0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan18 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang gawat darurat maternal akibat anemia pada kehamilan. Anemia dapat terjadi hingga 58% pada ibu hamil di negara berkembang dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti abortus, persalinan prematur, dan kematian ibu atau janin. Ada beberapa jenis anemia yang dapat terjadi seperti anemia akibat kekurangan zat besi dan asam folat, anemia megaloblastik, serta anemia
Dokumen tersebut membahas tentang gawat darurat maternal akibat anemia pada kehamilan. Anemia dapat terjadi hingga 58% pada ibu hamil di negara berkembang dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti abortus, persalinan prematur, dan kematian ibu atau janin. Ada beberapa jenis anemia yang dapat terjadi seperti anemia akibat kekurangan zat besi dan asam folat, anemia megaloblastik, serta anemia
Dokumen tersebut membahas tentang gawat darurat maternal akibat anemia pada kehamilan. Anemia dapat terjadi hingga 58% pada ibu hamil di negara berkembang dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti abortus, persalinan prematur, dan kematian ibu atau janin. Ada beberapa jenis anemia yang dapat terjadi seperti anemia akibat kekurangan zat besi dan asam folat, anemia megaloblastik, serta anemia
hamil dengan anemia 51,3 % Adaptasi Tubuh terhadap Anemia
Peningkatan cardiac output, terutama
dengan peningkatan frekuensi denyut jantung Vasodilatasi akibat hipoksia dengan penurunan resistensi vaskuler Peningkatan perfusi jaringan Redistribusi darah Peningkatan volume respirasi Peningkatan gradient oksigen arteriovenosa Pelepasan eritropoietin Gejala Kelelahan, kelemahan Simptom kardiovaskular (contohnya palpitasi) Pucat pada kulit dan mukosa Takikardia dan hipotensi Hipertrofi jantung (pada kasus kronik) Akibat Anemia pada Kehamilan Abortus Persalinan preterm Partus lama karena inersia uteri Perdarahan postpartum karena atonia uteri Syok Infeksi, baik intrapartum maupun postpartum Dekompensasio kordis (dapat terjadi pada anemia yang sangat berat dengan Hb kurang dari 4 g/dl) Kematian mudigah Kematian perinatal Prematuritas Cadangan besi kurang pada janin Klasifikasi Anemia Berdasarkan Etiologi Anemia akibat perdarahan Anemia akibat penurunan atau inefektivitas eritropoesis Anemia defisiensi (besi atau asam folat) Penyakit ginjal Kelainan sumsum tulang Anemia akibat penghancuran eritrosit dan hemolisis Hemoglobinopati Anemia Defisiensi Besi Patogenesis Total besi penurunan cadangan besi pada hepatosit dan makrofag hati, limpa dan sumsum tulang belakang
Setelah cadangan habis penurunan
kadar besi plasma suplai besi pada sumsum tulang untuk pembentukan Hb menurun peningkatan jumlah eritrosit protoporfirin produksi eritrosit mikrositik dan penurunan nilai HB Tahapan Defisiensi Besi Pertama : cadangan besi berkurang tanpa disertai penurunan kadar besi dalam serum nilai feritin rendah Kedua : cadangan besi habis dan nilai Hb masih dalam batas normal, penurunan saturasi transferin, peningkatan TIBC dan peningkatan protoporfirin eritrosit bebas Nilai MCV dbn, ditemukan sel mikrositik pada blood smear Ketiga : penurunan Hb anemia defisiensi besi Diagnosis mikrositosis dan hipokromasia kadar besi serum rendah daya ikat besi serum tinggi protoporfirin eritrosit tinggi tidak ditemukan hemosiderin dalam sumsum tulang Terapi Preparat besi per os maupun perenteral Vitamin C Transfusi darah Anemia Megaloblastik - Diagnosis
ditemukan megaloblas atau
promegaloblas dalam darah atau sumsum tulang anemia makrositer dan hiperkrom tidak selalu dijumpai pemeriksaan asam formimino-glutamik dalam air kencing percobaan penyerapan dan percobaan pengeluaran asam folat Terapi Tablet asam folat diberikan dalam dosis 15 30 mg sehari vitamin B12 dengan dosis 100 1000 mikrogram sehari, baik per os maupun parenteral Anemia Hipoplastik Darah tepi menunjukan gambaran normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri ciri defisiensi besi, asam folat, atau vitamin B12. Sumsum tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia erithropoesis yang nyata. Perbandingan mieloit:eritroit yang diluar kehamilan 5:1 dan dalam kehamilan 3:1 atau 2:1, berubah menjadi 10:1 atau 20 :1. Pengobatan dengan segala macam obat penambah darah tidak memberi hasil transfusi darah Terima Kasih