Anda di halaman 1dari 33

Laporan Kasus

Trauma Okuli dengan Erosi Kornea dan


Hifema
Lailatul Fitriyah

Pembimbing:
dr. H. Sugianto, SpM
dr. Erwin Era

Internship
RSUD dr. R. Koesma TUBAN
Pendahuluan

Trauma mata oleh benda tumpul merupakan


peristiwa yang sering terjadi. Kerusakan jaringan
yang terjadi akibat trauma demikian bervariasi
mulai dari yang ringan hingga berat bahkan
sampai kebutaan.
Anatomi Mata
Epidemiologi
USA: > 2,5 juta kasus trauma mata terjadi
pertahun
500.000 kasus di antaranya hilang penglihatan
visus permanen
90% di antaranya dapat dicegah dengan protektif
47,6% 18-45 tahun
73% pada laki-laki
25,4% pada anak-anak (0-18 tahun)
Pembagian Trauma Okuli
Trauma Okuli

Fisik Mekanik Kimia

1. Trauma tumpul,
1. Trauma basa, Ex:
1. Thermal, Ex: panas Ex: terpukul, terkena
sabun cuci,
api, listrik, sinar las, bola tenis, dll
shampoo, bahan
sinar matahari 2. Trauma tajam, Ex:
pembersih
2. Bahan Radioaktif, terkena pisau,
2. Trauma asam, Ex:
Ex: Radioaktif gunting, dll
cuka
3. Trauma peluru
Trauma Tumpul
Trauma tumpul okuli adalah cedera yang
disebabkan oleh benda tumpul seperti pukulan,
bola tenis, dll yang terjadi pada mata, saraf mata,
rongga orbita
Sistematika Deskripsi Trauma
Mata
Sistematika Deskripsi Trauma
Mata
Pemeriksaan Trauma Mata
Anamnesis
Kejadian secara terperinci
Mekanisme terjadinya luka
onset, tempat kejadian, riwayat oftalmologis sebelumnya
Penglihatan sebelum kejadian trauma
Pengobatan mata yang pernah/sedang dijalani
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi kepala, kulit kepala, wajah, jaringan periorbital, kelopak
Inspeksi bola mata tanpa pembesaran
Palpasi kepala, wajah, jaringan lunak periorbital
Pemeriksaan tajam penglihatan dan pupil (RAPD)
Pemeriksaan gerakan mata
Slit lamp
Pemeriksaan penunjang
Tempat-tempat Predileksi Kerusakan
pada Trauma Tumpul
Mekanisme Trauma Tumpul
Benda tersering: bola
tenis, penutup
shampagne, pengikat
koper elastik
Trauma tumpul yang
berat kompresi
anteroposterior
ekspansi pada ekuatorial
peningkatan TIO
Kelainan Akibat Trauma Tumpul
Mata
Konjungtiva

Sembuh spontan
dalam 7-10 hari,
perubahan warna
dari merah terang
menjadi hijau-
kuning
Kelainan Akibat Trauma Tumpul
Mata
Benda Asing di Konjungtiva

Dapat dikeluarkan
dengan aplikator
berujung kapas
atau jarum suntik
Kelainan Akibat Trauma Tumpul
Mata
Kornea
Abrasi jika terjadi
robekan epitel,
terwarnai dengan
flluorescein
Edema kornea
disfungsi endotel
akibat lipatan
membran Descemet
jernih spontan
Trauma tumpul pada kornea dapat menyebabkan erosi kornea
sampai laserasi kornea.
Lesi sentral menyebabkan kekeruhan kornea yang luas
tajam penglihatan turun
Jika lesi tidak sampai merusak membran Bowman atau
stroma tidak meninggalkan sikatriks
Defek epitel kornea ringan salep antibiotik dan balut
tekan (Pressure patch) untuk immobilisasi palpebra.
Kelainan Akibat Trauma Tumpul
Mata
Sklera

Laserasi sklera
posterior
kerusakan pada
retina
Kelainan Akibat Trauma Tumpul
Mata
Hifema

COA terisi oleh


darah dari iris
atau badan siliar
Gaya-gaya kontusif sering merobek pembuluh darah di iris
dan merusak sudut bilik mata depan. Darah didalam aqueous
dapat membentuk suatu lapisan yang dapat terlihat (hifema).
Glaukoma akut terjadi bila anyaman trabekular tersumbat
oleh fibrin dan sel atau bila pembentukan bekuan darah
menimbulkan blokade pupil.
Hifema :
Primer segera setelah trauma
Sekunder 2-5 hari post trauma
Penyerapan : iris dan trabekula
Grade :
Microscopic : No layering
I : <33% COA
II : 33%-50% COA
III : 50-95% COA
IV : 100% COA
Tatalaksana
Bed rest, posisi kepala 30-40 derajat
Verban tutup mata yang sakit
Steroid sistemik (cegah uveitis dan perdarahan sekunder)
Analgetik sedatif
Jika terapi topikal tidak efektif tatalaksana glaukoma
(timolol 0,25% 2x1, acetazolamide 4x250 mg dan obat
hiperosmotik Ex: Manitol, Gliserol, dan sorbitol)
Hifema tidak berkurang dalam 5 hari Parasintesis
Kelainan Akibat Trauma Tumpul
Mata
Lensa

Katarak traumatik
Subluksasio
Dislokasi
Kelainan Akibat Trauma Tumpul
Mata
Intraocular Foreign Body (IOFB)

Dampak:
Cedera mekanis
Sumber infeksi
Efek toksik pada mata
Penatalaksanaan:
Dengan magnetik atau
dengan forceps
Kasus.
Identitas

Tn. S

32 th

Laki laki

Islam

Sembungrejo, RT05 RW 01,


Plumpang, Tuban

RM: 074058
Anamnesis

KU
Mata sebelah kanan nyeri setelah terkena tali tampar

RPS

Px datang ke poli Mata RSUD dr R Koesma tgl 02 Oktober 2013 dengan


keluhan mata sebelah kanan nyeri setelah terkena tali tampar pukul 08.00 pagi
tadi (2 jam sebelum datang ke poli) saat bekerja. Pasien mengeluh nyeri
terutama saat berkedip dan bila memfokuskan pandangan. Selain itu pasien
mengeluh pandangannya menurun.
RPD
Pasien belum pernah mempunyai keluhan seperti ini
sebelumnya
RPK
Tidak didapatkan

RPSos
Pasien bekerja sebagai kuli bangunan dan petani
Pasien ketika bekerja tidak pernah menggunakan proteksi
diri seperti helm, sepatu, ataupun kacamata.
Pemeriksaan Fisik
KU : Baik
Kesadaran : Komposmentis
Status Generalis : Dbn
Status Lokalis:
VOD :1/300 ; VOS : 6/7,5
Segmen Anterior:
Palpebra : oedem+/-, laserasi +/-
Konjungtiva : perdarahan konjungtiva +/-, benda asing -/-, laserasi -/-
Kornea : benda asing -/-, luka +/- (pada jam 2), keruh +/-
Bilik mata depan : Hifema +/- (mencapai BMD)
Iris : regular / regular
Pupil : bentuk bulat, isokor +/+, ukuran 2mm/2mm, refleks cahaya +/+
Lensa : jernih / jernih
TIO (Digital) : +/N
Fluorescent Test : +/N
Pemeriksaan sensibilitas Kornea : N/N
Foto Pasien
Diagnosis : Erosi Kornea ec. Trauma Mekanik Tumpul Okuli
DD: -
Tatalaksana :
Non Farmakologi:
Bed rest dengan posisi kepala 30-40 derajat
Tutup mata yang sakit (Bebat tekan)
Kompres es
Farmakologi:
Statrol salep 3x1
Asam mefenamat 3x500 mg

Pasien menolak masuk RS


Edukasi
Menjelaskan kepada pasien tentang diagnosis, tatalaksana dan
komplikasi dari penyakit tersebut
Prinsip terapi adalah mengatasi kegawatan dan mencegah
komplikasi
Perlu dilakukan observasi MRS (Masuk Rumah Sakit)
Menggunakan proteksi sewaktu bekerja
Foto pasien post terapi

Anda mungkin juga menyukai