Nurtjahjono, SpOG Victor Febriant (07120120116) Definisi Diagnosis persalinan preterm dibuat jika pasien dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu mengalami kontraksi yang teratur, setidaknya setiap 10 menit, yang dapat berhubungan dengan dilatasi dan/atau penipisan dari serviks Etiologi Perdarahan desidua (misalnya abrupsi) Distensi berlebih uterus (misal pada kehamilan multipel atau polihidramnion) Inkompetensi serviks (trauma dan cone biopsy Distorsi uterus (kelainan duktus Mullerian atau fibroid uterus) Radang leher rahim (akibat bacterial vaginosis atau trichomoniasis) Etiologi Demam/inflamasi maternal (urinary tract/systemic infection) Perubahan hormonal (aktivasi aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal) Insufisiensi uteroplasenta (hipertensi, DMT1, drug abuse, merokok, alkohol) Etiologi Faktor Risiko Faktor risiko dibagi menjadi dua, faktor risiko mayor dan faktor risiko minor Faktor Risiko Mayor Kehamilan multipel Polihidramnion Anomali uterus Dilatasi serviks >2 cm pada kehamilan 32 minggu Riwayat abortus 2 kali atau lebih pada trimester kedua Riwayat persalinan preterm sebelumnya Faktor Risiko Mayor Riwayat menjalani prosedur pada serviks Penggunaan cocaine atau amfetamin Serviks mendatar/memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu Operasi besar pada abdomen setelah trimester pertama Faktor Risiko Minor Perdarahan pervaginam setelah kehamilan 12 minggu Riwayat pyelonephritis Merokok lebih dari 10 batang/hari Riwayat abortus 1 kali pada trimester kedua Riwayat abortus >2 kali pada trimester pertama Faktor Risiko Pasien tergolong risiko tinggi bila dijumpai satu atau lebih faktor risiko mayor, atau dua atau lebih faktor risiko minor, atau keduanya Diagnosis Kriteria yang dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman persalinan preterm Usia kehamilan antara 20-37 minggu atau antara 140-259 hari Kontraksi uterus teratur, yaitu kontraksi yang berulang sedikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit Merasakan gejala seperti rasa kaku di perut menyerupai kaku menstruasi, rasa tekanan intra pelvik dan nyeri pada punggung bawah Diagnosis Mengeluarkan lendir pervaginam, mungkin bercampur darah Pemeriksaan dalam menunjukkan bahwa serviks telah mendatar 50-80%, atau telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm Selaput amnion seringkali telah pecah Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina isiadika Diagnosis Kriteria yang diusulkan oleh American College of Obstetricians and Gynecologists untuk mendiagnosis preterm Kontraksi yang terjadi dengan frekuensi empat kali dalam 20 menit atau 8 kali dalam 60 menit plus perubahan progresif pada serviks Dilatasi serviks lebih dari 1 cm Pendataran serviks sebesar 80% atau lebih Tatalaksana Manajemen persalinan preterm tergantung pada beberapa faktor, diantaranya Keadaan selaput ketuban -> persalinan tidak akan dihambat bila selaput ketuban sudah pecah Pembukaan serviks -> persalinan akan sulit dicegah bila pembukaan mencapai 4 cm Umur kehamilan Makin muda umur kehamilan, upaya mencegah persalinan makin perlu dikalukan, persalinan dapat dipertimbangkan bila TBJ >2000 gram, atau usia kehamilan >34 minggu Tatalaksana Penyebab/komplikasi persalinan preterm Kemampuan fasilitas neonatal intensive care Tatalaksana Beberapa langkah yang dapat dilakukan pada persalinan preterm, terutama untuk mencegah morbiditas dan mortalitas neonatus preterm ialah: Menghambat proses persalian preterm dengan pemberian tokolisis, Akselerasi pematangan fungsi paru janin dengan kortikosteroid, Bila perlu dilakukan pencegahan terhadap infeksi dengan menggunakan antibiotik. Tokolisis Alasan pemberian tokolisis pada persalianan preterm ialah: Mencegah mortalitas dan morbiditas pada bayi prematur Memberi kesempatan bagi terapi kortikosteroid untuk menstimulir surfaktan paru janin Memberi kesempatan transfer intrauterine pada fasilitas yang lebih lengkap Tokolisis Kalsium antagonis Nifedipine 10 mg PO diulang 2-3 kali/jam, dilanjutkan tiap 8 jam sampai kontraksi hilang, max 40mg/6 jam. Umumnya hanya diperlukan 20mg Obat -mimetik, seperti terbutalin, ritrodin, isoksuprin, dan salbutamol Salbutamol IV 20-50g/menit, PO 4 mg 2-4 kali/hari Tokolisis Sulfas magnesium Sulfas magnesium 4-6gr IV, Bolus 20-30 menit, dan 2-4gr/jam IV maintenance Jarang digunakan karena efek samping pada ibu dan janin berupa edema paru, lethargy, nyeri dada, dan depresi pernapasan COX Inhibitor Indometasin, sulindac Kontraindikasi Tokolisis Oligohidramnion Korioamnionitis berat pada ketuban pecah dini Preeklamsia berat Perdarahan pervaginam dengan abrupsi plasenta, kecuali keadaan pasien stabil dan kesejahteraan janin baik Kematian janin atau anomali janin yang mematikan Terjadinya efek samping yang serius selama penggunaan beta-mimetik. Akselerasi Pematangan Paru Diberikan kortikosteroid untuk pematangan surfaktan paru, menurunkan risiko respiratory distress syndrome, mencegah perdarahan intraventrikular, necrotising enterocolitis, dan duktus arteriosus, yang akhirnya menurunkan kematian neonatus Kortikosteroid perlu diberikan bila usia kehamilan kurang 35 minggu dan lebih dari 23 minggu Akselerasi Pematangan Paru Obat yang diberikan adalah Betamethasone 2 x 12 mg i.m. dengan jarak pemberian 24 jam. Dexamethasone 4 x 6 mg i.m. dengan jarak pemberian 12 jam. Antibiotik Antibiotik diberikan bila kehamilan mengandung risiko terjadinya infeksi, seperti pada kasus KPD Erythromycin 3 x 500 mg PO 3 hari Ampicillin 3 x 500 mg PO 3 hari Cara Persalinan Bila janin presentasi kepala maka diperbolehkan partus pervaginam dengan episiotomi lebar. Sectio caesarian tidak menimbulkan prognosis lebih baik, SC hanya dilakukan atas indikasi obstetrik Janin sungsang, TBJ <1500 gram, Gawat janin, Infeksi intrapartum dengan takikardi janin, gerakan janin melemah, oligohidramnion, dan cairan amnion berbau, kontraindikasi partus pervaginam (letak lintang, plasenta previa, letak sungsang, dsb) SEKIAN DAN TERIMA KASIH