Anda di halaman 1dari 21

abstrak

Secara umum seleksi penerimaan pegawai perusahaan (instansi) di


Indonesia mencakup beberapa tahap, yaitu psikotes, pengetahuan umum
dan khusus, kesehtan dan wawancara. Pola seleksi tersebut merupakan
contoh pola seleksi yang cukup lengkap. Tahapan diatsa tidk selalu urut,
bisa saja tes pengetahuan diawal, tetapi biasanya tes wawancara diakhir.
Psikotes bertujuan untuk mengetahui aspek psikologi peserta seleksi agar
perusahaan memperoleh tenaga kerja dengan karakter sesuai dengan
kebutuhan dan bidang kerja yang akn dijalani pegawai tersebut. Selain tes
tertulis, kadang psikotes dilakukan melalui wawancara oleh psikolog atau
konsultan SDM. Wawancara ini bertujuan sama dengan psikotes tertulis,
hanya si penguji ingin menangkap karakter peserta tes melalui komunikasi
verbal dan bahasa tubuh.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di sektor industri, saat ini semakin banyak perusahaan yang semakin
sadar untuk memanfaatkan jasa psikologi untuk merekrut pegawai baru, me-
maintain pegawai dan mempersiapkan masa pensiun pegawainya. Faktor
kecepatan, dan akurasi hasil sangat diperlukan perusahaan untuk melakukan
tindakan selanjutnya. Penggalian sifat, karakter dan kemampuan pegawai
maupun calon pegawai melalui psikologinya merupakan cara yang umum
digunakan saat ini.
Dewasa ini, hampir semua perusahaan menggunakan Phsicology
Test/Tes Psikologi atau psikotes/psikotest sebagai bagian dalam tahapan
penerimaan calon pegawai. Psikotest merupakan test psikologi seseorang
dimana dari hasil test itu dapat diketahui sifat orang yang ditest. Tes ini
sangat unik, tes ini tidak hanya menguji kemampuan dan pengetahuan
sesorang dalam bidang tertentu tetapi tes ini dapat menguji ketahanan,
kesabaran, ketelitian, kedisiplinan bahkan kejujuran seseorang dapat
diketahui melalui tes ini. Betapa pentignya tes psikologi tersebut untuk
mengetahui karakter dan kemampuan seseorang. Saat ini hampir semua
industry saat ini menggunakan psikotes sebagai salah satu tes penerimaan
calon pegawai, sehingga seseorang akan dinilai cocok atau tidaknya dengan
pekerjaan yang akan dihadapi.
Sekarang ini kita sebagai calon pegawai, sebaiknya kita mengetahui
lebih lanjut mengenai psikotes, cara mengahadapi tes psikotes. Selain itu
mulai sekarang sebaiknya perbanyaklah latihan mengerjakan soal psikotes.
Karena secara tidak langsung latihansoal psikotes dapat membangun karakter
kita sendiri.
B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, dibuatnya makalah ini bertujuan
untuk:
1. Menjelaskan pentingnya psikotes.
2. Menjelaskan macam macam tes psikotes.
3. Memberi contoh jenis-jenis psikotes.
4. Menjelaskan tips dan trik menghadapi tes psikotes.

C. Rumusan masalah
Pokok permasalahan yang akan dibahas disini adalah :
1. Apakah psikotes itu?
2. Bagaimana cara menghadapi psikotes?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengantar Psikotes
Psikotes berasal dari dua kata yaitu Phsicology yang artinya kejiwaan
dan tes yang artinya cara mengetahui kemampuan seseorang. Jadi psikotest
yaitu tes yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan seseorang dengan
cara menggali aspek psikologi orang tersebut. Dua kelompok besar aspek
psikologi yang bisa diukur dengan psikotes, yaitu aspek kognitif dan aspek
nonkognitif.
1. Aspek Kognitif
Aspek kognitif biasa disebut sebagai aspek piker. Orang biasa
menyebutnya sebagai tes kecerdasan atau tes IQ. Tes IQ memang
mengukur kecerdasan, tapi yang dapat diukur adalah kemampuan
kecerdasan secara umu seseorang dalam berbagai situasi. Sementara, ada
beberapa tes psikologi yang mampu mengukur aspek kognitif, tetapi
hanya dalam bidang-bidang tertentu seperti kecerdasan dalam bidang
numeric atau hitungan, dalam hal pemahaman cerita atau dalam hal
penalaran. Tes semacam ini biasanya disebut dengan tes bakat minat.
Tes yang mengukur aspek pikir, terbagi antara yang bersifat speed
test dan power test.
Speed Test
Speed test adalah berbagai jenis tes yang pengerjaanya dibatasi
dengan waktu. Speed test bertujuan untuk melihat kecepatan dan
ketepatan orang dalam bekerja. Menguji apakah seseorang dapat
mengerjakan banyak hal dengan benar dalam waktu yang singkat atau
apakah dia cenderung ceroboh, tidak teliti ketika waktu kerjanya
dibatasi. Umumnya, soal yang diberikan dalam tes ini berjumlah
banyak dan mudah. Namun karena waktu pengerjaanya singkat,
sebagian orang cenderung tergesa-gesa dan tidak cermat meskipun ada
juga orang yang dapat bekerja secara teliti.
Power Test
Tes konitif yang bersifat power tes tidak dibatasi oleh waktu.
Tujuan tes ini adalah untuk mengetahui kemampuan orang secara
maksimal dalam menyelesaikan suatu persoalan. Aspek yang dinilai
bukan lagi kecepatan dan kecermatan, melainkan kualitas jawaban
yang diberikan. Bisa saja soal yang diberikan hanya sedikit, tetapi
memerlukan kemampuan berfikir yang tinggi. Tujuanya, tentu untuk
melihat sejauh mana daya piker orang yang mengerjakan tes ini.
Aspek Non-Kognitif
Tes yang mengukur aspek non kognitif adalah tes yang hendak
melihat aspek kepribadian seseorang. Tes ini terbagi menjadi tes yang
bersifat proyektif dan tes yang bersifat objektif.
Tes bersifat Proyektif
Tes bersifat proyektif adalah tes yang bertujuan untuk melihat
unsure-unsur kepribadian yang mungkin tidak disadari ada dalam diri
seseorang. Soal yang diajukan dalam tes ini umumnya tidak terlalu
jelas dan ambigu. Bentuk tes umumnya berupa gambar-gambar yang
bentunya tidak jelas, atau beberapa tanda atau kalimat-kalimat yang
tidak lengkap. Orang yang menghadapi tes proyektif mungkin akan
diminta menyebutkan gambar yang dilihat dan diminta untuk
menjelaskanya, atau diminta untuk mengambar bebas atau melengkapi
gambar yang sudah ada.
Biasanya orang mengeluh tidak mampu menggambar ketika
diberi tes ini. Namun sesungguhnya bukan ketrampilan menggambar
atau bagus buruknya gambar yang dinilai. Penilainya lebih kepada
hal-hal yang bisa terungkap dari gambaran yang dibuat tersebut.
Kelebihan yan terdapat dalam tes proyektif ini adalah adanya
kesempatan luas bagi subjek untuk memberikan jawaban sebebas
mungkin. Dan hal itulah yang diharapkan dari subjek, yaitu agar dapat
memberikan jawaban sebebas-bebasnya dan sebanyak-banyaknya
sehingga aspek yang dapat diungkap bisa lebih banyak. Namun karena
dalam tes proyektif ini tidak ada standar penilaian baku, maka
penafsiran atas hasil tes antara ahli satu dengan ahli yang lain berbeda-
beda.
Tes bersifat objektif
Tes bersifat objektif biasanya berupa skala atau angket.
Bentuknya bermacam-macam. Ada tes non-kognitif bersifat objektif,
yang meminta subjek memilih salah satu dari dua jawaban. Pada tes
semacam ini, jawaban memang sudah isediakan, dan subyek diminta
untuk memilih jawaban sesuai dengan dirinya. Oleh karena itu
pelaksanaan tes semacam ini lebih mudah, begitu juga dengan
penilaianya. Penilaian bisa berupa penilaian jumlah jawaban yang
benar atau jumlah jawaban yang salah atau pemberian skor atas setiap
pilihan subjek. Misalnya jika tersedia empat jawaban a, b, c, dan
duntuk pilihan a subjek mendapat 4, untuk pilihan b subjek mendapat
3 dan seterusnya.
Meskipun pelaksanaan dan penilainya relative mudah, tes non-
kognitif bersifat objektif semacam ini tidak memberikan kebebasan
kepada mereka yang dites untuk memberikan keterangan seluas-
luasnya mengenai alasan memilih pilihan tertentu. Dengan kata lain,
subjek mungkin menghadapi kebingungan jika jawaban yang
disediakan tidak ada yang sesuai dengan dirinya. Akibatnya jawaban
yang diberikan tidak sesuai dengan kehendaknya.

B. Macam-macam Psikotes
Banyak tes psikologi yang digunakan untuk tes calon pegawai. Berikut
akan membahas jenis tes psikologi yang sering digunakan dalam tes calon
pegawai beserta tips dalam menghadapinya:
Tes Logika Aritmatika
Tes ini terdiri atas deret angka. Tes ini berfungsi untuk mengukur
kemampuan analisa seseorang dalam memahami pola-pola/
kecenderungan tertentu (dalam wujud deret angka) untuk kemudian
memprediksikan hal-hal lain berdasarkan pola tersebut. Tips untuk
menghadapi tes ini adalah :

Jangan terpaku pada deret hitung atau deret ukur perhitungan matematika
saja yaitu jangan terpaku pada 3 - 4 angka terdepan dalam deret namun
adakalanya anda melihat deret secara keseluruhan karena pola bisa
berupa urutan, pengelompokan berurutan maupun pengelompokan loncat.

Ingat keterbatasan waktu. Jangan terlalu asyik dan terpaku hanya pada
sebuah soal yang penasaran ingin anda pecahkan, lompati ke soal
berikutnya karena terkadang soal di bawahnya lebih mudah dipecahkan
dibandingkan soal sebelumnya.
Anda bisa melatih kemampuan anda ini dari buku-buku tes yang
terdapat materi deret hitung/deret ukur.

Contoh:
-
-

2. Tes logika Penalaran


Tes ini terdiri atas deret gambar baik 2 maupun 3 dimensi. Yang ingin
diukur dalam tes ini adalah kemapuan anda dalam memahami pola-
pola/kecenderungan tertentu (dalam wujud gambar) untuk kemudian
melakukan prediksi berdasarkan pola anda tersebut: Tips untuk menghadapi
tes ini adalah: konsetrasi, hati-hati dan teliti dalam setiap langkah
pengerjaanya. Karena bentuk-bentuk yang ditawarkan hampir serupa walau
tak sama. Contoh pada gambar dibawah :
Jawabanya adalah gambar pilihan 8
3. Analog Verbal Test
Tes ini terdiri atas 40 soal yang berisi sinonim/antonim/analog
suatu kata. Yang diukur dalam tes ini adalah kemampuan logika anda
terhadap sebuah kondisi, untuk melihat sejauh mana anda memahami
sebab-akibat suatu permasalahan. Tips dalam menghadapi tes ini adalah:
Apabila anda bermasalah dengan konsentrasi dan logika, anda bisa
mengatasinya dengan cara menghafal soal dan jawaban. Karena
kebanyakan soal yang digunakan dalam tes relative sama. Contoh tesnya:
- wanita : kebaya pria :
a. sepatu b. baju c. topi d. jas jawaban : d
- kubus : pyramid segiempat :
a. peti b. mesir c. pentagon d. segitiga jawaban : d

4. Kraeplien/pauli
Tes ini terdiri atas gugusan angka-angka yang tersusun secara
membujur (atas-bawah) dalam bentuk lajur-lajur. Peserta diminta untuk
menjumlahkan dua angka yang berdekatan dalam waktu tertentu di setiap
kolom dan menuliskan disampingnya. Yang diukur dalam tes ini adalah
konsistensi, ketahanan, sikap terhadap tekanan, kemampuan daya
penyesuaian diri, ketelitian sekaligus kecepatan dalam mengerjakan suatu
pekerjaan. Tips dalam menghadapi tes ini:
- Jangan menggunakan pensil mekanis dalam tes ini melainkan pensil
biasa atau pulpen saja, karena tes ini sangat terikat dengan waktu.
Pensil mekanis membutuhkan di-reload ketika ujung granitnya habis,
mekanisme ini membutuhkan waktu sekitar 0.5-1 detik. Apabila anda
melakukan reload dalam 10 lajur berarti anda telah kehilangan waktu
5-10 detik.
- Usahakan jumlah angka yang dijumlahkan di masing-masing kolom
stabil. Hasilnya akan lebih baik jika dibandingkan anda memaksakan
diri di awal tes namun tergopoh-gopoh di pertengahan dan akhir tes.
Kendalikan diri anda untuk menghemat tenaga.
- Jangan sekalipun melakukan cheating terhadap waktu maupun hasil
penjumlahan. Hal ini akan merugikan anda sendiri karena justru
untuk cheating anda akan membutuhkan waktu sekian detik untuk
memutuskan dan itu berarti membuang waktu dan memubuat grafik
penjumlahan anda tidak alami.
- Hal yang paling penting dari keseluruhan tes kraeplein adalah
konsentrasi. Terkadang anda akan merasa blank pada pertengahan
tes, namun anda harus bisa bangkit & fokus lagi pada tes. Untuk itu
kondisi fisik sangat berpengaruh. Usahakan tidak begadang dan
sarapan dahulu sebelum berangkat tes karena model tes ini sangat
menguras energy.
Contoh :
Pada deretan nomor dibawah, terdapat gugusan angka-angka. Peserta
diminta untuk menjumlahkan angka-angka tersebut keatas dalam waktu
yang sangat singkat. Kemampuan peserta dalam mengerjakan soal
tersebut pada tiap kolomnya akan berbeda-beda. Dengan melihat
perbedaan pencapaian soal yang telah diselesaikan dan perbedaan
ketelitian pengerjaanya akan mencerminkan ketahanan, ketilitian dan
keuletan seseorang dalam menyelesaian tugasnya.
9 6 8 5 3 6 4 3 2 4 7
6 6 4 3 2 4 6 8 9 5 6
4 2 1 4 6 3 8 9 0 6 9
7 5 4 3 7 2 2 4 6 3 6
7 8 9 7 6 5 6 7 5 2 3
8 7 6 5 6 7 8 7 6 8 7
8 7 6 5 6 1 8 9 9 6 9
7 7 7 6 2 5 4 6 9 3 5
9 6 7 7 8 9 9 8 7 5 6
5 1 5 6 5 8 9 9 9 8 8
6 5 3 6 5 4 3 2 3 9 4
6 7 8 4 9 8 6 5 4 3 3
5 9 6 7 8 9 9 2 8 6 7
6 4 3 3 5 6 8 8 6 5 5
5 2 8 8 4 6 8 8 5 4 4
3 2 3 4 4 3 2 1 1 1 3
5 7 8 5 9 6 8 9 7 9 5
3 6 8 9 7 2 2 5 4 7 2
7 8 6 3 6 8 0 5 3 9 5
8 8 7 4 3 3 4 6 8 8 9

5. Wartegg Test
Tes ini terdiri atas 8 kotak yang berisi bentukan-bentukan tertentu
seperti titik, garis kurva, 3 garis sejajar, kotak, dua garis saling
memotong, dua garis terpisah, tujuh buah titik tersusun melengkung dan
garis melengkung. Anda diminta menggambar kemudian menuliskan
urutan gambar yang telah anda buat, lalu menuliskan nomor gambar
mana paling disukai, tidak disukai, sulit dan mudah menurut anda. Yang
diukur dalam tes ini adalah emosi, imajinasi, intelektual dan aktifitas
subjek. Tips dalam menghadapai tes ini adalah :
- Urutan menggambar sebaiknya anda buat kombinasi antara sesuai
nomor dan acak. Misalnya 1,2,3,4 kemudian 8,7,6,5. Karena apabila
anda menggambar berdasarkan urutan 1,2,3,4,5,6,7,8 anda
dipandang HRD sebagai orang yang kaku/konservatif sedangkan
apabila anda menggambar secara acak misalnya 5,7,6,8,3,2,4,1 anda
akan dipandang HRD sebagai orang yang terlalu kreatif, inovatif dan

- Kalau anda bergender lelaki jangan mulai dengan nomor 5, karena


beberapa anggapan menyebutkan hal ini berpengaruh terhadap
orientasi seks anda.
Contoh dari wartegg test :

Contoh pengerjaanya :

6. Draw A Man Test (DAM)


Tes ini mengharuskan anda untuk menggambar sesorang, untuk
kemudian anda deskripsikan usia, jenis kelamin dan aktifitas orang
tersebut. Tes ini dipergunakan untuk mengatahui tanggung jawab,
kepercayaan diri, kestabilan dan ketahanan kerja. Tips dalam menghadapi
tes ini adalah:
- Gambarlah orang tersebut secara utuh mulai dari ujung kepala
sampai ke ujung kaki, termasuk detil muka seperti mata, hidung,
mulut dan telinga.
- Gambarlah orang tersebut dalam keadaan sedang melakukan
aktifitas, misalnya pak tani sedang membawa cangkul, eksekutif
muda sedang menenteng koper dsb.

7. Army Alpha Intelegent Test


Tes ini terdiri atas 12 soal yang berisi kombinasi deretan angka dan
deretan bentuk. Soal satu dengan yang lainya kadang terkait dengan soal
sebelumya. Yang diukur dalam tes ini adalah kemampuan daya tangkap
Anda dalam menerima dan melaksanakan instruksi dengan cepat dan
tepat. Tips dalam menghdapi tes ini adalah :
- Konsentrasilah kepada apa yang dikatakan narator, karena narator
tidak akan mengulang instruksi tersebut dan waktu yang diberikan
sangat terbatas.
- Sabar, jangan terburu menjawab, sebelum narator selesai
memberikan instruksi.
Contohnya :

dalam kotak dan coretlah angka genap yang berhuruf dalam lingkaran,
dan pada lembar jawaban akan diberikan gambar sebagai
berikut:

8. Menggambar Pohon
Tes ini terdiri atas tugas untuk menggambar pohon dengan kriteria:
berkambium (dicotyl), bercabang dan berbuah. Sehingga tidak
diperbolehkan kepada anda menggambar pohon jenis bambu, pisang,
semak belukar ataupun jenis tanaman monocotyl lainnya. Tips dalam
menghadapi tes ini adalah:
- Walaupun anda tidak begitu pandai dalam hal menggambar,
usahakan menggambar secara detil dan rinci setiap komponen dari
pohon tersebut seperti tangkai, bentuk daun, kerapatan daun, buah,
akar bahkan alur pohon.
- Untuk hasil yang lebih maksimal, fotolah pohon tersebut, pelajari
karakter jenis pohonya, kemudian latihlah kemampuan menggambar
anda dengan mengacu pada foto tersebut.

9. Edwards Personal Preference Schedule (EPPS)


Tes ini terdiri atas pilihan-pilhan jawaban yang paling
mencerminkan diri anda. Tes ini dipergunakan untuk mengetahui
seberapa besar motivasi, kebutuhan dan motif seseorang. Tips dalam
menghadapi tes ini adalah:
- Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur sesuai dengan kondisi anda,
setidaknya yang paling mendekati, karena pertanyaan akan berulang
di nomor-nomor berikutnya, sehingga apabila jawaban anda tidak
sinkron, hal ini akan merugikan Anda. Kejujuran anda terkait dengan
cerminan kesesuaian diri anda terhadap lowongan pekerjaan yang
anda lamar.
- Secara keseluruhan, tes EPPS ini memang paling sulit untuk di-
adjustment (diakali), namun setidaknya ada beberapa pertanyaan
yang bisa di-adjustment untuk disesuaikan dengan lowongan
pekerjaan yang anda pilihan. Misalnya ketika anda melamar menjadi
pegawai Bank, pilihlah jawaban-jawaban yang mencerminkan
kejujuran, keteraturan, kedisiplinan dan mampu bekerja dalam
teamwork.
- Karena sulitnya proses adjusment tehadap tes ini, jalan paling praktis
yang dapat ditempuh adalah memperbaiki diri (self improvement)
anda dalam segala hal, setup diri anda menjadi
seakan-akan seseorang profesional dalam setiap tingkah laku
keseharian anda seperti: jujur, tepat janji, tanggung jawab dan
disiplin. Karena cerminan pola pikir dan tingkah laku positif diri
anda, akan tertuang tanpa anda sadari dalam hasil tes.
Contoh Soalnya:
- A. Saya suka memuji orang yang saya kagumi
B. Saya ingin merasa bebas untuk melakukan apa saja yang saya
kehendaki
- A. Saya suka mengelakkan tanggung jawab dan kewajiban
B. Saya merasa bahwa dalam banyak hal saya kalah dibandingkan
orang lain
Kemudian anda diminta untuk memilih jawaban yang sesuai dengan diri
anda menurut anda sendiri.

C. Persiapan Menghadapi Psikotes


Anda yang pernah melamar pekerjaan, mungkin pernah menerima surat
undangan psikotes dari sbuah perusahaan. Anda yang belum pernah melamar
pekerjaan kemungkinan besar anda akan menerima undangan psikotes dari
sebuah perusahaan. Undangan ini biasanya memuat sebuah catatan kecil yang
biasanya tercantum dibagian bawah surat
istirahat secukupnya, usahakan makan pagi karena tes ini akan memakan

Psikotes merupakan bahn umum untuk melakukan seleksi karyawan.


Pada saat melamar pekerjaan, ada kemungkinan besar pada tahapan tertentu
anda diminta untuk dating dan mengikuti psikotes, entah didalam perusahaan
atau dikantor jasa psikotes. Sebetulnya tidak ada yang perlu dicemaskan
dengn psikotes, karena tujuanya adalah untuk membantu mencari kesesuaian
antara kepribadian, keyakinan dan kemmpuan anda dengan pekerjaan. Perlu
di ingat, pada perusahaan dengan reputasi baik biasanya tidak hanya
menggunakan psikotes sebagai satu-satunya cara untuk melakukan seleksi,
tetapi hanya bersifat sebagai alat bantu. Psikotes sebetulnya menguntungkan
kedua belah pihak yaitu perusahaan maupun karyawan. Menemukan orang
yang tepat merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh pihak pencari kerja.
Seleksi yang salah dapat menyebabkan kerugian, baik karyawan
maupun perusahaan yang bersangkutan. Dari sisi perusahaan, biaya seleksi
dan pelatihan untuk karyawan yang ternyata kurang sesuai, akan sangat
mahal, tidak efisien, dapat menurunkan motivasi. Ditambah lagi dengan biaya
untuk seleksi dan pelatihan orang yang akan menggantikan karyawan
tersebut. Dari sisi karyawan, terseleksi kedalam pekerjaan yang kurag sesuai
dengan bakat dan karakternya akan dapat menurunkan motivasi, mengurangi
kepuasan kerja, meningkatkan stress kerja dan gagal meningkakan karir.
Selanjutnya, Dapatkah psikotes dipersiapkan? Anggapan umum
mengatakan bahwa tidak ada persiapan khusus dalam menghadapi psikotes.
Anggpan ini memang benar, terutama untuk tes-tes dengan tipe tertentu,
seperti tes kepribadian, motivasi dan minat serta tes kemampuan umum.
Namun demikian ada beberpa hal yang perlu diperhatikan, setidaknya untuk
meningkatkan kesiapan anda:

Langkah pertama adalah rileks. Cobalah untuk beristirahat dengan baik


menjelang hari psikotes dan wawancara. Anda bisa menggunakan cara
anda sendiri yang biasa dilakukan supaya lebih rileks. Dan jangan lupa
sarapan pada hari H.

Datanglah lebih awal tetapi jangan terlalu awal. Datang lebih awal akan
membuat diri anda semakin resah. Dating lebih awal akan membuat diri
anda celaka (anda bisa hilang konsentrasi, salah mengerjakan, atau bahkan
ditolak).

Jangan melihat jawaban orang lain. Hal tersebut hanya akan menyebabkan
hasil anda bertentangan dengan kondisi pribadi anda yang sesunggguhnya.
Psikotes bukan tes sekolah, tidak ada jawaban yang salah dan benar,
meskipun dalam tes-tes kemampuan, kecepatan anda mengerjakan tes
merupakan factor yang berpengaruh. Jadi isilah apa adanya. Psikotes
memiliki pemetaan tersendiri. Artinya setiap tes ada tujuanya. Ada tes
ketelitian, kecermatan, kretivitas dn kecerdasn. Hal-hal seperti ini harus
diantisipasi dari awal. Jadi, persiapkan mental sejak awal.

Gunakan jam tangan saat psikotes. Sebagian besar tes memiliki batasan
waktu. Pergunakan waktu anda sebaik-baiknya. Dan sering setelah
psikotes anda diminta untuk langsung wawancara dan jangan sampai
terlambat dalam wawancara.

Mencoba beberapa tes di situs ataupun di buku, bukan untuk menjamin


anda lulus psikotes, tetapi setidaknya anda mengenali tipe-tipe tes.
Pesan-pesan tersebut adalah sedikit persiapan untuk meghadapi
psikotes. Namun, sebuah tes psikologi sebenarnya membutuhkan sebuah
spontanitas dan orisinalitas respon (jawaban) untuk bisa menggambarkan
kepribadian yang sebenarnya dalam diri anda. Profil pribadi anda ini berisi
kelemahan dan kelebihan yang anda miliki, dan dari kombinasi ini keputusan
mengenai anda dibuat. Jangan terlalu berkecil hati dalam menghadapi
psikotes, bisa jadi andalah yang sedang dicari-cari perusahaan.
PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI

Penilaian berbasis kompetensi mengarah pada penilaian ketercapaian


standar kompetensi dan kompetensi dasar yang kemudian dijabarkan dalam
beberapa indikator. Kompetensi dasar tersebut dibandingkan dengan standar
atau kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil penilaian berbasis
kompetensi adalah lulus dan belum lulus. Lulus berarti peserta didik telah
memiliki kompetensi dasar, yaitu sama atau lebih besar dari standar. Peserta
didik yang belum lulus berarti kemampuan yang dimiliki belum mencapai
standar.
Ciri ciri Penilaian Berbasis Kompetensi
Penilaian berbasis kompetensi memiliki ciri ciri sebagai berikut:
B Harus memenuhi prinsip prinsip dasar penilaian
C Harus menggunakan acuan dan patokan belajar tuntas
D Berorientasi pada kompetensi
E Terintegrasi dengan proses pembelajaran
F Dilakukan oleh guru dan siswa.
Prinsip prinsip Penilaian Berbasis Kompetensi
Dalam proses pelaksanaan evaluasi dengan sistem penilaian berbasis
kompetensi terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan, diantaranya
yaitu :
1. Valid : Penilaian berbasis kompetensi harus mengukur apa yang seharusnya
diukur dengan menggunakan alat yang dapat dipercaya dan sahih.
2. Keterbukaan : Penilaian berbasis kompetensi adalah penilaian yang dilaksanakan
secara terbuka, artinya guru sebagai evaluator bukan hanya berperan
sebagai orang yang memberi nilai atau kritik, akan tetapi siswa yang
dievaluasi perlu memahami mengapa kritik itu muncul, oleh sebab itu guru
harus terbuka melalui argumentasi yang tepat dalam setiap memberikan
penilaian.
3. Adil dan Obyektif : Penilaian harus adil terhadap semua siswa dan tidak
membeda-bedakan latar belakang siswa.
4. Mendidik : Penilaian harus memberi sumbangan yang positif terhadap
pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian ini dapat dirasakan sebagai
penghargaan yang memotivasi bagi siswa yang berhasil dan sebagai
pemicu semangat bagi siswa yang kurang berhasil.
5. Berkesinambungan : Penilaian dilakukan secara berencana, bertahap,
teratur, terus-menerus dan berkesinambungan untuk memperoleh
gambaran tentang perkembangan
kemajuan belajar siswa.
6. Bermakna :Penilaian hendaknya mudah dipahami dan mudah ditindak
lanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
7. Berorientasi pada Proses dan Hasil
Kriteria Penilaian berbasis Kompetensi
Generability, apakah kompetensi peserta tes (students performance) dalam
tugas yang diberikan tersebut dapat digeneralisasikan, dalam arti dapat
dibandingkan dengan tugas-tugas yang lainnya dalam kehidupan sehari-hari.
Authentic, apakah tugas yang diberikan tersebut sudah serupa dengan hal yang
sering dihadapinya dalam praktek kehidupan sehari-hari.
Multiple fact, apakah tugas yang diberikan kepada peserta tes sudah mengukur
lebih dari satu kemampuan yang diinginkan (more than one instructional
outcomes).
Teachability, apakah tugas yang diberikan merupakan tugas yang hasilnya
semakin baik karena adanya usaha mengajar guru dikelas.
Fairnes, apakah tugas yang diberikan sudah adil (fair) untuk semua peserta tes.
Feasibility, apakah tugas yang diberikan dalam penilaian ketrampilan memang
relevan untuk dapat dilaksanakan mengingat faktor-faktor seperti: biaya,
ruangan (tempat), waktu atau peralatannya.
Seorability, apakah tugas yang diberikan nantinya dapat diskor dengan akurat
dan realibel.
Bentuk Penilaian Berbasis Kompetensi, yaitu:
Penilaian berbasis kelas, yaitu penilaian yang dilakukan guru dalam rangka
proses pembelajaran. Penilaian ini bertujuan untuk menetapkan tingkat
pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan. Penilaian berbasisi kelas dapat dilakukan dalam bentuk
pertanyaan lisan di kelas, kuis, ulangan harian, tugas kelompok, ulangan
semester dan ulangan kenaikan kelas, laporan kerja praktikum
Tes kemampuan dasar, yaitu tes untuk mengetahui kompetensi dasar peserta
didik, terutama dalam membaca, menulis dan berhitung. Tes ini dilakukan
untuk perbaikan program pembelajaran (program remedial)
Ujian berbasisi sekolah, dilakukan pada akhir jenjang sekolah untuk
mendapatkan ijazah atau sertifikat.
Benchemarking, merupakan penilaian terhadap suatu pekerjaan, proses,
performence, untuk menentukan tingkat keunggulan dan keberhasilan.
Penilaian ini dilakukan untuk menentukan pringkat kelas, menentukan
klasifikasi kelas di suatu sekolah.
Penilaian portofolio, berisi kumpulan karya peserta didik yang tersusun secara
sistematis yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu
tertentu .
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Tidak ada istilah gagal dalam psikotes. Tes ini hanya menguji segala
kepribadian atau kemampuan anda. Jadi hasilnya adalah cocok atau tidak
cocok dengan criteria yang diinginkan perusahaan penyelenggara tes. Hal
ini disebabkan setiap perusahaan memiliki standar, ukuran, kebutuhan dan
syarat yang berbeda. Ketika hasil tes anda tidak cocok dengan keinginan
perusahaan, bukan berarti anda gagal total. Sangat besar kemungkinan
anda cocok diperusahaan lain. Jadi tetap optimis, berpikir positip dan
memiliki motivasi tinggi ntuk terus mencoba.
Tips menghadapi psikotes adalah :
- kondisikan diri anda dalam situasi yang kondusif, tenang dan jangan
panik terhadap apapun yang anda rasakan. Ketika anda panic, soal tes
itu akan terasa leih sulit.
- Jangan berpikir pesimis terhadap soal-soal psiotes yang dihadapi.
Tumbuhkan sikap optimis bahwa anda dapat mengerjakan soal
psikotes dengan baik.
- Ketika menjawab soal psikotes, usahakan untuk memilih jawaban
yang benar-benar mewakili diri anda sendiri.
- Jangan terpengaruh dengan jawaban orang lain. Ingat, hasil tes
psikologi merupakan cerminan bakat dan karakter diri sendiri.
- Bacalah semua intruksi soal dengan baik. Dan perhatikan juga waktu
pengerjaan soal.
Daftar Pustaka

Fauzi, Yurika dan Ida Viatrie, Diantini. 2006. Psikotes Untuk Pelamar Kerja.
Tangerang : PT. Kawan Pustaka
Zaman, Syaiul dan R. Helmi, Dyan. 2008. Memahami dan Mengerjakan Psikotes
Dengan Benar dan Tepat Waktu. Jakarta : Transmedia.
http://ggkarir.com/_karir.php?_karir=contoh-psikotes-1
http://www.divineperformance.com/contoh-soal-
psikotes/#
https://www.scribd.com/document/342691172/Penilaian-
Berbasis-Kompetensi
PERSIAPAN MENGIKUTI PSIKOTES DAN
TES BERBASIS KOMPETENSI

Mata Kuliah : Etika Bisnis


Disusun Oleh
Ghina Khairun Nisa 141110166
Rizki Handayani 141110162
Riva Ramadhan 151110197
Vita Andriani 15111

VI MK B-KARYAWAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESATUAN
BOGOR
2017

Anda mungkin juga menyukai