Di presentasikan oleh:
Rambutan (Nephelium lappaceum) merupakan tanaman buah hortikultural berupa pohon dengan
famili Sapindacaeae.
Perbanyakan vegetatif pada rambutan (Nephelium lappaceum Linn) dapat dilakukan dengan
AGROTEKNOLOGI REGULER B
berbagai cara, antara lain cangkok, okulasi, setek, sambung pucuk, dan penyusuan.
Sutarto et al. (1994) melaporkan tingkat keberhasilan okulasi rambutan dengan menggunakan
batang bawah varietas Sinyonya umur 8 bulan hanya 59,01%.
Di Indonesia yang menjadi sentra penanaman rambutan adalah di Jawa khususnya yang sangat
besar produksi buah rambutan antara lain di Bekasi, Kuningan, Malang, Probolinggo, Lumajang
dan di Garut.
METODOLOGI Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan (KP) Aripan, Balai Penelitian
Tanaman Buah Tropika, Solok, Sumatera Barat, mulai bulan Juni sampai
BAHAN & METODE September 2010.
Bahan :
AGROTEKNOLOGI REGULER B
Cara Okulasi
AGROTEKNOLOGI REGULER B
Cara Okulasi
AGROTEKNOLOGI REGULER B
Persentase okulasi jadi tertinggi (88,8%) diperoleh pada batang bawah umur 5 bulan (perlakuan A)
Terendah (68,8%) pada batang bawah umur 9 bulan (perlakuan B).
Tingginya keberhasilan okulasi, pada perlakuan A didukung oleh ukuran batang bawah yang relatif
sama dengan entres sehingga memudahkan pelaksanaan okulasi, selain batang bawah berumur relatif
muda.
Sukarmin (2010) menyatakan, luka sayatan pada batang bawah yang berumur relatif muda lebih
cepat sembuh dan menyatu dengan entres dibanding yang isinya lebih tua.
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
okulasi jadi 88,8%, saat pecah tunas 46 hari setelah okulasi, panjang
tunas 17,41 cm, dan jumlah daun 5 helai.
Bila menggunakan batang bawah umur 9 bulan, persentase okulasi jadi
68,8%, pecah tunas 57 hari setelah okulasi, panjang tunas 10,25 cm, dan
jumlah 3 helai.
Benih rambutan hasil perbanyakan dengan okulasi dapat dimanfaatkan
sebagai bahan percobaan berikutnya.
TERIMA KASIH
AGROTEKNOLOGI REGULER B