Anda di halaman 1dari 18

M.

Naufal Mutashim
260110150016
Anasya Ridha N.
260110150024
Yunita
DIFTERI 260110150038

Farmakoterapi Gangguan Pernapasan


Difteri adalah penyakit
infeksi yang disebabkan
APA itu DIFTERI? oleh bakteri
Corynebacterium
diphteriae (Bruce, 2015).

Bakteri Corynebacterium
diphtheriae berkembang biak
di sekitar permukaan selaput
lendir mulut atau tenggorokan
dan menyebabkan
peradangan. (Ditjen P2PL
Depkes, 2003).
Bila bakteri sampai ke hidung, hidung akan
DIFTERI meler. Peradangan bisa menyebar dari
tenggorokan ke pita suara (laring) dan
menyebabkan pembengkakan sehingga
saluran udara menyempit dan terjadi
gangguan pernafasan. (Ditjen P2PL
Depkes, 2003).
Menyebabkan penebalan (selaput
putih) pada bagian belakang
tenggorokan -> sulit bernafas,
kelumpuhan, gagal jantung
bahkan kematian (Bruce, 2015).
PREVALENSI
Di Amerika Serikat selama tahun
1980-1996 terdapat 71% kasus
yang menyerang usia kurang dari
14 tahun. Pada tahun 1994
terdapat lebih dari 39.000 kasus
difteria dengan kematian 1100
kasus. (Widoyono, 2005).

Difteri tetap endemik di banyak


bagian dunia berkembang,
termasuk beberapa negara Karibia
dan Amerika Latin, Eropa Timur,
Asia Tenggara, dan Afrika. (CDC,
2011).
PREVALENSI
Di Indonesia, Selama tahun 1991-1996
dari 473 pasien difteria, terdapat 45%
usia balita, 27% usia kurang dari 1
tahun, 24% usia 5-9 tahun, dan 4%
usia diatas 10 tahun. (Widoyono,
2005).

Di Sumatera Selatan, selama tahun 2003-


2009 kasus difteri terjadi penurunan, kasus
terbanyak pada tahun 2007 (12 kasus) dan
terendah pada tahun 2003 (2 kasus),
meskipun demikian Sumatera Selatan
merupakan provinsi terbesar kedua untuk
kasus difteri pada tahun 2008. (Kemenkes,
2010).
ETIOLOGI
Disebabkan oleh Corynebacterium diphteriae
Identitas bakteri:
1. Tidak berkapsul
2. Tidak motil
3. Berbentuk basil
4. Gram positif
5. Tidak membentuk
spora
6. Dapat
menghasilkan
eksotoksin
polipeptida
ETIOLOGI
Strain patogenik infeksi saluran pernafasan atas, infeksi sistemik (jarang terjadi),
infeksi kulit lokal (Corynebacterium ulcerans) (Bruce, 2015).
Keparahan penyakit tergantung pada produksi eksotoksin (toksin >> maka daerah
infeksi semakin lebar)
3 strain utama Corynebacterium diphtheriae yaitu
Gravis : generation time 60 menit
Intermedius : generation time 100 menit
Mitis : generation time 180 menit
(Putranto, 2014).
Invasi jaringan lokal dari
tenggorokan

PATOGENESIS

Toxigenesis: produksi toksin


bakteri

(Ditjen P2PL Depkes, 2003).


Invasi jaringan lokal dari tenggorokan
Membutuhkan kolonisasi dan proliferasi bakteri berikutnya.
Sedikit yang diketahui tentang mekanisme kepatuhan terhadap difteri C.
diphtheriae tapi bakteri menghasilkan beberapa jenis pili. Toksin difteri juga
mungkin terlibat dalam kolonisasi tenggorokan.

(Ditjen P2PL Depkes, 2003).


Toxigenesis: produksi toksin bakteri
Toksin difteri menyebabkan kematian sel eukariotik dan jaringan oleh inhibisi
sintesis protein dalam sel.
Meskipun toksin bertanggung jawab atas gejala-gejala penyakit mematikan,
virulensi dari C. diphtheriae tidak dapat dikaitkan dengan toxigenesis saja,
sejak fase invasif mendahului toxigenesis, sudah mulai tampak perbedaan.
Namun, belum dipastikan bahwa toksin difteri memainkan peran penting
dalam proses penjajahan karena efek jangka pendek di lokasi kolonisasi.

(Ditjen P2PL Depkes, 2003).


ANTITOKSIN DIFTERI ANTIBIOTIK F
A
Imunisasi pasif Erythromycin oral atau injeksi R
(40 mg/kg/hari; max: 2
Berasal dari serum kuda gm/day) selama 14 hari atau M
A
Diberikan secara Procaine penicillin G setiap
hari i.m (300,000 units setiap K
inramuskular 12 jam untuk BB 10 kg atau O
kurang, dan 600,000 >10 kg)
Efek samping : reaksi selama 14 hari T
hipersensitiv E
Penicillin V 250 mg 4x sehari
oral untuk pasien yang bisa R
menelan A
(BPOM, 2015).
(CDC, 2016). P
I
Antitoksin difteri : untuk Antibiotik : membunuh dan
menghentikan produksi toksin oleh mengeluarkan bakteri (CDC,2016).
bakteri (CDC,2016).
ASUHAN KEFARMASIAN
Menghindari memakan makanan yang berminyak dan pedas
Makan makanan yang lembut seperti bubur
Hindari minum minuman dingin, lebih baik meminum air mineral
PENCEGAHAN
Cara terbaik untuk mencegah terjangkitnya difteri adalah vaksinisasi. (CDC, 2016).
Di Indonesia biasanya diberikan Vaksin DPT (Difteri, Pertussis, Tetanus)
Terimakasih
DAFTAR PUSTAKA
BPOM. 2015. Antitoksin Difteri tersedia online di http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-14-produk-
imunologis-dan-vaksin/144-vaksin-dan-antisera/vaksin-difteri/antitoksin-difteri [diakses pada
tanggal 09 Maret 2017].
Bruce. 2015. Diphtheria. Available online at http://emedicine.medscape.com/article/782051-
overview [diakses pada tanggal 09 Maret 2017].
CDC. 2016. Diphtheria. Available online at https://www.cdc.gov/diphtheria/about/diagnosis-
treatment.html [diakses pada tanggal 09 Maret 2017].
CDC. 2016. Diphteria. Available online at https://www.cdc.gov/diphtheria/about/prevention.html
[diakses pada tanggal 10 Maret 2017].
Ditjen P2PL, Depkes RI. 2003. Panduan Praktis Surveilens Epidemiologi Penyakit. Jakarta
Kemenkes. 2010. Profil Kesehatan. Available online at
http://www.depkes.go.id/downloads/profil_kesehatan_prov_kab/profil_kes_sumsel_2010.pdf
[diakses pada tanggal 9 Maret 2017]
Putranto, Hendro. 2014. Corynebacterium diphtheriae: Diagnosis Laboratorium Bakteriologi.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Widoyono. 2005. Penyakit Tropis Epidemiologi Penularan dan Pemberantasannya. Jakarta:
Erlangga
Derif , hindari meminum air dingin kenapa
Chairunnisa, kenapa kaloudah dinyatakan sembuh bisa tetep meninggal,
Hanifa, apakah difteri dapat menyebabkan komplikasi ke penyakit lain??

Anda mungkin juga menyukai