Anda di halaman 1dari 23

Oleh:

ERNAWATI
(201020401011161)

Pembimbing:
dr. Sutoko Andrianto, SpOG
Latar belakang
Perdarahan pascapersalinan (PPP) perdarahan tempat
implantasi plasenta, robekan pada jalan lahir dan jaringan
sekitarnya meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu
WHO (2008), kematian ibu perdarahan 25%, penyebab tidak
langsung 20%, infeksi 15%, aborsi yang tidak aman 13%,
eklampsia 12%, penyulit persalinan 8%, dan penyebab lainnya
7%.
Penyebab kematian ibu di Indonesia SKRT1995 trias klasik
perdarahan (46, 17%), keracunan kehamilan (14,4%), dan
infeksi (8%).
penyebab kematian ibu tahun 2005 perdarahan 34,62%,
keracunan kehamilan (preeklamsia) 14,01%, infeksi 3,02%, dan
penyebab lainnya 40,11%.2
PPP PPP primer24 jam I >>atonia uteri, berbagai
robekan jalan lahir, dan sisa sebagian plasenta. PPP sekunder
> 24 jam >> sisa plasenta.1
Dari seluruh persalinan, angka PPP 5% sampai 15%. atonia
uteri (50-60%), sisa plasenta (23-24%), retensio plasenta (16-
17%), laserasi jalan lahir (4-5%), kelainan darah (0,5-0,8%)
60% perdarahan pasca persalinan disebabkan oleh atonia
uteri.4
Penanganan atonia uteri kompresi bimanual dan masase
uterus + obat oksitosin atau ergometrin.

Manajemen medis gagal untuk


mengembalikan tonus uterus (kontraksi
uterus)kasa 8-10 m yang disterilkan
atau kondom kateter sederhana
sebagai tampon uterus dan dapat
menghentikan perdarahan.4
Kondom kateter hidrostatik mengontrol
PPP balon ini memberikan tekanan yang
sama dengan sinus yang terbuka dalam
uterus perdarahan berhenti lebih cepat
dan efisien.4
Anatomi uterus
Vaskularisasi uterus
Mekanisme his
ion Ca2+, sel depolarisaasi membran
selCa2+ bebas hubungan (cross-
akut bridge) antara filamen aktin dan myosin
kontraksi

Mekanisme
kontraksi

hormon transkripsi gen yang menekan


kronik atau meningkatkan kontraktilitas sel
CAP (Contraction Associated-proteins)
Atonia uteri
PPP primer PPP sekunder
Atonia uteri Sisa plasenta
Retensio plasenta Endometritis
Robekan jalan lahir Sub involusio
Kelainan pembekuan darah
Inversio uteri

lemahnya tonus atau kontraksi rahim


uterus tidak mampu menutup
perdarahan terbuka dari tempat
implantasi plasenta setelah bayi dan
plasenta lahir
Etiologi/predisposisi
pelahiran janin besar, pelahiran dengan forsep,
setiap manipulasi intrauterus, dan mungkin
persalinan pervaginam setelah seksio sesaria atau
insisi uterus lainnya. 6
Preeklampsia
kondisi miometrium tidak dapat berkontraksi (atonia)
mengakibatkan darah yang keluar dari bekas implantasi
tidak dapat terkendali350 560 ml darah per menit akan
keluar dan dalam 10 30 menit kehilangan banyak
darah.5
Gejala dan Tanda Penyulit Diagnosis Kerja
Darah segar setelah bayi lahir Pucat Laserasi jalan lahir
Kontraksi uterus baik Lemah
Plasenta lengkap menggigil
Kontraksi uterus (-)/lembek Syok Atonia
Perdarahan segera setelah anak Bekuan darah di
lahir serviks
Plasenta belum lahir 30 menit Tali pusat putus oleh Retensio plasenta
Perdarahan segera karena traksi >>
Perdarahan lanjut
Subinvolusi uterus Anemia Metritis
Nyeri tekan perut bawah dan uterus Demam
Perdarahan
Lokhia mukopurulen dan berbau
Uterus tdk teraba Syok neurogenik Inversio
Lumen vagina teraba massa Pucat dan kembung
Tampak tali pusat
Plasenta/sebagian kulit Uterus kontraksi tinggi Sisa plasenta
Ketuban tidak lengkap Fundus tetap
Perdarahan segera
Cari dan hentikan segera penyebab Terapi obat
SYOK..!!!!!
perdarahan. Analgesik: jika ada rasa sakit, kerusakan
Bersihakan saluran napas dan beri O2 jaringan atau kegelisahan morfin 10-15 iv.
atau pasang selang endotrakheal. Kortikosteroid: dapat menurunkan resistesi
Naikkan kaki ke atas untuk meningkatkan perifer, meningkatkan kerja jantung, dan
aliran darah ke sirkulasi sentral. meningkatkan perfusi jantung deksametason
20 mg iv pelan.
Pasang 2 set infus atau lebih
Sodium bikarbonat: jika terdapat asidosis
Kembalikan volume darah dengan 100 mEq
dengan:
Vasopresor: untuk menaikkan tekanan darah
Whole blood dengan cross matched dan mempertahankan perfusi renal
Larutan kristaloid: seperti RL, garam dopamine 2,5mg/kg/menit sebagai pilihan
fisiologis, atau glukosa 5%. Larutan utama, beta adrenergik isoprenalin 1mg
larutan ini mempunyai waktu paruh (half dalam 500 ml glukosa 5% iv.
life) yang pendek dan pemberian Monitoring
berlebihan dapat menyebabkan edema
paru. CVP
Larutan koloid: dekstran 40 atau 70, Nadi
fraksi protein plasma atau plasma segar. Tekanan darah
Produksi urin
Perbaikan klinik: pucat, sianosis, sesak,
keringat dingin, dan kesadaran
ObatUterotonika
Kompresi bimanual
Hasil
sukses telah ditunjukkan oleh banyak
peneliti dengan menggunakan tabung
Sengtaken-Blakemore dan Rusch urologi
kateter balon hidrostatik. Penggunaan
kondom sebagai tamponade meningkat pesat
untuk mengontrol perdarahan
pascapersalinan setelah kegagalan medis.
Tamponade balon alternatif yang sederhana
ini berguna untuk menghentikan perdarahan
dengan melalui mekanisme yang secara
bermakna memberikan tekanan yang sama
dengan sinus uterus yang terbuka, sehingga
dapat menekan sinus tersebut dan akhirnya
perdarahan dapat berhenti9,10
kateter kondom dari segi ekonomis lebih murah, sederhana dan
pasti efektif konturnya sesuai dengan kavum uteri, tidak
memerlukan kemasan yang rumit, dan mudah untuk melepas,
tidak memerlukan keahlian bedah, dan tidak menimbulkan infeksi
intrauterin secara langsung. Penggunaan kondom pertama kali
dijelaskan oleh penulis India dan Bangladesh yang menunjukkan
potensi life saving4

Table: Response Rate to Use of Condom Catheter in Management


of PPH
Response rate 96.2%
Failure rate 3.8%
Langkah langkah pemasangan kondom kateter sebagai berikut:
Tindakan pencegahan aseptik di bawah kateter steril dimasukkan
dalam kondom oleh benang.
Kandung kemih dikosongkan dengan pemasangan kateter Foley.
Setelah menempatkan pasien dalam posisi lithotomi, kondom
dimasukkan dalam kavum uteri.
Akhir bagian kateter tetap dalam kondom.
Ujung luar kateter dihubungkan dengan 25-500 mL salin normal
dan kondom akan menggembung ketika salin normal berjalan.
Perdarahan diamati, dan ketika itu berkurang jauh, inflasi lebih
lanjut dihentikan dan ujung luar kateter dilipat dan diikat dengan
benang.
Kontraksi uterus dipertahankan dengan tetesan oksitosin selama
min.6 jam setelah prosedur.
Kondom uterus tersebut disimpan selama 24-48 jam dan kemudian
mengempis secara bertahap (10-15 menit) dan dilepas.
Pemberian antibiotik sebagai profilaksis.
Figure 1. Figure 2.
Inflated condom in a kidney tray Tying the condom to the
catheter

Figure 3.
Introducing the catheter in the
uterus
Figure 4.
After introduction of the catheter, a tight
vaginal pack is applied and then saline is
administered into the catheter.

Anda mungkin juga menyukai