Anda di halaman 1dari 31

HIV & AIDS pada remaja

di Indonesia : SRAN
Penanggulangan AIDS
2015-2019

Kita Hebat..Berani Beraksi


Ayo Peduli HIV & AIDS
Layanan Ramah Remaja
Populasi Kunci
I. PENDAHULUAN
UU RI NOMOR 36 TAHUN
2009 TENTANG
KESEHATAN

Pasal 136 ayat 2

Bahwa upaya pemeliharaan kesehatan remaja


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk untuk
reproduksi remaja dilakukan agar terbebas dari berbagai
gangguan kesehatan yang dapat menghambat kemampuan
menjalani kehidupan reproduksi yang sehat. Salah satu
kewajiban pemerintah adalah menjamin agar remaja 2

memperoleh edukasi, informasi dan layanan mengenai


kesehatan remaja.
Pasal 137

(1) Pemerintah berkewajiban menjamin agar remaja


dapat memperoleh edukasi, informasi dan
layanan mengenai kesehatan remaja agar
mampu hidup sehat dan bertanggung jawab
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dilaksanakan sesiao dengan pertimbangan moral nilai
agama dan berdasarkan ketentuan perundang-
undangan

3
Peraturan Menteri Kesehatan
RI No. 21 Tahun 2013 tentang
penanggulangan HIV dan AIDS

Pasal 10 ayat 1
Promosi kesehatan yang dimaksud ditujukan untuk
meningkatkan pengetahuan yang benar dan
komprehensif mengenai pencegahan penularan HIV
dan menghilangkan stigma dan diskriminasi
Pasal 11 ayat 2
Promosi kesehatan yang terintegrasi dengan pelayanan
kesehatan diutamakan pada pelayanan kesehatan peduli4
remaja..
Tentunya remaja menjadi kelompok sasaran prioritas untuk
Strategi
Pengendalian HIV AIDS
(Permenkes no 21 tahun 2013)
Pengendalian IMS
1. Menyediakan pelayanan IMS
berkualitas
2. Menurunkan penularan HIV
dengan memutus rantai penularan
IMS pada populasi kunci
1. Meningkatkan cakupan layanan HIV
AIDS dan IMS melalui LKB 3. Meningkatkan upaya deteksi dini
2. Memperkuat sistem kesehatan nasional dan tatalaksana sifilis, HIV dan IMS
dalam pelaksanaan Layanan lainnya pada ibu hamil dan
Komprehensif Berkesinambungan
bayinya dalam rangka
(LKB) HIV AIDS dan IMS
menurunkan kematian dan
kecacatan pada bayi
4. Memastikan ketersediaan dan
penggunaan informasi yang
terpercaya dalam pengendalian
IMS
5. Memperkuat manajemen program,
advokasi, kemitraan dan mobilisasi
Layanan Komprehensif HIV
6 Pilar dalam LKB
Koordinasi dan kemitraan dg
PILAR semua
1 pemangku kepentingan di setiap
lini
PILAR Peran Aktif ODHA dan Keluarga
2
Pelayanan terintegrasi dan
PILAR terdesentralisasi sesuai kondisi
3 epidemiologi setempat
PILAR Paket layanan HIV komprehensif
4 yang berkesinambungan
PILAR Sistem rujukan dan jejaring kerja
5
PILAR Akses layanan terjamin
6
KEMAJUAN RESPONS TERHADAP
EPIDEMI HIV
Estimasi infeksi HIV baru berdasarkan populasi kunci Tahun
2000-2025
(Sumber: Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia,
Kemenkes 2012)
Estimasi Infeksi HIV Baru pada Anak usia 15-19,
Asia-Pacific, 2014 [1]

16,000
15,000
14,000

12,000 0-14 15-19


10,000

8,000

6,000

4500
4,000

2,600
2,000 1,600 1,500 1,200
500 1000
200 200 500
100
500
200 200 200 200
200 100
0

0
Laporan perkembangan epidemi HIV
Kasus HIV masih meningkat, AIDS mendatar dan kematian sudah
menurun

35000 Estimasi Kemkes


32711
2012:
30935
Pop. Kunci:
30000 29037
8.140.000
WPS:
25000 225.000
Penasun: 21591
75.000
21031
21511
HIV
20000 LSL: AIDS
1.100.000 Kematian
15000 Waria: Column1
40.000 Column2
Pelanggan: 10362
10000 6.700.000
9793
Column3
Est # ODHA: 7195
6048 6266
5744 5686 5494
580.000 4969 5091
5000 3863 4162
Laporan sejak
2639 2873 2947
1780
1987:
409
316
168
1195
649324 859589 873 920 1077 1225 1393 1329 1366
666 610
0 Jumlah HIV:
2001191.073
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah AIDS: # Layanan tes HIV: 100 # Layanan tes HIV: 390 # Layanan tes HIV: 2.221
77.112 # Klien: 69.540 # Klien: 192.076 # Klien: 1.263.871
Jml kematian:Tahu status <5% Tahu status 33%
13.319 Harapan 90% tahun 2020
Sumber: Laporan Perkembangan HIV/AIDS Tahun 2015, Kemkes
60 - 75% ada di
Situasi HIV dan AIDS

Orang Muda adalah kelompok penduduk yang berusia 15-24 Tahun &
telah mencapai 40.770.000 atau 17% dari jumlah penduduk Indonesia

Laporan Triwulan 1 2016 Kemkes menunjukkan, Sepanjang


2015:
Terdapat 1.119 atau 3.6% jumlah HIV pada kelompok usia 15-19
Terdapat 4.871 atau 15.7% jumlah HIV pada kelompok usia 20-24

Sepanjang 2015, terdapat 110 jumlah AIDS pada kelompok


usia 15-19 & 1.677 pada kelompok usia 20-24
Jumlah AIDS terbanyak dilaporkan dari Jatim, Papua, DKI
Jakarta, Bali dan Jateng,
Faktor resiko terbanyak heteroseksual (66%), Penasun
(11.3%) homoseksual (2.9%) dan perinatal 2.8%

12
Situasi HIV dan AIDS Pada Remaja
Populasi Kunci

Debut perilaku berisiko dilakukan pada usia di


bawah 25 tahun: 93% LSL, 83% Penasun, 83%
waria, 53% WPS (Disagregasi data IBBS
2007&2009)

Pengetahuan komprehensif HIV pada


remaja populasi umum menurun menjadi
18.74% di tahun 2015 dari 22.30% di
tahun 2011 sedangkan pada populasi
kunci tahun relatif lebih tinggi tetapi
masih dibawah 40%

Sekitar 50% populasi kunci remaja sudah


terpapar program penjangkauan dan
pendampingan. 13
Pengetahuan HIV-AIDS pada Kelompok
Remaja, STBP 2011 dan 2015

STBP 2015 | Survei Terpadu Biologis Perilaku


14
Pengetahuan komprehensive HIV Pada Populasi
Kunci Muda (15-19 and 20-24), STBP 2015

Fig 3. Comprehensive knowledge of HIV among young key populations (aged 15-19 and 20-24), 2015 [3]
45.0%

40.0%
40.0%
38.1%

34.5%
35.0%

30.0%
29.2%

25.0% 24.0%
22.7%

19.8%
20.0%

16.0%
15.0%
14.6%

10.0%

5.8%
5.0%

0.0%
MSM IDU DFSW TG IFSW
13.0%
High school students

Aged 15-19 in 2015 Aged 20-24 in 2015 Aged 15-19 in 2011


Perilaku Berisiko Remaja
19.00%

12.00% 12.03%

6.84%
6.43%
6.00%
5.00%
3.92%
3.56%
3.54%
2.88% 2.76%
1.99% 2.05%
1.44% 1.68%
0.40% 0.10%

Menggunakan Napza Menggunakan Napza Suntik


Pernah Seks

16
Riwayat Premarital Seks pada
remaja
11.75%

8.31% 8.40%

6.62%
6.39%
5.69%
5.20%
4.90%
4.13% 4.13%
3.42%
2.53% 2.52% 2.31% 2.49%
2.27%
1.60%
1.25%
0.99% 0.93%
0.46%

Kota Medan Kota Batam DKI Jakarta Kota Semarang Kota Surabaya Kota Denpasar Kota Jayapura

Laki-Laki Perempuan Total

17
Penggunaan Kondom Terakhir
pada remaja
30.67%
28.30%

23.53%
22.58%
21.67%
20.93%
19.23%
18.42%
17.24%

14.29%
13.33% 13.33%
10.87%
8.33%

5.26% 5.56%

Kota Medan 0.00%


Kota Batam 0.00%
0.00%
DKI 0.00%
Jakarta Kota Semarang Kota0.00%
Surabaya Kota Denpasar Kota Jayapura

Laki-Laki Perempuan Total

18
SUMBER INFORMASI KESEHATAN
REPRODUKSI YANG DISUKAI REMAJA
Remaja Wanita
14.7
Lain/ tdk ada/tdk terjwb 10.5 Remaja Pria
2.7
Pemuka agama 0.5

43.9
Petugas kesehatan 39.3
22
Guru 25.7
4.7
Kerabat 5.2
3.4
Saudara 8
8.5
Ayah 2.4
11.8
Ibu 38.3
35.4
Teman 22.1
PRIORITAS

Penduduk usia 15-24

Populasi Kunci, 15-24 Penduduk umum, 15-


24
Pekerja seks: prp,
10-14 tahun 15-19 20-24 tahun
lk2, waria
penasun tahun
LSL
ODHA
Remaja yang Remaja rentan namun beresiko:
terdampak remaja yang aktif seks, remaja
yang ada di situasi yang tidak
menguntungkan, dll
Bagaimana agar seluruh K/L dapat menjangkau seluruh kelompok
remaja, baik kelompok populasi kunci, beresiko dan rentan?
Transformasi menuju Upaya Preventif-
Promotif
MERESPON KEBUTUHAN REMAJA
SECARA TERINTEGRASI
Pendidikan seksual
Pencegaha REMAJA SEHAT komprehensif (CSE),
n konseling

REMAJA Kontrasepsi, jarum


Harm reduction suntik steril, VCT
BERISIKO
YOUTH FRIENDLY
SERVICES

Pengobata REMAJA SAKIT ARV, aborsi aman,


terapi metadon
n
REMAJA
SAKIT DGN
Rehabilitas STIGMA Kelompok
dukungan sebaya,
i shelter
MERESPON KEBUTUHAN REMAJA
SECARA TERINTEGRASI
SUPPORTIVE ENVIRONMENT
Inklusi sosial
(Kebijakan, hukum, norma
sosial yang mendukung tanpa
stigma dan diskriminasi
terhadap remaja ragam
identitas)
Right based
approach

Youth-adult
partnership

YOUTH EMPOWERMENT ACCESS


Informed decision and Availability and
health seeking behaviour accessibility
(Penjangkauan/ of YFS
pengorganisasian; Pendidikan (Paket layanan kesehatan
seksual komprehensif) reproduksi dan seksual
esensial)
Linkages of Quality Care for Young Key
Population
Salah satu respon
untuk ykap

LAYANAN KESEHATAN
BERKUALITAS UNTUK
REMAJA POPULASI
KUNCI
Linkages of Quality Care for Young Key
Population
LOLIPOP merupakan sebuah program
yang dikembangkan di Kota
Baandung sebgagai demonstration
site untuk mempromosikan gaya
hidup sehat untuk YKAP usia 15-24
tahun dalam mengakses layanan
kesehatan HIV

Sebagai mitra pelaksana, Lolipop


dikembangkan oleh multi sektor;
Kementerian Kesehatan, KPAN,
UNICEF, Fokus Muda, IAC, Universitas
Padjajaran dan SKPD setempat.
Linkages of Quality Care for Young Key
Population
Solusi:
Cakupan pencegahan HIV
K Rujukan konseling dan tes HIV

O Deteksi dini HIV


Inisiasi awal ART
N Dukungan untuk kepatuhan: dari
komunitas & klinik
S Dukungan terhadap penelitian
yang focus pada populasi kunci
E muda Situasi populasi kunci
muda:
P Akses terhadap program pencegahan
HIV rendah
LOLIPO Cakupan tes HIV rendah
Angka infeksi HIV baru tinggi
P (Estimasi)
Angka kematian terkait AIDS tinggi
(estimasi)
Penelitian terkait Populasi kunci
muda terbatas
Linkages of Quality Care for Young Key
Population
KERANGKA KERJA LOLIPOP
Layanan Kesehatan ramah YKAP yang terintegrasi
dengan LKB SUFA untuk:

1. Menciptakan lingkungan yang kondusif

2. Mendukung komunitas Meningkatkan Demanduntuk Tes


HIV, termasuk perawatan, dukungan dan pengobatan untuk
YKAP

3. Meningkatkan kualitas layanan dan komoditas

4. Pemanfaatan informasi dan data strategis

6/7/17 27
ORANG MUDA DALAM SRAN
PENANGGULANGAN AIDS 2015-2019

Pengetahuan
Komprehensif HIV Akses
Keterlibatan & AIDS Layanan
Remaja
Kesehatan
Secara
Berkesinam
Bermakna
bungan
REMAJA
TANGGUH &
BERKUALITAS
28
Kegiatan 2015
Kajian
Situasi Pelatihan Penyusunan
Peluncuran
Layanan kontributor Panduan
LBA
HIV Lokal website ICT LOLIPOP

Evaluasi
Kompetisi
Inception Peluncuran dan
menulis
Meeting KIE Online persiapan
Blog
replikasi

Workshop
Pengemban
Pengemban Penyusunan Perencanaa
gan
gan Media modul n&
Kerangka
KIE LOLIPOP penganggar
Kerja
an

Pelatihan Workshop Diseminasi


Baseline
penyedia Pelibatan hasil
Study
layanan WPA LOLIPOP

Pertemuan
Pelatihan LOLIPOP Uji coba
koordinasi
petugas dalam modul
nasional
penjangkau Pernas LOLIOP
dan daerah
Tantangan
Menjangkau remaja seksual aktif
Informed consent untuk remaja dibawah
18 tahun
Layanan PIKR di Puskesmas?
Klinik swasta/BP?
Koordinasi antar pelaksana program yang
berbeda-beda masih perlu ditingkatkan.
Monitoring secara berkala harus terus
dilakukan untuk melihat pencapaian
program.

Anda mungkin juga menyukai