Anda di halaman 1dari 33

Sambungan 2

6.1.2. Net Present Value (NPV)

Merupakan nilai dari proyek yang bersangkutan yang diperoleh


berdasarkan selisih antara cash flow yang dihasilkan terhadap
investasi yang dikeluarkan.
NPV > 0 (nol) usaha/proyek layak (feasible) untuk
dilaksanakan.
NPV < 0 (nol) usaha/proyek tidak layak (feasible) untuk
dilaksanakan.
NPV = 0 (nol) usaha/proyek berada dalam keadaan
BEP dimana
TR=TC dalam bentuk present value.
Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan
biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan
benefit dari proyek yang direncanakan.
Langkah menghitung NPV:
(1) Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas,
termasuk arus masuk dan arus keluar, yang
didiskontokan pada biaya modal proyek,
(2)Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini,
hasil ini didefinisikan sebagai NPV proyek,
(3)Jika NPV adalah positif, maka proyek harus
diterima, sementara jika NPV adalah negatif,
maka proyek itu harus ditolak. Jika dua
proyek dengan NPV positif adalah mutually
exclusive, maka salah satu dengan nilai NPV
terbesar harus dipilih .
NPV = PW investasi
Catatan:
Present worth mempunyai ciri-ciri yang
membuat cocok sebagai
dasar untuk membandingkan alternatif:
PW mempertimbangkan time value of
money menurut nilai i yang dipilih
PW memusatkan pada nilai ekuivalen cash
flow dalam suatu indeks tunggal pada titik
waktu t = 0
Nilai unique tunggal PW tergantung pada
tiap-tiap tingkat suatu bunga yang
digunakan dan tidak tergantung pada pola
cash flownya
Contoh kasus
Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan peralatan baru seharga
Rp. 30.000.000. Dengan peralatan baru akan diperoleh penghematan
sebesar Rp. 1.000.000 per tahun selama 8 tahun. Pada akhir tahun ke-8,
peralatan itu memiliki nilai jual Rp. 40.000.000. Jika tingkat suku bunga
12% per tahun dan digunakan present worth analysis, apakah pembelian
peralatan baru tersebut menguntungkan?

Penyelesaian:
NPV = 40000000(P/F,12%,8)+ 1000000(P/A,12%,8) 30000000
NPV = 40000000(0,40388) + 1000000(4,96764) 30000000
= -8.877.160
Oleh karena NPV yang diperoleh < 0 maka pembelian peralatan baru
tersebut tidak menguntungkan.

Catatan: Biasanya bentuk NPV akan seperti ini = F (P/F, i%, n) jika yang diubah dari nilai yang
akan datang future jika yang akan diubah dari merupakan pengeluaran atau pendapatan yang
akan diterima setiap tahunnya, untuk mengubah ke present akan seperti ini = A(P/A, i%, n).
Contoh kasus 2:
Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk
meningkatkan pendapatan tahunannya. Dua alternatif
mesin dengan usia pakai masing-masing 8 tahun
ditawarkan kepada perusahaan:

Keuntunga Nilai Sisa


n per di Akhir
Harga Beli
Mesin
(Rp.)
Tahun Usia Pakai
(Rp.) (Rp.)

X 2500000 750000 1000000

Y 3500000 900000 1500000


Menggunakan tingkat suku bunga 15% per tahun, tentukan
mesin
yang seharusnya dibeli.
Penyelesaian:
Mesin X:
NPV X = 750000(P/A,15%,8) + 1000000(P/F,15%,8)
2500000
NPV X = 750000(4,48732) + 1000000(0,32690)
2500000
NPV X = 1192390

Mesin Y
NPV Y = 900000(P/A,15%,8) + 1500000(P/F,15%,8)
3500000
NPV Y = 900000(4,48732) + 1500000(0,32690)
3500000
Y = 1028938
Kesimpulan : Pilih mesin X
Kriteria pengambilan keputusan
Payback priode
Internal Rate of Return
(IRR) Internal Rate of
Return (IRR) adalah metode
perhitungan investasi dengan
menghitung tingkat bunga
yang menyamakan nilai
sekarang investasi dengan
nilai sekarang dari
penerimaan-penerimaan kas
bersih dimasa datang.
Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan
NPV = 0 (nol).
Jika IRR > SOCC maka proyek dikatakan layak
IRR = SOCC berarti proyek pada BEP
IRR < SOCC dikatakan bahwa proyek tidak layak.

Untuk menentukan besarnya nilai IRR harus dihitung dulu


NPV1 dan NPV2 dengan cara coba-coba. Jika NPV1 bernilai
positif maka discount factor kedua harus lebih besar dari
SOCC, dan sebaliknya.

Dari percobaan tersebut maka IRR berada antara nilai NPV


positif dan NPV negatif yaitu
NPV1 pada NPV = 0.
IRR i1 i2 i1
( NPV1 NPV 2 )
Rumus:

dimana: i1 = tingkat discount rate yang menghasilkan 16


NPV
Rumus menghitung IRR disajikan sebagai berikut:

1. Hitung net present value (NPV) pada tingkat biaya


modal (cost of capital), ditunjukkan dengan r1.
2. Lihat apakah net present value (NPV) positif atau
negatif
Jika net present value (NPV) positif, gunakan tingkat bunga
yang lebih tinggi (r2) dari r1.
Jika net present value (NPV) negatif, gunakan tingkat bunga
yang lebih rendah (r2) dari r1.
IRR yang tepat dengan net present value sama dengan nol,
terkadang terletak di antara kedua rate tersebut.
4. Hitung net present value (NPV) dengan menggunakan
r2.
5. Lakukan interpolasi untuk memperoleh IRR yang tepat.
Contoh. Suatu proyek dengan biaya sebesar $100.000 diharapkan akan
menghasilkan cash inflow berikut ini.

Tahun 1 = $50.000
Tahun 2 = $30.000
Tahun 3 = $20.000
Tahun 4 = $40.000
Dengan menggunakan metode trial dan
error, perhitungan IRR sebagai berikut:
Tingkat Present Tingkat Present
Tahun
Bunga 16% Value Bunga 18% Value
1 0,862 $43.100 0,847 $42.350
2 0,743 $22.290 0,718 $21.540
3 0,641 $12.280 0,609 $12.180
4 0,552 $22.080 0,516 $20.640
$100.29
$96.710
0
- -
Investasi $100.00 $100.00
0 0
Net
Present $290 -$3.290
Value

Catatan: IRR dari proyek ini adalah sedikit lebih


tinggi dari 16% karena pada tingkat bunga
tersebut, net present value dari investasi yang
dilakukan kurang lebih sama dengan nol.
Kasus 2 : IRR dihitung pertama-tama dengan
menggunakan suatu faktor (yang kebetulan
sama dengan Payback period ) lalu mencari
rate of return-nya dalam tabel present value
of an annuity of $1.(Lihat tabel di bawah ini)s
Contoh 2. Asumsikan bahwa $100.000 diinvestasikan
berdasarkan suatu
proposal yang akan menghasilkan aliran kas masuk tahunan
(annual cash
inflow) sebesar $15.000 selama 20 tahun.
Maka,
$100.000 : $15.000 = 6,6667

Lihat tabel di atas. Cari angka 20 tahun dan temukan faktor


yang paling
mendekati 6,6667 yaitu 6,6231 dalam kolom 14%.

Contoh 3. Asumsikan investasi berikut ini.


Investasi awal = $12.950
Perkiraan umur investasi = 10 tahun
Annual cash inflow = $3.000
Biaya modal (cost of capital) = 12%
Rumus IRR, termasuk interpolasi untuk mencapai tingkat bunga
yang tepat adalah:
Present value of annuity factor = $12.950 : $3.000 = 4,317
Catatan: Nilai 4,317 terletak diantara 18% dan
20% dalam baris 10 tahun dari tabel di atas.
Dengan menggunakan interpolasi:

18% 4,494 4,494


IRR 4,317
20% 4,192
0,302 0,177

Maka,
IRR = 18% + (0,177:0,302) x (20%-18%)
= 18% + 0,586 (2%)
= 18% +1,17%
= 19,17%
Karena internal rate of return (19,17%) lebih besar
dari cost of capital (12%), analisis ini menyimpulkan
bahwa proyek tersebut sebaiknya diterima.
Profitability Index (PI)

Profitability Index menghitung nilai tunai arus


kas masuk bersih dibagi nilai tunai investasi.
Jika nilainya lebih besar dari 1, maka proyek
investasi tersebut dianggap layak, dan
sebaliknya.
Metode ini menghitung perbandingan antara
nilai arus kas bersih yang akan datang dengan
nilai investasi yang sekarang.
Profitability Index harus lebih besar dari 1 baru
dikatakan layak. Semakin besar PI, investasi
semakin layak.
Contoh:

Sebuah proyek investasi tambang membuka


lahan baru membutuhkan
investasi
awal Rp400.000.000 dan mampu
menghasilkan arus kas bersih
Rp500.00.000 per bulan,
berapakah indeks profitabilitasnya?
IP = 500.000,00/400.000,00
= 1,25
berikut :
a. Memperhitungkan nilai waktu dari pada
uang (time value of money)
b. Menentukan terlebih dahulu tingkat
bunga yang akan digunakan
c. Konsisten dengan tujuan perusahaan,
yaitu memaksimalkan kekayaan
pemegang saham.

Kelemahan dari metode PI, sebagai berikut :


Dapat memberikan panduan dan pilihan yang
salah pada proyek- proyek yang mutually
exsclusive yang memiliki unsur ekonomis dan
skala yang berbeda.
Accounting Rate Of
Accounting Rate Of Return (ARR) menghitung
rata-rata laba bersih (earning
Return (ARR)
after tax) dari suatu proyek dibagi nilai tunai
investasi.

Jika hasil lebih besar daripada biaya modal


proyek, maka dianggap proyek
tersebut layak dan begitupula sebaliknya.

Metode ARR ini mengukur profitabilitas suatu


investasi dari segi akuntansi
konvensional. Metode ini menggunakan dasar
laba akuntansi. Caranya
dengan mambagi EAT (Earning After Tax)
dengan initial investment, baik
total investment maupun average
investment.
Contoh :
Proyek butuh dana 280.000.000, umur 3
tahun, nilai sisa 40.000.000. Laba
setelah pajak 3 tahun berturut-turut. Tahun
ke-1 40.000.000, tahun ke-2
50.000.000 dan tahun ke-3 30.000.000

Jawab:
(40.000.000+ 50.000.000 +
30.000.000 ) : 3
ARR = ____________________________________
x 100%
( 280.000.000 + 40.000.000 ) / 2
= 40.000.000/ 160.000.000
= 0,25
ARR = 25%
berikut :
a. Mudah menghitungnya
b. Informasi yang diperlukan biasanya
tersedia

Kelemahan dari metode ARR, sebagai


berikut :
a. Mengabaikan nilai waktu uang
b. Hanya menitikberatkan masalah
akuntansi, kurang
memperhatikan aliran kas
c. pendekatan jangka pendek , angka
rata-rata menyesatkan
d. Kurang memperhatikan lamanya
jangka waktu investasi

Anda mungkin juga menyukai