Anda di halaman 1dari 43

PEMERIKSAAN

FAAL GINJAL
Dr. Jenny Ria Sihombing Sp.PK
PENDAHULUAN
Proses katabolisme protein dan asam nukleat
membentuk suatu zat yang disebut Non
Protein Nitrogen (NPN)
NPN: adalah senyawa yang mengandung
unsur Nitrogen tetapi bukan Protein
Zat yang mengandung unsur Nitrogen dibagi
2
1. Protein yang tersusun dari asam amino
2. Zat-zat lain yang mengandung Nitrogen
tetapi bukan protein
Fraksi Non Protein
Nitrogen
Fraksi N PN terdiri dari 15 Jenis, namun
beberapa kelompok utama yang sering
ditemui dalam kelainan klinik ada 6, yaitu:
Ureum (45%), Asam Amino (20%), Asam
Urat (20%), Kreatin (1-2%), dan Amonia
(0,2%)
Tabel Hasil metabolit Unsur
Nitrogen dengan kaitan Klinik nya

No Hasil Metabolit Zat Asal Klinik


1. Asam Amino Protein Kelainan Hepar
Kelainanan Metab.
Bawaan
2. Amonia As. Amino Kelainan Hepar, Peny.
Ginjal
Kelainan Metab.
Bawaan
3. Ureum Amonia Kelainan Hepar,
Peny.Ginjal
4. Kreatinin Kreatin Fungsi Ginjal
5. Asam Urat Nukleotida Kelainan Sintesis Purin
Purin Tanda Turn Over Sel
UREUM
Biokimia dan Fisiologi
Ureum adalah kandungan utama Nitrogen
hasil dari katabolisme protein pada manusia
Sekitar 75% NPN (menurut Bishop 45%)
Protein mengalami Proteolisis menjadi Asam
amino kemudian mengalami Transaminasi dan
Deaminasi oksidatif berubah menjadi Amonia
Melalui Siklus Urea dan bantuan Enzim Hepar,
Amonia diubah menjadi Ureum
Ureum
Ureum yang terbentuk di hati dibawa ke ginjal
Ekskresi Ureum 90% melalui Ginjal dan
sisanya melalui Saluran Cerna dan Kulit
Di dalam Ginjal Ureum di filtrasi oleh
Glomerolus dan sekitar 40% s/d 70%
berdifusi secara pasif di Tubulus Proksimal
masuk ke jaringan Intersisiel dan kembali ke
Plasma
Proses Difusi Ureum
Proses Difusi Ureum tergantung pada
kecepatan aliran urin
Jika alirannya lambat, maka banyak Ureum
mengalami Difusi
Adanya proses Difusi, maka Urea Clearance
lebih kecil dari GFR
Kadar Ureum Plasma dipengaruhi oleh Fungsi
Ginjal, kandungan Protein, Katabolisme
Protein
Klinis Gangguan Metabolisme
Ureum
Penyakit Ginjal dengan Kelainan Tubulus,
Glomerulus, dan Jaringan Intersisiel
Kerusakan Pembuluh darah menyebabkan
Peningkatan Kadar Ureum Plasma
Peningkatan Kadar Ureum dalam darah
disebut AZOTEMIA
Kadar Ureum yang sangat tinggi dalam
plasma yang disertai dengan kegagalan ginjal
disebut: UREMIA atau SINDROMA UREMIK
DIALISIS
3 KATEGORI UREMIA
(BISHOP)
1. Pre Renal
Penyebab Utama adalah: Kelainan sirkulasi
Ginjal
. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan aliran
darah Ginjal menurun sehingga dapat terjadi
- Peningkatan kadar Ureum dalam darah,
yaitu: Kegagalan Jantung, Shock, Perdarahan,
Dehidrasi dan Penurunan Kardiak Output
- Peningkatan Metabolisme Protein: Diet
Protein yang tinggi, Demam, Stress, Kelaparan,
Perdarahan Saluran Cerna serta Terapi Kortisol
2. Renal
Kategori Renal yang menyebabkan
Peningkatan Ureum adalah:
1. Gagal Ginjal Akut
2. Gagal Ginjal Kronik
3. Glomerulo Nefritis
4. Tubular Nekrosis
3. Post Renal
Peningkatan Kadar Ureum pada Post Renal
disebabkan oleh: Obstruksi yang
menimbulkan aliran urin terhambat
Selain itu dapat disebabkan oleh Batu
Ginjal, Tumor kandung Kemih,
Pembesaran Prostat, Keadaan Infeksi
Post Renal
Secara Klinis kadar Ureum Plasma tidak
banyak berarti, karena ditemukan pada
keadaan seperti:
1. Intake Protein yang menurun
2. Sintesa Protein yang meningkat seperti pada
Kehamilan
3. Penyakit Hati
Metode Pemeriksaan
UREUM
1. Metode Langsung (DAM = Diasetil
Monoxim)
Metode ini mengukur langsung kadar ureum
berdasarkan Reaksi Fearon.
Kondensasi Diasetil dengan ureum dalam
suasana asam, membentuk diazin yang
berwarna, kemudian diukur pada panjang
gelombang 540 nm.
Sebagai atabilisator warna adalah
tiosemikarbazid dan Fem
CH3 CH3
H2 N

C=O+C=O C=N

H+
H2 N panas C= O +
2H2O

C=O C=N

CH3 CH3
Ureum Diasetil Diazin
2. Metode Tidak
Langsung
Metode ini mengukur jumlah ion amonium
yang terbentuk sebagai hasil reaksi hidrolisis
ureum oleh enzim urease

Ureum NH4+ + 2HCO3-

Urease

NH + Ketoglutarat + NADH Asam


Glutamat +
NAD+ H2O
Nilai Rujukan Ureum adalah
:
10 50 mg/ dl
KREATIN DAN
KREATININ
Biokimia dan Fisiologi
Kreatin dibentuk di dalam Ginjal, Hepar,
Pankreas dengan dua reaksi Enzimatik.
Pertama kali terjadi reaksi transamidinasi
Arginin dan Glisin membentuk Asam
Guanidino asetat, kemudian metilasi Asam
Guanidino asetat bersamaan dengan S-
Adenisilmetionin sebagai sumber metil.
Kreatin kemudian ditransfort ke sel otot dan
diubah menjadi Fosfo kreatin yang merupakan
sumber energi untuk kontraksi otot.
Kreatin dan Fosfokreatin secara spontan atau
non-enzimatik berubah menjadi Kreatinin
(bentuk Anhidrit) kemudian masuk kedalam
plasma. Setiap hari 1 s/d 2% kreatin oto
diubah menjadi kreatinin.
Pembentukan kreatin endogen ini sebanding
dengan massa otot yang berbeda-beda
tergantung usia dan jenis kelamin.
Ekskresi kreatin perhari dapat mencapai 10%
-30% hasil dari diet untake dan kreatinin
dalam daging
Kreatin dan Kreatinin dieksresi hampir
seluruhnya dari hasil filtrasi diglomerulus,
maka pengukuran Creatinin clearance dapat
digunakan sebagai pengukuran GFR.
Rasio Kreatinin serum dengan BUN (Blood
Urea nitrogen) dapat membedakan antara
penyebab Azetomia secara prerenal, renal dan
posrenal
Dalam keadaan normal rasio BUN bagi
kreatinin diperkirakan 10:1.
Bila nilai rasio meningkat dengan jelas maka
penyebab Azotemia lebih ke arah faktor
prerenal daripada renal dan postrenal
Pada kelainan otot seperti muskuler distrofi
atau poliomielitis, hipertiroidsm dan trauma,
kreatin plasma atau kreatinin urin sering
meningkat sedangkan kadar kreatinin plasma
biasanya normal pada penderita ini
Metode Pengukuran Kadar
Kreatinin
Pemeriksaan kadar Kreatinin serum atau
plasma berdasarkan Reaksi Jaffe Reaksi
antara Kreatinin dengan Asam Pikrat
dalam suasana Alkali membentuk warna
Merah jingga.
Reaksi ini tidak spesifik untuk Kreatinin.
Zat-zat Kromogen lain dapat memberi Hasil
Positif Palsu yang tinggi diantaranya
adalah Protein, Glukosa, asam Askorbat,
Asam Piruvat, Aseton dan Asam
Asetoasetat
Pengaruh Protein dihilangkan dengan :
1. cara Otomatis melalui proses Dialisa
2. cara Manual dengan Presipitasi Protein
3. dengan penambahan Sodium dodecyl
sulfate

. Pengaruh Glukosa dengan : penambahan


Asam askorbat dihilangkan melalui
pembentukan Kompleks dengan Borat dalam
suatu sistem Buffer
Metode Pemeriksaan
Kreatinin
Metode Kinetik Memberikan hasil Positif
Palsu terhadap Keton dan Negatif Palsu
terhadap Bilirubin dan metabolitnya
Metode Enzimatik menggunakan enzim :
1. Kreatininase, mengkatalisis Kreatinin
menjadi N-Metil Hidantoin dan Ion Amonium
2. Kreatinin Hidrolase, mengkatalisis reaksi
Hidrolisis Kreatinin menjadi Kreatin
Enzim-enzim ini ditambahkan untuk merusak
Kreatinin
Perbedaan hasil reaksi Jaffe sebelum dan
sesudah penambahan enzim menunjukkan
nilai Kreatinin murni
Enzim Kreatininase dapat juga dipakai untuk
mengukur Amonium
Nilai Rujukan Kreatinin :
. Laki-laki : 0,7 1,2 mg/dl
. Wanita : 0,6 1,1 mg/dl
ASAM URAT
Pada tubuh manusia Asam urat diproduksi
dari katabolisme purin nukleotida, adenosin
dan guanosin.
Purin yang berasal dari katabolisme asam
nukleat diubah secara langsung menjadi
asam urat
Sebagian besar purin yang dieksresikan
sebagai asam urat berasal dari degradasi
asam nukleat endogen.
Kecepatan pembentukan asam urat kira-kira
400 mg/hari
Menurut Nearly asam urat di dalam plasma
dalam bentuk asam urat monosodium, pada
pH plasma, urat dalam bentuk ini relatihf tidak
larut, sderta kadarnya di bawah 6,4 mg/dl
Proses yang dialami di ginjal adalah:
1. Filtrasi Glomerulus
2. 98-100% Filtrat Glomerulus diabsorbsi di
tubulus proksimal
3. Sekresi di tubulus proksimal bagian distal
4. Reabsorbsi di tubulus distal
KLINIS
Tiga penyebab utama terjadinya peningkatan
kadar asam urat, yaitu: penyakit gout,
peningkatan pemecahan asam nukleat,
penyakit ginjal.
Peningkatana kadar asam urat di dalam darah
Hiperurisemia
Pada keadaan Hiperurisemia terbentuk
kristal urat yang kemudian mengendap di
jaringan dan menimbulkan inflamasi
Pada penyakit Gout presipitasi kristal urat
pada cairan sendi
Pada seperlima kasus penyakit Gout dapat
ditemukan batu urat pada traktus urinarius
Pada keadaan ini didapatkan Hiperurikosuria atau
ekskresi asam urat penting untuk pemeriksaan
batu asam urat.
Batu asam urat murni sifatnya radio lusen,
berbeda dengan batu yang mengandung kalsium
Hiperurisemia dibagi menjadi:
1. Hiperurisemia Primer
2. Hiperurisemia Sekunder
Hiperurisemia Primer
Keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya
Hiperurikosuria terjadi karena sintesa purin
endogen yang meningkat atau karena diet
tinggi purin (makan jeroan)
Jika terjadi gangguan enzim defisiensi
enzim HGPRT (Hyposantine Guanine
Phosphoribocyl Transferase) misalnya pada
Sindroma Lesch Nyhan
Hiperurisemia
Sekunder
Keadaan ini dapat disebabkan oleh karena penyakit
seperti:
1. Retensi asam urat oleh ginjal:
. Penyakit ginjal akut maupun kronik
. Endokrin, Hipotiroid atau Hipertiroid
. Obat-obatan diuretik, salisilat, pirazinamid dan
etambutol
. Keracunan timah dan alkohol
. Aciduria akibat asam asetoasetat (Diabetes
ketoasidosis) atau akibat asam laktat (toksemia
gravidarum) yang mengganggu sekresi urat di tyubulus
2. Peningkatan katabolisme asam nukleat
terjadi pada:

Keganasan, terutama pada Leukemia,


limfoma, polisitemia vera
Pada Psoriasis, saat terjadinya peningkatan
pada pergantian sel kulit
Kerusakan jaringan yang meningkat seperti
pada terapi keganasan dengan sinar dan zat
kimia yang toksik, trauma, kelaparan
Hipourisemia
Hipourisemia adalah keadaan dimana kadar asam urat
plasma < 2,0 mg/dl dapat ditemukan pada keadaan:
1. Penyakit sel hati yang berat, dengan penurunan purin
atau penurunan aktivitas Xantin oksidase
2. Reabsorbsi tubulus terganggu:
- Kongenital: Sindroma Fanconi
- Didapat: Injeksi zat kontras radio opak (akut) dan zat

toksik (kronis)
3. Terapi Allupurinol/ Urikosurik, kemoterapi dengan
azatioptin (inhibitor sintesa purin)
4. Defisiensi Xantin aksidase
Metode Pengukuran
Asam urat
1. Kolorimetri (cara Caraway)
Terbentuknya warna biru pada saat asam
phosphotungstat (PTA) direduksi oleh urat pada
media alkaline.
Warna dibaca dengan spektrofotometer pada
650-700 nm.
Cara ini kurang spesifik sampel yang
diperiksa harus bebas protein.
Adanya protein mengakibatkan kekeruhan
Zat yang dapat mereduksi PTA
(Asam Phosphotungstat) Positif Palsu

1. Senyawa endogen : Glukosa, Asam askorbat,


Glutation dan Sistein yang berasal dari
Eritrosit yang hemolisis
2. Senyawa eksogen: Asetaminofen, Asam
asetilsalisilat
3. Purin : Kafein, Teobromin, Teofilin
2.Enzimatik
Cara ini lebih spesifik karena menggunakan enzim
urikase yang mengkatalisis reaksi oksidasi Asam urat.
Protein tidak perlu disingkirkan dulu dan zat-zat yang
mengganggu hanyalah xantin dan guanin
Uricase
Asam urat + 2H2O + O2 Allantoin + CO2 + 2H2O
Peroksidase
2H2O + 4 AAP + TBP Kromogin + 2H2O
4AAP : 4 Amino antipirin
TBP : 2,4,6 Tribromofenol
Kromogen yang terbentuk dibaca pada
panjang gelombang 520 nm
Sampel bisa berupa serum, plasma heparin
dan urin
Asam urat stabil dalam serum yang segera
dipisahkan dari sel darah
Dalam suhu ruangan bisa bertahan 3 hari
Pasien tidak perlu puasa
Bilirubin yang tinggi (3 mg/dl) dan Asam
askorbat merusak peroksidase dan memberi
hasil yang rendah palsu
Pada keadaan hemolisis dimana glutation
dilepas akan memberi hasil yang rendah
Sedangkan sampel yang lipemik akan
memberi hasil yang tinggi oleh karena itu
harus diencerkan
Nilai rujukan (Tietz) :
- Laki-laki : 3,5 7,2 mg/dl
- Perempuan : 2,6 6.0 mg/dl
AMONIA
Kadar amonia dalam sirkulasi darah sangat
rendah
Secara endogen dapat dihasilkan dari
deaminasi asam amino, terutama oleh enzim
pencernaan dan bakteri
Secara eksogen dapat berasal dari makanan
Amonia juga berasal dari hasil metabolisme di
otot rangka selama latihan fisik
AMONIA
Amonia sangat toksik sehingga
perlu dibawa ke hati untuk diubah
menjadi Ureum
Berbeda dengan NPN lainnya kadar
Amonia dipengaruhi oleh Fungsi hati
dan bukan oleh fungsi Ginjal
Untuk ekskresi Amonia sirkulasi
portal mempunyai peranan penting
AMONIA
Pada penyakit gangguan hati yang berat
dimana terdapat sirkulasi kolateral
dan gangguan fungsi parenkim, amonia
tidak dapat dibuang dari sirkulasi dan
dapat mengakibatkan Ensefalopati
serta Koma Hepatikum.
Pemeriksaan kadar Amonia digunakan
untuk menentukan Prognosis pada
penyakit
KLINIS
Dua keadaan klinik yang menyebabkan
kenaikkan jadar amonia dalam darah yaitu:
1. Kegagalan hati
2. Syndroma Reyes ( penyakit yang sering
menyebabkan kegawatan pada anak-anak
dan biasanya diawali oleh virus di saluran
pernafasan)
3. Retandasi mental/ gangguan kepribadian
(peningkatan kadar amonia, karena terjadi
peningkatan kadar glutamin serta
terdapatnya intoleransi protein)
Metode pengukuran
Amonia
1. Metode Conway
amonia diisolasi dari sampel
dengan penambahan alkalin,
terbentuk asam yang kemudian
diukur dengan cara titrasi atau
kolorimetri.
Metode pengukuran
Amonia
2. Pengukuran langsung Amonia dengan metode
Enzimatik atau Elektroda Ion Selektif
Amonia diisolasi dengan cation exchange resin. Diukur
dengan reaksi Berthelot
GLDFH

NH4 + + Ketoglutarat + NADPH L-glutamic + NADP + + H2O

GLDH : Glutamic Dehydrogenase


NADP+ : yang terbentuk dibaca denga panjang
gelombang 340 nm

Nilai rujukan (Bishop) : 15 50 mg/dl

Anda mungkin juga menyukai