Anda di halaman 1dari 34

Nida Chofiya Nazia

XI MIA 3
Sistem Imunitas

Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah suatu sistem dalam tubuh
yang terdiri dari sel-sel serta produk zat-zat yang dihasilkan yang bekerja sama
secara kolektif dan terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-
kuman penyakit atau racunnya, yang masuk ke dalam tubuh
Mekanisme Pertahanan Tubuh

Mekanisme pertahanan nonspesifik

adalah respon imun yang timbul terhadap jaringan tubuh yang rusak atau
terluka dan bukan terhadap penyebab kerusakan itu sendiri. Mekanisme
nonspesifik mencakup:
a. Pertahanan fisik rintangan fisik
kulit, membran mukosa yang melapisi saluran, sel-sel epitel bersilia
pertahanan terdepan.

b. Pertahanan Biokimia
Kelenjar minyak, keringat , getah lambung, getah usus, air mata dan getah
mukosa lain = bahan kimia merubah pH = bahan kimia membatasi
pertumbuhan patogen
C. Pertahanan seluler

Pertahanan lapis ke dua
Tergantung proses fagositosis oleh neutrofil, monosit, eosinofil
1) Neutrofil (60-70% dari leukosit)
Sel yang dihancurkan mikroba, mengirim sinyal kimiawi menarik neutrofil keluar dari
darah memasuki jaringan terinfeksi menelan dan menghancurkan mikroba.
Neutrofil berumur pendek cenderung merusak diri sendiri.
2) Monosit (5% dari leukosit)
sebentar di dalam darah jaringan berubah menjadi makrofag dengan psedopodium
menjulur dan menempel ke polisakarida permukaan kuman dan menelan
dihancurkan dengan lisozim
Makrofag ada yang bermigrasi ke seluruh tubuh.
Ada yang permanen dalam jaringan makrofag alveoli paru, sel mesoglea ginjal, sel
Kuffer hati, sel mikroglia otak, sel histiosit jaringan ikat.
Mekanisme Fagositosis

a. Makrofag menjulurkan pseudopodia ke bakteri penginfeksi
b. Bakteri terperangkap oleh pseudopodia, dihancurkan oleh enzim lisozim
c. Proses fagositosis
3) Eosinofil (1.5% dari leukosit)


Memfagosit patogen berukuran besar cacing, protozoa
Mampu menghasilkan enzim perusak granula sitoplasma parasit

Pada pertahanan alamiah (NONSPESIFIK), selain sel-sel fagosit ada juga sel pembunuh
alami (Natural Killer Cell), yang meliputi limfosit granula besar, fungsi utamanya
merusak sel tubuh yang diserang virus dan sel tumor.
D. Pertahanan Humoral

Pertahanan oleh bahan yang terdapat di dalam sirkulasi darah
Meliputi :Komplemen, interferon, CRP (C Reactive Protein), kolektin, lisozim
1) Komplemen
Diproduksi hepatosit(sel hati) dan monosit
Terdiri atas beberapa protein, bila diaktifkan memberikan proteksi terhadap infeksi dan berperan dlm
respon inflamasi.
Fungsi komplemen :
a. Menghancurkan membran sel bakteri
b. Faktor kemotatik yg menggerakkan makrofag ke tempat bakteri
c. Mengikat permukaan bakteri yang memudahkan makrofag untuk mengenal dan memakannya
2). Interferon = anti virus.
Dapat menginduksi sel-sel di sekitar sel yg terinfeksi virus resisten
Sitokin yg berupa glikoprotein, diproduksi makrofag aktif, sel pembunuh alami, berbagai sel tubuh yang
mengandung nukleus respon terhadap infeksi virus.
3). C- Reaktive Protein (CRP)
Protein yang kadarnya dalam darah akan meningkat bila tjd infeksi akut respon pertahanan non spesifik.
Mekanisme interferon melawan virus

a. Virus menginfeksi sel b. Gen interferon di dalam sel teraktifkan
c. Sel membuat interferon d. Interferon memasuki sel tetangga yang sehat
e. Interferon menstimulasi sel tetangga memproduksi protein anti viral

Translate:
Sel sinyal tetangga yang tidak terinfeksi untuk
menghancurkan RNA dan untuk mengurangi
sintesis protein.
sinyal tetangga yang terinfeksi sel-sel untuk
mengalami poptosis.
mengaktifkan sel-sel imun.
4). Kolektin
Protein mengikat hidrat arang pada permukaan kuman
5). Lisozim
Protein lizosom dalam ludah, air mata, sekresi mukosa dapat melisis sel mikroba.
e. Respon Peradangan
Kerusakan jaringan ( luka kecelakaan, operasi, transplantasi, infeksi) jalan masuk
kuman memicu peradangan terlokalisir.
Di daerah luka arteriole prakapiler = berdilatasi, venule pasca kapiler menyempit
pembesaran kapiler darah bocor ke jaringan bengkak memerah sekitar luka.
Resmon peradangan dimulai sinyal kimiawi (senyawa kimia, benda asing, atau
histamin)
Histamin = dihasilkan tubuh sebagai respon kerusakan jaringan basofil
Histamin merangsang pembesaran dan peningkatan permeabilitas kapiler
perlukaan,
Leukosit dan sel jaringan yang rusak mengeluarkan prostalgandin
meningkatkan aliran darah ke jaringan yg luka mempercepat pengiriman dan
penyerapan zat.
Misal ion Ca mempercepat pembekuan darah luka tertutup , menghambat
penyebaran mikroba.
Peningkatan aliran dan permeabilitas lokal peningkatan migrasi sel fagositik
dimulai 1 jam setelah sebelum diperantarai kemokin
Fagositosis dimulai neutrofil diikuti monosit yang akan berkembang menjadi
makrofag jaringan.
Makrofag fagositosis terhadap patogen
Neutrofil dan jaringan rusak melisis menjadi nanah.
Proses pembekuan darah

Respon Peradangan

Bila luka menyebar (sistemik) sel-sel yg rusak mengeluarkan sinyal berupa zat
kimia melepas neutrofil lebih banyak dari sumsum tulang belakang jumlah
dalam darah meningkat beberapa jam dari peradangan awal.
Respon sistemik lain demam. Toksin patogen merangsang timbulnya
demam
Leukosit lain menghasilkan pirogen termostat tubuh.
Suhu tubuh yang tinggi :
a. menghambat kerja enzim metabolit.
b. menghambat pertumbuhan beberapa mikroba
c. memudahkan fagositosis meningkatkan reaksi kimia tubuh meningkatkan
perbaikan luka.
Mekanisme pertahanan spesifik

adalah melindungi tubuh dari patogen dan memastikan pertahanan tubuh
tidak berbalik melawan jaringan tubuh itu sendiri. Mekanisme spesifik
mencakup kekebalan tubuh terhadap penyakit (imunitas). Terdapat dua jenis
imunitas yaitu imunitas aktif dan pasif.
Pertahanan tubuh yang mampu mengenali benda asing oleh tubuh dengan
respon sensitasi sel-sel imum.
Sensitasi penyebab sel atau organisme menjadi lebih aktif.
terhadap antigen.
Antigen zat yang dpt menstimuli sel limfosit B memproduksi protein
antibodi.
Antibodi hanya dapat mengenali antigen yang pernah masuk ke tubuh
pertahanan spesifik.
Dilakukan oleh leukosit jenis limfosit berasal dari pluripoten sumsum tl.
belakangatau hati janin.
Awalnya limfosit serupa berkembang limfosit T dan limfosit B
Perkembangan limpfosit menjadi sel T dan sel B.
Limfosit dari sumsum tulang pindah ke timus sel T
pertahanan seluler
Limfosit tidak pindah sel B pertahanan humoral.

Sel B dan sel T mengenali antigen krn


reseptor antigen yang terikat pada membran selnya.
Reseptor sel B protein transmembran (antibodi
membran)
Reseptor sel T strukturnya sama dengan protein
transmembran.
Sel T dan sel B memiliki 100.000 reseptor
spesifikasi sama persis.
Mula-mula limfosit dibentuk sangat beragam kontak
dg antigen membentuk reseptor dg spesifikasi khusus
mampu merespon bermacam-macam antigen
a. Proses pembentukkan limfosit

a.Limfosit terseleksi sel B dan sel T memiliki reseptor
mampu berinteraksi dg antigen
b.Limfosit berdeferensiasi membelah menjadi dua klon ( sel
efektor berumur pendek dan sel memori berumur panjang)
c.Perbanyakan dan defernsiasi ( saat terinfeksi antigen = respon
kekebalan primer) perlu waktu 10 17 hr, bg limfosit terseleksi
untuk membangkitkan respon sel efektor pada awal tubuh terinfeksi
antigen
d.Sel B dan sel T terseleksi membangkitkan sel efektor B dan sel T
e.Sel efektor B membentuk sel plasma menghasilkan antibodi.
Saat sel efektor B aktif individu sakit, gejala hilang ketika sel T
membersihkan antigen dari tubuh
f.Bila tubuh terinfeksi lagi respon lebih cepat disebut respons
kekebalan sekunder.
g.Jumlah antibodi lebih banyak, afinitas terhadap gen lebih besar.
h.Kemampuan membangkitkan kekebalan sekun-der dasar
mekanisme memori imunologi
b.Penanda Permukaan sel

Sel T memiliki interaksi dg sekelompok molekul asli yg tersusun dr glikoprotein
permukaan sel = kompleks histokompabilitas mayor = mayor histocompability (MHC),
pada manusia Human Leucosit antigen.
MHC ada dua macam : MHC kelas I = pada sel-sel tak berinti, MHC kelas II = khusus sel-
sel kekebalan makrofag, sel B, sel T yg telah diaktifkan, sel tymus.
MHC berfungsi mengirim antigen ke sel T
Sel T ada dua jenis : sel T sitotoksik (Tc), sel helper (Th) masing-masing membuat
kontak spisifik dg molekul MHC pada permukaan sel tubuh.
Sel Tc reseptor terikat fragmen antigen yg dikirim MHC kelas I
Sel Th reseptor terikat fragmen antigen yg dikirim MHC kelas II
MHC + fragmen antigen kompleks MHC-antigen dpt dikenali reseptor antigen
spesifik sel T.
Makrofag berinteraksi dg antigen MHC kelas II agar dikenali oleh sel Tc.
Antigen akan dihancurkan set T dengan bantuan sel Th.
c. Sistem pertahanan Humoral

Melibatkan sel B yg berasal dari sel asal multipoten di ss.tl. belakang.


Sel B bertemu benda asing berproliferasi, berdiferensiasi, berkembang plasma --. Membentuk
antibodi.
Antibodi pertahanan tubuh dari infeksi ekstraseluler, virus, bakteri, dan toksinnya.
Sel B penghasil antibodi pp> peredaran darah dan limfa.

c. Sistem Pertahanan seluler

Yg berperan sel T (Tc dan Th) pertahanan mikroba intraseluler.


Sel terinfeksi antigen makrofag menelan dan menghancurkan antigen.
MHC kelas II yg disintesis bergerak menuju ke permukaan makrofag dan mengikat protein antigen.
Protein Antigen dikenali oleh sel Th dengan perantaraan CD4 (protein permukaan sel Th).
Sel Th teraktifasi mensekresikan sitokin, untuk mengaktifkan limfosit lain.
Contoh sitokin IL-II (interleukin-II) mengaktifkan sel B untuk kontak dengan antigen
berdiferensiasi menjadi sel plasma mensekresikan antibodi.
IL-II juga membantu sel T sitotoksik menghancurkan antigen
Antigen (imunogen)

Antigen adalah suatu substansi kimia (protein makromolekul dan polisakarida) yang
mampun merangsang sistem imun (kekebalan) baik secara selular maupun humoral
untuk menimbulkan respon spesifik. Respon berupa produksi limfosit Dn protein
spesifik yang biasa disebut antibodi. Ikatan antibodi yang terlibat dengan molekul
antigen disebut determinan antigen (epitop). Contoh antigen adalah bagian luar kapsul
atau dinding sel bakteri. Antigen disebut juga sebagai imunogen.
Antigen mempunyai dua ciri penting, yaitu sebagai berikut:
a. Imunogenitas, yaitu kemampuan untuk memicu perbanyakan antibodi dan limfosit
spesifik.
b. Reaktivitas, yaitu kemampuan untuk bereaksi dengan limfosit yang teraktivasi dan
antibodi yang dilepaskan oleh reaksi kekebalan.
Pengikatan antigen oleh aintibodi

Antigen dapat dibedakan menurut sifat kimianya :


1). Polisakarida : hidrat arang dan glikoprotein umumnya permukaan
mikroba
2). Lipid : tidak imunogenik, bila diikat protein pembawa mjd
imunogenik
3). Asam nukleat : tdk imunogenik, bila diikat protein pembawa
imunogenik.
4). Protein : umumnya imunogenik.
Antibodi (Imunoglobulin (Ig)

Antibodi adalah protein globulin khusus yang dibentuk sebagai respon
terhadap suatu antigen dan secara spesifik mengadakan reaksi dengan antigen
tersebut. Terdapat lima jenis antibodi, yaitu lg M, lg G, lg E, lg A, lg D.
Imunoglobulin (Ig)

Ada 5 kelas:
Ig M: berperan sbg reseptor permukaan sel B & disekresi pd tahap awal respons sel
plasma
Ig G: Ig terbanyak di tubuh dan darah, diproduksi jika tubuh berespons thd
antigen yg sama
Ig M & IgG berperan jika tjd invasi bakteri & virus serta aktivasi komplemen
Ig E: melindungi tubuh dr infeksi parasit & mrp mediator pd reaksi alergi;
melepaskan histamin dari basofil & sel mast
Ig A: ditemukan pd sekresi sistem perncernaan, pernapasan, & perkemihan (cth:
pd airmata & ASI)
Ig D: terdapat pada banyak permukaan sel B; mengenali antigen pd sel B
Respon Tubuh terhadap Antigen

Respon tubuh terhadap antigen dibagi menjadi dua yaitu:
- imunitas humoral, melibatkan antibodi dan berperan menghadapi antigen
yang bersifat larut.
- imunitas selular, melibatkan sel-sel limfosit dan berperan menghadapi
antigen yang terdapat pada permukaan sel.
- Contoh: sel tumor, parasit, dll
Gangguan pada sistem kekebalan

1. Alergi, seseorang mengalami alergi jika tubuhnya bereaksi dan
menghasilkan antibodi terhadap suatu antigen yang disebut alergen.
Alergen dapat masuk tubuh melalui makanan, udara, sengatan hewan,dll.
Reaksi antara alergen dan antibodi mengaktifkan berbagai sel untuk
melepaskan protaglandin dan histamin yang menimbulkan gejala alergi.
Diameter dan permeabilitas pembuluh darah meningkat sehingga
menimbulkan pembengkakan, peningkatan sekresi lendir, penyumbatan
hidung, dan kontraksi otot polos pada saluran pernapasan sehingga
menimbulkan sesak napas. Alergi diobati dengan antihistamin yang
menghambat pelepasan histamin.
2. Autoimun, dalam kondisi normal
sistem imunitas tidak bereaksi dengan
jaringan tubuhnya sendiri. Akan tetapi
kemampuan sistem imun untuk
mengenali jaringannya sendiri dapat
mengalami kerusakan sehingga
menyerang jaringan tubuhnya sendiri.
Contoh: tiroiditis, demam rematik, dan
lupus.
3. Penyakit defisiensi imun, jenis penyakit ini adalah AIDS. Penularan AIDS
terutama terjadi lewat hubungan seks. Virusnya adalah HIV (Human
Immunodeficiency Virus). HIV menginfeksi makrofag dan limfosit-T. Dari
saat terinfeksi sampai timbul gejala AIDS memakan waktu sampai 10 tahun.
Pencegahan AIDS paling efektif adalah melalui pendidikan.

Anatomi Virus HIV


Penerapan sistem Pertahanan Tubuh

1. Antibodi Monoklonal
Usaha manusia dengan teknik
hibridoma/rekayasa genetika satu klon atau
satu jenis antibodi.

a. Antigen disuntikkan ke seekor tikus


b. Tubuh tikus membentuk antibodi thdp antigen
c. Sel plasma yang dibentuk sel B diambil intinya
dikawinkan dengan sel embrional
d. sel akan berproliferasi membentuk sel sel baru
yang menghasilkan antibodi yang diharapkan.
Antibodimonoklonal dpt digunakan sebagai obat
penyembuh berbagai penyakit sesuai jenis
penyakitnya
2. Produksi Interferon secara Rekayasa Genetika
dapat diproduksi secara invitro.
dapat digunakan sebagai antivirus
3. Proses Pembuatan Vaksin
Dilakukan dengan mengambil bagian tubuh atau produk patogen
sebagai antigen seseorang merangsang Pembentukan antibodi.

Anda mungkin juga menyukai