Anda di halaman 1dari 44

ANTRAKS

Dhani Redhono H SpPD KPTI

Pusat Pelayanan, Penelitian dan Pencegahan


Antraks
FK UNS RS dr. Moewardi
Jawa Tengah
PENDAHULUAN
Antraks adalah penyakit menular akut yang
menyerang hewan herbivora terutama sapi, kambing,
kerbau, domba, kuda, babi, burung unta yang dapat
menular ke manusia. (Guntur 2011)
Pada manusia terdapat tiga tipe antraks yaitu: antraks
kulit, antraks inhalasi, dan antraks gastrointestinal.
Antraks kulit merupakan bentuk yang paling sering
terjadi dan diperkirakan terdapat 2000 kasus
pertahunnya di seluruh dunia. Pada umumnya
penyakit timbul setelah seseorang terpajan dengan
hewan yang terinfeksi antraks. (Scott 2009)
EPIDEMIOLOGI
Di AS dilaporkan 224 kasus antraks kulit dari tahun
1944-1994. (Conrad 2002)
Centers for diseases Control and Prevention(CDC)
melaporkan kejadian antraks kulit dari tahun 1984-
1993 hanya tiga orang, dan satu kasus dilaporkan
terjadi pada tahun 2000. (CDC 2011)
Kejadian luar biasa terjadi di Zimbabwe pada tahun
1978-1980 yang mengakibatkan 10.000 orang terjangkit
antraks kulit terutama pada pekerja perkebunan.
(Davies 1985)
EPIDEMIOLOGI
Kejadian Antraks di Indonesia : (Depkes 2007)
Tahun 1996, 1997 & 1999 di Purwakarta, Subang, Bekasi
& Karawang.
Tahun 2000 di kabupaten Purwakarta.
Tahun 2001 di kabupaten Bogor.
Kejadian terakhir pada tahun 1992 di Boyolali, tercatat
25 orang dinyatakan positif terjangkit antraks, 18 orang
diantaranya meninggal.
EPIDEMIOLOGI
Pada tahun 2011 telah terjadi wabah Antraks di
Kab Boyolali & Kab. Sragen dengan adanya satu
ekor sapi yang mati karena antraks. (Redhono 2011)

Enzyme linked immuno-sorbent assay (ELISA)


adalah salah satu pemeriksaan yang digunakan
untuk mendeteksi adanya antibodi Ig G yang ada
dalam sampel serum. (WHO, 1999 )
Hewan yang sering terserang adalah sapi, kambing,
kuda dan babi. (Guntur 2011)
Sehingga penularan penyakit ini sangat
berhubungan dengan pekerjaan peternakan:
Petani,
Pekerja di tempat pemotongan hewan,
Dokter hewan dan
Pekerja pabrik yang memproduksi hasil
peternakan & produk hewan yg terkontaminasi
dgn spora antraks, misalnya : pabrik tekstil,
makanan ternak, pupuk, dsb
Siklus Penularan

Modifikasi Redhono 2011 dari Dixon 1999


KRITERIA PENULARAN
Kulit :
kontak langsung dengan spora, kontak
dengan hewan atau produk hewan yang
terinfeksi.
Inhalasi : menghirup spora.
Gastrointestinal :
makan daging yang kurang matang,
kulit atau susu hewan yang terinfeksi.
Belum ada bukti penularan antar
manusia.
ANTRAKS CUTANEOUS
MANIFESTASI KLINIS ANTRAKS KULIT ( CUTANEOUS ANTHRAX )

Masa Inkubasi 3 4 hari ( range 1 12 hari )

Kontak langsung antara kulit dan spora atau hewan yang terinfeksi
Penularan atau produk hewan
Gigitan artropoda yang terinfeksi ( jarang )

Muculnya gejala pada kulit setelah kontak langsung dengan spora atau
basil antraks ( biasanya di tangan lengan wajah dan leher )
Proses yang terjadi adalah:
Munculnya lesi papuler dan gatal
Berkembang menjadi vesikel disertai dengan edema dan nyeri
Gejala dan tanda Lesi menjadi nekrosis dan adanya vesikel di sekitar luka
Lesi berubah menjadi eschar hitam setelah 7 14 hari sejak pertama
munculnya lesi.

Hasil Laborat Basil terlihat dengan pengecatan gram pada jaringan subcutaneous
Bakteremia
Komplikasi Meningitis
Sepsis
ANTRAKS GASTROINTESTINAL
MANIFESTASI KLINIS ANTRAKS GASTROINTESTINAL

Masa Inkubasi 1 7 hari


Spora atau basil produk hewan terinfeksi antraks yang ikut masuk dalam
Penularan makanan ( daging yang kurang matang )

Manifestasi Intestinal
Terjadi di ileum atau cecum yang diikuti limfadenopati regional, gejalanya tidak
khas ( demam tidak tinggi, malaise, mual, muntah anoreksia ) pada
perkembangannya akan timbul nyeri abdominal, hematemesis, diare dengan
darah, bahkan dapat terjadi abdomen akutum setelah 2 4 hari muncul asites
dan abdominal pain sampai septikemia.
Manifestasi Oropharyngeal
Gejala dan tanda
Awalnya terjadi ulcer pada mukoda di mulut dan tenggorokan disertai dengan
demam, nyeri tenggorokan dan dysphasia yang diikuti dengan edema cervical
dan limfadenopati regional. Pembengkaan dapat berlanjut hingga sesak nafas,
mudah terjadi penyebaran melalui darah, septikemia hingga meningitis.

Basil terlihat pada pengecatan gram di cairan asites, ulcer oropharyngeal,


hapusan darah tepi
Hasil Laborat Lekositosis
Kultur dari oropharyngeal swab dan spesimen feses.
Bakteremia --- Sepsis
Komplikasi Meningitis
ANTRAKS INHALASI
MANIFESTASI KLINIS ANTRAKS INHALASI

Masa Inkubasi 1 6 hari ( range < 1 hari 8 minggu )


Spora atau basil produk hewan terinfeksi antraks yang terhirup masuk ke
Penularan dalam paru - paru
Fase Awal : gejala tidak khas ( demam tidak tinggi, kedinginan, batuk non
produktif, malaise, fatique, mialgia, berkeringat dan rasa tidak enak di
dada ).
Fase Pertengahan : demam tinggi mendadak, dispneu, distres pernafasan,
mual dan muntah.
Gejala dan tanda Fase lanjut bila tidak diberikan terapi.
Severe respiratory distress ( dispneu, stridor, sianosis ) yang diawali 1 3
hari Muculnya gejala pada kulit setelah kontak langsung dengan spora
atau basil antraks ( biasanya di tangan lengan wajah dan leher ).

Peningkatan enzim transaminase ( SGOT / SGPT ).


Hipoksemia.
Asidosis metabolik.
Bacil terlihat pada pengecatan gram di preparat hapusan darah tepi atau
Hasil Laborat cairan cerebrospinal
Mediastinal widening, effusi pleura ( sering hemoragik dan tampak
infiltrat ).
Lekosistosis dengan peningkatan netrofil.

Komplikasi Effusi pleura, meningitis, syok dan sepsis


Suspected : Penyakit sugestif dari salah satu bentuk klinis , dgn
tidak ada bukti lab yang pasti,atau ada bukti epidemiologi yg
menghubungkannya dengan antraks

Probable :
Secara klinik menunjukkan gejala antraks, tetapi belum memenuhi
definisi dikonfirmasi , tetapi menunjukkan salah satu dari berikut :
Secara Epidemiologi, terdapat paparan lingkungan.
Bukti DNA B. anthracis yang dikumpulkan dari lesi, biasanya steril
Atau lesi jaringan lain yang terkena dampak
Quick ELISA Anthrax-PA Positif
Adanya Lethal Factor (LF) pada pemeriksaan spectrometry
Kultur positif

( CDC 2011)
Confirmed :

Secara klinik menunjukkan gejala antraks yg


kompatibel
dengan salah satu dari berikut :
Menunjukkan B. anthracis antigen dari jaringan
dengan
Direct fluorescent antibody assay
Terbukti kenaikan 4 x titer antibodi pada saat masa
akut dan perbaikan dgn anti-PA IgG ELISA tes
Menunjukkan B anthracis dari pemeriksaan DNA
dgn PCR ( CDC 2011 )
DIAGNOSIS PADA MANUSIA

Lesi dengan Eschar


Swab nasal
Isolasi kuman B athrracis dari
darah,
kulit dan sekret respirasi.
ELISA
DFA
PCR
Hasil penelitian Quinn et al menunjukkan bahwa anti
PA Ig G serum mencapai puncaknya 4-8 minggu pasca
paparan pada antraks inhalasi & 7-14 minggu pasca
paparan pada antraks kulit. Titer ini tetap terdeteksi,
selama > 1 th pasca klinis. (Quinn, 2004 )

Sejak terjadinya wabah antraks 15 tahun silam di


Indonesia, sampel antraks harus dikirimkan ke USA
untuk pemeriksaan deteksi, sehingga memerlukan
waktu lama untuk menunggu hasilnya dan biaya yang
mahal, untuk pemeriksaan dan pengiriman sampelnya.
(Paramasari 2011)
Berdasarkan hal tersebut RSUD Dr. Muwardi
bekerja sama dgn Lab Biomedik FK UNS telah
berusaha untuk mengembangkan uji antraks
berbasis Immunoassay berbasis Enzyme - Linked
Immunosorbent untuk mendeteksi protein PA.
Menggunakan Calbiotech Anthrax Protective
Antigen (PA) IgG ELISA Kit.( Paramasari 2011 ),
Bila ada kejadian lagi dapat segera dilakukan
skrining dengan ELISA di Indonesia.
KANDANG SAPI
ANTRAKS
Pengambilan darah

Balai Desa
Karangmojo
Sosialisasi
antraks

Balai Desa
Karangmojo
Dirawat di RS dr.
Moewardi

Kultur : negatif
ELISA : positif
Dirawat di RS dr.
Moewardi

Kultur : positif
ELISA : positif
Dirawat di RS dr.
Moewardi

Kultur : negatif
ELISA : positif
Dirawat di RS dr.
Moewardi

Kultur : negatif
ELISA : positif
Dirawat di RS dr.
Moewardi

Kultur : negatif
ELISA : positif
Dirawat di RS dr.
Moewardi

Kultur : negatif
ELISA : positif
KANDANG SAPI
Pemilik sapi
HARI KE 10 PASCA PAPARAN

Risiko Paparan : Menyembelih sapi


Makan daging
RAWAT INAP DI RS
Risiko :
Mencacah &
makan daging
Risiko :
Mencacah &
makan daging
Risiko :
Mencacah &
makan daging
Risiko :
Mencacah &
makan daging
SUSPEK ANTRAKS DI KLATEN
SURVEILENS ANTRAKS
Negative 48 51%
Borderline 12 13%

HASIL ELISA Positive


BD + POS
32
44
34%
48%
Manifestasi Klinis 9

Boyolali Total Pasien 92 100%

KASUS JENIS UMUR KONTAK LOKASI LESI KULTUR ELISA

KELAMIN
1. Laki-laki 70 Menyembelih Wajah Negatif Positif

2. Laki-laki 65 Menyembelih Tangan kiri Negatif Positif

3. Laki-laki 51 Mengkuliti Tangan kanan Negatif Positif

4. Perempuan 48 Membagi daging Tangan kiri Negatif Positif

5. Perempuan 60 Membagi & makan Kaki kanan Negatif Positif

6. Laki-laki 50 Menguliti & makan Tungkai kaki Negatif Positif

7. Laki-laki 67 Menguliti & makan Tangan kiri Negatif Positif

8. Laki-laki 54 Membagi daging Tangan kanan Negatif Positif

9. Laki-laki 49 Membagi daging Kaki kiri Negati Positif


SUSPEK ANTRAKS DI REMBANG
Recommended Post exposure Prophylaxis to
Prevent Inhalational Anthrax
Initial Therapy Duration
Adults Ciprofloxacin 60 days
(including pregnant 500 mg PO BID
women and OR
immunocompromised) Doxycycline
100 mg PO BID
Children Ciprofloxacin* 60 days
1015 mg/kg PO Q 12 hrs. Change to
OR amoxicillin
Doxycycline: if susceptible
>8 yrs. and >45 kg: 100 mg PO BID
>8 yrs. and <45 kg: 2.2 mg/kg PO BID
<8 yrs.: 2.2 mg/kg PO BID
*Ciprofloxacin not to exceed 1 gram daily in children
Patient information sheets MD www.bt.cdc.gov 71
REKOMENDASI PROGRAM

Program antibiotik profilaksasis bagi orang yang terpapar


Antraks dengan pemberian :
Ciprofloksasin 2 x 500 mg atau Doksisiklin 2x 100 mg
selama 60 hari.
MATUR NUWUN
PUSAT PELAYANAN, PENELITIAN & PENCEGAHAN
ANTRAKS

Antraks
sapi antraks@ymail.
com

Anda mungkin juga menyukai