Anda di halaman 1dari 65

BAHASA INDONESIA DALAM

PENULISAN ILMIAH
WASMEN MANALU
PENULISAN ILMIAH
Penulisan Ilmiah meliputi penulisan
proposal penelitian, penulisan laporan
hasil penelitian, penulisan skripsi, tesis,
disertasi, dan penulisan artikel ilmiah pada
jurnal ilmiah.
Selain itu penulisan ilmiah juga meliputi
penulisan artikel ilmiah populer.
Sasaran pembahasan pada kesempatan
ini adalah penulisan proposal penelitian.
PENULISAN PROPOSAL
PENELITIAN
Proposal terdiri atas beberapa bab.
Setiap bab dalam proposal merupakan
kumpulan beberapa paragraf.
Setiap paragraf merupakan kumpulan
beberapa kalimat.
Dengan demikian, kalimat merupakan
bagian dasar dari penulisan.
PENULISAN PROPOSAL
PENELITIAN
Semua bab dalam proposal penelitian harus
ditulis dengan bahasa Indonesia yang jelas dan
baik.
Penulis/pengusul harus menuliskan ide dan
pemikirannya dalam proposalnya sedemikian
jelasnya sehingga penilai dengan mudah
memahaminya tanpa harus bertanya kepada
penulis.
Komponen dalam penulisan proposal yang
sering sekali mengalami kelemahan
penyampaian ide adalah Bab Pendahuluan dan
Perumusan Masalah.
PENULISAN KALIMAT YANG BAIK
Tulislah kalimat secara baik: pokok,
predikat, kata keterangan.
Sering sekali kalimat yang ditulis dalam
proposal tidak lengkap: tidak ada pokok
atau tidak ada predikat.
Dalam penulisan kalimat selalu periksa
kelengkapan kalimat.
PARAGRAF
Paragraf merupakan satuan terkecil
sebuah karangan atau tulisan.
Isi paragraf membentuk satuan pikiran
sebagai bagian dari pesan yang ingin
disampaikan oleh penulis dalam
tulisannya.
Tulisan hanya akan baik jika paragrafnya
ditulis dengan baik dan dirangkai dalam
runtunan yang makul.
SYARAT PARAGRAF YANG BAIK
Paragraf harus memiliki kesatuan: seluruh
uraiannya terpusat pada satu gagasan saja.
Paragraf harus memiliki kesetalian: kalimat di
dalamnya berhubungan sesamanya dengan
bermakna bagi pembaca.
Paragraf harus memiliki isi yang memadai:
memiliki sejumlah rincian yang terpilih sebagai
pendukung gagasan utama paragraf.
SYARAT PEMBUATAN
PARAGRAF YANG BAIK

Menulis pernyataan (kalimat) tentang


pokok bahasan dengan baik; dan

Menganggit pola susunan rincian dengan


patut.
PERPAUTAN ANTARKALIMAT
Pengulangan kata: sebagai pembawa informasi
untuk mempertalikan dua kalimat. Kata yang
diulang bisa utuh, sebagian atau sinonim, atau
kata ganti.
Penggabungan kalimat: gagasan penting-
kurang penting, hubungan antargagasan jauh-
dekat. Dengan penggabungan kalimat keadaan
itu akan terungkap.
Penggunaan kata rangkai: sepatah kata atau
lebih yang ditempatkan pada atau dekat awal
kalimat atau anak kalimat sebagai rambu untuk
menunjukkan perpautan kalimat.
KATA RANGKAI
Memberi gambaran atau contoh: jadi,
contohnya, misalnya, umpamanya, seperti,
sebagai gambaran.
Menambah segi lain pada suatu gagasan:
kedua, selain itu, lagi pula, selanjutnya,
tambahan pula, juga, akhirnya.
Menyatakan suatu perbedaan: di pihak lain,
sebaliknya, sekalipun begitu, sementara itu,
tetapi.
Menyatakan kesimpulan: oleh karena itu,
kesimpulannya, sebagai kesimpulan, dengan
demikian, dengan kata lain.
PERPAUTAN ANTARPARAGRAF
Pengulangan kata sebagai perangkai:
mengulang kata atau pokok karangan dari
paragraf yang satu pada paragraf berikutnya.
Kata rangkai: anehnya, sementara itu,
sebaliknya, namun, sebagaimana dikatakan
di muka, sehubungan dengan hal itu.
Kalimat sebagai perangkai: yang berdiri sendiri
sebagai paragraf.
Paragraf sebagai perangkai: paragraf utuh
yang pendek.
SAJIAN PARAGRAF
Paparan: menyajikan fakta, memberikan
arah, menafsirkan fakta, dan
mengemukakan pendapat. Terdiri atas
paparan induksi dan deduksi.
Pemerian: menyajikan sejumlah rincian
fakta hasil pengamatan.
Kisah: rincian yang disusun menurut
runtunan waktu.
TUGAS ATAU FUNGSI
PARAGRAF
Paragraf pembuka: paragraf yang mengawali sebuah
tulisan atau karangan atau bab.

Paragraf pengembang: paragraf yang menguraikan


pokok bahasan.

Paragraf perangkai: meluweskan peralihan dari


pembahasan perkara yang satu kepada yang lain.

Paragraf penutup: paragraf yang menyudahi gagasan


atau pokok bahasan dalam tulisan atau bab.
JENIS PARAGRAF
Paragraf lantas atau langsung: dimulai dengan pokok bahasan di
awal paragraf.

Paragraf rampat: pokok bahasan terdapat pada bagian akhir


setelah didahului dengan serangkain rincian.

Paragraf rincian: tidak memiliki pernyataan pokok bahasan,


semuanya hanya rincian. Sebagai lanjutan paragraf sebelumnya
yang berisi pokok bahasan.

Paragraf tanya: paragraf yang dibuka dengan pertanyaan, yang


menunjuk kepada pokok bahasan atau sebagai peralihan dari
gagasan yang satu kepada yang berikutnya.
SAJIAN PARAGRAF
Paparan: paragraf yang menyajikan fakta, memberikan arah,
menafsirkan fakta, dan mengemukakan pendapat (bisa induksi dan
deduksi).
Pemerian: paragraf yang menyajikan sejumlah rincian fakta hasil
pengamatan penulis.
Kisah: paragraf yang disusun menurut runtunan waktu.
Definisi terurai: paragraf yang berisi definisi rinci sesuatu.
Penggolongan dan pembagian: paragraf yang menjelaskan
hubungan dan kesamaan di antara sejumlah benda atau perkara,
lalu mengelompokkannya dalam satu kelas atau golongan.
Petunjuk: paragraf yang memberikan instruksi, perintah, pedoman,
atau wacana yang meminta pembaca agar berbuat sesuatu.
Ujar-rupa: paragraf yang disertai dengan gambar karena pokok
bahasan sukar dijelaskan dengan bahasa ujar saja.
POLA PENGEMBANGAN
PARAGRAF
Pola menurut waktu
Pola menurut ruang
Pola sebab akibat
Pola pembandingan
Pola ibarat
Pola daftar
Pola contoh
Pola bergambar
Sebuah paragraf dapat dikembangkan dengan
beberapa pola sekaligus.
POLA RUNTUTAN WAKTU
Dipakai untuk memerikan suatu peristiwa
atau cara membuat atau melakukan
sesuatu selangkah demi selangkah
menurut perturutan waktu.
Sering menggunakan kata: mula-mula,
pertama, kemudian, sesudah itu,
selanjutnya, sambil, lalu, setelah.
Protokol pelaksanaan eksperimen sering
disusun dengan runtutan waktu.
POLA RUNTUTAN RUANG
Dapat dinyatakan secara pasti atau secara
umum.
Runtutan ruang secara umum akan
menggunakan kata di sebelah kiri, di sebelah
kanan, sedikit di atas, agak menjorok ke
dalam.
Runtutan ruang secara pasti bisa dengan
menyebutkan ukurannya, misalnya sepuluh
sentimeter di atasnya, menjorok sedalam 1
m, membentuk sudut 45 derajat.
POLA SEBAB AKIBAT
Pola sebab akibat digunakan untuk
Mengemukakan alasan
Memerikan suatu proses
Menerangkan mengapa sesuatu terjadi demikian, dan
Meramalkan runtunan peristiwa yang akan datang
Sebaiknya disajikan sebabnya dulu baru akibatnya.
Rambu yang sering digunakan: jadi, karena itu,
dengan demikian, karena, mengakibatkan,
akibatnya, menghasilkan, sehingga.
POLA PEMBANDINGAN
Sering dirasakan perlu untuk
membandingkan dua perkara atau lebih,
yang di satu pihak memiliki kesamaan,
sedangkan di pihak lain kebedaan.
Rambu yang sering digunakan: tetapi,
apalagi, berbeda dengan, demikian
pula, sedangkan, sementara itu.
POLA IBARAT
Kita membandingkan dua perkara yang
berlainan, yang memiliki keserupaan.
Lelaki tua itu menerangkan sedikit bahwa
menurut agama, setengah permulaan hidup
seseorang berupa pendakian, dan setengah
sisanya penurunan. Pada penurunan, hidup
orang tidak lagi menjadi miliknya karena
dapat diambil sewaktu-waktu.
POLA DAFTAR
Mengemukakan informasi dalam bentuk
daftar berformat atau tidak berformat.
Daftar berformat: daftar berderet ke
bawah.
Daftar yang tidak berformat: membaur
dalam paragraf sehingga tak terlihat
dengan jelas sebagai daftar.
POLA CONTOH
Kalimat rincian mengemukakan contoh tentang
apa yang dimaksudkan oleh pokok bahasan.
Ilmu dan teknologi memberikan sumbangannya
kepada perbaikan produksi pertanian dengan
berbagai cara yang penting. Pupuk yang diracik
secara ilmiah membuat tanah pertanian menjadi lebih
produktif. Insektisida dan pestisida yang diterapkan
dengan berkala pada tanaman yang sedang tumbuh,
secara berpilih memusnakan berbagai jenis hama
dan serangga yang merusak. Herbisida, yang
sekarang tersedia bermacam-macam jenisnya,
sanggup membunuh rumpal dan rumput yang tidak
dikehendaki sehingga tanaman dapat tumbuh dengan
subur.
POLA BERGAMBAR
Pernyataan dilengkapi dengan gambar.
Gambar dimaksudkan untuk menambah
dan memperjelas pernyataan tertulis.
Yang dimaksud dengan gambar adalah:
tabel, grafik, diagram, model, peta,
gambar tangan, gambar teknik, dan
fotografi.
CARA MENGEMBANGKAN
PARAGRAF
Definisi: Mengaitkan kata atau ungkapan dengan acuannya.
Contoh atau Ilustrasi: menggunakan kata misalnya, umpamanya.
Membandingkan atau Mempertentangkan: dengan cara yang
sama, demikian pula, sama halnya, juga, tetapi, sedangkan,
sebaliknya, berbeda dari, sementara itu, di sisi lain, bedanya.
Hubungan sebab Akibat: sebab, jika, berhubung, oleh karena,
akibatnya, hasilnya, dengan demikian, dengan begitu, maka, jadi,
oleh karena itu.
Penggolongan: membagi suatu hal ke dalam beberapa kelas.
Proses: Menggambarkan langkah-langkah yang diambil untuk
melakukan sesuatu. Kata penanda: mula-mula, awalnya, sesudah
itu, akhirnya,kemudian, selanjutnya, sesudah itu.
Argumen dan Persuasi: paragraf yang bertujuan membuat orang
menerima gagasan atau pandangan yang diajukan oleh penulis.
Dengan argumentasi orang berusaha mempengaruhi nalar orang
lain. Dengan persuasi yang dijadikan sasaran adalah perasaan dan
nilai-nilai.
MENGEMBANGKAN PARAGRAF
DARI POKOK-POKOK PIKIRAN
1. Perubahan sosial harus memperhitungkan hubungan kelompok
karena seseorang terikat oleh norma kelompok yang sulit
ditentang.
2. Kebanyakan norma kelompok bertentangan dengan modernisasi.
Bagaimana menghadapinya?
3. Eksperimen membuktikan bahwa masyarakat harus diberi
kesempatan untuk membicarakan masalah dan memutuskan
sendiri cara memecahkannya.
4. Kenyataan lain menunjukkan bahwa ramuan pokok pemecahan
masalah bukan diskusi, melainkan kesertaan dalam mengambil
keputusan dan dalam bertindak.
5. Contoh, jika syarat tersebut diabaikan, ialah kegagalan proyek
penyelamatan lahan pertanian Navaho dari bahaya longsor.
MENGEMBANGKAN PARAGRAF
DARI POKOK-POKOK PIKIRAN
6. Dua kesalahan besar pada proyek tersebut: (1) program
dipaksakan dari atas, dan (2) perancang progra, tidak tahu akan
arti ternak bagi suku Navaho.
7. Kesalahan proyek itu disebabkan oleh tidak adanya kerja sama
dengan penuh pengertian dari pihak rakyat.
8. Cara kedua, selain kerja sama dengan penuh pengertian, ialah
memanfaatkan saluran komunikasi dan pengaruh yang terdapat
dalam masyarakat tempat perubahan itu diingini terjadi.
9. Banyak jenis perubahan sosial yang mengancam hubungan
sosial lama dan kedudukan kuasa sehingga, dalam batas
tertentu, selalu akan terjadi kericuhan sosial yang berkaitan
dengan pembangunan ekonomi sosial.
10. Simpulan: Kita harus memahami hubungan kelompok jika
sasaran kita adalah mempercepat dan melancarkan perubahan
sosial dalam sebuah kebudayaan.
HUBUNGAN KELOMPOK
1. Sebab lain mengapa perubahan sosial itu rumit karena
harus memperhitungkan hubungan kelompok.
Memang yang harus berubah itu orang seorang, tetapi
manusia hidup dalam kelompok, bekerja dan bermain
dalam kelompok, menikmati sebagian besar
pengalaman hidupnya dalam kelompok. Sebagian
besar kepercayaan dan nilai yang mereka anut
dengan kuat sekali adalah norma kelompok, yang
dianut bersama dan dipertahankan bersama. Sulit
sekali bagi seseorang menentang norma kelompok
yang kuat itu karena jika sampai terjadi, akibatnya
keseluruhan harus berubah atau orang itu sendiri
harus pergi mencari kelompok baru.
HUBUNGAN KELOMPOK
2. Secara praktis hal itu berarti bahwa perubahan sosial
akan berjalan dengan mudah jika tidak bertentangan
dengan norma kelompok. Akan tetapi, kebanyakan
norma demikian itu kepercayaan agama tentang
fatalisme dan ketidakmampuan manusia menguasasi
alam, tabu untuk membunuh makhluk hidup
betapapun berbahayanya bagi kesehatan dan
tanaman, kepercayaan bahwa bekerja keras
merendahkan martabat, dan kebiasaan untuk berutang
yang besar untuk menyelenggarakan perkawinan dan
membayar maskawin. Pertentangan dengan norma
kelompok mustahil dapat dihindari dalam proses
modernisasi. Persoalannya bagaimana cara
menghadapinya.
HUBUNGAN KELOMPOK
3. Kurt Lewis telah melakukan beberapa percobaan yang menarik pada awal tahun
1940-an mengenai soal anjuran agar masyarakat melakukan sesuatu yang
sebelumnya tak dapat diterima. Misalnya, pada saat kekurangan daging, ia
mencoba menganjurkan agar ibu rumah tangga menghidangkan masakan daging
yang semula tidak mereka kenal. Dengan mengajar mereka atau menyuruh
mereka membaca artikel, ia melihat tidak banyak hasilnya. Namun, jika ia
memberikan peluang kepada mereka untuk membahas hal itu, sering seluruh
kelompoklah yang memutuskan mencoba makan daging baru itu. Dengan
dukungan sosial dari sesama mereka dengan mengetahui bahwa setiap orang
melakukannya, dan karena itu termasuk norma sosial yang dibenarkan ternyata
kebanyakan wanita memasak daging yang baru mereka kenal itu. Cendekiawan
lain mencoba melakukan eksperimen serupa tentang perkara yang lain. Misalnya,
Levine dan Butler membandingkan keefektifan ceramah dengan diskusi dalam
mengubah perilaku penyelia di sebuah industri. Hasilnya hampir sama betul
dengan yang didapat oleh lewin. Tanpa mendapat kesempatan untuk
membicarakannya dan membuat seluruh kelompok sedikit banyak terpanggil
untuk berubah, sedikit sekali yang terjadi. Itulah asas di balik forum radio desa
kumpulkan sekelompok petani, ajukan masalah melalui radio, dan berilah
pendengar peluang untuk membicarakan dan memutuskan apa yang hendak
mereka perbuat mengenai hal itu.
HUBUNGAN KELOMPOK
4. Ramuan yang pokok dalam penyelenggaraan yang
baru saja kita bicarakan bukanlah diskusi. Himpunan
Radio yang didirikan di Inggris sebelum perang 1939-
45 menyelenggarakan diskusi panjang lebar, tetapi
tidak lama kemudian para anggotanya merasa jemu
dengan berdiskusi hanya untuk berdiskusi semata-
mata dan pengunjung pun berkurang. Berdiskusi
memang penting, tetapi ramuan yang pokok adalah
kesertaan dalam mengambil keputusan dan dalam
bertindak. Jika ada forum radio yang berhasil, di situ
diskusinya dibatasi sedapat-dapatnya sebagai
kegiatan persiapan. Dengan menyadari hal itu, Forum
Pertanian Kanada menggunakan slogan Dengarkan,
bahas, bertindak.
HUBUNGAN KELOMPOK
5. Itu sebabnya kesertaan dalam mengambil keputusan merupakan
saran yang ampuh untuk mempercepat dan memperlancar
perubahan sosial jika norma kelompok terlibat. Dalam tahun
1930 dan 1940-an, ada proyek yang terkenal untuk
menyelamatkan lahan pertanian Navaho dari bahaya longsor
karena terlalu banyak rumput yang dimakan oleh hewan sehingga
membuat tanah menjadi gundul. Untuk menyelamatkan lahan itu,
sejumlah ternak Navaho, terutama kambing dan domba, dikurangi
dengan sembarangan. Lebih dari 100.000 kambing dan lebih dari
200.000 domba dibeli dari rakyat dengan harga murah. Program
itu berhasil mengurangi jumlah ternak dengan akibat kelongsoran
berkurang. Namun, hal itu menimbulkan hubungan yang buruk
antara pemerintah dan suku bangsa Navaho, yang hampir
melumpuhkan setiap usaha lain untuk menolong suku bangsa itu.
HUBUNGAN KELOMPOK
6. Ada dua kesalahan besar pada pelaksanaan program itu. Pertama, program
dipaksakan dari atas, dan sudah lama tidak ada usaha untuk menyertakan suku
Navaho dalam pembuatan peraturan. Kedua, mereka yang merancang program
pengurangan ternak sama sekali tidak tahu akan arti ternak bagi suku Navaho,
terutama sekali ternak domba. Seluruh ekonomi Navaho bergantung pada
beternak domba. Orang Navaho makan daging domba, menjual wol dan anak
domba dan dari sebagian wol itu mereka menenun permadani dan selimut untuk
dipakai sendiri dan dijual. Karena itu, pengambilan domba mengancam
keberadaan suku Navaho yang sudah rawan itu. Seandainya proyek itu dimulai
dengan perlahan-lahan dan hati-hati, dan membawa serta orang Navaho ke dalam
proses perencanaannya, barangkali proyek dapat mencapai tujuannya tanpa
menimbulkan rasa dendam. Serangan yang langsung pada ternak dianggap
sebagai serangan kepada rakyat Navaho sendiri. Tindakan itu merupakan sumber
kebencian kepada pemerintah selama lebih dari dua puluh tahun, yang
mengakibatkan terhentinya atau lambatnya pelaksanaan setiap program untuk
membantu suku Navaho dan kecurigaan yang dalam kepada setiap uluran tangan
pemerintah. Ternyata, sebagaimana dikatakan oleh Spicer, pengurangan ternak
itu menjadi lambang kepahitan bagi suku Navaho dengan rasa antipemerintah
yang dalam, sama seperti peristiwa perjalanan, yang mereka benci dan takkan
pernah mereka lupakan, yang harus mereka derita sebagai tawanan pada tahun
1863.
HUBUNGAN KELOMPOK
7. Kesalahan proyek itu, sebagaimana terjadi juga pada banyak
program pembangunan yang lain, disebabkan oleh tidak adanya
kerja sama dengan penuh pengertian dengan pihak rakyat.
Ungkapan itu tempaan Dube. Dalam memerikan sebuah proyek
di India, ia mengatakan bahwa jadwal yang kaku , pihak
pemerintah yang menekankan pencapaian sasaran kebendaan,
pejabat yang cuma tertarik pada selesainya pekerjaan,
memang menghasilkan kesertaan pihak rakyat karena didorong
agar mereka bekerja, tetapi sedikit sekali rakyat yang memiliki
pengertian mengenai tujuannya, dan dorongan itu memupuk
perasaan yang umum di kalangan rakyat bahwa mereka dipaksa.
Komunikasi itu proses dua arah, kata Dube, meliputi tingkah
memberikan dan menerima informasi dan petunjuk. Sementara
tingkah itu dinyatakan dalam definisi peranan Proyek
Pembangunan Masyarakat sebagai penggerak komunikasi dan
perubahan, dalam prakteknya Proyek itu cenderung
menempatkan diri sebagai pemberi, dan sering menempatkan
rakyat desa sebagai pihak yang menerima.
HUBUNGAN KELOMPOK
8. Maka, bagi program yang efektif, memasukkan kerja sama
dengan penuh pengertian ke dalam pengambilan keputusan
mengenai perubahan sosial merupakan satu cara untuk
melibatkan hubungan kelompok. Cara kedua ialah
memanfaatkan saluran komunikasi dan pengaruh yang terdapat
dalam masyarakat tempat perubahan itu diingini terjadi. Sudah
pasti para penggerak perubahan itu harus bekerja sama dengan
kaum pemimpin. Dube berceritera tentang para penyuluh
pertanian di kampung suku Indian, yang membuat kesalahan
karena bekerja sama dengan pejabat politik terpilih. Para pejabat
itu menyambut usaha itu dengan penuh gairah, tetapi mereka
tidak memiliki keterlibatan apa pun dalam pekerjaan bertani. Baru
kemudian para peninjau kampung itu melihat bahwa pemimpin
pertanian adalah kelompok yang samasekali berbeda dari pejabat
politik. Dalam sebuah kampung terdapat banyak tingkat
pemimpin dan tugas khusus mereka, dan hal itu harus dipahami
dan dimnfaatkan agar para penggerak perubahan dapat bekerja
dengan efisien dalam kebudayaan tersebut.
HUBUNGAN KELOMPOK
9. Selanjutnya jelas bahwa banyak jenis perubahan
sosial yang mengancam hubungan sosial lama dan
kedudukan kuasa. Keluarga besar, misalnya,
terancam jika anggota mudanya bekerja dalam industri
atau pindah ke kota. Pemuda yang berpendidikan
tidak sabar menghadapi pemimpin adat. Keterampilan
teknik dan ekonomi keuangan menawarkan pilihan
pekerjaan, dan dengan sendirinya melahirkan sikap
menentukan nasib sendiri yang tidak ada sebelumnya.
Akibatnya pemusatan kekuatan, pemimpin baru, dan
kelompok pekerjaan baru berhadap-hadapan dengan
pemimpin lama dan pola hubungan lama. Dalam
batas tertentu selalu akan terjadi kericuhan sosial yang
berkaitan dengan pembangunan ekonomi sosial.
HUBUNGAN KELOMPOK
10. Pendeknya, hal itu berarti bahwa
sebagaimana kita harus memahami
hubungan kebudayaan, begitu pula kita
harus memahami hubungan kelompok,
jika sasaran kita adalah mempercepat
dan melancarkan perubahan sosial
dalam sebuah kebudayaan.
Sembilan Jenis Kesalahan Umum Bahasa
Indonesia yang Berkembang di Masyarakat
1. Kata depan yang dilesapkan

Sesuai buku, dibandingkan perbuatannya,


terdiri empat kelompok SEHARUSNYA sesuai
dengan buku, jika dibandingkan dengan
perbuatannya, terdiri atas empat kelompok.
Sembilan Jenis Kesalahan Umum Bahasa
Indonesia yang Berkembang di Masyarakat
2. Kata sedangkan dan sehingga
mengawali kalimat, padahal fungsinya
adalah kata hubung.
Sedangkan perlakuan perendaman benih
muda dalam larutan kolkisin kurang efektif.
Sehingga para pengusaha harus berhenti
menanamkan modalnya.
Sembilan Jenis Kesalahan Umum Bahasa
Indonesia yang Berkembang di Masyarakat
3. Kalimat diawali dengan kata dengan
dan untuk tanpa subjek.
Dengan kondisi tersebut dapat
menguntungkan pembangunan industri
pariwisata.
Sembilan Jenis Kesalahan Umum Bahasa
Indonesia yang Berkembang di Masyarakat
4. Frase kerja digunakan tidak pada
tempatnya.
Membaca tulisan Arief Budiman, kita diajak
berfikir untuk memecahkan masalah
pembangunan.
Menyusul aksi pembakaran bendera
Indonesia, Asosiasi Importir Indonesia
mengancam akan memboikot barang impor
dari Australia.
Sembilan Jenis Kesalahan Umum Bahasa
Indonesia yang Berkembang di Masyarakat
5. Kata kerja transitif diikuti kata depan
sebagai penyerta.
Setiap orang memahami tentang apa yang
terjadi dalam dirinya.
Mereka mempersoalkan tentang peranan
agama dalam kehidupan sehari-hari.
Sembilan Jenis Kesalahan Umum Bahasa
Indonesia yang Berkembang di Masyarakat
6. Kata di mana digunakan tidak untuk
bertanya.
Sedikit sekali jalan di London di mana Anda
tidak dapat membeli buku.
Dalam kuliah di mana buku ajar ini
digunakan, mahasiswa diperkenalkan
kepada konsep dasar mekanika kuantum.
Ia mengambil keputusan itu di mana adalah
bagi keselamatan keluarganya.
Sembilan Jenis Kesalahan Umum Bahasa
Indonesia yang Berkembang di Masyarakat
7. Gabungan adalah merupakan
sebagai frase kerja, seharusnya salah
satu saja.
Gunung Himalaya adalah merupakan
gunung tertinggi di dunia.
Sembilan Jenis Kesalahan Umum Bahasa
Indonesia yang Berkembang di Masyarakat
8. Kata saling mendahului kata kerja
dengan imbuhan ber-an atau di
Molekul ini saling berbenturan.
SEHARUSNYA: Molekul itu
berbenturan/saling membentur/bentur
membentur.
Sembilan Jenis Kesalahan Umum Bahasa
Indonesia yang Berkembang di Masyarakat
9. Kalimat menjadi landung oleh
penggunaan kata lewah.
Peneliti itu melakukan pemanasan terhadap
cawan sampel. SEHARUSNYA: Peneliti itu
memanaskan cawan sampel.
KATA ATAU FRASE YANG DIIKUTI KOMA
JIKA DIGUNAKAN DI AWAL KALIMAT
Agaknya, . Berkaitan dengan itu,
Akan tetapi, Dalam hal ini,
Akhirnya, ... Dalam hubungan ini,
Akibatnya, Dalam konteks ini,
Artinya, Dengan demikian,
Biarpun begitu, Dengan kata lain,
Biarpun demikian, Di samping itu,
KATA ATAU FRASE YANG DIIKUTI KOMA
JIKA DIGUNAKAN DI AWAL KALIMAT
Di satu pihak, .. Meskipun begitu,
Di pihak lain, Meskipun demikian,
Jadi, Namun,
Jika demikian, Oleh karena itu,
Kalau begitu, Oleh sebab itu,
Kalau tidak salah, Pada dasarnya,
Kecuali itu, Pada hakikatnya,
Lagi pula, Pada prinsipnya,
KATA ATAU FRASE YANG DIIKUTI KOMA
JIKA DIGUNAKAN DI AWAL KALIMAT
Sebagai kesimpulan, Sementara itu,
Sebaiknya, Sesudah itu,
Sebaliknya, Setelah itu,
Sebelumnya, Sesungguhnya, ..
Sebenarnya, Sungguhpun demikian,
Sebetulnya, Tambahan lagi,
Sehubungan dengan itu, Tambahan pula,
Selain itu, Untuk itu,
Selanjutnya, Walaupun demikian,
KATA-KATA PENGHUBUNG
INTRAKALIMAT YANG DIDAHULUI KOMA
, padahal
, sedangkan
, seperti
, tetapi
, yaitu
, yakni
KATA-KATA PENGHUBUNG INTRAKALIMAT
YANG TIDAK DIDAHULUI KOMA

bahwa
karena
maka
sehingga
KATA-KATA YANG TIDAK DIIKUTI
TITIK DUA

.. adalah
ialah
yaitu
yakni
PENULISAN GABUNGAN KATA
beri tahu, memberi tahu, beri tahukan,
memberitahukan, pemberitahuan
garis bawah, garis bawahi,
menggarisbawahi, digarisbawahi
kerja sama, bekerja sama
lipat ganda, berlipat ganda, lipat
gandakan, melipatgandakan,
dilipatgabdakan
PENULISAN GABUNGAN KATA
sebar luas, tersebar luas, sebar luaskan,
menyebarluaskan, disebarluaskan,
penyebarluasan
tanda tangan, bertanda tangan, tanda tangani,
menandatangani, ditandatangani,
penandatanganan
tanggung jawab, bertanggung jawab,
mempertanggungjawabkan,
dipertanggungjawabkan, pertanggungjawaban
terima kasih, berterima kasih
tidak cocok, ketidakcocokan
PENULISAN REDUPLIKASI
GABUNGAN KATA
kereta api, diulang menjadi kereta-kereta
api, bukan kereta api-kereta api
orang tua, diulang menjadi orang-orang
tua, bukan orang tua-orang tua
rumah sakit, diulang menjadi rumah-
rumah sakit, bukan rumah sakit-rumah
sakit
surat kabar, diulang menjadi surat-surat
kabar, bukan surat kabar-surat kabar
PENULISAN NAMA JENIS
Huruf pertama nama geografis yang dipakai sebagai
nama jenis ditulis dengan huruf kecil. Contoh:
badak sumatera bukan badak Sumatera
brem bali bukan brem Bali
garam inggris bukan garam Inggris
gudeg yogya bukan gudeg Yogya
gula jawa bukan gula Jawa
kacang bogor bukan kacang Bogor
masakan cina bukan masakan Cina
masakan padang bukan masakan Padang
pempek palembang bukan pempek Palembang
pisang ambon bukan pisang Ambon
sapi bali bukan sapi Bali
BENTUK KATA YANG BENAR DAN YANG SALAH
KAPRAH

Bentuk yang benar Bentuk yang salah kaprah

andal handal
anutan Panutan
dimungkiri Dipungkiri
ditemukan Diketemukan
imbau Himbau
mengkritik Mengeritik atau mengritik
memproduksi Memroduksi
memprotes Memrotes
mengubah Merobah, merubah
penerapan Pengetrapan, penetrapan
rapi Rapih
silakan Silahkan
tampak Nampak
waswas Was-was
rongrong Rong-rong
PILIHAN KATA
Ada sejumlah kata dalam bahasa Indonesia yang
maknanya mirip, namun bentuk dan pemakaiannya
berbeda.
segala: Film itu untuk segala umur.
segenap: Segenap lapisan masyarakat ikut merayakan acara
seluruh: Seluruh ruangan bergema
semua: Semua bertepuk tangan ketika Pak RT selesai
adalah: Jakarta adalah ibu kota Indonesia.
ialah: Kata benda ialah
yaitu: Anaknya dua orang, yaitu Tono dan Toni.
yakni: Anaknya dua orang, yakni Tono dan Toni.
PILIHAN KATA Lanjutan
dan lain-lain (untuk macam-macam): Ibu membeli sayur, telur,
mentega, sabun mandi, dan lain-lain.
dan sebagainya (untuk sejenis): Perabot rumah tangga ialah
lemari, meja, kursi, dan sebagainya.
dan seterusnya (urutan): Murid-murid mulai mengerjakan soal
nomor 1, nomor 2, nomor 3, dan seterusnya.
tiap/setiap: Tiap hari saya naik bus kota ke kantor.
masing-masing: Setelah upacara penaikan bendera, murid-
murid kembali ke kelas masing-masing.
jam: Penberbangan Jakarta-Pekanbaru ditempuh lima jam.
pukul: Saya bangun pukul 5.00 pagi.
banyaknya: Banyaknya ayam kami 125 ekor.
jumlah: Jumlah uang saya dan uang dia seratus ribu rupiah.
PEMAKAIAN KATA TERTENTU
ialah/adalah: Jakarta adalah ibu kota Indonesia. Kata sambung
ialah kata tugas yang menghubungkan dua klausa atau lebih.
yaitu/yakni: Anak Pak Ahmad dua orang, yaitu Tono dan Toni. Anak
Pak Ahmad dua orang, yakni Tono dan Toni.
awalan terikat antar-: antarbenua, antardaerah, antarkelompok.
beberapa: beberapa buku, bukan beberapa buku-buku.
banyak: banyak rumah, bukan banyak rumah-rumah.
para: para dosen, bukan para dosen-dosen.
berbagai/pelbagai: berbagai hewan, bukan berbagai hewan-
hewan.
saling: saling menembak atau tembak-menembak bukan saling
tembak-menembak atau saling tembak-menembaki.
PEMAKAIAN KATA TERTENTU
Sedangkan dan sehingga: kata sambung, tidak
dapat mengawali kalimat.
Dari dan daripada: Ayah lebih tinggi daripada
Ibu. Ayah baru kembali dari Pekanbaru.
Frase sebagai berikut digunakan untuk
perincian. Jika perincian pendek-pendek dan
belum memenuhi syarat sebagai kalimat maka
setelah frase sebagai berikut digunakan titik dua
(tiap unsur perincian diikuti koma atau titik
koma). Jika perincian itu sudah berupa kalimat,
sesudah frase sebagai berikut digunakan tanda
titik.
KALIMAT
Kalimat melingkar:
Kelebihan kamus ini, selain memiliki jumlah entri yang
banyak, adalah adanya contoh penggunaan dalam
kalimat.
Kalimat membosankan:
Pertanyaan itu sering dipertanyakan kepada kami.
Kalimat salah kaprah:
Baru-baru ini Polda Riau mengadakan razia senjata
tajam dan api.
KALIMAT RANCU
Di Jakarta akan mengadakan pameran pembangunan
selama bulan Agustus.
Pada bacaan anak-anak harus memberikan contoh atau
teladan yang baik.
Melalui penelitian ini akan memberikan manfaat yang
besar bagi pengembangan pariwisata di tanah air.
Bagi warga DKI yang akan mendirikan bangunan wajib
memiliki surat Izin Mendirikan Bangunan.
Dengan membangun PLTU Kamojang akan
memperluas pemakaian listrik ke desa-desa di Jawa
Barat.
PASANGAN KATA

baik maupun
bukan melainkan
entah entah
tidak tetapi
KESEJAJARAN
Rumah sakit anak dan bersalin.
Selama minum obat ini, dilarang mengendarai mobil
atau mesin.
Acara:
Pembukaan
Laporan pertanggungjawaban pengurus lama
Membentuk pengurus baru
Penutup
Minuman tradisional temu lawak sangat baik untuk:
Anak-anak agar sehat, lincah, dan bersemangat
Menjadikan kulit halus
Olahragawan
Sehabis kerja berat
Mencegah timbulnya jerawat

Anda mungkin juga menyukai