Anda di halaman 1dari 30

dr. Jims Ferdinan P., M. Ked For., Sp.

Aulia Agristika - 1518012136


Farida Hakim Lamuhammad - 1518012191
Nindriya Kurniandari - 1518012210
Ratna Agustina - 1518012185
Ratu Balqis Anasa - 1518012167
Redopatra Asa Gama - 1518012170
TOKSIKOLOGI
?
Greek

Logos
Toxicos

The application of science
to law
- Saferstein
Terapan ilmu alam sebagai bukti tindak kriminal

Mendeteksi + identifikasi konsentrasi racun +


metabolit

Interpretasi temuan analisis tentang penyebab


kercaunan
KLASIFIKASI
Berdasarkan sifat kimia, fisik, dan pengaruhnya ke
tubuh

Racun Anorganik

Racun Organik

Racun Gas

Racun Lain
KLASIFIKASI
Berdasarkan cara kerja /efek yang ditimbulkan

Lokal

Sistemik

Lokal dan Sistemik


KLASIFIKASI
Berdasarkan cara masuk

Melalui kulit

Melalui Inhalasi

Melalui saluran cerna


1. DEFINI
SI
ALKOHO
L

JENIS

Metan Etan
ol ol
MEKANISME TOKSISITAS

Penghambatan transport ion Na+, K+- ATP ase

Blokade impuls listrik

Terganggunya sistem motorik dan


kemampuan berfikir

Kelainan tingkah laku hingga kematian


GEJALA KLINIS
Gejala
Gejala Awal Lanjut
Depresi SSP Asidosis
Metabolik
Sakit kepala Pandangan kabur
Pusing Hilang penglihatan total

Mual Napas dangkal

Koordinasi berkurang Sianosis

Bingung Takipneu
Intoksikasi berat Agitasi
stupor - koma
Stupor - Koma
Terhiru
p/ Terken Terken
Inhalas a Kulit a Mata
i
Iritasi selaput lendir Kulit kering Iritasi
Sakit kepala Gatal gatal Gangguan penglihatan
Telinga berdengung Iritasi kulit
Pusing
Sukar tidur
Nistagmus
Dilatasi pupil
Penglihatan kabur
Mual, muntah
Kolik abdomen
Sulit BAB
GEJALA KLINIS KERACUNAN ETANOL

Kadar 200 mg% mengakibatkan


Kadar 10-20 mg% terjadi banyak bicara, reflek menurun,
penurunan keterampilan tangan inkoordinasi otot-otot

Kadar 30-40 mg% terjadi Kadar 250-300mg%


penurunan ketajaman mengakibatkan penglihatan
penglihatan kabur,tidak dapat

Keterampilan mengemudi mulai Kadar 400-500mg%


menurun pada takaran mengakibatkan aktivitas motorik
mengkonsumsi 30-50 mg%, hilang,stupor atau
lebih jelas 150 mg% koma,pernafasan dangkal
PEMERIKSAAN KEDOKTERAN
FORENSIK
KERACUNAN METANOL

PEMERIKSAAN LUAR PEMERIKSAAN DALAM

Otak + Meningen

Lambung dan duodenum

Paru-paru

Ginjal

Vesica Urinari

Jantung
PEMERIKSAAN KEDOKTERAN
FORENSIK
KERACUNAN ETANOL

Akut Kronis
Kaku mayat + Pembusukan lebih
lambat
Mayat tidak khas
Kongesti konjungtiva jelas
PD tanda pembendungan,
darah encer, merah gelap
Bau alkohol tercium dari lambung

Dinding lambung hiperemis, isi berwarna


Otak + darah bau alkohol
cokelat

Edema otak jarang Mukosa lambung

Organ lain kongesti


Steatosis hati pada keracunan
alkohol akut

Pankreatitis pada konsumsi


alkohol kronik

Chirrosis hepatis pada konsumsi alkohol


kronik
Pemeriksaan penunjang
METANOL
Urin = metil alkohol + asam formiat (sampai 12
hari)
CT-Scan = nekrosis putamen bilateral.

ETANOL
Diagnosis pasti = pemeriksaan kuantitatif kadar alkohol
darah
Korban meninggal kadar alkohol dalam otak, hati,
atau organ lain atau cairan serebrospinalis.
tehnik modifiaksi mikrodifusi (Conway)
CT scan pada hari ke lima CT Scan Pre (A) dan Post kontras (B) pada hari ke 24
menunjukkan adanya perdarahan
menunjukkan hilangnya volume putamen secara bilateral
pada putamen
dan adanya lesi putamen dan subkortikal
Bebas

2. Sederha
na
SIANIDA
Komplek
s

Turunan
Patogene
sis

Eksposisi Toksokinetik Toksodinamik


Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Intoksikasi Sianida
Diagnosa Kasus
Keracunan Sianida

ANAMNESA

Konta Barang
k Gejala + bukti
tanda
PEMERIKSAAN JENAZAH
KASUS
KERACUNAN SIANIDA
PEMERIKSAAN LUAR PEMERIKSAAN DALAM

Bau Tanda asfiksia


Lebam Mayat Edema organ
Kelainan port d entre Kongesti paru
Perubahan kulit Dilatasi jantung kanan
Perubahan kuku Iritasi organ saluran cerna
Perdarahan berbintik Organ berwarna merah
(kornea dan terang
palpebra)
PEMERIKSAAN JENAZAH
KASUS
KERACUNAN SIANIDA
PEMERIKSAAN METODA ANALISA
TOKSIKOLOGI KIMIA

Spesimen lambung Uji Kertas Saring


Spesimen hati Reaksi Schonbein-
Spesimen otak Pagentecher
Spesimen paru Reaksi Prussian Blue
Spesimen limpa
Spesimen urin
Keracunan Sianida memberikan gambaran lebam mayat
yang berwarna kemerahan.
Diagnosis Banding
Keracunan Sianida

Keracunan
amonia

Paparan keracunan
Diphosgene klor

Keracunan
Ensefalitis
Etilen glikol
Tatalaksana
Prinsip penanganan keracunan:

Usaha mencegah absorsi racun lebih lanjut kedalam tubuh.

Usaha mengeluarkan racun yang telah diabsorbsi oleh tubuh

Pemberian antidotum

Terapi symptomatik

Perawatan umum
Terapi Keracunan Sianida
Penanganan ABC
Cuci lambung dengan larutan
natrium thiosulfat 5%
Cairan cuci lambung bisa dipakai
larutan kalium permanganat 0,1%
Keracunan dan hydrogen peroxide 3%
(diencerkan 1:5)
inhalasi Antidotum fisiologis : natrium nitrit
i.v, natrium thiosulfat i.v. Bisa
diberikan methylen blue apabila nitrit
atau thiosulfat tidak ada.
Baik nitrit atau methylen blue akan
merangsang pembentukan
Keracunan methemeglobin mengikat cyanide
tidak akan
ditelan mengikat/menginaktivasi enzym
oksidatif.
Artificial respiration
Terapi simptomatik
PROGNOS
IS
Gejala sedang = cukup
baik
Bila diterapi segera

Bila bunuh
diri/menenggak =
buruk!
THAN
K
YOU!

Anda mungkin juga menyukai