Anda di halaman 1dari 3

1.

Bank yang ingin memiliki rating yang bagus dengan membuat sebuah kridibilitas yang
bagus dengan cara memberikan pinjaman yang baik dan kepercayaan terhadap konsumen.
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang
diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit
sebelum kredit tersebut disalurkan. Kriteria penilaian kredit yang harus dilakukan oleh bank
untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C
dan 7P. setiap bank pasti memiliki resiko dalam segala bidangnya baik investasi, pinjaman dan
lain-lain, jika bank hanya mengandalkan pendapatan dari sebuat investmen bank tersebut akan
kalah saing dan berkemungkinan bangkrut karena kredibilitas yang rendah dan tidak bisa
menghadapi resiko akan perputaran uang yang ada di industri,dalam hal tersebut menjadi bank
yang bagus dengan cara membuat perputaran utang/pinjaman yang baik dengan
mengelolalnya dengan sebaik mungkin akan resiko tersebut,dalam artikel tersebut di katakan
7 cara agar bank dapat menjadikan utang sebagai keuntungan bagi perbankan yg pertama
membuat bank menjadi the best in credit,membuat modal investai pada pinjaman
,membutuhkan jaminan akan bisnis tersebut,Pemerintahan,membuat resiko yang besar
menjadi kesempatan bagus,menyimpan kredit dalam jangka panjang,dealing with credits that
decline

2.
Pelaksanaan proses pengendalian risiko harus digunakan Bank untuk mengelola
risiko tertentu, terutama yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank. Pengendalian
risiko dapat dilakukan oleh Bank, antara lain dengan cara hedging, dan metode mitigasi risiko
lainnya seperti penerbitan garansi, sekuritisasi aset dan credit derivatives, serta penambahan
modal Bank untuk menyerap potensi kerugian. Penerapan Manajemen Risiko Bank sangat
bervariasi menurut skala, kompleksitas, dan tingkat Risiko yang dapat ditoleransi oleh Bank.
Dengan demikian, dalam menilai kualitas penerapan Manajemen Risiko perlu diperhatikan
karakteristik dan kompleksitas usaha Bank. Dalam menjaga Kredibilitas perbankan harus lah
ada pemikiran dan penyimpanan cadangan kas, dalam permainan bank yang berdasarkan
utang yang yg di berikan kepada industri, mengelola resiko-resiko tersebut dengan sebaik
mungkin dengan cara tersebut bank mampu menjadi yang baik dalam ratingnya dalam
memberikan pinjaman kepada industri yang di butuhkan ,namun memberikan pinjaman
kepada industri perlu adanya perhitungan dan resiko yang di tanggung oleh bank maka dari tu
perlunya memanajemn resiko yang ada agar menghasilkan keuntungan yang di dapat dari
memberi pinjaman tersebut dengan memutarkan kembali hasil yang di berikan konsumen
dengan sebaik-baiknya baik investasi jangka panjang maupun jangka pendek yang membuat
bank menjadi lancar,di indonesia perlu adanya pengelolaan menejemen perbankan yang baik
agar dana yang di berikan kepada nasabah dalam bentuk pinjaman tidak membuat bank
tersebut bangkrut karena tidak baiknya arus kas pada bank,hal tersebut yang membuat raiting
bank menjadi menurun dan industri tidak lagi mempercayai akan bank tersebut dalam
menangani pinjaman yang di berikan kepada konsumen.

3.
Setiap penyaluran kredit oleh bank tentu mengandung resiko, karena adanya keterbatasan
kemampuan manusia dalam memprediksi masa yang akan datang. Apalagi dalam situasi dan
kondisi lingkungan yang cepat berubah dan penuh ketidakpastian seperti sekarang ini. Setelah
bank memutuskan untuk memberikan kredit kepada debiturnya, bukan berarti bahwa tugas bank
sebagai perantara keuangan selesai sampai di situ, melainkan itulah awal mula tugas bank yang
sesungguhnya dalam penyaluran kredit. Bank senantiasa harus memantau kredit yang telah
disalurkannya. Apakah debitur benar-benar menggunakan kreditnya sesuai dengan permohonan
semula, atau digunakan untuk keperluan lain Di samping status dan kondisi jaminan, yang tidak
kalah penting untuk diperhatikan oleh bank adalah dalam cara pengikatannya. Pengikatan
jaminan kredit ini harus sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Hal ini berkaitan dengan
eksekusi jaminan, apabila kelak debitur ingkar janji (wan prestasi) atau tidak mampu melunasi
kreditnya. penjualan barang-barang yang dijadikan jaminan dalam rangka pelunasan utang.
Pelaksanaan likuidasi ini dilakukan terhadap kategori kredit yang memang benar-benar menurut
bank sudah tidak dapat lagi dibantu untuk disehatkan kembali atau usaha nasabah yang sudah
tidak memiliki prospek untuk dikembangkan. Proses likuidasi ini dapat dilakukan dengan
menyerahkan penjualan barang tersebut kepada nasabah yang bersangkutan. Sedang bagi bank-
bank umum milik negara, proses penjualan barang jaminan dan aset bank dapat diserahkan
kepada BPPN, untuk selanjutnya dilakukan eksekusi atau pelelangan .Membuat asuransi pada
pinjaman yang diberikan kepada konsumen dan melakukan observasi dalam pemberian pinjaman
kepada konsumen agar pinjaman dapat kebali kepada bank dan dapat di putarkan kembali kepada
indsutri yang membutuhkan pinjaman.
Take Home Assignment
Penganti Kuliah
Selasa, 16 Mei 2017

Manajemen Resiko Usaha

Ghina Khairun Nisa


141110166
6 MK-B Karyawan S1

Anda mungkin juga menyukai