Tugas DR Sophiaa
Tugas DR Sophiaa
susu
bekerjasama dengan perusaahaan susu tersebut.
Proses penerimaan susu segar dari peternak adalah sebagai
berikut :
mula-mula peternak mengumpulkan susu segar dalam milk can ke
pengumpul > dari pengumpul susu segar diangkut oleh truk
pengangkut susu segar menuju ke KUD > Sebelum susu segar
diterima oleh Pabrik Susu, terlebih dahulu dilakukan pengujian
terhadap kualitas yang meliputi: uji bakteriologis, uji fisis dan uji
organoleptis yang dilakukan oleh bagian Quality Assurance (QA) >
Susu segar yang telah dinyatakan release oleh QA segera dipompa
dari mobil tangki ke balance tank untuk menyeimbangkan aliran
dan mengukur volumenya > Setelah dari balance tank ,susu akan
disaring dengan duplex filter (agar benda-benda asing yang
mungkin terdapat dalam susu segar dapat tertahan dalam filter) >
selanjutnya dialirkan ke plate cooler untuk dilakukan proses
pendinginan.
2. Pendinginan 4. Mixing Tank : pemberian rasa pada
Dalam suhu rendah mikroba akan menjadi nonaktif, reaksi susu
enzimatis terhambat serta reaksi kimia yang menyebabkan
kerusakan dapat dicegah. 5. Homogenisasi: proses pemecahan
3. Pasteurisasi partikel-partikel lemak yangdikandung
Bertujuan untuk membunuh semua mikroba pathogen susu
yang dapat merusak susu serta menyebabkan penyakit pada bayi.
6. Dicampur gula sedikit lalu Dipanaskan
Mikroba pathogen yang banyak terdapat pada susu antara lain
Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit tuberkulosis, 7. Pasturisasi 90 derajat Celsius
Coxiella burnetti, penyebab penyakit Q fever, Salmonella, Shigella
sp., penyebab penyakit enterik seperti thypoid dan parathypoid, 8. Didinginkan kembali 4 derajat Celsius
serta Enterobacter sakazakii penyebab penyakit radang otak pada
bayi.
Pasteurisasi juga dimaksudkan untuk memperpanjang Setelah proses-proses tersebut, susu
daya simpan produk dengan cara menginaktivasi enzim yang siap dikemas ke dalam botol dan
terdapat dalam susu seperti lipase, fosfatase, peroksidase dan
disimpan di storage untuk kemudian
katalase. Pasteurisasi dilakukan secara kontinyu menggunakan suhu
tinggi dalam waktu singkat, atau disebut sistem HTST (High dipasarkan.
Temperature Short Time).
Susu merupakan bahan organik, dimana susu
sangat mudah sekali rusak. Kerusakan pada susu
diantaranya di sebabkan oleh bakteri, dan susu juga
merupakan salah satu media yang baik untuk
perkembangan bagi bakteri yang dapat menjadi sarana
potensial bagi penyebaran bakteri patogen sepanjang
penanganannya tidak memperhatikan kebersihan.
Pencemaran pada susu terjadi sejak proses
pemerahan, dapat berasal dari berbagai sumber seperti
kulit sapi, air, tanah, debu, manusia, peralatan, dan udara.
Air susu yang masih di dalam kelenjar susu dapat
dikatakan steril. Setelah keluar dari sapi dapat terjadi
kontaminasi, kontaminasi dapat terjadi dari mana-mana
yaitu dari ambing sapi, tubuh sapi, debu di udara,
peralatan yang kotor, dan manusia yang melakukan
pemerahan
Secara alami, susu mengandung
mikroorganisme kurang dari 5 x 103 per ml jika diperah
dengan cara yang benar dan berasal dari sapi yang sehat
(Jay 1996). Berdasarkan SNI 01-6366-2000, batas
cemaran mikroba dalam susu segar adalah Total Plate
Count (TPC) < 3 x 104 cfu/ml, koliform < 1 x 101 cfu/ml,
Staphylococcus aureus 1 x 101 cfu/ml, Escherichia coli
negatif, Salmonella negatif, dan Streptococcus group B
negatif. Beberapa bakteri seperti Listeria
monocytogenes, Camphylobacter jejuni, E.coli, dan
Salmonella sp. dilaporkan mengontaminasi susu dengan
prevalensi kecil.
Jenis E. coli
Bakteri patogen yang sering mencemari susu salah
Mikroba satunya adalah E. coli. Pada manusia, E. coli yang dapat
menyebabkan diare.
dalam susu Staphylococcus aureus
penyakit
lain keluhan nyeri pada tangan dan juga rasa lemah pada
otot-otot tangan, serta karena posisi statis yang cukup lama
dalam memerah susu yaitu posisi jongkok pemerah juga
yang mengeluhkan nyeri pada pinggang dan juga nyeri pada lutut.
Fisioterapi berperan dalam pelayanan kesehatan promotif
Susu
sebelumnya harus dipastikan mual dan muntah sudah
berhenti dahulu.
Bisa juga memberikan obat untuk menghentikan
diare, meskipun dalam banyak kasus tidak diperlukan
Daftar Suwito, Widodo. 2010. Jurnal Litbang Pertanian.
Bakteri yang sering mencemari susu: Deteksi, Patogenesis,
Pustaka
Epidemiologi, dan cara Pengendaliannya. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian.Yogyakarta.
Jeffrey, T., Lejeune, and P.J.R. Schultz. 2009.
Unpasteurized milk: A continued public health threat.
Food Safety. Clinical Infectious Dis. (48): 93100.
Group Cimory. 2016. http://cimory.com/our-
brands/fresh-milk/. Diakses tanggal 17 Mei 2017.
https://www.amazine.co/3512/tips-sehat-3-
tahap-menangani-kasus-keracunan-makanan-di-rumah/.
Diakses tanggal 16 Mei 2017.
http://directory.umm.ac.id/Data%20Elmu/pdf/mi
ninggu_14_PENYAKIT_BAKTERIAL_PADA_RUMINANSIA
_baru.pdf. Diakses tanggal 16 Mei 2017.
Terima Kasih