Anda di halaman 1dari 24

UNSTABLE ANGINA PECTORIS

Oleh:
Didik Setiyadi : 1102009082
M.Irvan dwi fitrah : 1102010154
Pembimbing:
dr. Yahya, Sp.JP

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT JANTUNG


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RUMKIT BHAYANGKARA TK 1 RADEN SAID SUKANTO
2015
pendahuluan
WHO:
lebih dari 7 juta orang meninggal akibat PJK di seluruh dunia pada tahun 2002,

diperkirakan meningkat hingga 11 juta orang pada tahun 2020.

Angka kematian karena PJK di seluruh dunia per tahun yaitu 50 juta dan 39 juta per
tahun di negara berkembang.
Amerika Serikat:
setiap tahun 1 juta pasien dirawat karena angina pectoris tidak stabil,

6-8% mendapat serangan infark jantung yang tak fatal atau meninggal dalam satu
tahun setelah diagnosis ditegakan.
American heart association (AHA) pada tahun 2004 memperkirakan prevalensi PJK di
amerika serikat sekitar 13 juta
Indonesia:
tiga dari 1000 penduduk indonesia menderita PJK, pada tahun 2007 terdapat sekitar
400 ribu penderita PJK dan pada saat ini penyakit jantung koroner menjadi pembunuh
nomor satu di dalam negeri dengan tingkat kematian mencapai 26%.
Sindrom koroner akut berkaitan dengan patofisiologi secara umum
yang berhubungan dengan unstable angina pectoris (UAP)
Angina pektoris tak stabil atau unstable angina pectoris (UAP) lebih
berbahaya daripada AP stabil dan menyebabkan serangan jantung
serta kondisi kegawatdaruratan
60-70% dari penderita IMA, 60% penderita mati mendadak dengan
riwayat penyakit mengalami gejala prodroma UAP
IMA terjadi pada 5-20% penderita UAP dengan tingkat kematian
14-80%.
Angina pectoris
Suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri
dada yang khas, yaitu:
-dada seperti ditekan benda berat
-nyeri seperti ditusuk-tusuk dan
-biasanya menjalar hingga kelengan kiri atau
ke kedua lengan sebagai konsekuensi dari
iskemia miokard
Klasifikasi angina pectoris

Serangan saat aktivitas


Angina stabil hilang dengan istirahat
reversible dan tidak progresif

Angina tidak frekuensi dan derajat keparahannya meningkat


Durasi serangan yang lama
stabil Terasa sedikit berkurang dengan pemberian nitrat
sublingual

Serangan dapat muncul saat istirahat


Angina prinzmetal Umumnya terjadi pada midnight pagi hari
Segera menghilang setelah pemberian nitrogliserin
Kriteria unstable angina pectoris

Unstable Serangan angina yang baru muncul dalam 2 bulan,


terasa cukup berat dan frekuensi lebih sering
(biasanya hingga >3x/hari).

angina Pasien dengan angina yang makin memberat,


sebelumnya angina stabil, lalu serangan angina timbul
lebih sering, dan lebih berat sakit dadanya,
pectoris sedangkan faktor presipitasi makin ringan.
Pasien dengan serangan angina pada waktu istirahat.
Klasifikasi berdasarkan beratnya angina
Angina yang berat untuk pertama kali .

Class I Pasien dengan durasi angina kurang dari 2 bulan,


bertambah berat atau terjadi 3 kali perhari, atau angina
yang jelas lebih sering dan timbul dengan aktivitas ringan.

Angina saat istirahat; subakut

Class II Pasien dengan 1 kali atau lebih serangan angina dalam 3


bulan dan tidak ada serangan dalam 48 jam terakhir.

Angina saat istirahat; akut

Class III Pasien dengan 1 kali atau lebih serangan angina saat
istirahat dalam 48 jam terakhir
Epidemiologi
Amerika serikat
Tahun 2004, National Center for Health Statistics: rawat-inap
1,565,000 untuk primer atau sekunder diagnosis akut koroner sindrom
(ACS), 669,000 untuk UA dan 896,000 untuk infark miokard (MI)
Tahun 2003, ada 4,497,000 kunjungan ke bagian gawat darurat
Amerika Serikat dengan diagnosa Cardiovascular Disease (CVD)

Indonesia
Tahun 2008, prevalensi infark miokard pada wanita mencapai 4,12%
dan 7,6% pada pria, atau 5,29 secara keseluruhan
Tahun 2000 hanya 1,2%.
Depkes RI: prevalensi Penyakit Jantung Koroner (PJK) di Indonesia
semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Faktor risiko
Faktor risiko yang tidak dapat diubah Faktor risiko yang dapat diubah

Umur Merokok
jenis kelamin hiperlipidemia
riwayat penyakit dalam keluarga hipertensi
obesitas
DM
Patofisiologi
trombosis
dan agregasi Vasospasme
trombosit

erosi pada
Ruptur plak plak tanpa
patogenesis ruptur
Algorithm to risk stratify patients with unstable angina
based on ECG and repeated troponin measurements

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang:
-EKG
-Laboratorium (Enzim)
DIAGNOSIS
Kategori Gambaran

Serangan angina yang terjadi saat Kelas I Aktifitas sehari-hari seperti jalan kaki, berkebun, naik tangga 1-2
istirahat lantai dan lain-lainnya tidak menimbulkan nyeri dada. Nyeri dada

Durasi serangan mencapai 20 menit akan timbul bila latihan berat, bekerja cepat atau terburu-buru dan
berpergian.
Onset angina baru ccsc kelas iii atau iv
dalam waktu 4 minggu presentasi Kelas II Aktifitas sehari-hari agak terbatas, misalnya angina pektoris akan
timbul bila melakukan aktivitas lebih berat dari biasanya seperti
Peningkatan frekuensi dan intensitas berjalan kaki 2 blok, naik tangga lebih dari 1 lantai, dan berjalan
angina sebelumnya stabil untuk ccsc kelas
menanjak
iii atau iv
Kelas III Aktifitas sehari-hari nyata terbatas, angina pektoris timbul bila
Angina dalam waktu 6 minggu setelah
berjalan 1-2 blok, naik tangga lebih dari 1 lantai dengan kecepatan
infark miokard
biasa

Kelas IV Angina bisa timbul waktu istirahat sekalipun, hampir semua kegiatan
dapat menimbulkan angina, termasuk mandi dan menyapu.
Pemeriksaan penunjang

ST depresi treadmill gangguan faal ventrikel


inversi gelombang T sepeda ergometer kiri, adanya insufisiensi
elevasi segmen ST mitral dan abnormalitas
hambatan cabang ikatan gerakan dinding regional
his jantung, menandakan
prognosis kurang baik
tanpa perubahan segmen
ST dan gelombang T

EKG Uji latih ekokardiografi


Pemeriksaan penunjang (2)

Pembesaran jantung Troponin T


dapat menandakan Troponin I
adanya disfungsi pemeriksaan CK-MB
pada organ jantung
sebelumnya

Rontgen laboratorium
Thoraks
Tatalaksana medikamentosa (antiangina)

vasodilatasi pembuluh darah


Nitrat mengurangi preload dan afterloadmengurangi wall stress
dan kebutuhan oksigen (Oxygen demand)

menurunkan kebutuhan oksigen miokardium


-blocker penurunan denyut jantung dan daya kontraksi miokardium

Antagonis vasodilatasi koroner dan menurunkan tekanan darah


Golongan dihidropiridin: nifedipin, Golongan
kalsium nondihidropiridin: verapamil dan diltiazem.
Tatalaksana medikamentosa

Aspirin
Anti-agregasi Tienopiridin
Klopidogrel
trombosit Inhibitor GP IIb/IIIa

Unfractionated Heparin
Low Molecular Weight Heparin (LMWH)
Anti-trombin Direct Thrombin Inhibitors
pembedahan

Ventricular aneurysmectomy : rekonstruksi terhadap kerusakan


ventrikel kiri.
Coronary arteriotomy : memperbaiki langsung terhadap obstruksi
arteri koroner.
Internal thoracic mammary : revaskularisasi terhadap miokard.
Coronary artery baypass grafting (cabg) : hasilnya cukup
memuaskan dan aman yaitu 80%-90% dapat menyembuhkan
angina dan mortabilitas hanya 1 %.
Metode terbaru di samping pembedahan

Percutanecus
transluminal Percutaneous
coronary rotational coronary Laser angioplasty
angioplasty angioplasty (PCRA)
(PCTA)
Komplikasi
Infark miokardium
Aritmia
Gagal jantung
Stratifikasi rasio

Risiko rendah: tidak mempunyai angina sebelumnya, dan sudah tidak


ada serangan angina, sebelumnya tidak memakai obat anti angina dan
ECG normal atau tidak ada perubahan dari sebelumnya; enzim jantung
tidak meningkat termasuk troponin dan biasanya usia masih muda.
Risiko sedang: ada angina yang baru dan makin berat, didapatkan
angina pada waktu istirahat, tak ada perubahan segmen ST, dan enzim
jantung tidak meningkat.
Risiko tinggi bila pasien mempunyai angina waktu istirahat, angina
berlangsung lama, atau angina paska infark; sebelumnya sudah
mendapat terapi yang intensive, usia lanjut, didapatkan perubahan
segmen ST yang baru, didapatkan kenaikan troponin, dan ada
keadaan hemodinamik tidak stabil
THANK YOU ..

Anda mungkin juga menyukai