burden. A Brazilian perspective Adriana T. Lorenzi , Kari J. Syrjnen and Adhemar Longatto-Filho
Lorenzi et al. Virology Journal (2015) 12:112
DOI 10.1186/s12985-015-0342-0
Brian U.R. Depamede
2016 Pengantar Alasan pemilihan journal: HPV masalah yang cukup serius bagi kaum perempuan, salah satu pencetus kanker leher rahim (cervical cancer, CC). Journal ini membahas cukup lengkap tentang upaya menskrining HPV pada kaum perempuan dalam upaya mencegah kanker leher rahim (CC) di negara sedang berkembang (Brazil), yang mirip dengan Indonesia, sehingga dapat digunakan sebagai studi banding upaya pencegahan CC. Sistematika Pengantar Gambaran umum HPV Bagaimana HPV dapat menimbulkan CC Kejadian CC di dunia Skrining HPV dalam Upaya Mencegah CC Pemilihan metode skrining Paradigma vaksinasi Penerapan di Indonesia Gambaran umum HPV HPV atau human papillomavirus Merupakan virus DNA sirkuler untai ganda, telanjang (tanpa amplop). Berukuran kecil (800 base pare, bp, pasangan basa). Menunjukkan tropisme spesifik pada sel-sel epitel manusia (pada kulit maupun membran mukosa). Sejak tahun 1970 tedapat bukti-bukti ilmiah HPV berkaitan erat dengan lesi-lesi neoplastik pada manusia. Gambaran umum HPV Siklus Hidup human papillomavirus, terdiri atas 3 fase: Virion infeksius masuk kedalam lapisan basal melalui lesi-lesi mikro, membentuk suatu penampungan tempat genom virus (episom) dilestarikan. Genom virus bereplikasi dengan memanfaatkan replikasi DNA sel inang yang terinfeksi, yang menetap pada lapisan basal/prabasal, atau yang berpindah melalui proses differensiasi. Ekpresi gen Late (L) diaktifkan, replikasi vegetatif virus HPV dimulai sintesis copy/salinan virus dalam jumlah besar. Gambaran umum HPV Jenis-jenis HPV: Hingga kini ada 200 jenis HPV yang sudah dikarakterisasi, terdiri atas: HPV cutaneus, Menyebabkan papilloma, jinak HPV mucosal Menyebabkan papilloma jinak berkembang menjadi kanker neoplastic intraepitelial dan invasive, di bagian mukosa: anogenital, respiratory, dan saluran pencernaan atas Dari jenis-jenis kanker yang ditimbulkan HPV, kanker leher rahim (cervical cancer, CC) adalah yang paling penting karena sebagai penyebab mobiditas dan mortalitas yang paling signifikan. Bagaimana infeksi HPV dapat menimbulkan CC Infeksi HPV sangat mudah ditularkan melalui hubungan seksual. Risiko tertinggi ada pada wanita yang melakukan hubungan seksual usia dini karena pemaparan virus yang lebih tinggi dan juga pada individu dengan gangguan sistem imun. Infeksi HPV berkaitan dengan dua penyakit serius yang berkaitan dengan timbulnya kanker ganas: Cervical intraepithelial neoplastic (CIN) dan Cervical cancer (CC) Bagaimana infeksi HPV dapat menimbulkan CC HPV menginfeksi sel-sel basal, khususnya pada cervical transformation zone (TZ), tempat pertemuan eptiel skuamos dengan epitel glandular dari saluran endoserviks. Di tempat ini HPV merangsang transformasi sel dengan perantaraan oncoprotein E6 dan E7 dari HPV yang mempengaruhi pengaturan siklus hidup sel-sel host. Oncoprotein E6 mendegradasi protein p53, dan E 7 menghambat protein pRb. Bagaimana infeksi HPV dapat menimbulkan CC Protein p53 dan pRb dibutuhkan sel normal agar sel normal tidak membelah secara liar. Sel normal yang terinfeksi HPV akan dikendalikan oleh sistem virus HPV, mulai dari lapisan basal kemudian secara bertahap menyebar hingga terbentuk penebalan epitel. Begitu infeksi HPV mapan, genom HPV muncul sebagai episom di dalam inti, dan kandungan genom HPV meningkat hingga 50-100 copy/sel. Bagaimana infeksi HPV dapat menimbulkan CC Sebagian besar pria dan wanita dengan riwayat seksual aktif pernah terinfeksi HPV paling tidak satu kali selama hidupnya. Secara umum 90% HPV menghilang secara spontan akibat respon imun, tanpa gejala klinis; Hanya 10% yang persisten. HPV pada individu yang mengalami lesi ringan umumnya mengalami degradasi oleh sistem imun. Bagaimana infeksi HPV dapat menimbulkan CC Sekitar 50% infeksi baru, tidak akan terdeteksi hingga 6-12 bulan; tetapi kemudian dapat menghilang dalam waktu 24 bulan. Pada kondisi genom virus akan persisten, menjadi laten, dan akan muncul kembali jika ada peluang seperti pada gangguan sistem imun dan perubahan hormonal. Pengidap infeksi HPV persisten yang tidak diobati secara memadai selama beberapa tahun memiliki risiko lesi berkembang menjadi CIN3 dan CC. Kejadian CC di Dunia Pada tahun 2012 diperkirakan ada > 528.000 kasus HPV Kematian 226.000 87% kematian di negara berkembang, akibat akses kesehatan yang kurang. Di Brazil, kematian 11.000/tahun, 17:100.000 perempuan. Di Indonesia setiap hari muncul 40-45 kasus baru CC, 20-25 orang meninggal/hari (setiap 1 jam 1 perempuan produktif meninggal). Pencegahan CC di Brazil Brazil belum menerapkan program screening CC berdasarkan populasi yang terorganisir bahkan belum menerapkan system universal agar kaum perempuan melakukan screening. Tetapi pemerintah sudah mendesign suatu program untuk mengidentifikasi dan mengontrol secara sitopatologi yang berkaitan dengan CC. Pencegahan CC di Brazil Pemeriksaan pertama menggunakan pemeriksaan pap smear. Targetnya adalah kaum perempuan produktif umur 25-64 tahun dan diulang setiap 3 tahun bagi perempuan yang pap smearnya (-). Berdasarkan petunjuk nasional maupun internasional, pap smear tidak dianjurkan pada perempuan dibawah 25 tahun karena lesi-lesi tersebut hilang secara spontan. Pencegahan CC di Brazil Pap smear merupakan strategi penting untuk pencegahan kemungkinan terjadinya CC secara dini, tetapi masih dibutuhkan tes HPV yang lebih sensitive. Saat ini teknik-teknik molekuler diakui lebih baik daripada pemeriksaan sitology berkaitan sensitifitas dan akurasi dalam mendeteksi CIN 1 dan CIN 2. Pencegahan CC di Brazil Perlakuan yang tepat terhadap temuan hasil-hasil lesi atau prekusor CC dapat menghindari terjadinya CC invasif sekitar 60-70%. Di Brazil, penggunaan screening molekuler secara sistematis masih dibatasi, sementara system molekuler tersebut sudah digunakan secara luas di negara-negara maju. Hal ini disebabkan oleh kesulitan dalam mengkonfirmasi diagnosa untuk melakukan tindakan pasca terdeteksinya lesi-lesi serviks. Pencegahan CC di Brazil Beberapa tahun terakhir ini, banyak dikembangkan metode-metode screening terhadap hr-HPV DNA. Tes ini merupakan tes pendamping untuk tes screening sitologi pada wanita diatas 30 tahun. Kelebihan dari HPV DNA test, pasien dapat menyiapkan spesimen vagina secara individu. Namun metode ini belum dilakukan secara rutin di Brazil. Pemilihan tipe/jenis/metode skrining Metode Pap smear merupakan gold standard untuk melakukan program screening CC selama hampir 60 tahun, tetapi metode ini membutuhkan tenaga terlatih serta infrastruktur laboratorium dengan standar dan pengawasan yang baik. Catatan riwayat terinfeksi HPV bagi seorang pasien merupakan hal yang paling penting untuk pencegahan CC dikaitkan dengan hasil uji HPV. Pemilihan tipe/jenis/metode skrining Hasil penelitian Ronco et al. (2008), menyimpulkan bahwa wanita berumur 25-34 tahun dengan hasil screening HPV DNA (+) tidak perlu dilakukan tindakan colposcopy karena kemungkinan besar lesi-lesi CIN 2 pada kelompok umur tersebut mengalami degradasi. Kombinasi uji sitology dan HPV DNA test akan lebih menekan hasil-hasil false (+), dengan demikian akan mengurangi tindakan colposcopy referral. Paradigma vaksinasi Vaksinasi merupakan paradigma upaya pencegahan CC. Vaksinasi HPV pada remaja dan perempuan muda menunjukan efektifitas pencegahan di beberapa Negara Akan tetapi aplikasinya secara massal masih menghadapi beberapa kendala khususnya pada negara-negara berkembang. Masih dibutuhkan kajian efisiensi secara ekonomi Paradigma vaksinasi Menurut WHO, vaksin HPV tipe 16 dan 18 yang paling penting karena kedua tipe HPV tersebut penyebab 70% kasus CC di dunia. Di Brazil, populasi perempuan diatas 15 tahun dengan resiko CIN dan CC >64 juta orang. Mereka inilah yang membutuhkan vaksin HPV. Di Brazil system kesehatan nasionalnya, mengadopsi vaksin quadrivalen HPV untuk program vaksinasi brazil 2014. Paradigma vaksinasi Di Brazil, vaksinasi disediakan untuk anak remaja perempuan umur 11-13 tahun. Cakupan usia kemudian diperluas lagi untuk anak perempuan umur 9-10 tahun dan juga mencakup lebih dari 33.000 perempuan (+) HIV umur 9-26 tahun. Dengan semakin meluasnya vaksinasi HPV akan meyebabkan lesi-lesi yang berkaitan degan infeksi HPV akan menurun dengan sendirinya. Paradigma vaksinasi Penurunan tersebut kemungkinan dapat meningkatkan false (-) pada screening sitologi selain mengurangi spesifisitasnya. Untuk mencegah wanita terserang CC, diperlukan kombinasi vaksinasi HPV dan uji HPV dan uji sitologi. Terimakasih