Anda di halaman 1dari 84

PERAWATAN LUKA DIABETIK

DENGAN DRESSING MODERN


OLEH:
OLEH:
H.
H. .. DR.
DR. ARIEF
ARIEF HIDAYATULLAH
HIDAYATULLAH
TIM
TIM RUMAH
RUMAH LUKA
LUKA SURABAYA
SURABAYA
Facebook: Rumah Luka Surabaya
Email:rumahlukasurabaya@yahoo.
co.id
Blog:Rumahlukacabsidoarjo

CURICULUM VITAE

Nama
Nama :: H.
H. dr.
dr. Arief
Arief Hidayatullah
Hidayatullah

MI
MI Ngampelsari
Ngampelsari (1990),
(1990), SMP
SMP 2
2 Candi
Candi Sidoarjo
Sidoarjo
SMA
SMA 1
1 Sidoarjo
Sidoarjo (1996).
(1996).

FK
FK Unair
Unair 2003
2003

Pelatihan
Pelatihan PPGD
PPGD (2005),
(2005), Chemical
Chemical Weapon
Weapon
Poned
Poned (2006),
(2006), Kesehatan
Kesehatan Kerja
Kerja (2011)
(2011)

TKHI
TKHI (2006,
(2006, 2009,
2009, 2014)
2014)

Pelatihan
Pelatihan Konselor
Konselor HIV
HIV (2013).
(2013).

Pelatihan
Pelatihan ACLS
ACLS (2013)
(2013)

(1993),
(1993),

(2005),
(2005),

Narasumber
Narasumber Pelatihan
Pelatihan CWM
CWM Rumah
Rumah Luka
Luka Surabaya
Surabaya
2015
2015

Dokter
Dokter PKM
PKM Taman
Taman Sidoarjo
Sidoarjo &
& Rumah
Rumah Luka
Luka Surabaya
Surabaya
Cab.
Cab. Sidoarjo
Sidoarjo
Alamat
Alamat Jl.
Jl. Raya
Raya Pilang
Pilang RT
RT 23
23 RW
RW 11
11 WonoayuWonoayu-

KAKI IDAMAN

KOMPLIKAS
I

DIABETIC FOOT
(KAKI DIABETIK)

WHO 2012 menyebutkan di Indonesia Penyakit DM 8,4 juta. Di


Jawa Timur Sendiri angka kejadian pasien DM sebanyak 92.504
(Riskesdas, 2012).
Dari Data Dinkes Kota Surabaya tahun 2013 penderita DM 8.882
orang. Sedangkan diantara penderita diabet, jumlah penderita

yang diamputasi sebanyak


6-8/1000
orang dan mayoritas
amputasi ini adalah ganggren diabetik (Suryono, 2012) .
Setia tahun lebih dari 1 juta penderita DM kehilangan salah satu
kakinya sebagai kompikasi DM. Berarti setiap 30 detik, salah satu
tungkai bawah hilang karena DM, 85 % amputasi bisa dicegah
dengan manegement perawatan yang baik dan Komprehensif
melalui pendekatan MOIST ENVIRONMENT OF WOUND
HELLING (www.idf.com)

PENGERTIAN

Kelainan pada tungkai


bawah yang merupakan
komplikasi
kronik
diabetes mellitus

Suatu penyakit pada


penderita diabetes bagian
kaki, dengan gejala dan
tanda sebagai berikut:

Sering kesemutan/gringgingan (asmiptomatis).


Jarak tampak menjadi lebih pendek
(klaudilasio
intermil).
Nyeri saat istirahat.
Kerusakan jaringan (necrosis, ulkus).

FAKTOR PENYULIT
Gangguan Pembuluh
darah
Gangguan Persyarafan
Infeksi

A. Gangguan Pembuluh darah


Nekrotik
Di ujung jari kaki
Proses
penyembuhan lebih
lama
Indikasi untuk
konsultasi
ke bagian vaskuler

B. Gangguan
Persyarafan

Callus
Di area yang ditekan (Misal: telapak
kaki)
Deformitas kaki

C. Infeksi
Penurunan fungsi
sel-sel
darah putih

DIABETES MELLITUS
Pembuluh darah perifer

Neuropati otonom

Penurunan
reaksi panas

Aterosklerosis
Emboli

Otosimpetektomi

Keringat <
Perubahan
oksigenasi
Nutrien

Neuropati perifer

Kulit kering

Sensorik
Peningkatan
aliran darah

Kelemahan dan
atropi otot

AV shunting
Hilang rasa

Trombus dan
oklusi pembuluh

Imunologi

Motorik

Penurunan
nutrisi jaringan

Kekakuan
gerak sendi
Kolap
sendi

Trauma

Penyembuhan
Luka >>

Deformitas
kaki

Aliran darah
Infeksi

Titik tekan
baru
Jari biru
Gangren luas

Gangren sedang

AMPUTASI

Ulkus

PERAWATAN LUKA

ANATOMI FISIOLOGI KULIT

Stadium Luka
Stadium I : lapisan epidermis utuh (ada warna
kemerahan)
Stadium II : epidermis hilang
Stadium III: luka robek sampai dermis
Stadium IV: kedalaman luka hingga nampak
tendon atau tulang
(stadium luka ditentukan dari kedalaman luka)

FISIOLOGI PENYEMBUHAN LUKA


Proses penyembuhan luka :
# Fase Inflamasi
terjadi dari mulai terjadinya luka sampai kirakira hari ke 5
kemerahan,panas,nyeri dan bengkak
# Fase Proliferasi
berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai
kira-kira akhir minggu ke 3

# Fase Maturasi/ Remodeling


Pada fase ini terjadi proses pematangan yang
terdiri dari penyerapan kembali jaringan yang
berlebih, pengerutan sesuai dengan gaya gravitasi,
dan akhirnya perupaan kembali jaringan yang baru
terbentuk.
Dimulai dari akhir minggu 3 sampai 2 -3tahun

MANAJEMEN KAKI DIABETES


1. Kontrol Diabetes

2. PERAWATAN
LUKA

3. Off Loading
4. Pencegahan

2. Perawatan
Luka
1. MEMBERSIHKAN
a. Cleansing
- Swabing
- Bathing

2. Topikal Terapi
Menciptakan suatu kondisi
fisiologis pada luka.

- irigasi

b. Debridemen
Mekanik
Enzym
Autolitik
Biologi

3. Dressing

3. Off Loading
A. Non bedah
Alas kaki yang
tepat
Alat bantu jalan
Bed rest

B. Bedah
Konsul ke ortopedist

PENCEGAHAN

EDUKASI
A. Manajemen Diabetes
Diet
Olahraga
Obat
B. Perawatan kaki

Managemen Luka Kaki


Diabetic
Asessment
cleansing
wbp
Topical

therapy
Dressing

WOUND ASSESSMENT
Lokasi anatomis luka
Kedalaman / luasnya
kehilangan jaringan
(stage)
Karakteristik dasar luka
Jenis Jaringan
Persentase jaringan
luka dari setiap jenis
luka

Di imensi luka dlm


centimeter - CM
(panjang, lebar, dalam;

Exudates (jenis, jumlah,


viskositas)
Bau
Tepi Luka
Kulit periwound
Ada / tidak adanya tanda
infeksi lokal.
Nyeri luka

Lokasi anatomis
(cont)

Luas Kehilangan Jaringan


Stadium kerusakan /
kedalaman
(kerusakan
jaringan)
Superfisial-epidermis
Partial-thickness :
epidermis
&
dermis
Full-thickness :
epidermis, dermis &
jaringan subcutan, otot,
fascia, bahkan tulang.
Unstageable

Black - Yellow Pink

Red -

KAJI LUKA & KULIT SEKITAR


Panjang

Diameter

Lebar

Dalam

Frekuensi pengkajian luka


Frekuensi Re-assessment tergantung pd banyak variable.
In long term care: kulit pasien beresiko tinggi harus
dimonitor setiap hari; tapi pengkajian luka menyeluruh
& harus dilakukan saat MRS & mingguan.
Pasien di rumah: tergantung frekuensi kunjungan perawat
home care atau saat kkuunnjjuunnggaann pasien ke klinik.

Pressure ulcer harus dikaji & dimonitor setiap Ganti


Balutan, atau jika luka atau kondisi pasien memburuk
(WOCN SOCIETY, 2003)

Cleansi
ng
(Mencuci
Luka)
Proses membersihkan permukaan luka
dgn mengalirkan cairan scr lembut
guna melepaskan benda asing organik
& inorganik & material inflamasi
sebelum aplikasi balutan.

TUJUAN MENCUCI LUKA


Memudahkan Pengkajian Luka.
Memfasilitasi proses Phagositosis.
Memisahkan eschar dr jar fibrotik & jar fibrotik
dr jar granulasi.
Membuang benda asing organik & inorganik
dr permukaan luka.
Mengurangi jumlah Koloni bakteri & infeksi.
Rehidrasi permukaan luka dg
memberi lingkungan lembab.
Meminimalkan trauma pd luka saat
pelepasan balutan yg lengket.

METODE WOUND CLEANSING


Irigation
Tekanan rendah (menetes/mengalir)
pd jaringan granulasi.
Tekanan (8-15 psi): u/ cavity, jar. nekrotik,
debris, infeksi ~ syringe 35ml + needle 19G
or fedding tube (5-8 Fr).
Bathing
Swabbing
Gentle method (menggosok luka scr
lembut) ~
jangan pakai kasa.
U/ eschar dpt digosok, tapi hati2 dg

WBP is A Dynamic Proccess

Tujuan

Mencapai suatu kondisi luka yang stabil,


mempunyai jaringan granulasi yang sehat,
yang salah satunya dikarakteristikkan
dengan vaskularisasi luka yang baik

Bagaimana Caranya?
Hilangkan semua penghalang proses
penyembuhan

Penghalang utama proses


penyembuhan
JARINGAN NEKROTIK

PERTUMBUHAN KUMAN/
INFEKSI

EKSUDAT BERLEBIHAN

EPITEL TIDAK BERJALAN

T Tissue Non Viable

I-NFLAMASI / INFEKSI

M-OISTURE IMBALANCE

E-DGE OF WOUND NON


ADVANCING

I .Tissue Management

DEBRIDEMENT
TUJUAN

MEMBUANG JARINGAN
MATI

TEKNIK

MEMBUANG MATERIAL
ASING

MECHANICAL
DEBRIDEMENT

MEMBERSIHKAN
JARINGAN YG
TERKONTAMINASI

ENZYMATIC DEBRIDEMENT

MAGGOT
DEBRIDEMENT
THERAPY

AUTOLYTIC
DEBRIDEMENT

MEMPERTAHANKAN
STRUKTUR PENTING
SEMAKSIMAL MUNGKIN

SURGICAL DEBRIDEMENT

Autolitik

Menggunakan
kemampuan macrophage
untuk memfagositosis
jaringan mati.
Berikan suasana
lembab untuk
mengaktifkan
macrophage.

Mekanikal Debridemang

Surgical debridement
(bedah)
Conservative Sharp
Wound Debridement/
CSWD
Wet to dry dressing

Bilogikal Debridemang

Enzimatic Debridemang

Collagenase-based debridement
(Clostridium
histolyticum)
Papain-based debridement (Carica papaya)

II .INFEKSI
Penanganan Lokal Luka
Infeksi

Cleansing
Debridement
Topical Therapy

Penangan Infeksi
Systemik
KOLABORASI TIM MEDIS

III . Manajemen Eksudat


DIRECT
Absorben dressing
Bag system
Compression
Negative Pressure
Therapy

INDIRECT
Mengatasi
penyebab
misal infeksi

IV.EDGE ADVANCEMENT
Tidak terjadi migrasi/ penyeberangan sel-sel
epitel pada permukaan luka

Penyebab

Tidak ada aktivitas mitosis pada tepi


luka
tidak ada migrasi sel-sel epitel
Senescence cell (Sel tidak berespon)
Aktivitas protease meningkat
menghancurkan protein-protein
penting untk penyembuhan (growth
faktor dan receptornya, extraceluler
matrix protein)

Tindakan

Re-assess (Kaji ulang) penyebab dan


koreksi
terapi yang diberikan
Debridemen (buat luka akut)
Skin Graft
Terapi tambahan

WOUND BED PREPARATION


CARE
CYCLE

TENTUKAN
PENYEBAB

PASIEN
BARU

TIDAK

PENCEGAHAN

YA

PENGKAJIAN

SEMBUH?

TIME

APLIKASI
&
EVALUASI

Patient Assessment

Wound Diagnosis

Wound Bed
Preparation

Bacterial
Balance

Management of
necrosis

Exudates management

Debridement

Antimicrobial
Therapy

Absorptive
Dressing

Clean Wound Bed

Primar
y

Secondar
y

Graf
t

Healing Wound

Fla
p

Moist
Wound
Healing

Topical
therapy

Pengertian

Yang dibutuhkan oleh luka adalah


lingkungan fisiologis, sehingga proses
penyembuhan luka bisa berjalan
optimal.
Muncullah istilah topikal therapy yang
bisa diartikan sebagai intervensi lokal
pada luka untuk mengoptimalkan
proses penyembuhan.

TUJUAN

Mencegah dan mengatasi infeksi


Membersihkan luka
Mengangkat jaringan nekrotik
Mempertahankan kelembaban
Mengontrol bau
Menghilangkan/ meminimalkan nyeri
Melindungi kulit sekitar luka

WET
WOUND
Absorbent
Dressing
Hydrofiber
Calcium
Alginate
Foam

Absorb exudates to
promote moist

DRY
WOUND

MOIST
Hydrocolloid
Transparent
dressing

Maintain a
moist
environment

Hydrogel

Provide a
moist
environment

Transparent film

Transparent film
Terbuat dari
polyurethane film yang
tipis, melekat pada
kulit, bisa sebagai
balutan sekunder atau
primer. Mengurangi
rasa nyeri, support
autolysis.
contoh:opsite,
tegaderm, suprasorb F
dll

Hydroactive gel

Berbahan dasar gliserin


atau air yang diperlukan
untuk memberikan
kelembapan pada luka
(rehidrasi) Untuk luka
bakar derajat I-II
memberikan efek
dingin.
contoh : duoderm gel,
intrasite gel, suprasorb
G, dll

hydrocolloid

Terbuat dari
carbocymethylcellulosa
yang lentur, lengket
dan bisa berubah
menjadi gel. Untuk
mempertahankan
kelembaban luka.
Menyerap eksudat
sedikit hingga sedang.
contoh:comfeel, extra
thin, duoderm pasta, dll

FOAM

Berbahan
poliurethanefoam,
yaitu sel-sel foam
yang terbuka shg
mampu menyerap
eksudat sedang
hingga banyak dan
menahannya dg baik.
contoh : allevin non
adhesive, allevin
cavity, dll

Calcium Alginate

Terbuat dari
polisakarida alami yg
berasal dari rumput
laut, punya efek
hemostasis shg
mampu menghentikan
perdarahan minor,
berubah menjadi gel
jika bercampur dg
eksudat. Menyerap
eksudat sedang.

Metronidazol cream

Bahan aktif zinc,


metronidazole dan
nistatin. Bentuknya
salep dalam pot.
Support autolisis
debridement,
menghindari trauma
saat buka balutan,
mengurangi bau,
mempertahankan
kelembaban.
Indikasi WBP : RYB

Hydrofiber

Selulose yang
mempunyai daya
serap sangat tinggi
melebihi ca. alginate.
Untuk eksudate
sedang hingga
banyak. Mudah
dilepas, gampang larut
dg eksudat dan dapat
mengikat bakteri.
contoh : aquacel

Wound absorben
Gauze
Cotton wool
steril dan single
secondary dressing

DRESSING
(BALUTAN)

PEMBALUTAN LUKA
Tujuan pembalutan & pemilihan
1.
Mempertahankan Moist Environtment pd luka
balutan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Mempertahankan pH asam (5,6 6,7) u/ penyembuhan


Mengangkat jaringan nekrotik.
Absorbsi exudates & bau.
Mencegah, mengurangi & mengontrol infeksi
Menjaga luka dari injury lebih lanjut.
Proteksi kulit sekitar luka.
Steril u/ kondisi immunocompromise.
Biaya efektif.
Nyaman digunakan.

APLIKASI DRESSING
(maintenance moist
balance)

Cuci Luka
Cuci scr lembut dgn
cairan Normal Saline
(NaCl 0,9%.)
Jika exudat supuratif ~
antibiotika dicampur dg NS
jika hasil Kultur ada indikasi
(mis: gentamicin).
Bersihkan tepi luka & kulit
sekitar luka (minimal radius 5
cm) dgn kasa alkohol 70% scr
hati-hati atau dg NS &
keringkan (jika tdk ada

PRIMARY DRESSING
Tutup luka dg calcium
alginate (Kaltostat) /
hidrofiber (Aquacel /
Aquacel Ag) (jika
exudates banyak)
Calcium alginate
(Kaltostat rope) /
hidrofiber (Aquacel rope,
Aquacel Ag rope) dpt
dimasukkan dlm rongga
luka (undermining, sinus
tract).

SECONDARY
DRESSING

KEsimpulan

Dressing membantu mempercepat


proses penyembuhan luka.
Dressing mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing yang
menjadi sifatnya.
Kemampuan para spesialis dalam
memilih dressing menjadi salah satu
penentu keberhasilan perawatan
luka.

LATIHAN KASUS

CONTOH KASUS
Gambar Perkembangan Luka

CONTOH KASUS
Gambar Perkembangan Luka

PERAWATAN LUKA

RUANG PERAWATAN PASIEN LUKA

RUANG PERAWATAN PASIEN LUKA

Anda mungkin juga menyukai