Komplikasi :
Kontaminasi urin
Infeksisaluran Kemih / Catheter-
associated urinary tract infection (CAUTI)
Perbandingan Infeksi Nosokomial (WHO 2002)
4,1%
7,7%
Escherichia coli
21,4%
Enterococcus spp
Pseudomonas aeruginosa
10% Klebsiella pneumoniae
Enterobacter spp
14,9%
Penelitian di laboratorium klinik
Mikrobiologi Universitas Indonesia pada
tahun 2002 jenis kuman yang terbanyak
ialah Escherichia coli 19% dan yang kedua
ialah Klebsiella pneumoniae 13%. Hasil
penelitian Sudarmin pada tahun 2002
sampai 2003 didapatkan kuman yang
terbanyak Escherichia coli sebanyak 14%,
dan Acinetobacter calcoaceticus 8%
(Samirah, 2006).
Gangguan Berkemih
Retensi Urin
Tidak dapat mengeluarkan urin sendiri
Inkontensia urin
Tidak dapat menahan urin
Manfaat Praktisi
Diharapkan dapat sebagai alternative kepustakaan bagi
peneliti selanjutnya.
Hasil penelitian diharapkan dapat diaplikasikan dalam
pencegahan infeksi saluran kemih akibat penggunaan
kateter uretra.
Manfaat Rumah Sakit
Memberikan informasi jenis bakteri pasien
penyebab infeksi saluran kemih pada pasien
pengguna kateter uretra di Bangsal Saraf RSUP
M. Djamil sebagai pertimbangan dalam
pencegahan infeksi nosokomial.
Memberikan informasi indikasi, jenis kelamin, dan
usia pengguna kateter uretra bagi pihak RSUP M.
Djamil sebagai penambah wawasan guna
pencehagan infeksi nosokomial .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kateter Urin
2.1.1 Definisi
alat yang digunakan untuk tindakan keperawatan
dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung
kemih melalui uretra yang bertujuan untuk membantu
mengeluarkan urin dan sebagai pengambilan bahan
pemeriksaan (Purnomo, 2012).
<150 Normal
(Grundy S M,2002)
Kateter Suprapubik
Kateter eksternal (kondom)
Perawatan
Banyak minum
Membersihkan nanah, darah dan getah/sekret kelenjar
periuretra yang menempel pada meatus uretra/kateter
Jangan mengangkat/meletakkan kantong penampung urin
lebih tinggi daripada buli-buli
Jangan sering membuka saluran penampung yang
dihubungkan dengan kateter
Mengganti kateter setiap 2 minggu sekali dengan yang baru
(Purnomo, 2012). Tidak ada rekomendasi waktu yang pasti
mengenai lamanya pemakaian kateter sebelum diganti,
disesuaikan dengan kebijakan instasi kesehatan setempat
(Geng et al.,2012).
Komplikasi
Kontaminasi Urin
CAUTI
Mikrobiologi
Infeksi
Faktor Usia
Saluran
Kemih Resiko
Lama Penggunaan kateter urin(Faktor
Resiko Utama)
Ket : Streptococcus
Pseudomonas
Variable yang pneumonia
aeruginosa
Staphylococcus aureus
diteliti: Klebsiella pneumonia
Enterobacter
aerogenes
Escherichia coli
Proteus sp
Variable yang tidak
diteliti :
BAB IV
METODE PENELITIAN
Jenis/Rancangan Penelitian
Variabel penelitian
Variabel pada penelitian ini adalah jenis bakteri pada urin pasien
yang menggunakan kateter urin di Bangsal Saraf RSUP Dr. M.
Djamil Padang.
Definisi operasional
Pengambilan sampel
1. Lembar inform consent
2. Alkohol 70%
3. Botol steril
Identifikasi bakteri
1. Cawan petri
2. Jarum ose
3. Mikroskop
4. Tabung reaksi
5. Lidi kapas steril
6. Lampu spiritus
Alur Penelitian
Kultur Agar
Sampel
Alur Penelitian
Inform Consent pasien dengan kateter Sampel Urin
urin di Bangsal Saraf RSUP Dr.M. Djamil
padang
Kultur Agar
Koloni
Pewarnaan Gram
Uji Katalase
Identifikasi Kuman
Prosedur Kerja
1. Pengambilan sampel
5-10 cc
2. Pengerjaan sampel
i. Kultur
ii. Pewarnaan Gram
iii. Ujia Biokimia
a. Katalase ,Koagulase
b. TSIA
c. Indol
d. Sitrat
3. Identifikasi bakteri
Bakteri/Uji Katalase Koagulase Novobiocin Optochin Bacitracin
biokimia & sensitivity sensitivity Sensitivity
tes
sensitivity
Staphyloco + + S
ccus aureus
Staphyloco + - S (S.
ccus non Epidermidis
aureus R (S.
saprophyticus
Streptococ - S (S.
cus alpha pneumoniae)
R (S. viridan)
Streptococ - S ( S.
cus beta pyogenes)
R ( S.
agalactiae
Streptococ -
cus gamma
Bakteri/ TSIA Gas H2S indol motil Sitrat MR VP
Uji (Sukrosa
biokimia laktosa-
glukosa)
Escherich A/A + - + + - + -
ia coli
Klebsiella A/A + - +/- - + - +
Pseudom K/K - - - - -
onas sp
Enteroba A/A + - - + + - +
cter sp
Proteus K/A + + +/- + +/- + -
Analisis Data
Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi.
HASIL PENELITIAN
Tabel 5.1HasilKulturUrinKateterPasien Di BangsalSaraf RSUP Dr. M. Djamil Padang
Positif 19 55,8
Negatif 15 44,2
Total 34 100.0
Total 19 100.0
Perempuan 17 50
Laki-laki 17 50
Total 34 100
Tabel 5.4 Usia Pasien Pengguna Kateter Uretra Di Bangsal Saraf RSUP Dr. M. Djamil
Padang
20-30 1 2.9
41-50 6 17.6
51-60 12 35.3
61-70 8 23.5
>70 7 20.6
Total 34 100
Tabel 5.5 Indikasi Penggunaan Kateter Uretra pasien di Bangsal Saraf RSUP Dr. M. Djamil
Padang
Stroke 22 64.7
Meningitis 5 14.7
Gangg.TulangBelakang 3 8.8
Total 34 100.0
PEMBAHASAN
penggunaan kateter uretra dapat berlanjut sampai waktu yang
tidak diketahui maka pasien ini beresiko cukup tinggi untuk
mengalami infeksi saluran kemih
Bakteri Staphylococcus sp. dan Pseudomonas sp. sering menjadi
penyebab infeksi nosokomil akibat kemampuannya
membentuk biofilm pada kateter
tindakan pemasangan yang tidak aseptik serta perawatan yang
kurang baik
Kontaminasi urin lebih cenderung pada perempuan akibat
perbedaan struktur anatomis saluran kemih
peningkatan ISK setelah menopause,karena fungsi hormon
estrogen sebagai pencegah kolonisasi bakteri pada vagina
mengalami penurunan
Faktor usia lanjut seperti pada hasil penelitian ini yaitu
terbanyak pada usia diatas 50 tahun keatas, menjadi faktor
resiko untuk timbulnya infeksi saluran kemih. Dengan makin
lanjutnya usia seseorang maka makin meningkatnya resiko
penurunan fungsi tubuh sehingga lebih mudah menimbulkan
penyakit
pasien dengan diagnose stroke memiliki resiko dua kali lipat
lebih tinggi untuk mengalami infeksi saluran kemih
dibandingkan pasien dengan diagnosa penyakit lain.
Sebanyak 34 sampel urin yang diteliti diperoleh 15 sampel
(44,2%) tidak ditemukan bakteri. Menurut Titsworth
(2012), hal ini dapat terjadi akibat pemasangan dan perawatan
kateter uretra yang aseptik serta penggunaan kateter uretra
yang tidak terlalu lama. Selain itu usia pasien yang belum
lanjut usia, ringannya jenis penyakit, serta kemungkinan
pasien sedang menggunakan antibiotik
TERIMA KASIH