Anda di halaman 1dari 20

FAULT TREE ANALYSIS

KESELAMATAN PABRIK KIMIA

KELOMPOK 6

I Gusti Agung Mas 231


Bunga Mega Putu 2315106010
Arfiani Intan 23151060
Theresia 231
FAULT TREE ANALYSIS ?

Fault Tree Analysis (FTA) adalah suatu teknik yang


digunakan untuk mengidentifikasi resiko yang
berperan terhadap terjadinya kegagalan.
Metode ini dilakukan dengan pendekatan yang
bersifat top down, yang diawali dengan asumsi
kegagalan atau kerugian dari kejadian puncak (Top
Event) kemudian merinci sebab-sebab suatu Top
Event sampai pada suatu kegagalan dasar (root
cause)
TUJUAN FTA

Untuk mengidentifikasi terjadinya suatu kegagalan dari berbagai


cara, baik dari faktor fisik maupun manusia, yang dapat mengarah
pada penyebab dari terjadinya kegagalan / kesalahan tersebut.
MANFAAT FTA

Dapat menentukan faktor penyebab yang kemungkinan besar


menimbulkan kegagalan.
Menemukan tahapan kejadian yang kemungkinan besar sebagai
penyebab kegagalan.
Menganalisa kemungkinan sumber-sumber resiko sebelum kegagalan
timbul
Menginvestigasi suatu kegagalan
SEBUAH FTA SECARA UMUM DILAKUKAN DALAM 5
TAHAPAN, YAITU:

1. Mendefinisikan problem dan kondisi batas (boundary


condition) dari sistem.
2. Pengkontruksian fault tree.
3. Mengidentifikasi minimal cut set atau minimal path set.
4. Analisa kualitatif dari fault tree.
5. Analisa kuantitatif fault tree.
DEFINISI PROBLEM DAN KONDISI BATAS
Penting kiranya untuk bahwa TOP event harus didefinisikan secara jelas dan tidak kabur
(unambiguous). Diskripsi dari TOP event seharusnya selalu memberikan jawaban
terhadap pertanyaan apa (what), dimana (where), dan kapan (when).
What
Mendiskripsikan tipe dari critical event yang sedang terjadi, sebagai contoh kebakaran
(fire).
Where
Mendiskripsikan dimana critical event terjadi, sebagai contoh critical event terjadi di
process oxidation reactor.
When
Mendiskripsikan dimana critical event terjadi, sebagai contoh critical event terjadi pada
saat pengoperasian normal.
PENGKONTRUKSIAN FAULT TREE.

Ada beberapa aturan yang harus dipenuhi dalam mengkonstruksi sebuah fault tree.
Berikut ini beberapa aturan yang dipakai untuk mengkonstruksi sebuah fault tree.
1. Diskripsikan fault event.
Masing-masing basic event harus didefiniskan secara teliti (apa, dimana, kapan) dalam
sebuah kotak.
2. Evaluasi fault event.
Seperti yang telah diuraikan materi sebelumnya, kegagalan komponen dikelompokkan
dalam tiga kelompok yaitu: primary failures, secondary failures, dan command faults.
3. Lengkapi semua gerbang logika.
Semua input ke gate tertentu harus didefiniskan dengan lengkap dan didiskripsikan
sebelum memproses gate lainnya. Fault tree harus diselesaikan pada masing-masing
level sebelum memulai level berikutnya.
MENGIDENTIFIKASI MINIMAL CUT SET ATAU MINIMAL PATH SET

Sebuah fault tree memberikan informasi yang berharga tentang berbagai


kombinasi dari fault event yang mengarah pada critical failure system.
Kombinasi dari berbagai fault event disebut dengan cut set. Pada terminologi
fault tree, sebuah cut set didefiniskan sebagai basic event yang bila terjadi
(secara simultan) akan mengakibatkan terjadinya TOP event. Sebuah cut set
dikatakan sebagai minimal cut set jika cut set tersebut tidak dapat direduksi
tanpa menghilangkan statusnya sebagai cut set.
Jumlah basic event yang berbeda di dalam sebuah minimal cut set disebut
dengan orde cut set. Untuk fault tree yang sederhana adalah mungkin untuk
mendapatkan minimal cut set dengan tanpa menggunakan prosedur
formal/algoritma. Untuk fault tree yang lebih besar, maka diperlukan sebuah
algoritma untuk mendapatkan minimal cut set pada fault tree.
EVALUASI KUALITATIF FAULT TREE

Evaluasi kualitatif dari sebuah fault tree dapat dilakukan berdasarkan minimal cut set.
Kekritisan dari sebuah cut set jelas tergantung pad jumlah basic event di dalam cut set
(orde dari cut set). Sebuah cut set dengan orde satu umumnya lebih kritis daripada
sebuah cut set dengan orde dua atau lebih. Jika sebuah fault tree memiliki cut set dengan
orde satu, maka TOP event akan terjadi sesaat setelah basic event yang bersangkutan
terjadi. Jika sebuah cut set memiliki dua basic event, kedua event ini harus terjadi secara
serentak agar TOP event dapat terjadi.
Kekritisan dari berbagai cut set dapat dirangking berdasarkan dari basic event berikut
ini:
Human error.
Kegagalan komponen/peralatan yang aktif (active equipment failure).
Kegagalan komponen/peralatan yang pasif (passive equipment failure).
Peringkat ini disusun berdasarkan asumsi bahwa human error lebih sering terjadi dari
pada komponen/peralatan yang aktif dan komponen/peralatan yang aktif lebih rentan
terhadapa kegagalan bila dibandingkan komponen/peralatan yang pasif.
SIMBOL-SIMBOL FTA
SIMBOL-SIMBOL FTA
Contoh
Sebuah coolant supply system yang terdiri dari sebuah constant speed pump, heat
exchnager, control valve, resservoir, perpipaan. Fungsi utama dari sistem ini adalah untuk
memberikan suplai pendingainan yang cukup terhadap peralatan utama. Konstruksi
sebuah fault tree untuk sistem ini dengan TOP event hilangnya aliran (coolant) minimum
ke heat exchanger.
ADVANTAGES OF FTA

Deals well with parallel, redundant or alternative


fault paths.

Searches for possible causes of an end effect which


may not have been foreseen.

The cut sets derived in FTA can give enormous


insight into various ways top event occurs.

Very useful tool for focused analysis where analysis


is required for one or two major outcomes.
16
DISADVANTAGES OF FTA

Requires a separate fault tree for each top event and


makes it difficult to analyze complex systems.

Fault trees developed by different individuals are usually


different in structure, producing different cut set elements
and results.

The same event may appear in different parts of the tree,


leading to some initial confusion.

17
APPLICATIONS

Used in the field of safety engineering and Reliability


engineering to determine the probability of a safety accident
or a particular system level failure.
Aerospace Engineering.

18
KESIMPULAN

Secara umum metode fault tree analysis adalah sebuah metode


menyelesaikan kasus apabila terjadi sesuatu kegagalan atau hal yang tidak
diinginkan dengan mencari akar-akar permasalahan. Basic Events yang
muncul dan diuraikan dari setiap indikasi kejadian puncak (Top Event).
Metode ini dapat dikembangkan secara lanjut dengan metode
probabilitas dari setiap akar permasalahan dan dihitung berapa persen
kemungkinan pengaruh Basic Event terhadap Top Event
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai