyeri (), pusing (-), mual (-), muntah (-), BAB (N),
BAK (N), pasien tidak bisa flexi extensi ibu jari kanan.
O : SG : dbn (TD : 10/90 mmHg)
Jumat , 21-06-2013

bisa flexi extensi ibu jari kanan.


O : SG : dbn (TD : 10/90 mmHg)
SL :
Brachii dextra
Look = swelling (+), deformitas (+), perban (+),
Sabtu , 22-06-2013

S : nyeri (), pusing (-), mual (-), muntah (-), BAB (N),
BAK (N), pasien tidak bisa flexi extensi ibu jari kanan.
O : SG : dbn (TD : 10/90 mmHg)
Minggu , 23-06-2013

S : nyeri (), pusing (-), mual (-), muntah (-), BAB (N),
BAK (N), pasien tidak bisa flexi extensi ibu jari kanan.
O : SG : dbn (TD : 10/90 mmHg)
Senin , 24-06-2013

S : nyeri (), pusing (-), mual (-), muntah (-), BAB (N),
BAK (N), pasien tidak bisa flexi extensi ibu jari kanan.
O : SG : dbn (TD : 10/90 mmHg)
Selasa , 25-06-2013

S : nyeri (), terasa kesemutan, , pusing (-), mual (+),


muntah (+), BAB (N), BAK (N), jari-jari sudah bisa
digerakan kecuali flexi extensi ibu jari.
Rabu , 26-06-2013

S : nyeri (), pusing (-), mual (-), muntah (-), BAB (N),
BAK (N), pasien tidak bisa flexi extensi ibu jari kanan.
FRAKTUR HUMERUS 1/3

PROXIMAL
DEFINISI

Adalah diskontinuitas atau hilangnya


struktur dari tulang humerus yang terbagi
atas :

1) Fraktur Suprakondilar Humerus

2) Fraktur Interkondiler Humerus

3) Fraktur Batang Humerus

4) Fraktur Kolum Humerus


ANATOMI Os. Humerus
1. Epiphysis Proximal
CAPUT HUMERI bersendi dg CAVITAS GLENOIDALIS
scapula ART. HUMERI
Caput humeri ke lateral menyempit COLLUM
ANATOMICUM
COLLUM CHIRURGICUM (sering terjadi fraktur)
Terdpt 2 tonjolan :
TUBERCULUM MAJUS (DI LATERAL) insersio dari
M. Supraspinatus, M. infraspinatus, M. Teres minor
TUBERCULUM MINUS (DI MEDIAL) dilekati M.
subscapularis
Antara 2 tonjolan tsb terdpt SULCUS
INTERTUBERCULARIS (SULCUS MUSCULUS
BICAPITIS) dilalui o/ tendo m. biceps brachii caput
longum & cab. a. circumflexa humeri anterior
Tuberculum majus ke distal melanjut sebagai CRISTA
TUBERCULI MAJOR (insersio M. Pectoralis major)
Tuberculum Minus ke distal melanjut sbg CRISTA
TUBERCULI MINOR (dilekati M. Latissimus dorsi & M.
teres major)
2. Diaphysis
disebut jg corpus humeri
3 Facies :
Facies anteromedial
Facies anterolateral
Facies posterior
3 Margo :
Margo medial
Margo lateral
Margo anterior
Terdpt tonjolan kasar dsbut TUBEROSITAS
DELTOIDEA (dilekati M. Deltoideus)
Terdpt SULCUS NERVI RADIALIS/SULCUS
SPIRALIS HUMERI dilewati oleh N. Radialis
& vasa profunda brachii
3. Epiphysis Distal
# Punya 2 dataran sendi (condylus):
Capitulum Humeri (BERSENDI DG FOVEA CAPITULI
RADII ART. HUMERORADIALIS)
Trochlea Humeri (BERSENDI DG INCISURA
TROCHLEARIS ART. HUMEROULNARIS)
Pada facies ventralis terdapat :
Fossa radialis (MENAMPUNG SEGI DEPAN CAPUT
RADII SAAT FLEXI MAKSIMAL LENGAN BAWAH)
Fossa coronoidea (MENAMPUNG PROC.
CORONOIDEUS SAAT FLEKSI MAKSIMAL LENGAN
BAWAH)
# pada bagian dorsal
Fossa Olecrani (MENAMPUNG OLECRANON SAAT
EKSTENSI MAKSIMAL LENGAN BAWAH)
Epicondilus lateral (LANJUTAN DR MARGO
LATERALIS) dan Epicondylus medial (LANJUTAN DR
MARGO MEDIALIS)
Sulcus nervi ulnaris (DILALUI N. ULNARIS)
MEKANISME INJURY
Fraktur biasanya terjadi setelah jatuh
dengan posisi lengan yang terentang, jenis
cedera pada orang muda mungkin
menyebabkan dislokasi bahu. Kadang-
kadang justru terjadi fraktur dan dislokasi.
klasifikasi Neer (1970), yang memperhatikan empat segmen
utama yang terlibat dalam cedera ini :
(1)caput.
(2)tuberositas minor
KLASIFIKASI
(3)tuberositas mayor
(4)batang.
Klasifikasi ini membedakan jumlah fragmen yang bergeser atau
terpisah. Karena itu, berapapun banyaknya garis fraktur, kalau
fragmen tidak bergeser maka dianggap sebagai fraktur satu
bagian, kalau satu segmen terpisah dari lainnya disebut fraktur
dua bagian, kalau dua fragmen bergeser, ini disebut fraktur tiga
bagian, dan kalau semua fragmen bergeser maka disebut fraktur
empat bagian. Penilaian ini berdasarkan pemeriksaan radiologi.
MANIFESTASI KLINIS
Karena fraktur sering terimpaksi secara
erat, nyerinya mungkin tidak hebat. Tetapi,
munculnya memar yang besar pada
bagian atas lengan perlu dicurigai. Tanda-
tanda cedera pada saraf aksila atau
plexus brachialis perlu dicari.
TERAPI
.

Fraktur yang hanya bergeser sedikit ; tidak


memerlukan terapi selain mengistirahatkan lengan
untuk sementara waktu dalam kain gendongan
hingga nyeri mereda, dan kemudian dilakukan
gerakan pasif perlahan-lahan pada bahu. Saat
fraktur telah menyatu (biasanya 6 minggu) latihan
aktif mulai dianjurkan
TERAPI
Fraktur dua bagian ; biasanya dapat direduksi secara
.tertutup . kalau pergeseran terjadi pada collum
chirurgicum, fragmen secara perlahan-lahan
dimanipulasikan ke dalam jajaran dan lengan
diimobilisasi pada pembalut dada Valpeau selama 4
minggu. Latihan siku dan tangan dianjurkan selama
periode ini; latihan bahu dimulai sekitar 4 minggu.

Tatapi kalau terdapat pergeseran yang


nyata dan disertai ketidakstabilan, atau
pemisahan nyata pada tuberositas mayor,
mungkin diperlukan reduksi terbuka dan
fiksasi internal.
TERAPI
.
Fraktur tiga bagian ; biasanya disertai pergeseran
collum chirurgicum dan tuberositas mayor. Sulit
direduksi secara tertutup. Pada individu aktif cedera
ini terbaik ditangani dengan reduksi terbuka dan
fiksasi internal. Metode alternatifnya adalah fiksasi
luar, mempertahankan caput humerus dengan dua
pen berulir dan batang humerus dengan tiga pen.
TERAPI
Fraktur empat bagian ; yakni dengan pergeseran
collum chirurgicum dan kedua tuberositas. Adalah
.
cedera berat dengan risiko komplikasi yang paling
tinggi, misalnya cedera pembuluh darah, kerusakan
plexus brachialis, cedera pada dinding dada dan
(belakangan) nekrosis avaskular pada caput
humerus. Terapi tertutup dan upaya reduksi serta
fiksasi terbuka biasanya mengakibatkan
berlanjutnya nyeri dan kekakuan; terapi yang efektiv
adalah dengan penggantian prostetik terhadap
humerus proximal.
IndikasiOperasi Pemeriksaan Penunjang
.
Fraktur terbuka .
Fraktur dengan Fraktur humerus yang tidak
gangguan vaskular stabil terlebih dahulu harus
diimobilisasi sebelum
pemeriksaan radiologis untuk
mengurangi nyeri dan
kerusakan jaringan lunak.

Kontraindikasi Proyeksi foto 4 posisi yaitu

Operasi anteroposterior, lateral dan 2


oblik merupakan yang terbaik.
Keadaan umum jelek
KOMPLIKASI

.
1. Sindrom kompartmen
2. Dislokasi bahu
2. Malunion
3. Neurovascular injury
4. Post traumatic arthritis
5. Growth abnormalities
. Mortalitas

. umumnya rendah
Pada

Follow-Up .

Setelah 16 minggu dilakukan


foto X Ray kontrol dengan
posisi AP, Lateral dan 2 oblik
untuk menilai fraktur sudah
union
...

FRAKTUR HEALING
Faktor yang mempengaruhi fraktur healing
Proses penyembuhan suatu fraktur dimulai sejak terjadi

fraktur . sebagai usaha tubuh untuk memperbaiki
kerusakan kerusakan yang dialaminya. Penyembuhan
dari fraktur dipengaruhi oleh beberapa faktor lokal dan
faktor sistemik, adapun faktor lokal:
a. Lokasi fraktur
b. Jenis tulang yang mengalami fraktur.
c. Reposisi anatomis dan immobilasi yang stabil.
d. Adanya kontak antar fragmen.
e. Ada tidaknya infeksi.
f. Tingkatan dari fraktur.
1. FASE INFLAMASI
Waktu terjadinya proses ini dimulai saat fraktur terjadi
sampai 2 3 minggu

PROSES FRAKTUR HEALING


2. FASE PROLIFERASI
Pada fase ini dimulai pada minggu ke 2 3 setelah terjadinya
fraktur dan berakhir pada minggu ke 4 8

PROSES FRAKTUR HEALING


3. FASE PEMBENTUKAN KALUS

PROSES FRAKTUR HEALING


2. FASE KONSOLIDASI

PROSES FRAKTUR HEALING


2. FASE REMODELLING

PROSES FRAKTUR HEALING


LOKALISASI WAKTU PENYEMBUHAN
(minggu)
Phalang / metacarpal/ metatarsal /3 6
kosta 6
Distal radius 12
Diafisis ulna dan radius 10 12
Humerus 6
Klavicula 10 12
Panggul 12 16
Femur 8 10
Condillus femur / tibia 12 16
Tibia / fibula 12
Vertebra
WAKTU PENYEMBUHAN FRAKTUR
Waktu penyembuhan fraktur bervariasi secaraindividual dan
. beberapa factor penting pada penderita, antara
berhubungan dengan
Lain :
1. Umur penderita
2. Lokalisasi dan konfigurasi fraktur
3. Pergeseran awal fraktur
4. Vaskularisasi pada kedua fragmen
5. Reduksi dan Imobilisasi
6. Waktu imobilisasi
7. Adanya infeksi
8. Cairan Sinovia
9. Gerakan aktif dan pasif anggota gerak
KOMPLIKASI

1. Sindrom kompartmen
.
Tanda dan gejala 5P harus diperhatikan siang
dan malam
pain
parestesia
Pucat
pulse
pressure
2. Dislokasi bahu
3. Malunion
AL
HA
MD
UL
ILL
AH

Anda mungkin juga menyukai