FISIOLOGI
BLOK VII
LO
STRUKTUR PULMO
MEKANIKA PULMO
TRANSPORT GAS
lingula pulmonalis.
inferior.
Mekanika paru
- Otot seratus
- Otot skalenus
Fx: mengangkat iga
INSPIRASI
Kontraksi otot volume meningkat
tek. Intrapulmonal/
penurunan tekanan
tek.jalan nafas turun (0 intrapleural (-4 menjadi -8)
menjadi -2)
Keseimbangan antara
Konsentrasi dan kecepatan absorbsi
oksigen ke dalam darah
tekanan parsial
dan kecepatan masuknya
oksigen dalam oksigen baru ke dalam
alveolus paru-paru, oleh proses
ventilasi.
Dikeluarkan ke dalam
alveolus
Kecepatan?
Penyebab peningkatan:
1. Pembukaan sejumlah kapiler paru yang tadinya tidak aktif atau
dilatasi ekstra sehingga meningkatkan luas permukaan darah,
tempat O2 berdifusi.
2. Pertukaran yang lebih baik antara ventilasi alveoli dan perfusi
kapiler alveolus dengan darah yang disebut rasio ventilasi-
perfusi.
PENGATURAN
PENGATURAN SISTEM
PUSAT RESPIRASI
KIMIAWI KEMORESEPTOR
PERNAPASAN SELAMA OLAH
PERNAPASAN PERIFER
RAGA
A. PUSAT PERNAPASAN
Pusat pernafasan di bilateral medula oblongata dan pons pada
batang otak.
HOME
b. PENGATURAN KIMIAWI
PERNAPASAN
Salah satu fungsi utama pernapasan adalah untuk
mempertahankan konsentrasi oksigen, karbondioksida,
dan ion hidrogen yang sesuai di dalam jaringan tubuh.
Ketiga unsur tersebut (O2, CO2, H+) juga lah yang akan
membantu dalam pengaturan pernapasan.
Area Kemosensitif pada Pusat
Pernapasan
Area Kemosensitif, letaknya bilateral 0,2 mm di bawah
permukaan ventral medula, adalah daerah yang sensitif
terhadap PCO2 atau konsentrasi H+
Area ini yang selanjutnya akan merangsang pusat
pernapasan.
mekanisme
PCO2 meningkat
H+ meningkat
Eksitasi pusat pernapasan oleh CO2 sangat kuat pada jam jam
pertama setelah CO2 darah mengalami peningkatan kemudian
menurun pada hari 1 dan 2
Penyebab
- Penyesuaian kembali ginjal thd konsentrasi ion H+ dalam darah agar
kembali ke normal setelah CO2 meningkatkan konsentrasi H+
CO2 Arteri
Po2 Arteri
Pengaruh
Terhadap
Hidrogen
Ventilasi
Alveolus
Rendah
Normal
Ketika
si Ion
yang
dan
gan
Jika Po2 > 100 mm Hg, maka
tidak ada pengaruh pada
ventilasi
Jika Po2 < 100 mm Hg (sekitar
60 mm Hg), maka ventilasi
akan menjadi 2 kali lipat
Po2 yang sangat rendah dapat
merangsang proses ventilasi
dengan sangat kuat hingga
meningkat 5 kali lipat
Fenomena Aklimitasi
Pernapasan pada oksigen rendah yang kronik merangsang
terjadinya pernapasan yang lebih dalam lagi
Dalam keadaan oksigen yang rendah selama 2-3 hari, pusat
pernapasan di batang otak kehilangan 4/5 sensitivitasnya
terhadap perubahan Pco2 dan ion hidrogen sehingga ventilasi
alveolus pun meningkat hingga 400-500%
HOME
Efek
Gabun
gan
dari
Pco2,
pH dan
Po2
Terhad
ap
Ventila
si
Alveolu
s
d. Pengaturan Respirasi Selama
Olahraga
Selama olahraga, konsumsi O2 dan pembentukan CO2 dapat
meningkat hingga 20kali lipat. Namun, menurut penelitian,
selama olahraga kadar Po2, Pco2, dan pH tetap dalam keadaan
yang normal dalam arteri.
Bagaimana bisa ?
Pengaturan Respirasi Selama
Olahraga
Ternyata otak berperan dalam mempertahankan Po2, Pco2 dan
pH darah dalam keadaan normal selama olahraga.
Ketika otak mentransmisikan impulsnya ke otot, ia juga
mentransmisikan impulsnya ke pusat respirasi.
Dengan kata lain, ketika seseorang memulai untuk olahraga,
proses respirasi juga akan meningkat.
...
Namun, kadang kala impuls yang ditransmisikan otak ke pusat
respirasi terlalu besar atau bahkan terlalu kecil.
Di sini fungsi dari faktor-faktor kimia dalam darah berfungsi.
Faktor-faktor kimia tersebut nantinya akan menentukan
besarnya proses respirasi (ventilasi) untuk mempertahankan
Pco2, Po2 dan pH darah dalam keadaan normal.
atikan
ping !
bar di
Dari diagram disamping
tampak bahwa ventilasi
meningkat diawal exercise
sehingga Pco2 menurun
secara drastis dibawah nilai
normalnya (40 mmHg).
Hal ini merupakan respon dari
otak sebagai stimulasi
antisipasi untuk mencegah
Pco2 darah meningkat di atas
nilai normal.
Perh
ping
gam
sam
atik
bar
an
di
!
Patofisiologi:
Basil tuberkel reaksi di paru 1. Jar. terinfeksi makrofag.
2. Tuberkel (daerah lesi yg
dikelilingi oleh dinding seperti
jaringan fibrotik)
Dinding sekeliling tuberkel proteksi, tidak terbentuk akan
menyebabkan basil tuberkel menyebar ke seluruh paru rusak jar paru
dan muncul cavitas abses yg besar.
Pada stadium lanjut banyak daerah fibrosis di paru akibatnya:
1. Kerja otot nafas guna ventilasi paru
2. Kapasitas vital dan kapasitas pernafasan
3. Luas permukaan membran pernafasan
4. Tebal membran pernafasan , sehingga kapasitas difusi paru
CHRONIC PULMONARY
EMPHYSEMA
Arteri Vena
Ph 7,35 - 7,45 7,33 7,43
Po2 80 -100 mmHg 34 49 mmHg
Saturasi O2 > 95 % 70 75 %
Pco2 35 45 mmHg 41 51
mmHg
HCO3 22- 26 mEq/L 24 28 mEq/L
BE -2 s/d +2 0 - +4
Klasifikasi gangguan asam basa primer dan
terkompensasi:
1. Normal bila tekanan CO2 40 mmHg dan pH 7,4.
Jumlah CO2 yang diproduksi dapat dikeluarkan
melalui ventilasi.
2. Alkalosis respiratorik. Bila tekanan CO2 kurang
dari 30 mmHg dan perubahan pH, seluruhnya
tergantung pada penurunan tekanan CO2 di
mana mekanisme kompensasi ginjal belum
terlibat, dan perubahan ventilasi baru terjadi.
Bikarbonat dan base excess dalam batas normal
karena ginjal belum cukup waktu untuk
melakukan kompensasi. Kesakitan dan kelelahan
merupakan penyebab terbanyak terjadinya
alkalosis respiratorik pada anak sakit kritis.
3. Asidosis respiratorik. Peningkatan tekanan CO2
lebih dari normal akibat hipoventilasi dan
dikatakan akut bila peninggian tekanan CO2
disertai penurunan pH. Misalnya, pada
intoksikasi obat, blokade neuromuskuler, atau
gangguan SSP. Dikatakan kronis bila ventilasi
yang tidak adekuat disertai dengan nilai pH
dalam batas normal, seperti pada
bronkopulmonari displasia, penyakit
neuromuskuler, dan gangguan elektrolit berat.
4. Asidosis metabolik yang tak terkompensasi.
Tekanan CO2 dalam batas normal dan pH di
bawah 7,30. Merupakan keadaan kritis yang
memerlukan intervensi dengan perbaikan
ventilasi dan koreksi dengan bikarbonat.
Kapasitas Vital Ekspirasi
Paksa dan Volume Ekspirasi
Paksa
Cara melakukan FVC manuver: