Kelenjar Prostat
Prostat merupakan kelenjar berbentuk konus terbalik yang dilapisi oleh kapsul
fibromuskuler, yang terletak disebelah inferior vesika urinaria, mengelilingi bagian
proksimal uretra (uretra pars prostatika) dan berada disebelah anterior rektum.
mempunyai kira kira panjang 3 cm dan lebar 4 cm, ia merupakan kelenjar aksesori
terbesar.
Kelenjar prostat terbagi menjadi 5 lobus, yaitu, lobus medius, lobus lateralis (2 lobus),
lobus anterior, dan lobus posterior.Selama perkembangannya lobus medius, lobus
anterior, lobus posterior akan menjadi satu dan disebut lobus medius saja
Pembagian prostat berdasarkan lobus adalah pembagian lama. Saat ini, lebih sering
digunakan pembagian prostat berdasarkan zona, karena lebih relevan terhadap
patologinya. Terdapat beberapa zona antara lain zona transisional, zona sentral, dan
zona perifer.
Histologi Kelenjar Prostat
Hiperplasia prostat jinak adalah suatu diagnosis histologik yang ditandai oleh proliferasi
elemen-elemen selular prostat, yang menyebabkan terjadinya obstruksi kronik saluran
kemih biasanya dialami laki-laki berusia diatas 50 tahun
EPIDEMIOLOGI
BPH adalah tumor jinak tersering pada pria. 20% pada pria berusia 41-50, 50% pada
pria berusia 51-60, dan lebih dari 90% pada pria di atas 80 tahun.
Faktor predisposisi yang mempengaruhi terjadinya
BPH
Penyakit Diabetes
Ras Mellitus
Kebiasaan minum-
minuman Obesitas
beralkohol
ETIOLOGI
Ketidakseimbangan
antara Estrogen - Pada usia tua , kadar testosterone estrogen tetap estrogen > testosterone.
Testosterone Estrogen sensitifitas reseptor androgen apoptosis
Hiperplasia Prostat
Obstruksi Iritasi
Hesistansi Frekuensi
Intermitensi Urgensi
Faal ginjal
Mencari kemungkinan adanya penyulit yang mengenai saluran kemih
bagian atas. Pengukuran kadar elektrolit, BUN, dan kreatinin berguna untuk menilai
fungsi ginjal dari pasien. Pasien dengan insufisiensi ginjal mempunyai risiko yang
tinggi mengalami komplikasi post-operasi setelah pembedahan BPH.
Watchful Waiting
Pilihan tanpa terapi ini ditujukan untuk pasien BPH dengan skor IPSS dibawah 7, yaitu
keluhan ringan yang tidak mengganggu aktivitas sehari-hari setiap 6 bulan pasien
diminta untuk kontrol mengenai keluhan yang dirasakan, skor IPSS, pemeriksaan laju
pancaran urin dan volume residu urin
Medikamentosa
Penghambat 5 reduktase
microwave thermotherapy
transurethral (TUMT)
Elektrovaporisasi
Sama dengan TURP namun memakai roller ball spesifik dengan mesin diatermi
yang cukup kuat untuk membuat vaporisasi kelenjar prostat. Untuk prostat yang
tidak terlalu besar, <50 gram.
PENATALAKSANAAN
Reseksi kelenjar prostat menggunakan cairan pembilas agar daerah yang akan direseksi tetap
terang dan tidak tertutup oleh darah. Cairan yang sering dipakai adalah H2O steril (aquades)
karena tidak menyebabkan hantaran listrik saat operasi
Transurethral Incision of the Prostate
(TUIP)
Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan dua insisi dengan pisau Collins pada
posisi jam 5 dan 7. Insisi diawali dari distal ke orificium uretra dan keluar melalui
verumontanum
hiperplasia prostat dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut:
Inkontinensia Paradoks
Batu Kandung Kemih
Hematuria
Sistitis
Pielonefritis
Retensi Urin Akut Atau Kronik
Refluks Vesiko-Ureter
Hidroureter
Hidronefrosis
Gagal Ginjal
PROGNOSIS
Prognosis tergantung dari derajat penyakit dan penatalaksanaan yang adekuat,
namun BPH adalah penyakit yang 90% ditemukan pada pria di atas 70 tahun,
sehingga kemungkinan untuk terjadi berulang lebih besar, kemungkinan tersebut
menurun jika telah dilakukan terapi berupa pembedahan.
KESIMPULAN
Tingkat kejadian Hiperplasia kelenjar prostat mempunyai angka yang
bermakna pada populasi pria lanjut usia. Dengan bertambah usia, ukuran kelenjar
dapat bertambah karena terjadi hiperplasia jaringan fibromuskuler dan struktur
epitel kelenjar (jaringan dalam kelenjar prostat). Gejala dari pembesaran prostat ini
terdiri dari gejala obstruksi dan gejala iritatif.Penatalaksanaan BPH berupa watchful
waiting, medikamentosa, terapi bedah konvensional, dan terapi minimal invasif.