Anda di halaman 1dari 13

MIKROBA DALAM SUSU DI

PT. CISARUA MOUNTAIN DAIRY


(CIMORY)
Adec Iriani Cheristine H 1102014002
Agustin Susanti Putri 1102014005
Amalia Farahtika Srikandi 1102014016
Annisa Aprilia Athira 1102014029
Annisa Fitri Bumantari
Annisa Ulkhairiyah
1102014032
1102014034 A-4
Dwinta Anggraini 1102014080
Faisal Gani Putra Arlond 1102014089
Fildzah Fitriani 1102014100
Ayu Irma Suryani 1102011056
Sejarah PT. Cisarua Mountain Dairy atau yang lebih
dikenal dengan nama Cimory merupakan Industri

Cimory Pengolahan Susu (IPS) yang terletak di daerah pegunungan


di Cisarua, Puncak.

PT. Cisarua Mountain Dairy didirikan pada tahun


2006 dan merupakan salah satu anak perusahaan MACRO
Group, yang bergerak di dalam bidang pangan berbasiskan
empat protein alami terbaik yaitu
daging (PT. Macroprima Panganutama),
susu (PT. Cisarua Mountain Dairy),
telur (PT. Java Egg Specialities) dan
kacang kedelai (PT. Indosoya Sumber Protein).
Proses
Setelah susu diperas lalu susu tersebut dikumpulkan ke dalam Milk
Storage Tank di KUD Unit Tani. Susu dibawa ke IPS (Industri
Pengolahan Susu) dan diolah melalui proses-proses sebagai berikut:

pembuatan 1. Penerimaan Susu Segar Penyediaan susu segar sebagai bahan


dasar diambil dari Koperasi Unit Desa (KUD) yang sudah

susu
bekerjasama dengan perusaahaan susu tersebut.
Proses penerimaan susu segar dari peternak adalah sebagai
berikut :
mula-mula peternak mengumpulkan susu segar dalam milk can ke
pengumpul > dari pengumpul susu segar diangkut oleh truk
pengangkut susu segar menuju ke KUD > Sebelum susu segar
diterima oleh Pabrik Susu, terlebih dahulu dilakukan pengujian
terhadap kualitas yang meliputi: uji bakteriologis, uji fisis dan uji
organoleptis yang dilakukan oleh bagian Quality Assurance (QA) >
Susu segar yang telah dinyatakan release oleh QA segera dipompa
dari mobil tangki ke balance tank untuk menyeimbangkan aliran
dan mengukur volumenya > Setelah dari balance tank ,susu akan
disaring dengan duplex filter (agar benda-benda asing yang
mungkin terdapat dalam susu segar dapat tertahan dalam filter) >
selanjutnya dialirkan ke plate cooler untuk dilakukan proses
pendinginan.
2. Pendinginan 4. Mixing Tank : pemberian rasa pada
Dalam suhu rendah mikroba akan menjadi nonaktif, reaksi susu
enzimatis terhambat serta reaksi kimia yang menyebabkan
kerusakan dapat dicegah. 5. Homogenisasi: proses pemecahan
3. Pasteurisasi partikel-partikel lemak yangdikandung
Bertujuan untuk membunuh semua mikroba pathogen susu
yang dapat merusak susu serta menyebabkan penyakit pada bayi.
6. Dicampur gula sedikit lalu Dipanaskan
Mikroba pathogen yang banyak terdapat pada susu antara lain
Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit tuberkulosis, 7. Pasturisasi 90 derajat Celsius
Coxiella burnetti, penyebab penyakit Q fever, Salmonella, Shigella
sp., penyebab penyakit enterik seperti thypoid dan parathypoid, 8. Didinginkan kembali 4 derajat Celsius
serta Enterobacter sakazakii penyebab penyakit radang otak pada
bayi.
Pasteurisasi juga dimaksudkan untuk memperpanjang Setelah proses-proses tersebut, susu
daya simpan produk dengan cara menginaktivasi enzim yang siap dikemas ke dalam botol dan
terdapat dalam susu seperti lipase, fosfatase, peroksidase dan
disimpan di storage untuk kemudian
katalase. Pasteurisasi dilakukan secara kontinyu menggunakan suhu
tinggi dalam waktu singkat, atau disebut sistem HTST (High dipasarkan.
Temperature Short Time).
Susu merupakan bahan organik, dimana susu
sangat mudah sekali rusak. Kerusakan pada susu
diantaranya di sebabkan oleh bakteri, dan susu juga
merupakan salah satu media yang baik untuk
perkembangan bagi bakteri yang dapat menjadi sarana
potensial bagi penyebaran bakteri patogen sepanjang
penanganannya tidak memperhatikan kebersihan.
Pencemaran pada susu terjadi sejak proses
pemerahan, dapat berasal dari berbagai sumber seperti
kulit sapi, air, tanah, debu, manusia, peralatan, dan udara.
Air susu yang masih di dalam kelenjar susu dapat
dikatakan steril. Setelah keluar dari sapi dapat terjadi
kontaminasi, kontaminasi dapat terjadi dari mana-mana
yaitu dari ambing sapi, tubuh sapi, debu di udara,
peralatan yang kotor, dan manusia yang melakukan
pemerahan
Secara alami, susu mengandung
mikroorganisme kurang dari 5 x 103 per ml jika diperah
dengan cara yang benar dan berasal dari sapi yang sehat
(Jay 1996). Berdasarkan SNI 01-6366-2000, batas
cemaran mikroba dalam susu segar adalah Total Plate
Count (TPC) < 3 x 104 cfu/ml, koliform < 1 x 101 cfu/ml,
Staphylococcus aureus 1 x 101 cfu/ml, Escherichia coli
negatif, Salmonella negatif, dan Streptococcus group B
negatif. Beberapa bakteri seperti Listeria
monocytogenes, Camphylobacter jejuni, E.coli, dan
Salmonella sp. dilaporkan mengontaminasi susu dengan
prevalensi kecil.
Jenis E. coli
Bakteri patogen yang sering mencemari susu salah
Mikroba satunya adalah E. coli. Pada manusia, E. coli yang dapat
menyebabkan diare.
dalam susu Staphylococcus aureus

dan dampak Pada kasus keracunan setelah minum susu, S. aureus


sering dilaporkan sebagai penyebabnya. S. aureus

yang menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan mual,


muntah, dan diare.
ditimbulkan Bacillus sp.
Kelompok yang sering menjadi penyebab keracunan
setelah minum susu adalah B. Cereus. Kontaminasi B.
cereus dengan jumlah 104 cfu/ml berpotensi
menghasilkan toksin sehingga menimbulkan gejala
seperti mual dan muntah.
LANGKAH Kontaminasi pada susu dapat dikurangi antara lain
dengan menjaga kesehatan ternak, higiene susu, dan
PENGENDALIAN pasteurisasi (Jeffrey et al. 2009).
Kebersihan perorangan berperan penting pula dalam
mencegah keracunan setelah minum susu. Penerimaan bahan
baku harus memenuhi standar SNI susu segar. Selama
penanganan, susu ditempatkan pada suhu dingin dalam milk
can tertutup sehingga terhindar dari kontaminasi lingkungan.
Untuk susu segar yang telah memenuhi standar SNI,
proses penyimpanan dan pendistribusiannya sampai ke tangan
konsumen perlu diperhatikan. Penyimpanan harus dilakukan
pada suhu dingin sampai susu ke tangan konsumen karena
meskipun telah melalui proses pasteurisasi, susu masih
mengandung bakteri pembusuk. Bakteri pembusuk akan
berkembang pada suhu ruang. Oleh karena itu, susu pasteurisasi
harus disimpan pada kondisi dingin. Susu yang mengandung
mikroba >106 cfu/ml sudah terbentuk toksin yang dengan
pasteurisasi masih dapat bertahan hidup.
Jenis
Carpal Tunnel Syndrome pada pemerah susu sapi
Masalah yang biasa dirasakan oleh pemerah susu sapi antara

penyakit
lain keluhan nyeri pada tangan dan juga rasa lemah pada
otot-otot tangan, serta karena posisi statis yang cukup lama
dalam memerah susu yaitu posisi jongkok pemerah juga

yang mengeluhkan nyeri pada pinggang dan juga nyeri pada lutut.
Fisioterapi berperan dalam pelayanan kesehatan promotif

terdapat dan prefentif.


Kejadian Bruselosis pada peternak

pada Penyakit Anthrax


Anthrax merupakan salah satu zoonosis yang penting dan

pekerja sering menyebabkan kematian pada manusia.


Pengobatan: Pengobatan umumnya dilakukan dengan
menggunakan kombinasi antara antiserum dan antibiotika.
Antibiotika yang dipakai antara lain Procain Penisilin G,
Streptomisin atau kombinasi antara Penisilin dan
Streptomisin
Pencegahan Anthrax:
Tindakan pencegahan yang bisa diupayakan adalah
(1) bagi daerah yang masih bebas anthrax, tindakan
pencegahan didasarkan pada pengaturan yang ketat
terhadap pemasukan ternak ke daerah tersebut
(2) pada daerah enzootik anthrax, anthrax pada ternak
ternak dapat dicegah dengan vaksinasi yang dilakukan
setiap tahun. Pada sapi dan kerbau dosis 1 cc, pada
kambing, domba, babi dan kuda dosis sebesar 0,5 cc.
Vaksin diberikan secara injeksi subkutan.. Membuat
preparat apus darah yang diambil dari telinga pada
ternak yang mati secara tiba-tiba
(3) jika ternak mati karena anthrax, maka tidak boleh
dibuka bangkainya, tetapi diambil salah satu daun
telinga dan masukkan ke dalam kantong plastik serta
didinginkan jika mungkin, selanjutnya di bawa ke
laboratorium untuk didiagnosis. Bangkai langsung
dibakar atau dikubur sedalam 2 meter dan ditutup
kapur, kulit dan bulu penderita dimusnahkan
Pertolongan Untuk menghentikan muntah-muntah yang cukup
parah, obat antiemetik (antimuntah)

Pertama Hindari makanan padat karena bisa memperburuk


muntah, sebaliknya perbanyak minum cairan untuk

pada mencegah dehidrasi.


Setelah cairan tertangani dengan baik, selanjutnya
Keracunan adalah memberikan makanan pada pasien. Tapi

Susu
sebelumnya harus dipastikan mual dan muntah sudah
berhenti dahulu.
Bisa juga memberikan obat untuk menghentikan
diare, meskipun dalam banyak kasus tidak diperlukan
Daftar Suwito, Widodo. 2010. Jurnal Litbang Pertanian.
Bakteri yang sering mencemari susu: Deteksi, Patogenesis,

Pustaka
Epidemiologi, dan cara Pengendaliannya. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian.Yogyakarta.
Jeffrey, T., Lejeune, and P.J.R. Schultz. 2009.
Unpasteurized milk: A continued public health threat.
Food Safety. Clinical Infectious Dis. (48): 93100.
Group Cimory. 2016. http://cimory.com/our-
brands/fresh-milk/. Diakses tanggal 17 Mei 2017.
https://www.amazine.co/3512/tips-sehat-3-
tahap-menangani-kasus-keracunan-makanan-di-rumah/.
Diakses tanggal 16 Mei 2017.
http://directory.umm.ac.id/Data%20Elmu/pdf/mi
ninggu_14_PENYAKIT_BAKTERIAL_PADA_RUMINANSIA
_baru.pdf. Diakses tanggal 16 Mei 2017.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai