Rizky Puspasari ( 3301414099) Dani Prasetyo ( 3301414104) Mira Karina Justicia ( 3301414117) Ketimpangan Gender di Bidang Politik Pandangan stereotip bahwa perempuan tidak pantas berpolitik karena perempuan adalah penghuni dapur, tidak bisa berfikir rasional dan kurang berani mengambil resiko. Ketimpangan-ketimpangan gender dalam sosial budaya mengakibatkan jumlah perempuan yang mencapai jenjeng pendidikan yang lebih tinggi, lebih sedikit di bandingkan laki-laki. UU No. 2 Tahun 2009 Tentang perubahan atas UU No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik Pasal 2 Ayat (2) pendirian dan pembentukan partai politik sebagaimana yang dimaksud ayat (1) menyatakan 30% keterwakilan perempuan. Pasal 2 ayat (5) kepengurusan partai politik tingkat pusat sebagaimana dimaksud ayat (2) disusun dengan menyertakan paling sedikit 30% keterwakilan perempuan. Ketimpangan Gender Dalam Bidang Ekonomi
Kiprah laki-laki di dunia ekonomi diakui karena
mereka bisa masuk pada level penentu kebijakan dan duduk pada jabatan-jabatan strategis di kantor- kantor yang terkait dengan perekonomian. Perempuan belum banyak yang menduduki level itu, akibatnya kegiatan perempuan dibidang ekonomi yang berpusat pada keluarga dan dirinya sendiri meskipun menghasilkan bahkan menjadi penunjang hidup keluarga, tak diakui dan hanya dianggap sebagai pekerjaan sambilan. Upah perempuan lebih rendah daripada laki- laki untuk tanggung jawab yang sama besar karena perempuan diangap lajang, bukan kepala keluarga. Ketimpangan Gender Dalam Bidang Dunia Kerja Selama ini ranah domestik (Rumah tangga) selalu diasumsikan dunia perempuan dan ranah publik (dunia pekerjaan) diasumsikan sebagai dunia laki-laki. Ketimpangan Gender dalam Pendidikan Pendidikan yang pertama dan utama
KELUARGA
Agen untuk pembaruan-pembaruan
Dalam pendidikan formal kesetaraan perempuan jauh lebih rendah. Faktor kendala kesetaraan perempuan : 1. Proses sosialisasi peran gender membuat perempuan merasa berkewajiban memenuhi harapan budaya dan tradisi 2. Sistem nilai budaya dan pandangan keagamaan kurang mendukung kesetaraan perempuan dalam pendidikan Kesenjangan tampak pada rekrutmen tenaga pengajar atau guru pada tingkat Sekolah Dasar Faktor penyebabnya adalah : a. Stereotip pekerjaan bahwa guru adalah pekerjaan perempuan b. Jenjang pendidikan yang dibutuhkan tidak terlalu menuntut jenjang tertinggi untuk seorang guru SD Kesenjangan tampak pada rekrutmen tenaga pengajar atau guru pada tingkat SMA atau Perguruan Tinggi. Faktor penyebabnya adalah : a. Untuk menjadi guru SMA atau dosen diperlukan jenjang pendidikan tinggi b. Asumsi guru atau dosen harus memiliki kemampuan intelektual dan ilmiah yang tinggi Ketimpangan Gender dalam Bidang Hukum Dalam bidang hukum masih banyak pasal-pasal dalam aturam hukum
yang mendiskriminasikan perempuan.
Kebanyakanan perempuan kurangnya pendidikan yang dimiliki masih
buta terhadap aturan-aturan hukum.
Aturan-aturan hukum yang melindungi kaum perempuan sudah
diratifikasi, misalnya ;
o UU pengahapusan dikirminasi perempuan
o UU tentang marital rape atau tindak kekerasan dalam rumah tangga
Rekonstruksi Gender Pada Era Globalisasi
Konstruksi Gender
Suatu realitas yang dibangun dan diterima oleh
masyarakat tentang suatu sifat-sifat yang secara budaya diasosiasikan sebagai sifat yang harus dimiliki oleh perempuan atau laki-laki Sifat perempuan atau konsep feminitas yang dimiliki oleh perempuan adalah hasil konstruksi sosial budaya oleh masyarakat tertentu karena menyangkut apa yang pantas dan apa yang tidak pantas untuk perempuan dan laki-laki. Pada era globalisasi perempuan tidak lagi menjadi sosok yang penurut, manut, dan tetap diam di rumah, tetapi sudah mulai berorientasi ke luar, berpikir global menjadi perempuan bekerja dan mandiri. Perubahan itu diikuti dengan berbagai redefinisi umum yang terkait, misalnya ; o Komunitas Dunia Kerja o Institusi Kerja dan Institusi Rumah Tangga dalam pencarian identitas diri