Anda di halaman 1dari 28

Skrining kanker

leher rahim dengan


tes Inspeksi Visual
Asam Asetat
Maria Aprilla Weking
102012402

Fakultas Kedokteran UKRIDA


Jakarta 2016
KASUS 6

Dokter A di Puskesmas Warnasari melakukan


program pemeriksaan IVA dalam rangka
menemukan secara dini Ca serviks pada kelompok
wanita di lokasi tuna susila. Dari 500 orang yang
diperiksa, didapatkan 30 orang terdeteksi positif tes
IVA. Sampel yang terkumpul juga diperiksa dengan
PAPs smear yang lebih baik sensitivitasnya sebagai
gold standard. Setelah diperiksa lebih lanjut dengan
menggunakan PAPs smear ternyata dari yang
positif tes IVA hanya 6 orang dinyatakan sakit
kanker serviks dan yang tes IVA negatif ternyata
ada 3 orang yang dinyatakan sakit kanker serviks
Definisi Skrining
Suatu penerapan uji atau tes terhadap subjek yang tidak
menunjukkan gejala dengan tujuan mengelompokkan mereka
ke dalam kelompok yang mungkin menderita penyakit
tertentu

Skrining merupakan deteksi dini penyakit, bukan merupakan


alat diagnostik
Tujuan : menemukan penyakit secara dini untuk
memperbaiki prognosis
Manfaat skrining
Penemuan gejala penyakit secara dini akan lebih baik
dibandingkan dengan dalam waktu yang lama (deteksi
dini vs. Lead time)
Pencegahan sebelum terjadinya penyakit akan lebih baik
dibandingkan dnegan sudah terjadinya penyakit
(keuntungan vs. Risiko)
Pencegahan membutuhkan biaya yang lebih ringan
(efisiensi vs. Biaya)
Jenis Skrining

Mass screening : massal pada masyarakat tertentu


Selective screening : selektif berdasarkan kriteria tertentu
Case finding screening : upaya dokter/tenaga kesehatan untuk
menyelidiki suatu kelainan yang tidak berhubungan dengan
keluhan pasien yang datang untuk kepentingan pemeriksaan
kesehatan
Single disease screening : untuk satu jenis penyakit
Multiphasic screening : untuk lebih dari satu jenis penyakit
contoh pemeriksaan IMS; penyakit sesak nafas
Syarat Skrining
Penyakit tersebut merupakan penyebab utama kematian
dan atau kesakitan
Angka prevalensi penyakit tersebut tinggi pada populasi yang
akan diskrining
Terdapat sebuah uji yang sudah terbukti dan dapat diterima
untuk mendeteksi individu-individu pada suatu tahap awal
penyakit yang dapat dimodifikasi
Terdapat pengobatan yang aman dan efektif untuk
mencegah penyakit atau akibat-akibat penyakit.
Kriteria yang harus
diperhatikan
Harus tersedia
Tidak mahal
Mudah dilakukan
Mengakibatkan ketidaknyamanan atau tidak
Valid, reliabel, dapat digandakan
Validitas : memisahkan sehat-sakit
Reliabiltas: hasil yg sama/konsisten
Predictive values
Validitas
Sensitivitas: menentukan org sakit

Spesifisitas: menentukan org tdk sakit

Sakit Tidak Sakit Jumlah


a (Positif b (Positif
Positif a+b
Benar) Palsu)
c (Negatif d (Negatif
Negatif c+d
Palsu) Benar)
a+b+c+d
Jumlah a+c b+d (populasi)
Reliabilitas
1. Variasi pada Metode Pemeriksaan - tergantung stabilitas
instrumen alat harus dibakukan
2. Variasi didalam subyek / individu (biologis) - misal : hasil
pengukuran suhu tubuh pagi berbeda dengan siang dan
malam hari
3. Variasi intraobserver - misal : pembacaan hasil rontgen
pada waktu yang berbeda,hasil berbeda karena jenuh, lelah
& lingkungan
4. Variasi interobserver - misal : 2 radiologis mempunyai
interpretasi yang berbeda thd sebuah hasil rontgen
gunakan orang terlatih & motivasi tinggi
Predictive Values
Positive Predictive value: % PB diantara yang hasil test (+)

Negative Predictive value: % NB diantara yang hasil test (-)

Sakit Tidak Sakit Jumlah


a (Positif b (Positif
Positif a+b
Benar) Palsu)
c (Negatif d (Negatif
Negatif c+d
Palsu) Benar)
a+b+c+d
Jumlah a+c b+d (populasi)
Kanker
Serviks

Kanker serviks merupakan kanker ganas yang


terbentuk dalam jaringan serviks
Ada beberapa tipe kanker serviks
Squamous cell carcinoma (SCC), yang merupakan 80
hingga 85 persen dari seluruh jenis kanker serviks
Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) merupakan
salah satu faktor utama tumbuhnya kanker jenis ini
Epidemiologi Ca Cervix
Di seluruh dunia kanker paling mematikan kelima pada
wanita
Sekitar 80% kanker serviks terjadi di negara berkembang
Di indonesia angka kejadian kanker serviks di dapatkan dari
rekam medik Rumah Sakit Kanker Dharmais, pada tahun
2009 dan 2010 dengan prevalensi masing-masing 16,5%
dan 17,2% dan menempati urutan kedua dari 10 kanker
terbanyak pada rumah sakit tersebut
Gejala dan Tanda
stadium dini : tidak menunjukkan gejala atau tanda yang
khas
keputihan, perdarahan setelah hubungan intim suami istri,
perdarahan spontan setelah masa menopause (masa tidak
haid lagi), keluar cairan kekuningan yang berbau busuk
atau bercampur darah, nyeri panggul, atau tidak dapat
buang air kecil kemungkinan besar penyakit telah masuk
stadium lanjut
Etiologi

Virus HPV (Human Papiloma Virus) tipe onkogenik,


ditularkan melalui hubungan seksual (sexually
transmitted disease)
Wanita biasanya terinfeksi virus ini saat usia belasan
tahun sampai tiga puluhan, kankernya sendiri akan
muncul 10-20 tahun sesudahnya
Sebelum terjadinya kanker didahului lesi prakanker atau
neoplasia intraepitel serviks (NIS), biasanya memakan
waktu beberapa tahun kanker
Faktor Risiko

1) merokok,
2) hubungan seksual pertama usia muda
3) infeksi HIV,
4) infeksi klamidia,
5) faktor makanan,
6) kontrasepsi hormonal,
7) kehamilan multipel,
8) paparan terhadap hormon obat dietilstilbestrol, dan
9) riwayat keluarga kanker serviks.
Sasaran
Berdasarkan buku panduan pelaksanaan IVA dan SADANIS
oleh depkes tahun 2015 : perempuan yang berusia 20 tahun
ke atas, namun prioritas program deteksi dini di Indonesia
pada perempuan usia 30-50 tahun dengan target 50 %
perempuan sampai tahun 2019
Tes IVA dapat dilakukan kapan saja dalam siklus menstruasi,
termasuk saat menstruasi, dan saat asuhan nifas atau paska
keguguran. Pemeriksaan IVA juga dapat dilakukan pada
perempuan yang dicurigai atau diketahui memiliki ISR/IMS
atau HIV/AIDS
Tes IVA
Asam asetat : asam lemak jenuh (CH3COOH)
Asam asetat dioleskan perubahan osmotik jaringan
serviks - ruang ekstraseluler menjadi hipertonik difusi
osmotik, konsentrasi DNA inti akan meningkat
densitas intipun meningkat terjadi hambatan transmisi
cahaya sehingga permukaan epitel akan berwarna putih
Sel atipik , displastik dan neoplastik dengan jumlah kromatin
protein lebih banyak hiperkromasia, asam asetat dioleskan
koagulasi kromatin dan protein sel epitel tampak
opaque dan putih
kecurigaan kanker atau tidak : Jika ya, klien dirujuk , pemeriksaan IVA
tidak dilanjutkan . Jika pemeriksaan adalah dokter ahli obstetri dan
ginekologi , lakukan biopsy
Jika tidak dicurigai kanker, identifikasi Sambungan Skuamo kolumnar
(SSK). Jika SSK tidak tampak , maka : dilakukan pemeriksaan mata
telanjang tanpa asam asetat, lalu beri kesimpulan sementara, misalnya hasil
negatif namun SSK tidak tampak. Klien disarankan untuk melakukan
pemeriksaan selanjutnya lebih cepat atau pap smear maksimal 6 bulan
lagi.
Jika SSK tampak, lakukan IVA dengan mengoleskan kapas lidi yang
sudah dicelupkan ke dalam asam asetat 3-5% ke seluruh permukaan
serviks
Tunggu hasil IVA selama 1 menit, perhatikan apakah ada bercak putih
(acetowhite epithelium) atau tidak
Jika tidak (IVA negatif), jelaskan kepada klien kapan harus kembali untuk
mengulangi pemeriksan IVA
Jika ada (IVA positif) , tentukan metode tata laksana yang akan dilakukan
IVA vs Pap Smear
IVA adalah metode yang digunakan sebagai alternatif Pap
smear
range untuk sensitifitas dan spesifisitas IVA = 65-96 % dan 64-
98% , melebihi Tes Pap yaitu 83% dan 50,8% (Alliance for
Cervical Cancer Prevention)
Pap smear membutuhkan dokter ahli patologi, sedangkan IVA
bisa dilakukan oleh dokter umum, perawat atau bidan yang
terlatih
Metode skrining dengan teknik IVA ini cocok untuk daerah
terpencil IVA mempunyai peran dalam skrining kanker
serviks pada negara tertinggal dan menjadi alternatif teknik
untuk skrining karena sederhana, mudah, perlakukan cepat,
efektif, murah, dan hasilnya cepat diketahui
Pencegahan
Jalani pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang
cukup nutrisi dan bergizi
Selalu menjaga kesehatan tubuh dan sanitasi lingkungan
Hindari pembersihan bagian genital dengan air yang kotor
Jika anda perokok, segera hentikan kebiasaan buruk ini
Hindari berhubungan intim saat usia dini
Selalu setia kepada pasangan anda, jangan bergonta-ganti
apalagi diikuti dengan hubungan intim
Lakukan pemeriksaan pap smear minimal lakukan selama 2
tahun sekali, khususnya bagi yang telah aktif melakukan
hubungan intim
Jika anda belum pernah melakukan hubungan intim, ada
baiknya melakukan vaksinasi HPV
Promosi Kesehatan
Program Nasional Gerakan Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
dan Kanker Payudara oleh Ibu Negara. tanggal 21 April 2015 di Puskesmas
Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo, Provinsi DI Yogyakarta oleh Ibu Negara
Aplikasi Kasus
PAP SMEAR
JUMLAH
POSITIF NEGATIF
TES POSITIF 6 24 30
IVA NEGATIF 3 467 470
JUMLAH 9 491 500

Sensitivitas : a/ (a+c) = PB/ (PB + PP) = 6/(6+3) = 6/9 x 100% = 67,7 %


Spesifisitas : d/ (b + d) = NB / (NP + NB) = 467/491 x 100% = 95,11 %
Positive predictive value (PPV) : a/(a+b) = PB / (PB + NP) = 6/30 x 100% = 20 %
Negative Predictive Value (NPV) : d/(c+d) = NB/(NP+NB) = 467/470 x 100% =
99,36%
False Positive = b = 24
False Negative = c = 3
Kesimpulan
Skrining dapat didefinisikan sebagai pelaksanaan prosedur
sederhana dan cepat untuk mengidentifikasikan dan
memisahkan orang yang tampaknya sehat, tetapi
kemungkinan beresiko terkena penyakit, dari mereka yang
mungkin tidak terkena penyakit tersebut
Skrining kanker serviks melalui metode IVA tengah
digaungkan oleh sejumlah praktisi kesehatan, khususnya
yang tergabung dalam organisasi yang bekerja untuk
penanggulangan penyakit kanker
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai