Anda di halaman 1dari 31

Y Y

    
YY
á 
       

© 

  ©©



 
   
  

  ©
© 
 

Y Y
    
YY
á 
       

  

     © 

   ©
   
!

©     
 
2 
] V    
]
   
]   
 
]   
 
]   
 

 
]


Angkutan umum yang terdapat di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman terdiri dari angkutan formal
(bus dan angkutan plat kuning) yaitu angkutan yang sah dan secara resmi dikenali dan diatur oleh
suatu istansi terkait dan yang lainnya angkutan informal (ojek) yaitu angkutan yang tidak sah atau
berdiri sendiri tanpa adanya pihak pemerintah yang mengaturnya.
] Pembuatan jaringan trayek dibuat dengan memperhatikan asal dan tujuan penumpang,
perpindahan penumpang dari suatu moda ke moda yang lain juga di pertimbangkan. Jalur D4
merupakan jalur dari sekian jalur trayek yang ada yang melewati kecamatan Turi Kabupaten Sleman.
Tujuan dan asal penumpang baik dari maupun ke Kecamatan Turi sangat beragam.
] Melihat pentingnya peran angkutan umum sebagai sarana pendukung segi ekonomi dan sosial
masyarakat, maka perlu dilakukan evaluasi sarana dan prasarana angkutan umum yang selama ini
kurang diperhatikan terutama oleh pihak penyedia angkutan umum dan pihak dinas yang terkait
] Turi di lalui Beberapa trayek angkutan umum antara lain trayek jalur 30, jalur D4 dan jalur D2.
Pada jalur 30 terdapat 27 armada mobil penumpang umum yang terdiri dari 8 tempat duduk dengan
panjang trayek 35 km yang melewati Pasar Tempel Ȃ Turi - Somoetan Ȃ Girikerto Ȃ Candi Ȃ Kemiri Ȃ
Tanen Ȃ Gondanglegi - Terminal Pakem - Karang Pakis - Banjar Harjo Ȃ Guling - Pasar Butuh Ȃ Srunen Ȃ
Bronggang Ȃ Kalijeruk Ȃ Pokoh - Perum Pamungkas - Pondok Pandanaran Ȃ Rejodani Ȃ Pendowoharjo Ȃ
Kepitu - Pasar Sleman - PP. Pada jalur D4 terdapat 16 armada mobil penumpang umum dengan tempat
duduk 8 dan panjang trayek 40 km yang melewati Pasar Godean Ȃ Pasar Bibis Ȃ Pasar Gamping Ȃ
Demak Ijo Ȃ Trihanggo Ȃ Kronggahan Ȃ Bangkrung Ȃ Pasar Sleman Ȃ Berang Ȃ Pendowo Harjo Ȃ Balong
Ȃ Terminal Pakem Ȃ Pasar Turi Ȃ Garongan Ȃ Balerante Ȃ Pp. Sedangkan pada jalur D2 terdapat 18
armada mobil penumpang umum yang terdiri dari 8 tempat duduk yang melewati Pasar tempel -
Merdikorejo Ȃ Balerante Ȃ Ngablak Ȃ Morangan - Pasar Sleman Ȃ Denggung Ȃ Mulungan - Terminal
Jombor Ȃ Monjali Ȃ Jetis - Bunderan UGM Ȃ Colombo - Terminal Condong Catur - PP.

 
2 
 
Salah satu pelayanan yang diberikan pemerintah
dalam bidang transportasi ialah pengadaan
angkutan umum. Penggunaan angkutan umum
termasuk didalamnya angkutan pedesaan masih
menjadi alternatif rakyat untuk mendukung
aktifitas sehari-harinya. Oleh sebab itu perlu selalu
dievaluasi kinerja pelayanan angkutan pedesaan
untuk mengetahui seberapa besar tingkat
pelayanan yang telah diberikan dengan
mengadakan evaluasi secara berkala.
 
u
2  
] Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi ulang kinerja
angkutan umum pedesaan jalur D4 Kecamatan Turi kabupaten
Sleman dengan cara:
] menganalisis waktu tempuh angkutan umum jalur D4 untuk
satu rute keberangkatan dari Pasar Turi sampai kembali lagi ke
Pasar Turi.
] menganalisis jumlah armada angkutan umum sesuai dengan
kebutuhan masyarakat pemakai jalur D4 dalam satu rute
] menganalisis jadwal keberangkatan antara satu armada dengan
armada yang lain pada jalur D4
] menganalisis waktu tunggu penumpang.
] menghitung tingkat pergantian moda angkutan.
] menghitung jarak berjalan kaki ke tempat henti angkutan
umum.  
] menghitung biaya perjalanan.

2  
] Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan gambaran
pelayanan angkutan umum khususnya pada jalur D4
] Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan
masukan (usulan) kepada Pemkab Khususnya
Diskrimpaswilhub unit Angkutan Umum guna menertibkan
dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khusunya
bagi pihak penyedia angkutan umum jalur D4

 

2  
] Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah dapat dilihat
masalah yang akan diteliti, karena keterbatasan peneliti mengenai
waktu, tenaga dan kemampuan maka penelitian ini dibatasi pada
beberapa hal di bawah ini:
] Kinerja angkutan umum yang di evaluasi hanya jarak tempuh,
waktu tempuh, jumlah armada, jadwal keberangkatan, waktu
tunggu penumpang dan Headway angkutan umum jalur D4.
] Angkutan umum yang diteliti adalah angkutan umum pedesaan
jalur D4.
] Biaya transportasi penumpang diabaikan.
] Karateristik penumpang tidak dianalisis (umur, pekerjaan,
frekuensi perjalanan).
] Biaya Operasi Kendaraan tidak di hitung.

 
u 
2u
] Ô      
  
   
]
         
]   
]  
] J  
    J      
   
] Ô  V Ô 
]
 ! "
 
u  
2  
] Transportasi dapat dikatakan baik apabila faktor-faktor
perpindahan barang atau orang dapat dicapai dengan baik yaitu
singkatnya waktu perjalanan, tingginya kuantitas perpindahan
serta kualitas yang ditransportasi tetap baik (KIMPRASWIL,2001
dalam Fitriana, 2005)
] Begitu pula pada layanan angkutan umum pedesaan yang termasuk
didalamnya untuk keperluan pergerakan barang maupun orang,
pada dasarnya memerlukan sarana maupun prasarana transportasi
yang memadai, terutama pada era otonomi daerah ini dimana
mobilitas pergerakan merupakan tuntutan yang utama dalam
sistem transportasi, terutama harus dikaitkan dengan waktu
perjalanan (travel time) dari pusat desa ke pusat kecamatan atau
pusat-pusat pelayanan.

 
Ô

   

 
  
Faktor utama yang mempengaruhi permintaan transportasi
(u   
 
    TRRL, 1990) :
1. Di bawah kontrol operator, meliputi : tarif, tingkat pelayanan,
kenyamanan penumpang, publikasi dan informasi tentang
pelayanan yang dilakukan.
2. Di luar kontrol operator, meliputi :kepemilikan mobil, biaya
perjalanan, lokasi pemukiman, pertokoan, tempat kerja dan
pengaturan tata guna lahan lainnya, tingkat umum kesejahteraan
pemakai potensial transportasi umum

 
2  

 !


Perencanaan angkutan umum sangat dibutuhkan sebagai
konsekuensi dari (Overgaad, 1966) :
] Pertumbuhan
Perlu direncanakan jika di ketahui atau diharapkan bahwa
penduduk disuatu tempat akan bertambah dan berkembang
dengan pesat, juga jika tingkat pendapatan penduduk meningkat.
Hal ini mengakibatkan meningkatnya jumlah kendaraan.
] Keadaan lalu lintas
Perlu di tinjau kembali bila kesesakan dan kemacetan di jalan
meningkat, serta bila system pemindahan massa tidak ekonomis
lagi sehingga perlu di koordinasi.
] Perluasan Kota
Perluasan kota perlu dikendalikan bila pemerintah kota
menghendaki agar perencanaan angkutan umum mempengaruhi
perluasan kota.
 
u 
Di dalam Peraturan Pemerintah N0. 43 Tahun 1993,
tentang sarana dan Prasarana Lalu lintas jalan,
mengklasifikasikan terminal menjadi tiga bagian
yaitu:
] Terminal penumpang tipe A, berfungsi melayani kendaraan
umum untuk Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP),
dan / atau Angkutan Lintas Batas Antar Negara, Angkutan
Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), Angkutan Kota (AK),
dan Angkutan Pedesaan (ADES)
] Terminal penumpang tipe B, berfungsi melayani kendaraan
umum untuk Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP),
Angkutan Kota (AK), dan Angkutan Pedesaan (ADES).
] Terminal penumpang tipe C, berfungsi melayani kendaraan
umum untuk Angkutan Pedesaan (ADES)  
 
]    dari dua kendaraan didefinisikan sebagai
interval waktu antara saat bagian depan kendaraan
melewati suatu titik dengan saat dimana bagian
depan kendaraan berikutnya melewati titik yang
sama. Headway untuk sepasang kendaraan yang
beriringan, secara umum akan berbeda. Ini
menimbulkan suatu konsep headway rata-rata.
Headway rata-rata adalah rata-rata interval waktu
antara sepasang kendaraan yang berurutan dan
diukur pada suatu periode waktu dan pada suatu
lokasi tertentu.(Morlok, E.K,1985)
 
2  
 ! 
] Sulistyorini (1997), meneliti tentang Kinerja Sistem Angkutan Umum Bus Kota
Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan penelitian tersebut adalah
menganalisa data yang ada sebagai parameter kinerja bus kota di Yogyakarta.
] Silviani, (1995), mengidentifikasi Kebutuhan Perjalanan Masyarakat Perdesaan
Desa Majalengka Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara, dengan hasil :
dari 40 rumah tangga yang disurvei ternyata karakteristik perjalanannya
identik. Jumlah perjalanan internal 84%, eksternal 16%, waktu perjalanan
internal 44% eksternal 56% dan beban angkut perjalanan internal 21%
eksternal 79%.
] Theodora Veronita, 1997, meneliti tentang keandalan Angkutan Umum
(
) Di Yogyakarata. Moda yang disurvei adalah bus kota dengan jalur
4,6, dan jalur 10, dengan Lokasi survei di wilayah perkotaan Yogyakarta.
Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik diskriptif, dan hasil
penelitian yang diperoleh adalah ketidakteraturan pergerakan bus disebabkan
oleh adanya bus-bus bergerombol dan terjadi karena belum adanya pengaturan
headway atau jadwal bag bus-bus yang beroperasi, dengan adanya  
yang rendah maka penumpang dapat tiba secara acak pada suatu pehentian

 

u "#
D › 
 "     
D Ô  V Ô 
D J     # $ "
D J       
D %   
D %       $    
D   &  J    

 

2 


  
 J
  
   


 
!"#$% '  
!"#&$%   
'   
 1 kali
 2 jkali

 J!
 (
 '(
 " !
#$%  *(
#!() *(
#&$% *(

+ #$
$%$  ,

- V  
)%&(!#$$&%&$$. 
á%!,
     
/(!#%"&)/$ %&(!#%"&  1 ,
%0
á%!,
"#$%&'"$(%")"#$%&*

Ô  
 
    


   
      
  

Ô       


   
Ô     
J
 
$ %&
î  "#$'" +",-$&.")/)/ "0",-",
)"0"$)/1"&/),-",0,)"$"", ",-2',-)/
$/$/##3&",-#"$",4

Di dalam penelitian ini untuk mendapatkan nilai


 digunakan cara yaitu dengan pendataan
langsung di titik keberangkatan untuk
mendapatkan nilai   aktual.
J
  

$u '
 &
Dalam penelitian ini    didapat dari
pencatatan langsung dilakukan dalam setiap
putaran kendaraan dengan    
 
 
i




 

 î  á

i 




 
 á 
 
 

%
!

W
Kǯ = ---------------------
K x CTABA
Dengan :
Kǯ = Jumlah kendaraan yang dibutuhkan pada waktu jam sibuk.
K = Jumlah kendaraan yang dibutuhkan per waktu sirkulasi
W = Periode jam sibuk (menit)
CTABA = Waktu sirkulasi dari A ke B, kembali ke A (menit)
#(#
J
u 
N
HM = --------------------------------------- F1/X1
+ F2/X2 + F3/X3+.......Fn/Xn

Dengan :
HM = rata-rata harmonik waktu tempuh (menit)
F = Frekuensi, yaitu jumlah angkutan kota yang mempunyai
waktu tempuh X1
X1 = data waktu tempuh
( 
2  
] Survei pendahuluan
] Pengambilan data sekunder dan data primer
] Survei kuesioner
] Analisis data
] Hasil penelitian
] Penarikan kesimpulan
 u"
2   u 
] V   &   
 
]  
  V  J  

 
] '    '   
] ›  
   ' 

 
  
2  



J
2  
] Lokasi penelitian ini berada Kecamatan Turi,
Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, karena daerah ini bisa mewakili sebagian
besar masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan.
Penelitian ini untuk mengevaluasi kinerja angkutan
umum pedesaan jalur D4.
] Penelitian ini dilaksanakan pada hari Selasa Minggu
dan Senin. Untuk lebih memperjelas lokasi penelitian
ini bisa dilihat pada gambar
! " 
2    

)
!
] Data sekunder, diperoleh dari instansi terkait, meliputi :
å Peta wilayah penelitian
å Trayek Jalur bus D4
å Jumlah armada
] Data primer, diperoleh secara langsung dari lapangan, meliputi :
å Survei jumlah penumpang
å Survei waktu dan jarak tempuh
å Survei  
] Data kuesioner, diperoleh secara langsung dari lapangan dengan
memberikan form kuesioner meliputi :
å Waktu tunggu penumpang
å Jumlah tingkat pergantian moda
å Jarak berjalan kaki ke tempat henti
å Biaya perjalanan
  
2  

Dalam pengumpulan data yang akan dilakukan oleh
peneliti adalah:
] Survei data primer dan data sekunder adalah untuk
mendapatkan data atau informasi yang di butuhkan
untuk analisis data
] Angket (kuesioner), bertujuan untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan dalam bentuk pertanyaan
tertulis yang diajukan kepada responden.
] Dokumentasi, metode ini hanyalah sebagai pelengkap
dari kedua metode

Anda mungkin juga menyukai