Anda di halaman 1dari 25

DESAIN PEMBELAJARAN

DICK AND CARREY


OLEH:
SARI RAHMAWATI

PRODI S2 PENDIDIKAN BIOLOGI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI GORORNTALO
TP. 2016/2017
DEFINISI DESAIN PEMBELAJARAN
Sebagai disiplin, membahas berbagai penelitian dan
teori tentang strategi serta proses pengembangan
pembelajaran dan pelaksanaannya.
Sebagai ilmu, menciptakan spesifikasi
pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta
pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas
pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan
mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai
tingkatan kompleksitas.
Sebagai sistem, sebagai pengembangan sistem
pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk
sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu
belajar
Jadi
Desain pembelajaran: praktek penyusunan
media teknologi komunikasi dan isi untuk
membantu agar dapat terjadi transfer
pengetahuan secara efektif antara guru dan
peserta didik.
Model Dick dan Carrey.
Desain pembelajaran sebagai metode sistematis bukan
pendekatan sitematis.
Memungkinkan PESERTA DIDIK belajar aktif
berinteraksi karena menetapkan strategi dan tipe
pembelajaran berbasis lingkungan atau situational
approach oleh Canale dan Swain (1980) memungkinkan
pembelajar bahasa (sebagaimana dinyatkan oleh
Sadtono, 1987) dapat mengoptimalkan kompetensi
komunikatif.
TUJUAN Model Dick and Carey

(1) Pada awal proses pembelajaran anak didik


dapat mengetahui dan mampu melakukan halhal
yang berkaitan dengan materi pada akhir
pembelajaran,
(2) Adanya pertautan antara tiap komponen
khususnya strategi pembelajaran dan hasil
pembelajaran yang dikehendaki,
(3) Menerangkan langkahlangkah yang perlu
dilakukan dalam melakukan perencanaan desain
pembelajaran
10 Langkah Desain Pembelajaran ala Dick and Carrey

1. Identify Instructional Goal (Mengidentifikasi tujuan umum


pengajaran)
2. Conduct Instructional Analysis (Melaksanakan analisis pengajaran)
3. Analyze Learners and Contexts (Mengidentifikasi tingkah laku
masukan dan karakteristik siswa)
4. Write Performance Objectives (Merumuskan tujuan performansi)
5. Develop Assesment Instrument (Mengembangkan butir-butir tes
acuan patokan)
6. Develop Instructional Strategy (Mengembangkan strategi
pengajaran)
7. Develop Instructional Strategy (Mengembangkan dan memilih
material pengajaran)
8. Design and Conduct Formative Evaluation of Instruction (Mendesain
dan melaksanakan evaluasi formatif,)
9. Design and Conduct Summative Evaluation (Merevisi bahan
pembelajaran)
10. Revise Instruction (Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif)
Gambar Model Dick and Carrey (1985)
9

1 4 5 6 7 8

10

3
1. Identify Instructional Goal (Mengidentifikasi tujuan umum
pengajaran)

Analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan


pembelajaran: menentukan apa yang diinginkan setelah
melaksanakan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran: analisis kebutuhan, kesulitan-
kesulitan dalam praktek pembelajaran, analisis atau
beberapa keperluan untuk pembelajaran aktual.
Dick and Carrey : Tujuan pembelajan untuk menentukan
apa yang dapat dilakukan oleh anak didik setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran.

Komponen-komponen tujuan menurut Degeng (1989),


Uno (1993) adalah audience, behavioral, conditions, dan
degree atau yang lebih mudah dikenal dengan sebutan
ABCD.
2. Conduct Instructional Analysis (Melaksanakan analisis pengajaran)

Menentukan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang disebut


sebagai entry behavior (perilaku awal/masukan) yang diperlukan oleh
warga belajar untuk memulai pembelajaran.

Keterampilan-keterampilan bawaan (subordinate skills). dikuasai


tidak diajarkan, sehingga pembelajaran menjadi tidak efektif
3. Analyze Learners and Contexts (Mengidentifikasi tingkah laku
masukan dan karakteristik siswa)

Keterampilan-keterampilan yang ada, yang lebih disukai, dan


sikap-sikap ditentukan berdasarkan karakteristik/setting
pembelajaran dan setting lingkungan tempat keterampilan
diterapkan
Aspek-aspek yang diungkap: bakat, motivasi belajar, gaya
belajar, kemampuan berfikir, minat, atau kemampuan awal.
4. Write Performance Objectives (Merumuskan tujuan
performansi)

Menurut Dick dan Carrey (1985), tujuan performansi terdiri atas;


a. Harus menguraikan apa yang akan dikerjakanoleh anak didik.
b. Menyebutkan tujuan, memberikan kondisi atau keadaan yang
menjadi syarat, yang hadir pada waktu anak didik berbuat,
c. Menyebutkan kriteria yang digunakan untuk menilai unjuk
perbuatan anak didik yang dimaksudkan pada tujuan.
Gagne, Briggs, dan Mager; fungsi performansi
objektif adalah;
a. Menyediakan sarana pembelajaran untuk
mencapai tujuan,
b. Menyediakan sarana berdasarkan kondisi belajar
yang sesuai,
c. Memberikan arah dalam mengembangkan
pengukuran atau penilaian,
d. Membantu anak didik dalam usaha belajarnya.
5. Develop Assesment Instrument (Mengembangkan butir-butir tes
acuan patokan)

Tes acuan patokan terdiri atas soal-soal yang secara langsung


mengukur istilah patokan yang dideskripsikan dalam sautu
perangkat tujuan khusus.

Manfaat hasil tes acuan patokan

1. Mendiagnosis dan menempatkan dalam kurikulum,


2. Menceking hasil belajar dan menemukan kesalahan
pengertian, sehingga dapat diberikan pembelajaran
remedial sebelum pembelajaran dilanjutkan,
3. Menjadi dokumen kemajuan belajar.
Emapat macam tes acuan patokan
(Dick and Carrey, 1985)

Test entry behaviour, untuk mengukur keterampilan pada


permulaan pembelajaran,
Pretes, mengetahui tujuan yang telah dirancang sehingga
diketahui sejauhmana pengetahuan anak didik terhadap
semua keterampilan yang berada di atas batas, yakni
keterampilan prasyarat.
Tes sisipan, menguji setelah satu atau dua tujuan
pembelajaran diajarkan dan menguji kemajuan anak didik,
Postest, mencakup seluruh tujuan pembelajaran yang
mencerminkan tingkat perolehan belajar
6. Develop Instructional Strategy (Mengembangkan strategi
pengajaran)

Strategi pembelajaran meliputi ; kegiatan prapembelajaran


(pre-activity), penyajian informasi, praktek dan umpan balik
(practice and feedback, pengetesan (testing), dan mengikuti
kegiatan selanjutnya.
Strategi pembelajaran berdasarkan teori dan hasil penelitian,
karakteristik media pembelajaran yang akan digunakan, bahan
pembelajaran, dan karakteristik warga belajar yang akan
menerima pembelajaran dalam mengembangkan strategi
pembelajaran yang interaktif.
7. Develop Instructional Strategy (Mengembangkan dan memilih
material pengajaran)

Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, produk:


petunjuk peserta didik, materi pembelajaran, dan soal-soal.
Materi pembelajaran meliputi : petunjuk untuk tutor, modul
untuk warga belajar, transparansi OHP, videotapes, format
multimedia, dan web untuk pembelajaran jarak jauh.
Pengembangan materi pembelajaran tergantung tipe
pembelajaran, materi yang relevan, dan sumber belajar yang
ada disekitar perancang.
Tiga pola untuk merancang atau menyampaikan
pembelajaran
1. Pengajar merancang bahan pembelajaran
individual, semua tahap pembelajaran
dimasukkan ke dalam bahan, kecuali pratest dan
pasca test.
2. Pengajar memilih dan mengubah bahan yang
ada agar sesuai dengan strategi pembelajaran,
3. Pengajar tidak memakai bahan, tetapi
menyampaikan semua pembelajaran menurut
strategi pembelajaran yang telah disusunnya.
8. Design and Conduct Formative Evaluation of Instruction
(Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif,)
Hasilnya adalah instrumen atau angket penilaian untuk
mengumpulkan data
Data-data yang akan diperoleh tersebut sebagai
pertimbangan dalam merevisi pengembangan pembelajaran
ataupun produk bahan ajar.

Ada tiga tipe evaluasi formatif : uji perorangan (one-to-one),


uji kelompok kecil (small group) dan uji lapangan (field
evaluation).
9. Design and Conduct Summative Evaluation (Merevisi
bahan pembelajaran)

Data yang diperoleh dari evaluasi formativ


dikumpulkan dan diinterpretasikan untuk
memecahkan kesulitan yang dihadapi peserta didik
dalam mencapai tujuan. Bukan hanya untuk ini,
singkatnya hasil evaluasi ini digunakan untuk merevisi
pembelajaran agar lebih efektif.
Dick and Carrey (1985), terdapat dua revisi yang
perlu dipertimbangkan, yaitu;
Revisi terhadap isi atau substansi bahan
pembelajaran agar lebih cermat sebagai alat
belajar, dan
Revisi terhadap cara-cara yang dipakai dalam
menggunakan bahan pembelajaran.
10. Revise Instruction (Mendesain dan melaksanakan
evaluasi sumatif)

Di antara kesepuluh tahapan desain pembelajaran di


atas, tahapan ke-10 (sepuluh) tidak dijalankan. Evaluasi
sumative ini berada diluar sistem pembelajaran model
Dick & Carey, (2001) sehingga dalam pengembangan ini
tidak digunakan.
KEKURANGAN DESAIN PEMBELAJARAN
DICK AND CARREY

1. Pembelajaran kaku, karena setiap langkah telah di tentukan


2. Tidak semua prosedur pelaksanaan KBM dapat di
kembangkan sesuai dengan langkah-langkah tersebut
3. Tidak cocok diterapkan dalam pembelajaran skala besar
4. Uji coba tidak diuraikan secara jelas kapan harus dilakukan
dan kegiatan revisi baru dilaksanakan setelah diadakan tes
formatif
5. Pada tahap-tahap pengembangan tes hasil belajar, strategi
pembelajaran maupun pada pengembangan dan penilaian
bahan pembelajaran tidak nampak secara jelas ada tidaknya
penilaian pakar (validasi).
6. Terlalu banyak prosedur yang harus dilakukan oleh guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran
KELEBIHAN DESAIN PEMBELAJARAN
DICK AND CARREY

Dasar untuk melakukan pengembangan perangkat


pembelajaran (bukan sistem pembelajaran), tahap-
tahap pelaksanaan dibagi secara detail dan
sistematik.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai