Anda di halaman 1dari 14

P5

Memimpin Perubahan
Dosen: Bayu P. Soedargo, S.Sos, M.M.

bayusoedargo@gmail.com
Perubahan kelas kelompok 1
Kebanyakan perubahan dilakukan dengan pendekatan
organization in di mana dilakukan perubahan organisasi lebih
dahulu, kemudian diikuti dengan perubahan individual.

Pengalaman justru menunjukkan kesimpulan sebaliknya.


Keberhasilan perubahan dimulai dengan mengubah individual
lebih dahulu, kemudian perubahan organisasi akan mengikuti.

Pendekatan individual out secara strategis mengubah


organisasi dengan terlebih dahulu mengubah individual (Black
dan Gregersen, 2003: 2)
Perubahan individu dimulai dari adanya kesadaran bawa pada
dasarnya setiap orang di dalam benaknya telah memiliki peta
mental, tentang bagaimana mereka melihat organisasi dan
pekerjaan mereka.

Peta mental tersebut mengarahkan perilaku orang dalam


kehidupan organisasi. Jika seorang pemimpin perubahan tidak
mampu mengubah peta mental individu tersebut, mereka tidak
akan dapat mengubah tujuan organisasi.

Dengan demikian, keberhasilan suatu perubahan strategis perlu


fokus pada individu dengan melakukan penggambaran ulang
peta mental mereka. Oleh karena itu seorang pemimpin
perubahan strategis harus mampu menjadi map maker atau
pembuat peta yang efektif.
Memimpin perubahan strategis harus bersedia menghadapi
tantangan dan hambatan serta mempu menerobos inovasi,
melakukan pertumbuhan dan memiliki taktik dalam menentukan
perubahan :

1.Tantangan
Perubahan strategis akan selalu dan tetap sulit sampai dapat
digali semakin dalam untuk menemukan dasarnya. Semakin
cepat pemimpin memaksakan perubahan, maka akan semakin
besar gelombang tekanan resistensi terhadap perubahan
sehingga membentuk rintangan kuat untuk sukses.

Pembuat peta perubahan harus memahami, memecahkan dan


menggambar ulang peta mental individu satu per satu, orang
per orang.
2. Hambatan
Penyebab kegagalan perubahan (Black dan Gregersen,
2003: 6) adalah :

a. Karena kegagalan melihat akan adanya perubahan


b. Walaupun dappat melihat perlunya perubahan, tetapi
sering gagal untuk bergerak untuk melakukan
perubahan
c. Walaupun mampu melihat perlunya perubahan dan
dapat bergerak melakukan perubahan, tetapi gagal
untuk menyelesaikan perubahan.
3. Menerobos Inovasi dan Pertumbuhan
Orang sering lupa bahwa suatu keberhasilan pada dasarnya
menjadi awal kegagalan. Setiap perubahan penting berakar dari
keberhasilan sebelumnya. Kebutuhan akan perubahan lahir dari
keberhasilan sebelumnya. Keberhasilan adalah merupakan
ukuran tentang melakukan sesuatu yg benar dan melakukan
sesutu dengan baik (Black dan Gregersen, 2003: 11)

4. Taktik menentukan perubahan (Black dan Gregersen, 2003: 178)


a. Anticipatory Change (Perubahan Antisipatif)
b. Reactive Change (Perubahan Reaktif)
Reaksi thd tanda-tanda bahwa akan terjadi perubahan
c. Crisis Change (Perubahan Krisis)
Tanda-tanda untuk perubahan sudah sedemikian besar dan
intensif
Perubahan fundamental merupakan perubahan mendasar,
perubahan yg menyangkut prinsip-prinsip sehingga akan
mempunyai dampak yg sangat besar dan luas thd organisasi.
Untuk memimpin perubahan secara efektif, Hussey (2000: 69-83)
menyarankan pendekatan EASIER sebagai berikut :

1.Envisioning (Memimpikan)
Visi merupakan impian seorang pemimpin yg dapat mencakup
besaran dan lingkup kegiatan, kekuatan ekonomi, hubungan
dengan pelanggan dan budaya internal organisasi.
Mendefinisikan visi dgn jelas merupakan elemen penting
dalam kepemimpinan perubahan. Agar tidak terjadi berbagai
variasi interpretasi di berbagai tingkatan organisasi.
Langkah pertama yg harus dilakukan seorang pemimpin
perubahan adalah merumuskan gambaran organisasi di masa
depan yg ingin dicapai.
2. Activating (Mengaktifkan)
Dalam konteks ini mengandung makna suatu tugas untuk
memastikan bahwa orang lain di dalam organisasi memahami,
mendukung dan bahkan membagikan visi.

Visi tidak akan dapat dipahami sampai dikomunikasikan, dan


tidak dapat dikomunikasikan sampai didefinisikan dengan cara
yg masuk akal.

Kuncinya :

KOMITMEN VISI
3. Supporting (Mendukung)

Kepemimpinan yg baik bukan sekadar memberitahu orang


tentang apa yg harus dilakukan. Akan tetapi, lebih pada
memberikan inspirasi kepada mereka untuk melakukan lebih
baik daripada yg mungkin mereka capai dan memberikan
dukungan moral yg memungkinkan hal tersebut terjadi.

Sambil memberikan dukungan membantu bawahan mencapai


tujuan baru, pemimpin harus dapat mengenal masalah yg
dihadapi orang, tanpa pernah ragu bahwa orang tersebut
akan berhasil
4. Implementing (Melaksanakan)
Langkah implementasi adalah tentang rencana rinci dan jadwal yg
harus diselesaikan untuk menjadikan visi menjadi kenyataan.
Langkah-langkahnya :
1) Memastikan semua konsekuensi perubahan dpt dimengerti
2) Mengidentifikasi semua tindakan yg harus dilakukan
3) Membagikan tanggung jawab utk berbagai tindakan yg harus
dilakukan
4) Membangun prioritas berbagai tindakan
5) Mengusahakan anggaran yg dibutuhkan untuk menjamin rencana
pelaksanaan
6) Menetapkan tim dan struktur yg diperlukan untuk implementasi
rencana
7) Membagikan hak SDM terhadap tugas
8) Menetapkan tujuan untuk program perubahan
9) Mempertimbangkan kebijakan yg diperlukan agar implementasi
dapat berjalan
5. Ensuring (Memastikan)
Ensuring bersifat memastikan bahwa implementasi telah dilakukan
sesuai dengan rencana,dan apabila terdapat deviasi, apakah telah
dilakukan koreksi sebagaimana seharusnya.
Ensuring juga memastikan apakah hasil yg diinginkan telah dapat
dicapai.

6. Recognizing (Mengenal)
Memberikan pengakuan kepada mereka yg terlibat dalam proses
perubahan. Pengakuan dapat bersifat positif atau negatif dan harus
digunakan untuk memperkuat perubahan dan memastikan bahwa
hambatan terhadap kemajuan disingkirkan.

Seorang pemimpin perubahan fundamental, agar berhasil


mencapai tujuan perubahan, perlu menjalankan proses perubahan
secara bertahap EASIER.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai