Anda di halaman 1dari 26

INDUSTRI BAJA

MUHAMMAD FARDIANSYAH (151021015)


ABDUSSALAM (151021012)
TRI YUGA PAMUNGKAS (151021019)
TRI HARYONO (151021017)
YOURIAN SANDY FIQHBAR (151021020)
Sejarah & Pengertian Baja
Teknik peleburan logam telah ada sejak zaman Mesir kuno pada
tahun 3000 SM. Bahkan pembuatan perhiasan dari besi telah ada pada
zaman sebelumnya. Proses pengerasan pada besi dengan heat treatment
mulai diperkenalkan untuk pembuatan senjata pada zaman Yunani 1000
SM.
Proses pemaduan yang dibuat mulai ada sejak abad 14 yang
diklasifikasikan sebagai besi tempa. Proses ini dilakkan dengan pemanasan
sejumlah besar bijih besi dan charchoal dalam tungku atau furnance.
Dengan proses ini bijih besi mengalami reduksi menjadi besi sponge
metalik yang terisi oleh slag yang merupakan campuran dari pengotor
metalik dan abu charcoal. Spone iron ini dipindahkan dari furnance pada
saat masih bercahaya dan diselimuti oleh slag yang tebal lalu slagnya
dihilangkan untuk memperkuat besi. Pembuatan besi meggunakan metode
ini menghasilkan kandingan slag sekiar 3 persen dan 0,1 persen pengotor
lain. Kadang kala hasil produksi dengan metode ini menghasilkan baja
bukannya besi tempa. Para pembuat besi belajar untuk membuat baja
dengan memanaskan besi tempa dan charcoal pada boks yang terbuat dar
tanah liat selama beberapa hari. Dengan proses ini besi akan menyerap
cukup karbon untuk menjadi baja sebenarnya.
Sejarah & Pengertian Baja
Setelah abad ke 14 tungku atau furnance yang digunakan mulai mengalami
peningkatan ukuran dan draft yang digunakan untuk pembakaran gas
melewati charge, pada pencampuran material mentah. Pada tungku yang
lebih besar ini, bijih besi pada bagian bagian atas furnance akan direduksi
pertama kali direduksi menjadi besi metalik dan menghasilkan banyak
karbon sebagai hasil dari serangan gas yang dilewatinya. Hasil dari
furnance ini adalah pig iron, yaitu paduan yang meleleh pada temperatur
rendah. Pig iron akan dproses lebih lanjut untuk membuat baja.
Pembuatan baja modern menggunakan blast furnance yang juga
digunakan untuk memurniakan besi oleh pembuat besi yang lampau.
Proses pemurnian besi cair dengan peledakan udara diakui oleh penemu
Inggris Sir Henry Bessemer yang mengembangkan Bessemer furnance,
atau pengkonversi, pada tahun 1855. Sejak tahun 1960 telah diproduksi
baja dari besi bekas secara kecil-kecilan pada furnance elektrik, sehingga
dinamakan mini mills. Mini mills adalah komponen yang sangat sangat
penting bagi produksi baja Amerika. Mills yang lebih besar digunakan pada
produksi baja dari bijih besi.
Berikut ini adalah awal mula
ditemukannya Baja :
1. Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM
2. Tahun 1100 SM, Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan
tersebut selama 400 tahun dikuasai oleh bangsa asia barat, pada tahun
tersebbut proses peleburan besi mulai diketahui secara luas.
3. Tahun 1000 SM, bangsa yunani, mesir, jews, roma, carhaginians dan
asiria juga mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam
kehidupannya.
4. Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah di invansi oleh
bangsa arya.
5. Tahun 700 600 SM, Cina belajar membuat besi.
6. Tahun 400 500 SM, baja sudah ditemukan penggunaannya di
eropa.
7. Tahun 250 SM bangsa India menemukan cara membuat baja
8. Tahun 1000 M, baja dengan campuran unsur lain ditemukan pertama
kali pada 1000 M pada kekaisaran fatim yang disebut dengan baja
damascus.
9. 1300 M, rahasia pembuatan baja damaskus hilang.
10. 1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di eropa.
Sifat-Sifat Baja
Beberapa sifat - sifat baja secara umum adalah :
Keteguhan (solidity)
Mempunyai ketahanan terhadap tarikan, tekanan atau lentur
Elastisitas (elasticity)
Kemampuan / kesanggupan untuk dalam batas batas pembebanan tertentu,
sesudahnya pembebanan ditiadakan kembali kepada bentuk semula.
Kekenyalan / keliatan (tenacity)
Kemampuan/kesanggupan untuk dapat menerima perubahan perubahan bentuk yang
besar tanpa menderita kerugian-kerugian berupa cacat atau kerusakan yang terlihat
dari luar dan dalam untuk jangka waktu pendek
Kemungkinan ditempa (maleability)
Sifat dalam keadaan merah pijar menjadi lembek dan plastis sehingga dapat dirubah
bentuknya
Kemungkinan dilas (weklability)
Sifat dalam keadaan panas dapat digabungkan satu sama lain dengan memakai atau
tidak memakai bahan tambahan, tampa merugikan sifat-sifat keteguhannya
Kekerasan (hardness)
Kekuatan melawan terhadap masuknya benda lain
Klasifikasi Baja
Baja Karbon (Carbon Steel)
Baja karbon adalah baja yang mengandung karbon sampai 1,7 %.
Penggunaan baja karbon banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari
untuk kepentingan yang umum.
Pembagian baja karbon adalah sebagai berikut:
a. Low Carbon Steel ( < 0.2 % Carbon )
Baja low carbon biasanya digunakan untuk automobile
body panels, tin plate dan wire product yang membutuhkan keuletan
yang tinggi.
b. Medium Carbon Steel ( 0.2 - 0.5 % Carbon )
Baja medium carbon biasanya digunakan dalam kondisi hasil quench
dan tempered dan banyak digunakan sebagai shaft, axle, gear,
crankshaft, coupling,dan forging.
c. High Carbon Steel ( > 0.5 % Carbon )
Baja high carbon banyak digunakan pada spring material dan high-
strength wire. Selain pembagian berdasarkan persen kadar karbon di
atas, masih terdapat baja karbon dengan kadar mangan yang tinggi
(High Manganese Carbon Steel), yaitu sekitar 1.1-1.4 % Mn. Baja jenis
ini banyak digunakan dalam aplikasi rel kereta api
Klasifikasi Baja
Baja Paduan (Alloy Steel)
Baja paduan adalah campuran antara baja karbon dengan unsur-unsur
lain yang akan mempengaruhi sifat-sifat baja, misalnya sifat kekerasan,
liat, kecepatan membeku, titik cair, dan sebagainya yang bertujuan
memperbaiki kualitas dan kemampuannya. Penambahan unsur-unsur
lain dalam baja karbon dapat dilakukan dengan satu atau lebih unsur,
tergantung dari karakteristik atau sifat khusus yang dikehendaki.
a. Low Alloy Steel ( < 8 % Alloying Element)
Salah satu contoh baja jenis ini yang terkenal adalah HSLA (High
Strength lowAlloy) yang menggunakan paduan Nb, V, Ti, dan Al.
b. High Alloy Steel ( > 8 % Alloying Element)
Penggunaan baja paduan tinggi biasanya bertujuan untuk
meningkatkan sifat-sifat baja, yaitu:
1. Corrosion Resistant (Austenitic dan Duplex)
2. Heat Resistant (Austenitic)
3. Wear Resistant (Manganese Steel)
Klasifikasi Baja
Baja Tahan Karat (Stainless Steel)
.Baja tahan karat adalah paduan besi dengan
minimal 12% Chromium. Jadi tanpa tambahan
apapun perpaduan Besi dengan 12% Chromium bisa
disebut Stainless Steel. Komposisi ini
membentuk thin protective layer Cr2O3. Proses
pembuatan baja tahan karat terdapat 2 tahap, yaitu
pertama menggunakan sistem Electric Arc Furnace
(EAF) untuk melelehkan scrap dan ferro alloy
berkarbon tinggi sebagai bahan murah sumber krom,
lalu lelehannya disempurnakan dengan proses yang
menggunakan alat Argon Oxygen Decarburizer
(AOD), dengan proses kedua ini akan
menghilangkan kandungan Karbon dan pegotor
lainnya
2.4. Penggolongan Stainless Steel
Stainless Steel biasanya dibedakan menjadi lima
golongan ,penggolongan ini dilakukan menurut
kadar paduan di dalamnya yaitu :
1. Stainless Steel martensitik
Mempunyai struktur Kristal body centered cubic
(BCC) yang menyimpang pada kondisi yang telah
di keraskan. Mempunyai sifat yang dapat di
keraskan dan ketahanannya terhadap korosi hanya
pada kondisi lingkungan yang sifat korositnya
menengah. Baja Stainless Steel ini kandungan
kromium yang di miliki berkisar antara 10,5% - 18%,
dan kandungan karbon bisa mencapai 1,2%.
Kandungan kromium dan karbon yang cukup tinggi
menyebabkan bias terbentuknya struktur martensit
setelah proses pemanasan.
2. Steinless steel feritik
Paduan baja jenis ini juga mempunyai struktur
Kristal BBC . Kandungan kromium pada paduan
jenis ini berkisar antara 10,5 %- 30% . Paduan
jenis ini biasanya mengandung : molybdenum,
silicon, alumunium, silicon, titanium dan niobium
untuk menghasilkan karakteristik tertentu.
Stainless Steel jenis ini bersifat feeomagnetik,
mempunyai sifat yang ulet dan mampu bentuk
yang baik. Tetapi pada temperature yang tinggi
kekuatan nya akan menurun dan lebih rendah
dari Stainless Steel austenitic. Demikian pula
dengan ketangguhan nya hanya baik pada
temperature rendah.
3. Stainless Steel Austenitik
Mempunyai kekuatan , ketangguhan,
keuletan, sifat mampu bentuk yang baik.
Jenis Stainless Steel ini mempunyai struktur
Kristal face centered cubic (FCC). Struktur
Kristal ini terbentuk karena penambahan
unsure paduan austenite seperti nikel,
mangan, dan nitrogen. Stainless Steel jenis
ini tidak besfat magnetic pada kondisi anil,
dan hanya dapat dikersakan dengan
pengerjaan dingin (cold worked )
Stainless Steel duplex
Stainless Steel jenis ini mempunyai struktur
campuran antara BBC ferit dan FCC austenite.
Perbandingan komposisi antara keduanya
dipengaruhi oleh komposisi logam dan proses
perlakuan panas yang didapatkan . Tetapi pada
kondisi anil, perbandingan antara kedua fase itu
seimbang. Sifat tahan korosi Stainless Steel jenis
ini mendekati Stainless Steel austenitic pada unsur
paduan yang serupa , tetapi mempunyai tensile dan
yield strength yang lebih tinggi.
5. Precipitation hardening Stainless Steel.
Jenis ini mempunyai unsur unsur penambahan
kekerasan seperti tembaga, alumunium, atau
titanium. Pada kondisi anil, struktur mikroStainless
Steel jenis ini dapat berupa austenitic maupun
martenistik
BAB III
PROSES PEMBUATAN
3.1 Proses Pembuatan Baja Tahan Karat
(Stainless Steel )
Baja pada dasarnya adalah paduan besi-karbon
dengan kadar karbon tidak lebih dari 2,0 %, selain
itu juga mengandung sejumlah unsur paduan dan
unsur pengotoran. Baja dibuat dari besi kasar atau
besi spons dengan mengurangi kadar karbon dan
unsur lain yang kurang disukai. Ada beberapa
macam cara pembuatan baja, antara lain :
1.Konvertor
2.Open hearth furnance
3.Dapur listrik
Bahan baku pembuatan stainless steel diantaranya sebagai
berikut:
Besi kasar cair (pig iron) atau berupa Besi spons (sponge
iron) (65-85%).
Skrap baja (15-35%),
Bahan baku paduan dalam pembuatan stainless steel
diantaranya sebaai berikut :
Carbon (C)
Unsur ini dapat membuat baja tetap kuat pada suhu tinggi.
Chromium (Cr)
Unsur ini dapat membuat baja menjadi lebih keras, tahan
gesekan, tahan korosi, dan tahan temperature tinggi. Dengan
sifat-sifat itu membuat baja paduan ini baik untuk bahan poros,
dan roda gigi. Penambahan unsur chromium biasanya diikuti
dengan penambahan nikel.
Silikon (Si)
Pada konsentrasi tinggi membuat baja tahan kondisi asam,
pada konsentrasi rendah memperbaiki sifat megnetik dan sifat
listrik baja.
Nikel (Ni)
Unsur campuran yang digunakan sebagai bahan dasar untuk
beberapa kelompok dari stainless steel. Nikel memberikan derajat kelenturan
yang tinggi (mampu berubah bentuk tanpa pecah) dan tahan terhadap karat
(korosi). Hampir 65% dari semua nikel digunakan pada pembuatan stainless
steel.
Molibedenum (Mo)
Molibdenum akan memperbaiki baja menjadi tahan terhadap suhu yang
tinggi, liat, ,kuat dan memperbaiki kekerasan baja,. Baja paduan ini biasa
digunakan sebagai bahan untuk membuat alat-alat potong, misalnya pahat.
Wolfram (W)
Unsur ini memberikan pengaruh yang sama seperti pada
penambahan molibdenum dan biasanya juga dicampur dengan unsur nikel (Ni)
dan chromium (Cr). Baja paduan ini memiliki sifat tahan terhadap suhu yang
tinggi, karenanya banyak digunakan untuk bahan membuat pahat potong yang
lebih dikenal dengan nama baja potong cepat (HSS /Hight Speed Steel).
Vanadium (V)
Penambahan unsur ini akan memperbaiki struktur kristal baja
menjadi halus, memperkuat baja dan meningkatkan ketahanan baja terhadap
panas. Terlebih bila dicampur dengan chromium. Baja paduan ini digunakan
untuk membuat roda gigi, batang penggerak, dan sebagainya.
Kobalt (Co)
Kobalt (Co) dengan penambahan unsur ini akan memperbaiki
sifat kekerasan baja meningkatkan kualitas baja, serta tetap keras pada suhu
yang tinggi. Baja paduan ini banyak digunakan untuk konstruksi pesawat
terbang atau konstruksi yang harus tahan panas dan tahan aus.
3.1.1 Proses Menggunakan
Konvertor
Konvertor terbuat dari baja dengan mulut terbuka
(untuk memasukkan bahan baku dan mengeluarkan
cairan logam) serta dilapisi batu tahan api. Konvertor
diikatkan pada suatu tap yang dapat berputar
sehingga konvertor dapat digerakkan pada posisi
horizontal untuk memasukkan dan mengeluarkan
bahan yang diproses dan pada posisi vertical untuk
pengembusan selama proses berlangsung.
Konvertor ini dilengkapi dengan pipa yang berlubang
kecil (diameternya sekitar 15 17 mm) dalam jumlah
yang banyak (sekitar 120- 150 buah pipa) yang
terletak pada bagian bawah konvertor.
Sewaktu proses berlangsung udara
diembuskan ke dalam konvertor melalui pipa
saluran dengan tekanan sekitar 1,4 kg/cm3 dan
langsung diembuskan ke cairan untuk
mengoksidasikan unsur yang tidak murni dan
karbon. Kandongan karbon terakhir dioksidasi
dengan penambahan besi kasar yang kaya
akan mangan, seterusnya baja cair dituangkan
ked ala panci panci dan dipadatkan menjadi
batang batang cetakan. Kapasitas konvertor
sekitar 25 60 ton dan setiap proses
memerlukan waktu 25 menit. Proses
pembuatan baja yang menggunakan konvertor
adalah sebagai berikut :
1. Proses Bessemer
Proses Bessemer adalah suatu proses pembuatan
baja yang dilakukan di dalam konvertor yang mempunyai
lapisan batu tahan api dari kuarsa asam atau oksida asam
(SiO2), sehingga proses ini disebut "Proses Asam". Besi
kasar yang diolah dalam konvertor ini adalah besi kasar
kelabu yang kaya akan unsur silikon dan rendah fosfor
(kandungan fosfor maksimal adalah 0,1%). Besi kasar
yang mengandung fosfor rendah diambil karena unsur
fosfor tidak dapat direduksi dari dalam besikasar apabila
tidak diikat dengan batu kapur. Di samping itu. fosfor dapat
bereaksi dengan lapisan dapur yang terbuat dari kuarsa
asam, reaksi ini membahayakan atau menghabiskan
lapisan konvertor. Oleh karena itu, sangat menguntungkan
apabila besi kasar yang diolah dalam proses ini adalah
besi kasar kelabu yang mengandung silikon sekitar 1,5% -
2%.
2. proses Thomas
Proses Thomas adalah suatu proses
pembuatan baja yang dilakukan di dalam
konvertor yang bagian dalamnya dilapisi
dengan batu tahan api dari bahan karbonat
kalsium dan magnesium karbonat (CaCO3 +
MgCO3 ) yang disebut "dolomit". Proses ini
disebut juga proses basa karena lapisan
konvertor terbuat dari dolomit dan hanya
mengolah besi kasar putih yang kaya dengan
fosfor (sekitar 1,7 - 2%) dan rnengandung unsur
silikon rendah (sekitar 0,6 - 0,8%). Proses ini
makin baik hasilnya apabila besi kasar yang
diolah mengandung unsur silikon yang sangat
rendah.
3. Proses Siemens Martin
Proses tungku terbuka disebut juga proses Siemens Martin, yang disesuaikan
dengan nama ahli penemu proses tersebut. Proses ini digunakan untuk menahasilkan
baja yang mengandung karbon sedang dan rendah dengan cara proses asam atau basa,
sesuai dengan sifat lapisan dapurnya. Proses ini berlangsung di dalam dapur tungku
terbuka atau dapur Siemens Martin yang mempunyai kapasitas 150 - 300 ton, bahan
bakarnya gas yang dihasilkan dengan pembakaran kokas di atas tungku atau bahan
bakar minnyak. Dapur ini menggunakan prinsip regenerator (hubungan balik) dan tungku
pemanas dapat mencapai temperatur sekitar 900 -1.200 0C, tungku pemanas ini bisa
mencapai temperatur tinggi apabila diperlukan, dan pada waktu yang sama menghemat
bahan bakar. Dalam proses ini dapur diisi dengan besi kasar dan baja bekas, kemudian
dicairkan sehingga beberapa unsur campuran terbentuk menjadi terak di atas permukaan
cairan besi, tambahkan bijih besi atau serbuk besi yang berguna untuk mereduksi karbon,
maka lubang pengeluaran dapur dibuka dan cairan dituangkan ke dalam panci-panci
tuangan. Baja cair meninggalkan dapur sebelum terak cair dan beberapa terak dapat
dicegah meninggalkan dapur sampai seluruh baja cair dikeluarkan, kemungkinan terak
ikut tertuang ke dalam panci yang akan mengapung di atas baja cair sehingga perlu
dikeluarkan dan dituangkan ke dalarn panci yang berukuran kecil. Baja cair yang telah
penuh di dalam panci dituangkan ke dalam cetakan melalui bagian bawah cetakan,
sehingga terak tetap di dalam panci dan terakhir dikeluarkan. Selain itu, dapat pula
dipisahkan dengan cara menuangnya ke dalam cetakan yang lebih kecil. Setiap
melakukan proses pemurnian besi kasar dan bahan tambahan lainnya berlangsung
selama 12 jam, kemudian diambil sejumlah baja cair sebagai contoh untuk dianalisis
komposisinya. Sementara itu, terak yang dihasilkan dari proses basa digunakan sebagai
pupuk buatan.
Kelebihan & Kelemahan
Stainless Steel

4.1 Kelebihan Stainless Steel


4.1.1 Daya tahan korosi
Semua baja stainless mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap korosi.
Angka-angka logam campuran yang rendah menahan korosi pada kondisi-kondisi
ruang hampa, angka-angka campuran logam yang tinggi dapat menahan korosi pada
kebanyakan asam, larutan alkalin, dan lingkungan-lingkungan yang menghasilkan
klorida , bahkan pada suhu dan tekanan yang dinaikkan.
4.1.2 Daya tahan suhu rendah dan tinggi
Beberapa angka akan menahan penskalaan dan pengaturan daya yang tinggi
pada suhu-suhu yang sangat tinggi, sementara yang lain menunjukkan pengecualian
kekerasan pada suhu-suhu cryogenic.
4.1.3 Kesenangan pembuatan (ease of fabrication)
Mayoritas baja-baja stainless dapat dipotong, dilas, dibentuk, dimesinkan, dan
dibuat dengan mudah.
4.1.4 Daya
Sifat-sifat kekerasan yang dibentuk profil logam dengan temperature indin dari
kebanyakan baja-baja stainless dapat digunakan dalam merancang mengurangi
ketebalan bahan dan mengurangi berat dan beaya. Baja-baja stainless mungkin
diperlakukan panas untuk membuat komponen-komponen daya yang sangat tinggi.
4.1.5 Pertimbangan estetika
Baja-baja stainless tersedia pada kebanyakan
lapisan-lapisan penutup permukaan. Baja stainless
ini diatur dengan mudah dan sederhana
menghasilkan kualitas yang tinggi, penampilannnya
menyenangkan.
4.1.6 Sifat-sifat higienis
Kemampuan membersihkan dari baja-baja
stainless menjadikan pilihan-pilihan utama di rumah
sakit- rumah sakit, dapur- dapur, fasilitas proses
farmasi dan makanan.
4.1.7 Karakteristik dalam kehidupan
Baja stainless adalah sebuah bahan yang
pemeliharaannya rendah dan tahan lama dan
sering merupakan pilihan paling sedikit mahal
dalam perbandingan biaya jalan kehidupan.
4.2 Kelemahan Menggunakan Stainless
Steel
Setiap bahan memiliki kelemahan dan
Stainless Steel tidak terkecuali. Beberapa
kelemahan utama termasuk nya:
Tinggi biaya awal, terutama ketika logam
alternatif yang dipertimbangkan.
Kesulitan dalam pengelasan karena disipasi
yang cepat panas yang juga dapat
menghasilkan potongan hancur atau biaya
pemborosan tinggi
APLIKASI STAINLESS STEEL
Aplikasi baja Stainless Steel di bagi menjadi 3 yaitu :
5.1.1 Perlengkapan Stainless Steel untuk industri makanan
a. Food service trolley ( trolley makanan )
b. Load transfer trolley ( trolley barang )
c. Luggage trolley ( trolley barang )
d. Mixer ( pengaduk )
e. Bowl sink ( sink bowl )

5.1.2 Perlengkapan Stainless Steel untuk dapur dan industri hotel


a. Towel warmer ( pemanas handuk )
b. Plate warmer ( penghangat piring )
c. Kwali Range
d. Blower kwali range
e. Teppan yaki
f. Kompor Blower
g. Tempat sampah
5.1.3 Perlengkapan Stainless Steel lainnya
a. Work table ( meja kerja )
b. Work table knock down ( m kerja knock
down )
c. Tempat sampah stainless
d. Queve stand / tiang antrian ( tali pita )
e. Tiang antrian / pembatas antrian ( tali
Bludru )
f. Service food trolley / service trolley
g. Collect trolley ( u/ mengumpulkan piring )
h. Multy rack ( Bermacam-macam rak )
Kesimpulan
Baja pada dasarnya adalah besi (Fe)
dengan tambahan unsur karbon (C)
sampai dengan 1,67 % (maksimal).
Jenis-jenis baja dibagi menjadi
beberapa macam, yaitu baja karbon,
baja paduan dan baja tahan karat
(Stainless Steel).

Anda mungkin juga menyukai